Share

Hamil Duluan?

last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-26 14:45:48

Tiba-tiba Aksa sudah ada di sampingnya dan menatap Alina dengan tatapan penuh cinta?!

“Kamu mengenalnya?” tanya Aksa lagi pada Alina sambil menatap dua wanita di hadapan mereka.

Kakak Karin terkejut melihat Aksa. Meski berpenampilan sederhana, tapi Aksa terlihat gagah dan tampan.

“Dia ....” Kakak Karin mendadak tergagap saat melihat Aksa.

“Aku suami Alina. Kami ke sini untuk membeli cincin pernikahan kami, bukankah begitu, Sayang?” Aksa kembali menoleh pada Alina, remasan di pinggang Alina seolah menunjukkan jika Alina miliknya yang tak bisa diganggu.

Alina mengerjap. Dia hampir kehilangan kendali saat ini. Sentuhan Aksa dan panggilan ‘sayang’ dari Aksa membuat jantungnya berdegup.

Tepat saat itu pelayan toko juga datang dan meminta Aksa membubuhkan tandatangan pada kartu kreditnya untuk melanjutkan pembayaran.

Di saat yang sama, kakak Karin melihat kartu kredit yang dipakai Aksa, senyum miring kembali menghias di salah satu sudut bibir wanita itu. Senyum mengejek karena tahu suami Alina bukan orang kaya sebab membayar cincin menggunakan kartu kredit.

Wajahnya saja yang tampan, tetapi tidak kaya buat apa?

“Kamu masih mau membeli yang lain?” tanya Aksa, masih dengan suara yang lembut pada Alina.

“Tidak,” jawab Alina sambil menggelengkan kepala.

Setelah pelayan memberikan kartu kredit dan cincin yang dibeli Alina, Aksa mengajak Alina pergi dari sana tanpa pamit pada kakak Karin.

Aksa tetap menggandeng tangan Alina sampai membuat Alina tak berkutik dan pasrah.

Namun, gandengan tangan mereka terlepas ketika mereka memasuki area parkir mobil. Aksa juga kembali berjalan cepat meninggalkan Alina yang terpaku di tempatnya karena berusaha meredam dadanya yang masih bergemuruh.

Sadar Aksa sudah berjalan menjauh, Alina kembali berlari kecil mengejar Aksa.

Di dalam mobil, tidak ada yang bersuara.

Alina diam mengatur napas dan hatinya.

“Siapa tadi?” tanya Aksa dengan suara berat yang dingin.

“Hah?” Alina terkejut dan langsung menoleh pada Aksa. Dia melihat Aksa yang menatapnya dingin.

“Oh, dia kakak ipar adikku. Dia memang--” Belum juga kalimatnya selesai diucapkan, ponsel Alina berdering hingga membuatnya buru-buru mengambil ponsel di tas tangannya dan melihat siapa yang menghubungi.

“Dani.” Alina terkejut melihat Dani menghubunginya. Dia bergegas menjawab panggilan itu dan mengabaikan Aksa.

“Halo, Dan.” Alina langsung bicara saat menyentuhkan benda pipih itu ke telinga.

“Apa itu benar? Apa Kak Alina sudah menikah? Apa maksudnya itu? Kenapa aku tidak tahu?”

Alina kembali terkejut mendengar banyak pertanyaan Dani. Dengan tenang Alina membalas, “Akan aku jelaskan, jadi tenang dulu, ya.”

“Pulang! Temui aku di rumah!” perintah Dani dari seberang panggilan.

Alina hanya mengiakan, lalu kembali menoleh pada Aksa dengan ekspresi wajah canggung.

“Kamu keberatan tidak, kalau adikku ingin bertemu denganmu?”

**

Sesampainya di rumah, ternyata Dani sudah ada di rumah bersama Karin.

Dani mendapat informasi Alina sudah menikah dari kakak iparnya. Informasi itu jelas membuat Dani kesal karena Alina tidak memberitahunya sama sekali, bahkan tidak meminta izinnya seperti yang dikatakan Alina kemarin.

Alina tahu sang adik marah, untuk meredam kemarahan adiknya, Alina memperkenalkan sambil menjelaskan, “Ini Aksa, kami memang sudah menikah karena kami memang siap menikah,” ucap Alina meski rasanya tidak masuk akal, tetapi Alina tidak punya alasan yang tepat lagi.

Dani menatap curiga, mana mungkin sang kakak langsung menikah padahal sebelumnya berkata jika pernikahan itu masih baru rencana.

Namun, tiba-tiba sekarang Alina sudah memiliki suami, ini tak masuk akal untuknya.

“Kalau begitu, Kakak sudah berapa bulan?”

Berapa bulan? Apanya yang berapa bulan?

