Share

Bab 79

Author: AliceLin
last update Last Updated: 2025-09-26 20:33:40
Sepeninggalan Alden, Sherin kembali menghunuskan sorot matanya lurus-lurus ke arah ayahnya. Lalu, dengan suara dingin yang tajam, ia berkata, “Kuperingatkan sekali lagi, Tuan Scarlet. Kalau kamu masih terus bertindak semena-mena padaku ataupun orang-orangku, aku benar-benar tidak akan memaafkanmu.”

Melihat keberanian gadis itu, David Scarlet merasa semakin murka. “Sepertinya Alden West sudah berhasil meracuni pikiranmu sampai-sampai kamu semakin berani melawanku,” desisnya.

Sherin mendengus. “Tidak usah menyalahkan orang lain kalau kamu sendiri tidak becus menjadi ayah yang baik," balasnya dengan sinis.

“Kamu …,” Bibir David bergetar. Telunjuknya teracung ke arah Sherin. “… benar-benar lancang!”

Sebelum pria itu menumpahkan amarahnya lagi, Sherin menukas dengan tegas, “Kalau kamu tidak bisa bicara baik-baik dan hanya marah-marah tidak jelas, sebaiknya kamu pergi dari sini. Jangan membuang-buang energimu dan waktuku!”

David menggeram. Ia kemudian mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya, s
AliceLin

Ada gak bapak kayak gini di dunia nyata? :`(

| 6
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Popy Try
bener banget kak harus di bumi hanguskan mereka
goodnovel comment avatar
AliceLin
wkwkwkwk mantap langsung dinobatkan kak wkwkwk
goodnovel comment avatar
AliceLin
sini kak kupinjamin sarung tinju hahaha
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 110

    Di lantai atas, Arnold berdiri tenang di balik pagar pembatas marmer, matanya mengikuti gerak-gerik Sherin. Istri kecilnya itu sedang asyik mencicipi setiap hidangan yang disajikan di stan bawah.Sudut bibirnya terangkat samar ketika melihat gadis itu tersenyum lepas setelah dapat menikmati setiap suapan dari suguhan lezat tersebut.“Makanan saja sudah cukup membuatnya bahagia,” gumam Arnold pelan, nyaris seperti bisikan pada dirinya sendiri. “Sepertinya cuma dia yang seperti itu.”Ia sempat menggeleng ringan, tetapi senyum tipisnya justru semakin lebar.“Apa ada sesuatu yang menarik perhatian Anda, King?”Sebuah suara familiar tiba-tiba menyapanya dari belakang. Wajah Arnold berubah datar dalam sekejap, lalu ia menoleh perlahan.Sorot mata biru Arnold yang dingin menghujam tajam pada sosok itu, membuat lawan bicaranya itu terdiam sesaat, seolah merasakan tekanan yang begitu kuat dari tatapannya.“Selamat malam, Tuan Jovan,” sapa Arnold tanpa mengubah ekspresinya. Nada suaranya terden

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 109

    “Ka-Kamu … bilang apa, King?” tanya Sherin dengan suara terdengar gugup.Manik mata biru pria itu di balik topengnya hanya memantulkan kilatan samar yang sulit diartikan. Akhirnya pria itu hanya menarik diri sedikit, menciptakan jarak di antara mereka, namun tetap menggenggam tangan Sherin seolah enggan melepaskannya.Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir Arnold. Hanya tarikan lembut dari genggamannya yang menjadi isyarat agar gadis itu terus melangkah bersamanya.Dengan dada yang masih berdebar kencang, Sherin akhirnya mengikuti langkah pria itu menuju ballroom utama. Denting lembut musik orkestra, kilau kristal dari lampu gantung, dan aroma parfum mewah yang memenuhi udara seolah menciptakan dunia tersendiri di sekitarnya.Begitu menapakkan kaki di dalam ruangan, semua mata sontak tertuju ke arahnya. Bisikan-bisikan kecil segera menyebar di antara kerumunan tamu.Bagi banyak orang, pemandangan pria misterius bertopeng yang berjalan berdampingan dengan wanita berparas can

