Share

Ipar Jahat

last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-26 14:46:38

Alina sangat terkejut mendengar ucapan Karin. Selama ini dia hanya mendengar ucapan itu secara tak sengaja ketika Karin berdebat dengan Dani, tetapi sekarang Karin bicara langsung padanya tanpa rasa canggung sama sekali.

“Mau Kak Alina hamil duluan atau tidak. Aku tidak peduli, yang terpenting Kak Alina segera pindah saja. Kak Alina tahu, ‘kan? Biaya hidup semakin tinggi, gaji Dani hanya cukup buat kebutuhan sehari-hari dan keperluanku, adanya Kak Alina di sini hanya menjadi beban saja. Jatahku harus dipangkas karena Dani juga ingin memberi Kak Alina gajinya!” Karin bicara dengan nada ketus, tanpa menunjukkan rasa sopan juga pada Alina Karin berbicara sambil melipat kedua tangan di dada.

Alina cukup terkejut mendengar Karin sekarang terang-terangan bicara seperti itu.

Sejak awal, Alina merasa Karin bukan wanita yang baik bagi Dani, tetapi dulu dia setuju Dani menikahi Karin karena sang adik sangat mencintai wanita itu. Sekarang firasatnya terbukti, Karin memang tak pernah menyukainya, pun Karin pernah baik kepadanya hanya saat di awal saja.

“Tenang saja, aku sudah menikah dan akan segera pindah,” ucap Alina menatap datar pada Karin.

“Ya bagus, kalau bisa hari ini juga pindah,” balas Karin sewot, “suami Kak Alina kerja, ‘kan? Bukan pengangguran? Jangan sampai nanti Kak Alina masih merepotkan kami kalau ternyata punya suami nggak bisa menafkahi. Aku nggak mau Kak Alina terus menggerogoti uang gaji Dani,” cibir Karin.

Karin tersenyum mengejek setelah menyindir. Tadi, dia memerhatikan pakaian Aksa yang biasa saja, belum lagi mobil yang dipakai juga mobil murah keluaran lama.

Alina menarik napas dalam lalu mengembuskan pelan untuk menahan emosi setelah mendengar perkataan Karin yang secara gamblang mengejeknya.

Selama ini dia mencukupi kebutuhannya menggunakan hasil penjualan pakaian di butik, tetapi Karin menuduhnya menggerogoti gaji Dani.

Miris sekali!

“Tenang saja, aku akan segera pergi dari sini.” Alina menatap tak suka karena sekarang Karin memperlihatkan wajah aslinya.

Lalu, Alina memilih beralih menatap dua orang pria yang saling berbicara di depan, menunggu Aksa berbicara dengan Dani.

Sekarang ia mulai cemas karena keduanya tak kunjung datang, hingga beberapa saat kemudian Dani dan Aksa kembali masuk.

Dani menatap Alina, kemudian berkata, “Jika Kakak mencintai Kak Aksa, aku merestui pernikahan kalian.”

Alina terkejut mendengar Dani setuju, lalu menoleh pada Aksa di samping Dani yang hanya diam.

“Aku tahu, ini yang terbaik untukmu, Kak,” ucap Dani lalu memeluk Alina.

Alina mulai penasaran dengan apa yang Aksa ucapkan sampai Dani bisa mengizinkan Alina. “Iya, kamu baik-baik, ya. Aku pindah hari ini,” balas Alina sambil mengusap punggung adiknya.

Cukup lama mereka berpelukan. Ternyata perpisahan ini sulit juga bagi Alina. Meskipun adiknya itu telah menjadi pria dewasa dan suami seseorang, baginya Dani tetap adik kecilnya, dan sekarang ia akan meninggalkan Dani.

Setelah berpelukan, Alina mengemas barang-barang penting miliknya yang mudah dibawa saat itu, lalu Alina pergi bersama Aksa, meninggalkan Dani dan Karin.

“Apa kita akan tinggal bersama Nenek?” tanya Alina lantas menoleh pada Aksa yang sedang menyetir.

“Tidak, kita akan tinggal di apartemenku,” balas Aksa tanpa menoleh pada Alina.

Alina hanya mengangguk lalu memilih diam tak bertanya lagi.

Tak lama, mereka sampai di sebuah komplek apartemen sederhana. Alina mengikuti Aksa, hingga sekarang mereka sudah masuk ke dalam unit apartemen Aksa.

“Aku masih punya banyak pekerjaan, jadi harus kembali ke kantor. Kamu bebas melakukan apa pun di sini, yang penting tidak merusak dan jangan berantakan.” Dagu Aksa menunjuk kulkas dua pintu, “Di dapur ada bahan makanan jika kamu ingin masak.”

Alina menoleh pada Aksa, lalu menganggukkan kepala.

Setelah mengatakan beberapa hal lagi tentang unit apartemennya dan membicarakan soal perjanjian pernikahan kontrak mereka, Aksa menyuruh Alina untuk tidak perlu menunggunya karena Aksa akan pulang larut malam. Aksa pergi meninggalkan Alina sendirian.

Alina memandangi unit apartemen itu, meski tidak mewah tetapi apartemen itu terlihat nyaman. Alina berjalan memasuki apartemen Aksa, lebih memerhatikan sekeliling apartemen.

Ada dapur yang langsung terhubung dengan ruang makan, di samping ruang makan juga ada satu sofa besar yang menghadap sebuah televisi dengan layar yang sedikit besar. Tidak banyak barang di dalam unit apartemen itu, membuat Alina yakin Aksa adalah orang yang sangat sederhana.

Lalu, Alina membalikkan tubuhnya, untuk memerhatikan lagi sisi apartemen yang lain hingga ia dihadapkan pada dua pintu.

