Share

Tamu

Pagi ini suasana di kota Kudus serasa sejuk karena sisa hujan kemarin. Namun malah membuatku gerah. Rasanya aku ingin menenggelamkan kepalaku di kulkas supaya dingin.

“Kak, ada tamu,” ucap Ilham.

Tamu? Siapa yang pagi-pagi begini datang ke rumah? Aku tidak memiliki janji dengan siapapun. Kulihat ponselku, tidak ada satupun pesan yang masuk. Dengan tertatih aku membuka pintu kamar.

“Siapa, Ham?” tanyaku sambil mengikat rambut yang berantakan dengan karet gelang warna kuning. Senada dengan kaos yang kupakai, gambar Pikachu.

“Nggak tahu. Katanya teman kakak,” jawab Ilham sambil mengedikkan bahu.

“Bukan yang tadi malam, ‘kan?”

“Bukan, yang ini lebih muda. Lebih fresh.”

Kira-kira siapa yang datang sepagi ini? Mencurigakan sekali.

“Lebih muda? Memangnya yang kemarin udah tua?”

“Kalau yang kemarin itu udah gak muda, Kak. Mateng.”

Memang benar, sih, Pak Arfan lebih tua usianya. Namun, dia termasuk salah satu dosen muda di kampus. Nyatanya banyak wanita yang menggilainya, kecuali aku.

Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status