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 108

    Potongan-potongan kenangan pahit berkelebat di kepala Sherin seperti film rusak yang berputar terlalu cepat—lampu pesta, sorot mata sinis, dan suara orang-orang yang menertawakannya.“Gadis keluarga mana itu? Memalukan sekali.”“Bisa-bisanya dia pakai gaun kuno seperti itu hadir di acara seperti ini. Apa dia tidak berkaca dulu sebelum datang?”“Dia itu putri sulung keluarga Scarlet. Ibunya sudah meninggal lama. Wajar kalau tidak ada yang bisa mengarahkan penampilannya.”“Gaun itu pasti peninggalan ibunya yang sudah mati itu. Kampungan sekali.”“Ah, pantas saja. Lihat mukanya saja sudah seperti orang berkabung. Pembawa sial.”Gelak tawa sinis menggema di telinga Sherin, menenggelamkan suara musik dan percakapan di sekitarnya. Dunia di hadapannya seolah memudar, berubah menjadi lingkaran wajah-wajah yang mencemoohnya tanpa henti.Dada Sherin terasa sesak. Ia memegangi sisi gaunnya yang kusam, mencoba menahan gemetar yang tak kunjung reda. Napasnya tersengal, pandangannya berputar, hingg

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 107

    Selang beberapa waktu kemudian, mobil yang ditumpangi Sherin telah tiba di depan gedung tinggi yang berdiri dengan megah, memantulkan cahaya malam dari kaca-kacanya yang berkilau. Hotel bintang lima itu malam ini telah menjadi pusat perhatian. Deretan mobil mewah berbaris di area lobi, sementara para tamu turun satu per satu dalam balutan gaun elegan dan setelan mahal. Sherin menahan napas, menatap suasana glamor itu dari balik kaca jendela. Rasa gugup merayap naik ke dadanya, membuat jemarinya tanpa sadar saling menggenggam erat di pangkuan. Gadis itu melirik ke samping, menemukan mata King masih terpejam erat. “King,” panggil Sherin pelan. Tidak ada jawaban. “Kita sudah sampai,” bisiknya lagi, sedikit lebih keras, diiringi helaan napas kesal. Pria itu tetap tidak bergerak, tetapi napasnya terdengar teratur seolah-olah dia benar-benar terlelap. Sherin mengerucutkan bibirnya, lalu kembali menarik napas panjang. Ia pun meraih lengan pria itu dan mengguncangnya sedikit

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 106

    Sepasang mata biru di hadapan Sherin tampak lebih gelap dari biasanya, memantulkan bayangan dirinya yang bergetar antara takut dan tidak percaya.Ada sesuatu yang bergejolak dari sorot mata pria itu seakan ingin menerkamnya. Tubuh Sherin menegang di tempat.Untuk sesaat, nalurinya memerintahkannya agar turun dari mobil itu dan pergi sejauh mungkin Akan tetapi, bayangan masa depan Clover yang berada di tangannya saat ini, memaksanya untuk tetap diam di tempat. Dengan gerakan lembut dan penuh kehati-hatian, Sherin menyingkirkan tangan King dari dagunya. Seulas senyuman tipis melengkung terpaksa di bibirnya sebelum akhirnya ia berkata, “Aku tidak tahu kalau kamu sangat suka bercanda, King.” “Bercanda?” Arnold mendengus dingin, lalu seringai kecil muncul di wajahnya. “Asal kamu tahu … apa pun yang meluncur dari bibirku tidak pernah tidak terwujud,” lanjut pria itu dengan nada rendah yang terdengar tegas, tetapi berhasil membuat tubuh gadis itu meremang.Sherin bisa merasakan jantungnya

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 105

    Arnold mengalihkan pandangannya sejenak, berusaha mengatur napas yang mendadak terasa berat.Untuk pertama kalinya, ia melihat Sherin tampil seanggun itu—begitu memikat hingga membuatnya terbius sejenak oleh pesonanya.Namun, meskipun hatinya terusik, egonya menolak untuk mengakui getaran yang sempat dirasakan saat ini.“Gaun yang bagus,” gumam Arnold akhirnya, dengan suara rendah namun terkendali—seolah sedang menilai karya seni, bukan perempuan yang nyaris membuatnya kehilangan kendali.Dari kursi pengemudi, Oliver yang mengenakan topeng venesia hitam hanya tersenyum tipis mendengar komentar tuannya atas gaun yang ia pilihkan untuk gadis itu. Oliver sebenarnya juga tidak menyangka, Sherin akan sangat pantas mengenakan gaun tersebut—bahkan jauh melampaui bayangannya ketika pertama kali memilihkannya.Malam ini gadis itu benar-benar terlihat berbeda. Aura lembut dan sederhana yang biasanya menyelimutinya kini berubah menjadi pesona yang memikat, nyaris berbahaya bagi siapa pun yang m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status