Bola mata Alina membola ketika mengerti maksud pertanyaan Dani, sedang Aksa hanya menatap datar Dani dan istri Dani di hadapannya.

“Apanya sudah berapa bulan?” tanya Alina memastikan. Dia panik jika yang dimaksud Dani lama hubungan antara dirinya dan Aksa, atau ….

“Kandunganmu. Kak Alina menikah terburu-buru karena hamil duluan, ‘kan?”

Alina melongo mendengar ucapan Dani, bagaimana bisa sang adik mengira dirinya hamil duluan?

Aksa masih tetap dengan pandangan datarnya dan sikapnya yang diam.

“Kakak tidak pernah memberitahuku jika memiliki kekasih, bahkan tiba-tiba menikah tanpa persetujuanku. Jika bukan karena hamil duluan lalu apa?” ungkap Dani menggebu, “Belum lagi, aku tidak tahu seperti apa pria yang Kakak nikahi,” Dani melirik Aksa. “Kenapa Kakak memutuskan masalah sebesar ini sendirian?!” Dani ingin menilai apakah pria itu layak untuk sang kakak atau tidak.

“Aku tidak akan menyerahkan Kak Alina ke sembarang pria, meski kalian sudah menikah tapi aku tidak akan mengizinkan begitu saja Kak Alina keluar dari rumah ini.” Dani bicara dengan sangat tegas dan kini memandang Aksa.

Alina tahu, Dani bersikap begini karena permintaan terakhir sang Mama sebelum meninggal. Sang Mama meminta agar Dani dan Alina harus saling menjaga satu sama lain, dan Dani sebagai seorang anak laki-laki harus melindungi sang Kakak dengan baik, membuat Dani berusaha bertanggung jawab meski usianya lebih kecil dari Alina.

Alina gelagapan dan bingung mendengar ucapan Dani, tapi Alina semakin dibuat bingung ketika Aksa kembali menggenggam tangannya. Alina menoleh pada Aksa yang terlihat menatap Dani.

“Aku ingin bicara berdua denganmu. Bisa keluar sebentar?” tanya Aksa.

Alina menatap Aksa dengan ekspresi wajah panik. Takut dan cemas jika keduanya bertengkar karena masalah itu.

Dani mengangguk menerima ajakan Aksa, lalu keduanya keluar dari rumah untuk bicara.

Kini tinggal Alina dan Karin yang ada di ruang tamu.

“Baguslah kalau Kak Alina sudah menikah, jadi bisa-bisa cepat pindah dari sini.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (17)
goodnovel comment avatar
Linda Aceng
diawal dah bikin geregetan, semoga endingnya bagus
goodnovel comment avatar
Huda Maulida
semoga Aksa pria baik
goodnovel comment avatar
Cut Ellida
crritanya mulai seru, ni
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tanda Terima Kasih

    Akhirnya kisah Alina dan Aksa berakhir. Jika ada kekurangan dalam kisah ini, aku mohon maaf sebesar-besarnya buat pembaca sekalian karena aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah. Next aku bakal rilis buku baru, jadi tunggu karyaku yang lain, ya. Terima kasih banyak atas semua dukungan kalian selama ini. Drop komen sebagai penyemangat buat aku, ya. Kalian yang terbaik.(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 5

    Semua berjalan dengan baik. Setiap orang dengan kebaikan kini hidup dengan damai.Ini sudah lima bulan setelah Jia melahirkan. Sore itu semua orang berkumpul di rumah Alina hanya untuk bercengkrama bersama sebagai satu keluarga.Alina memandang putranya dan yang lain bermain. Dia menghela napas pelan, lalu menoleh pada suaminya.“Sepertinya kita bisa membuka sekolah khusus karena punya anak-anak sebanyak ini,” ujar Alina dengan nada candaan.Semua orang langsung menoleh saat mendengar ucapan Alina.“Sepertinya itu ide bagus. Apa mau direalisasikan?” Kaira menanggapi serius ucapan Alina.Alina tertawa, lalu membalas, “Siapa yang mau jadi gurunya? Bisa-bisa tekanan darahnya naik duluan lihat keaktifan mereka. Belum lagi ini.”Alina memandang anak Jia yang ada di stroller.“Sudah benar di sekolahkan, jangan memberi ide membuat sekolah sendiri,” balas Jia.Semua yang di sana tertawa bersama.Alina melihat Aksa yang hanya diam. Dia menggenggam telapak tangan suaminya itu.“Memikirkan apa?”

