Share

Bab 80

Author: AliceLin
last update Last Updated: 2025-09-27 16:23:21
Mendengar ucapan David, Penelope tersenyum puas. Kekhawatiran yang sempat ia rasakan lenyap seketika, lalu ia mengangkat dagunya dengan angkuh.

“Benar! Dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri, David. Kita sudah terlalu membebaskannya selama ini sampai-sampai sekarang dia berani melawanmu tanpa takut sedikit pun. Anak durhaka seperti ini sepantasnya menerima ganjaran!”

Setiap kata Penelope terdengar seperti racun mematikan. Ia benar-benar tidak ingin melewatkan kesempatan untuk terus menekan Sherin. Kalau bisa, ia ingin gadis itu jatuh, hancur, dan menyesal karena sudah menantangnya.

Namun Sherin tidak tinggal diam. Tatapan matanya dingin, bibirnya melengkung sinis.

“Aku sungguh heran,” ujar gadis itu, pelan namun menusuk. “Apa dulu ibuku yang buta bisa memilih laki-laki sepertimu … atau sebenarnya kamu yang sudah menjebaknya?”

Ia berhenti sejenak, matanya menatap lurus ke arah David dengan penuh penghinaan.

“Tapi sekarang aku tahu. Ternyata … kamu sendiri yang terlalu bo
AliceLin

Panas banget rasanya wkwkkwk

| 6
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
AliceLin
hahahahaha
goodnovel comment avatar
Popy Try
di garuk sama escafator harusnya tuu biar gak menggatel ...
goodnovel comment avatar
AliceLin
gatal ya kak si ulat wkwkwk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 109

    “Ka-Kamu … bilang apa, King?” tanya Sherin dengan suara terdengar gugup.Manik mata biru pria itu di balik topengnya hanya memantulkan kilatan samar yang sulit diartikan. Akhirnya pria itu hanya menarik diri sedikit, menciptakan jarak di antara mereka, namun tetap menggenggam tangan Sherin seolah enggan melepaskannya.Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir Arnold. Hanya tarikan lembut dari genggamannya yang menjadi isyarat agar gadis itu terus melangkah bersamanya.Dengan dada yang masih berdebar kencang, Sherin akhirnya mengikuti langkah pria itu menuju ballroom utama. Denting lembut musik orkestra, kilau kristal dari lampu gantung, dan aroma parfum mewah yang memenuhi udara seolah menciptakan dunia tersendiri di sekitarnya.Begitu menapakkan kaki di dalam ruangan, semua mata sontak tertuju ke arahnya. Bisikan-bisikan kecil segera menyebar di antara kerumunan tamu.Bagi banyak orang, pemandangan pria misterius bertopeng yang berjalan berdampingan dengan wanita berparas can

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 108

    Potongan-potongan kenangan pahit berkelebat di kepala Sherin seperti film rusak yang berputar terlalu cepat—lampu pesta, sorot mata sinis, dan suara orang-orang yang menertawakannya.“Gadis keluarga mana itu? Memalukan sekali.”“Bisa-bisanya dia pakai gaun kuno seperti itu hadir di acara seperti ini. Apa dia tidak berkaca dulu sebelum datang?”“Dia itu putri sulung keluarga Scarlet. Ibunya sudah meninggal lama. Wajar kalau tidak ada yang bisa mengarahkan penampilannya.”“Gaun itu pasti peninggalan ibunya yang sudah mati itu. Kampungan sekali.”“Ah, pantas saja. Lihat mukanya saja sudah seperti orang berkabung. Pembawa sial.”Gelak tawa sinis menggema di telinga Sherin, menenggelamkan suara musik dan percakapan di sekitarnya. Dunia di hadapannya seolah memudar, berubah menjadi lingkaran wajah-wajah yang mencemoohnya tanpa henti.Dada Sherin terasa sesak. Ia memegangi sisi gaunnya yang kusam, mencoba menahan gemetar yang tak kunjung reda. Napasnya tersengal, pandangannya berputar, hingg

