Share

Satu persatu terkuak

Sesaat setelah memasuki restoran, Pak Adit menunjuk seorang pria sedang duduk menunggu. Kami pun berjalan menghampirinya dan setelah dekat Pak Adit berhenti lalu menyapa.

"Sudah lama, Pak?"

"Saya barusan sampai, Pak Adit!" jawabnya sambil bangun dan menyalami Pak Adit.

Astaga, ternyata klien Pak Adit ternyata dia, batinku shock.

"Mari silahkan duduk, Pak!" pinta lelaki paruh baya di depan kami.

Pak Adit mengangguk kemudian menoleh padaku lalu kami pun duduk bersebelahan. Pramusaji segera datang menghampiri, untuk bertanya dan mencatat apa yang mau dipesan.

"Kami pesan minuman aja, dua cappucino hangat," kata Pak Adit, aku terima saja tanpa membantah.

"Nggak pesan makan, Pak Adit?" tanya lelaki itu.

"Nggak, kami udah makan sebelum kesini," jawab Pak Adit menolak.

Setelah pramusaji itu pergi, kembali Pak Adit bicara. "Jadi, apa yang perlu kita bahas sekarang ini?"

Lelaki tua itu ingin menjawab tapi matanya kemudian melirikku. Pak Adit seolah mengerti lalu berkata. "Dia asisten
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status