Share

Ch. 11 LULUS

Penulis: Selfie Hurtness
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-11 22:18:04

"Selamat, Jo. Sabrina lulus!"

Tangan Ferdi terulur ke depan, bukannya langsung menjabat tangan sejawatnya, Jonathan malah menutup wajah dengan kedua tangan. Tangisnya pecah, ia terisak lirih sembari menutup wajah. Tangan yang tadinya menunggu dijabat, kini menepuk lembut baju Jonathan sembari tersenyum haru.

Setelah lima minggu di rawat intensif, akhirnya Sabrina bisa dibawa pulang setelah semua kondisinya stabil.

Bayi yang dulu sangat menyedihkan itu sudah nampak menggemaskan. Berat badannya naik cukup baik. Kini ia sudah tidak perlu menggunakan bantuan alat apapun.

"Udah dong! Malah nangis!" ejek Ferdi yang jujur ia sendiri haru dengan pencapaian Sabrina pada detik ini. "Kamu nggak mau jemput Sabrina? Udah siap dia ikut bapaknya pulang!"

Mendengar itu, Jonathan menurunkan tangan, ia mengusap air mata dan menganggukkan kepala dengan mantap.

"Dokter Reni udah kamu kabari? Seneng dia pasti cucunya udah boleh dibawa pulang."

Jonathan menggeleng, ia malah menatap Ferdi dengan tatapan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Itha Pohan
ah... terharu
goodnovel comment avatar
Ulum
luar biasa.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 147 Asa

    "Halo!"Joana tersenyum, ia segera bangkit menyambut adik iparnya itu. Joana merentangkan tangan, menyambut Asha dalam pelukannya. "Kenapa repot-repot segala sih, Sha?"Asha segera menggeleng cepat, "Tidak ada yang repot."Joana terkesan, ia beralih pada lelaki yang kini resmi menjadi bagian keluarganya juga."Duduk dulu, Jo!" sapa Joana sedikit kikuk, ia belum terlalu mengenal lelaki ini. Beruntung mereka datang bersama Danan, jadinya Joana bisa fokus menemani Asha mengobrol. Bisa dia lihat Asha sudah duduk di samping ranjang Abra, ia nampak menggoda keponakannya itu, membuat wajah Abra berubah cerah dengan tawa lepas. "Sabrina mana, Sha?" tanya Joana yang kini berdiri di sebelah kursi Asha. "Dijagain mama, Kak. Itulah kenapa kita cuma datang berdua. Nanti gantian papa sama mama ke sini kalo kami balik." jawab Asha beralih menatap Joana. "Kamu ada bayi, malah repot-repot sampai sini sih? Abra baik-baik aja, Sha. Do'ain cepet pulang, pulih dan--""Dan bisa main bola lagi, Tante!"

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 146 Obrolan Dewasa

    "Ada apa, Bang?"Jonathan melirik Danan, mereka duduk di kursi yang ada di pinggir kolam renang. Danan tidak langsung menjawab ia malah menghela napas panjang sembari merogoh saku. "Abang sambil merokok boleh, kan?" izinnya setelah bungkus rokok beserta korek sudah ada di atas meja. Jonathan mengangguk pelan, membuat Danan segera mengambil dan menyulut sebatang rokok. "Kamu beneran nggak merokok, Jo?" tanya Danan setelah menghembuskan asap rokok ke udara. "Dulu sekali pernah, Bang. Waktu SMP kali, ya? Sekarang udah nggak lagi." jawab Jonathan jujur. "Baguslah, Jo. Do'akan abangmu ini bisa berhenti juga." ucap Danan dengan senyum kecut. Jonathan tidak menanggapi, ia tahu ada hal yang lebih penting dari pembahasan soal rokok yang hendak Danan bicarakan padanya. Ia diam menantikan Danan bicara, entah mengapa, Jonathan yakin ini ada hubungannya dengan perubahan mimik wajah Danan saat di mobil tadi dan ... Jonathan menghela napas panjang, apakah ini ada hubungannya dengan adik iparny