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 4

    Saat siang hari. Daniel dan Jia menjemput Anya di sekolah.Anya sangat senang melihat Daniel dan Jia menjemputnya secara bersamaan. Anya sampai berlari kecil agar bisa segera menghampiri kedua orang tuanya itu.“Kok Mama dan Papa jemputnya barengan?” tanya Anya.“Ya, biar Anya senang,” jawab Daniel, “Anya senang?” tanyanya kemudian.Anya mengangguk-angguk.Jia dan Daniel saling pandang, lalu mengajak Anya segera masuk mobil.“Tadi Anya dapat nilai seratus waktu ulangan,” ucap Anya menceritakan kegiatannya seharian ini di sekolah.“Benarkah?” Jia menoleh pada Anya dengan senyum semringah. “Sepertinya Anya harus diberi apresiasi, benar tidak?” Jia kini menatap pada Daniel.“Tentu saja,” jawab Daniel, “Anya mau apa?” tanya Daniel seraya memandang pada bayangan Anya melalui pantulan kaca spion tengah.“Anya mau makan es krim,” jawab Anya penuh semangat.Jia dan Daniel mengangguk bersamaan. Mereka pergi ke kedai es krim.Mereka sudah duduk di kedai menikmati es krim yang dipesan. Jia dan D

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 3

    Jia dan Daniel melakukan inseminasi buatan setelah melakukan beberapa prosedur yang dokter jadwalkan.Hari ini, tepat dua minggu setelah inseminasi buatan dilakukan. Jia berada di kamar mandi seraya memegang testpack yang baru saja dicelupkan pada urine. Jia duduk di atas closet dengan perasaan cemas, hingga samar-samar garis merah mulai muncul di testpack.Satu, dua. Akhirnya dua garis merah muncul di alat itu. Jia sampai membungkam mulut karena terkejut dan masih tak percaya. Bahkan bola matanya kini terlihat berkaca-kaca.“Jia, bagaimana?”Jia mendengar suara Daniel di luar kamar mandi. Suaminya itu pasti tidak sabar dan cemas dengan hasilnya. Jia segera keluar dari kamar mandi. Dia melihat Daniel yang terlihat panik.“Bagaimana?” tanya Daniel karena melihat bola mata Jia berkaca-kaca.Jia awalnya memasang ekspresi biasa, tetapi setelahnya tersenyum lebar.“Berhasil, aku hamil.” Jia memperlihatkan testpack pada Daniel.Daniel memandang dua garis di alat itu. Dia benar-benar tak m

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 2

    Keesokan harinya. Daniel dan Jia menemui dokter untuk berkonsultasi. Mereka mendengarkan penjelasan dokter soal inseminasi buatan yang ingin Jia lakukan.“Jika kalian memang yakin untuk melakukan ini. Kita harus melakukan beberapa proses termasuk mengecek kondisi rahim dan kesehatan kalian masing-masing. Akan banyak tes yang harus dilakukan sebelum inseminasi, untuk memastikan prosesnya berjalan dengan lancar,” ujar dokter menjelaskan.Daniel dan Jia sudah mendengarkan tahapan yang harus mereka lakukan. Selain mengecek kondisi rahim, sperma pun harus dites, baru kemudian menentukan waktu ovulasi yang tepat.“Iya, Dok. Kami siap melakukannya,” ucap Jia penuh semangat. Dia berharap cara ini bisa mengobati kekecewaan Daniel.Daniel menatap pada Jia yang sangat antusias. Bukankah sudah seharusnya dia pun harus bersemangat karena yang mereka lakukan demi kebahagiaan mereka juga.“Baiklah. Saya akan menjadwalkan waktu tesnya. Saya sangat berharap kalian bisa mendapatkan apa yang kalian hara

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 1

    Tak terasa waktu cepat berlalu. Usia Elvano sudah menginjak satu tahun. Alina dan Aksa menjaga buah hati mereka dengan sangat baik, termasuk Arlo. Tidak ada satu pun yang mereka bedakan.“Sudah tidur?” tanya Alina ketika melihat Aksa keluar dari kamar Elvano.Aksa menyentuhkan telunjuk di permukaan bibir, memberi isyarat agar Alina tidak bicara atau Elvano akan bangun. Dia menghampiri sang istri, lalu menggandeng tangan Alina dan mengajaknya naik ke lantai atas.Alina menahan senyum. Dia mengikuti langkah Aksa menuju ke kamar.“Akhirnya.” Aksa tiba-tiba menghela napas lega. Dia kemudian memeluk Alina dari belakang.Alina tersenyum sambil mengusap lengan Aksa.“Dulu merawat Arlo sendiri tidak secapek ini, kenapa sekarang capek?” tanya Alina seraya melirik pada Aksa yang bergelayut manja di pundaknya.Aksa menghela napas pelan, lalu mempererat pelukan.“Dulu aku merawat sendiri, harus kuat dan tidak boleh mengeluh. Jadi, karena sekarang ada kamu, aku ingin mengeluhkan semua lelahku pada

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status