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 107

    Selang beberapa waktu kemudian, mobil yang ditumpangi Sherin telah tiba di depan gedung tinggi yang berdiri dengan megah, memantulkan cahaya malam dari kaca-kacanya yang berkilau. Hotel bintang lima itu malam ini telah menjadi pusat perhatian. Deretan mobil mewah berbaris di area lobi, sementara para tamu turun satu per satu dalam balutan gaun elegan dan setelan mahal. Sherin menahan napas, menatap suasana glamor itu dari balik kaca jendela. Rasa gugup merayap naik ke dadanya, membuat jemarinya tanpa sadar saling menggenggam erat di pangkuan. Gadis itu melirik ke samping, menemukan mata King masih terpejam erat. “King,” panggil Sherin pelan. Tidak ada jawaban. “Kita sudah sampai,” bisiknya lagi, sedikit lebih keras, diiringi helaan napas kesal. Pria itu tetap tidak bergerak, tetapi napasnya terdengar teratur seolah-olah dia benar-benar terlelap. Sherin mengerucutkan bibirnya, lalu kembali menarik napas panjang. Ia pun meraih lengan pria itu dan mengguncangnya sedikit

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 106

    Sepasang mata biru di hadapan Sherin tampak lebih gelap dari biasanya, memantulkan bayangan dirinya yang bergetar antara takut dan tidak percaya.Ada sesuatu yang bergejolak dari sorot mata pria itu seakan ingin menerkamnya. Tubuh Sherin menegang di tempat.Untuk sesaat, nalurinya memerintahkannya agar turun dari mobil itu dan pergi sejauh mungkin Akan tetapi, bayangan masa depan Clover yang berada di tangannya saat ini, memaksanya untuk tetap diam di tempat. Dengan gerakan lembut dan penuh kehati-hatian, Sherin menyingkirkan tangan King dari dagunya. Seulas senyuman tipis melengkung terpaksa di bibirnya sebelum akhirnya ia berkata, “Aku tidak tahu kalau kamu sangat suka bercanda, King.” “Bercanda?” Arnold mendengus dingin, lalu seringai kecil muncul di wajahnya. “Asal kamu tahu … apa pun yang meluncur dari bibirku tidak pernah tidak terwujud,” lanjut pria itu dengan nada rendah yang terdengar tegas, tetapi berhasil membuat tubuh gadis itu meremang.Sherin bisa merasakan jantungnya

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 105

    Arnold mengalihkan pandangannya sejenak, berusaha mengatur napas yang mendadak terasa berat.Untuk pertama kalinya, ia melihat Sherin tampil seanggun itu—begitu memikat hingga membuatnya terbius sejenak oleh pesonanya.Namun, meskipun hatinya terusik, egonya menolak untuk mengakui getaran yang sempat dirasakan saat ini.“Gaun yang bagus,” gumam Arnold akhirnya, dengan suara rendah namun terkendali—seolah sedang menilai karya seni, bukan perempuan yang nyaris membuatnya kehilangan kendali.Dari kursi pengemudi, Oliver yang mengenakan topeng venesia hitam hanya tersenyum tipis mendengar komentar tuannya atas gaun yang ia pilihkan untuk gadis itu. Oliver sebenarnya juga tidak menyangka, Sherin akan sangat pantas mengenakan gaun tersebut—bahkan jauh melampaui bayangannya ketika pertama kali memilihkannya.Malam ini gadis itu benar-benar terlihat berbeda. Aura lembut dan sederhana yang biasanya menyelimutinya kini berubah menjadi pesona yang memikat, nyaris berbahaya bagi siapa pun yang m

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 104

    Dengan bola mata yang membelalak lebar dan mulut yang sedikit menganga, Alden berkata dengan terbata-bata, “No-Nona … A-Anda….” Pria itu tak kuasa menahan decak kagum yang nyaris tak bersuara. Matanya tertahan oleh kecantikan yang terpampang di hadapannya. Ada pesona yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Bukan hanya Alden saja yang terkesima, tetapi bawahan yang berdiri di sampingnya juga ikut tercengang, tidak percaya jika wanita anggun yang berdiri di hadapan mereka adalah Sherin Scarlet, nona muda mereka yang biasa selalu berpenampilan sederhana. “Anda … membuat kami pangling, Nona,” gumam bawahan Alden, masih belum melepaskan pandangannya dari gadis itu. Melihat ekspresi kedua orang itu, Sherin justru mengira ada yang salah pada dirinya. Ia menunduk, memandangi gaun yang dikenakannya sambil meremas lembut ujung kainnya. “Kalian … kenapa? Apa saya terlihat aneh? Atau … saya tidak pantas memakai gaun ini?” tanya gadis itu dengan ragu. Alden tersentak, lalu menggeleng cepat. “

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status