Share

Garam

Wajah ayah berubah menjadi pucat setelah membuka mejikom. Dilepaskannya centong hingga jatuh ke lantai. Kemudian menutup mejikom kembali.

Aku penasaran kenapa ayah sampai shock? Aku berdiri dan hendak membukanya, tetapi dilarang ayah.

“Jangan dibuka, kamu bisa pingsan!”

Tanganku urung membukanya meskipun penasaran. “Memangnya kenapa, Yah?”

“Astaghfirullah, Faiha!” Ayah meletakkan piringnya kembali dan duduk memegangi dadanya.

“Kenapa, Yah?” Faiha datang membawa setoples kerupuk.

“Nasinya masih mentah, Fai. Kamu lupa colokin, ya?”

Aku memegang mejikom di depanku, anget. Berarti sudah dicolokkan. Tapi kenapa nasinya masih mentah? Apa sudah rusak, ya?

“Udah, Yah. Tadi panas, kok,” jawab Faiha.

“Coba kamu lihat!” perintah ayah.

“Sepertinya aku lupa tekan cook, Yah. Apa aku belikan nasi saja di warung?” tanya Faiha.

“Ayah belum laper. Ya sudah, kamu taruh di belakang lagi. Ayah mau ngopi dulu.”

Aku mengambilkan secangkir kopi untuk ayah.

Byur! Ibra terkena semburan kopi dari mulut ayah.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
Ayah Syifa kocak............
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status