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 145 Sambutan Hangat

    "Minta bikinin rumah sakit buat hadiah, Mas! Mayan nih punya rumah sakit sendiri."Seketika Danan membelalakkan mata, ia menatap Asha dari kaca mobil, nampak wajah itu tengah nyengir lebar dengan muka yang sangat menyebalkan.Sementara Danan membelalak, Jonathan malah terkikik di jok tempatnya duduk. Jauh di lubuk hati terdalamnya, ia setuju dengan usul istrinya. Siapa yang tidak ingin punya rumah sakit sendiri? Perihal saham di rumah sakit itu, biar papanya yang urus yang penting Jonathan punya rumah sakitnya sendiri. "Dikira bikin rumah sakit cukup satu-dua M apa? Kamu mau ngegorok leher abangmu sendiri?" gerutu Danan dengan wajah masam. Tawa Asha pecah, namun masih dia kondisikan agar bayi dalam gendongannya tidak terganggu atau bahkan sampai terbangun. Muka masam Danan berhiaskan senyum kecut sekarang, ia melirik Jonathan, hanya sekilas karena fokusnya kembali ke jalanan. "Setuju nih sama usul istrimu? Bunuh aja abangmu ini, Jo!" kelakar Danan yang membuat suasana dalam mobil t

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 144 Arrived

    "Aku jemput Asha sama Jo dulu." Joana hanya mengangguk, terlebih ketika Danan merengkuh dan menjatuhkan kecupan di puncak kepalanya. "Ati-ati, ya? Kabarin jangan lupa."Danan tidak menjawab, hanya mengangguk pelan sebagai jawaban dari permintaan yang Joana beri padanya. Tanpa membuang banyak waktu, ia segera melangkahkan kaki keluar, meninggalkan Joana yang hanya berdua saja dengan Abra. Kedatangan Asha dan Jonathan seperti kejutan untuknya, siapa kira pengantin baru itu mau jauh-jauh kemari hanya untuk melihat kondisi Abra? Senyum Danan terukir, ada banyak hal yang ingin dia ceritakan pada Jonathan nanti, terlebih semua perasaan lega yang kini ia rasakan. Ting! Kening Danan berkerut, siapa yang mengirimkan pesan untuknya ini? Apakah Joana? Ingin nitip sesuatu atau ... Danan segera merogoh saku celana, tersenyum ketika mendapati pesan itu masuk dari papanya. [ Langsung anter adekmu ke rumah, Nan. Kamar mereka udah siap. Kamu udah jemput kan ini? ]Dengan segera Danan mengetikkan

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 143 Manis (3)

    "Kalian mau berapa hari?" tanya Reni sembari menatap Asha yang tengah mempersiapkan barang bawaan. "Kata mas Jo sih cuma dua hari, Ma. Lusa kita udah balik kok." jawab Asha yang dengan lincah menyusun baju-baju ke dalam koper. "Nggak sekalian mau honeymoon? Ke Thailand kek, atau mana?"Ditanya begitu, tawa Asha pecah, ia menghentikan sementara aktivitas packingnya. Honeymoon? Agenda itu malah sama sekali belum terpikirkan oleh Asha, meskipun Jonathan sudah berulangkali mendesak, namun bagi Asha, ia perlu memikirkan tempat untuk menikmati momen spesial mereka setelah resmi menjadi suami-istri. "Belum tau mau kemana sih, Ma. Belum ada gambaran." jawab Asha apa adanya. "Ah kalian ini. Nanti kamu keburu hamil, Asha! Makin ribet nanti liburan kalian."Hamil! Wajah Asha memerah. Jujur ia rindu momen di mana tubuhnya akan membengkak sana-sini, sebuah kondisi yang entah mengapa di mata Asha dirinya terlihat jadi begitu seksi. Momen paling membahagiakan seumur hidup bagi Asha, meskipun du

  • Pesona Ibu Susu Kesayangan Tuan Duda   Ch. 142 Manis (2)

    "Udah tidur lagi?" Diana terkejut ketika mendapati Abra sudah kembali terlelap setelah beberapa saat yang lalu sadar. Nata hanya tersenyum, bangkit dari kursi yang ada di sebelah ranjang dan beralih ke sofa. "Kamu tahu apa yang dia katakan tadi?" pancing Nata yang seketika membuat Diana penasaran. "Apa? Memang dia ngomong apa?" Nata menarik napas panjang, ia menyandarkan tubuhnya di sofa, menatap lurus ke jendela kaca yang menampilkan pemandangan di luar gedung. "Tanya orang tuanya di mana. Dia takut mereka bertengkar lagi."Wajah Diana berubah. Antara raut sedih dan iba berbaur menjadi satu. Diana menundukkan kepala. Sedikit trenyuh anak sekecil Abra harus melihat secara langsung pertengkaran kedua orang tuanya, sebuah hal yang cukup traumatis dan tidak layak dilihat oleh anak-anak. "Kamu bilang apa?" kejar Diana berusaha menegarkan hati. "Aku bilang padanya kalau hal itu tidak akan terjadi lagi. Dia tidak akan melihat orang tuanya bertengkar lagi."Hening. Lidah Diana mendad

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status