Alina membuka kedua pintu itu dan baru menyadari kalau di apartemen ini hanya ada satu kamar.

Sekarang Alina bingung. Kalau hanya ada satu kamar … itu berarti … di mana Alina bisa tidur?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (12)
goodnovel comment avatar
Ade Saragih
iparnya jahat
goodnovel comment avatar
Maria Margaretha Lahapo
cara Aksa melakukan ini ke Alina karena dia ingin mengenal dan mengetahui seperti apa wanita pilihan sang nenek...
goodnovel comment avatar
Yati Darmawan
tidur sama Aksa ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tanda Terima Kasih

    Akhirnya kisah Alina dan Aksa berakhir. Jika ada kekurangan dalam kisah ini, aku mohon maaf sebesar-besarnya buat pembaca sekalian karena aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah. Next aku bakal rilis buku baru, jadi tunggu karyaku yang lain, ya. Terima kasih banyak atas semua dukungan kalian selama ini. Drop komen sebagai penyemangat buat aku, ya. Kalian yang terbaik.(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 5

    Semua berjalan dengan baik. Setiap orang dengan kebaikan kini hidup dengan damai.Ini sudah lima bulan setelah Jia melahirkan. Sore itu semua orang berkumpul di rumah Alina hanya untuk bercengkrama bersama sebagai satu keluarga.Alina memandang putranya dan yang lain bermain. Dia menghela napas pelan, lalu menoleh pada suaminya.“Sepertinya kita bisa membuka sekolah khusus karena punya anak-anak sebanyak ini,” ujar Alina dengan nada candaan.Semua orang langsung menoleh saat mendengar ucapan Alina.“Sepertinya itu ide bagus. Apa mau direalisasikan?” Kaira menanggapi serius ucapan Alina.Alina tertawa, lalu membalas, “Siapa yang mau jadi gurunya? Bisa-bisa tekanan darahnya naik duluan lihat keaktifan mereka. Belum lagi ini.”Alina memandang anak Jia yang ada di stroller.“Sudah benar di sekolahkan, jangan memberi ide membuat sekolah sendiri,” balas Jia.Semua yang di sana tertawa bersama.Alina melihat Aksa yang hanya diam. Dia menggenggam telapak tangan suaminya itu.“Memikirkan apa?”

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 4

    Saat siang hari. Daniel dan Jia menjemput Anya di sekolah.Anya sangat senang melihat Daniel dan Jia menjemputnya secara bersamaan. Anya sampai berlari kecil agar bisa segera menghampiri kedua orang tuanya itu.“Kok Mama dan Papa jemputnya barengan?” tanya Anya.“Ya, biar Anya senang,” jawab Daniel, “Anya senang?” tanyanya kemudian.Anya mengangguk-angguk.Jia dan Daniel saling pandang, lalu mengajak Anya segera masuk mobil.“Tadi Anya dapat nilai seratus waktu ulangan,” ucap Anya menceritakan kegiatannya seharian ini di sekolah.“Benarkah?” Jia menoleh pada Anya dengan senyum semringah. “Sepertinya Anya harus diberi apresiasi, benar tidak?” Jia kini menatap pada Daniel.“Tentu saja,” jawab Daniel, “Anya mau apa?” tanya Daniel seraya memandang pada bayangan Anya melalui pantulan kaca spion tengah.“Anya mau makan es krim,” jawab Anya penuh semangat.Jia dan Daniel mengangguk bersamaan. Mereka pergi ke kedai es krim.Mereka sudah duduk di kedai menikmati es krim yang dipesan. Jia dan D

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 3

    Jia dan Daniel melakukan inseminasi buatan setelah melakukan beberapa prosedur yang dokter jadwalkan.Hari ini, tepat dua minggu setelah inseminasi buatan dilakukan. Jia berada di kamar mandi seraya memegang testpack yang baru saja dicelupkan pada urine. Jia duduk di atas closet dengan perasaan cemas, hingga samar-samar garis merah mulai muncul di testpack.Satu, dua. Akhirnya dua garis merah muncul di alat itu. Jia sampai membungkam mulut karena terkejut dan masih tak percaya. Bahkan bola matanya kini terlihat berkaca-kaca.“Jia, bagaimana?”Jia mendengar suara Daniel di luar kamar mandi. Suaminya itu pasti tidak sabar dan cemas dengan hasilnya. Jia segera keluar dari kamar mandi. Dia melihat Daniel yang terlihat panik.“Bagaimana?” tanya Daniel karena melihat bola mata Jia berkaca-kaca.Jia awalnya memasang ekspresi biasa, tetapi setelahnya tersenyum lebar.“Berhasil, aku hamil.” Jia memperlihatkan testpack pada Daniel.Daniel memandang dua garis di alat itu. Dia benar-benar tak m

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 2

    Keesokan harinya. Daniel dan Jia menemui dokter untuk berkonsultasi. Mereka mendengarkan penjelasan dokter soal inseminasi buatan yang ingin Jia lakukan.“Jika kalian memang yakin untuk melakukan ini. Kita harus melakukan beberapa proses termasuk mengecek kondisi rahim dan kesehatan kalian masing-masing. Akan banyak tes yang harus dilakukan sebelum inseminasi, untuk memastikan prosesnya berjalan dengan lancar,” ujar dokter menjelaskan.Daniel dan Jia sudah mendengarkan tahapan yang harus mereka lakukan. Selain mengecek kondisi rahim, sperma pun harus dites, baru kemudian menentukan waktu ovulasi yang tepat.“Iya, Dok. Kami siap melakukannya,” ucap Jia penuh semangat. Dia berharap cara ini bisa mengobati kekecewaan Daniel.Daniel menatap pada Jia yang sangat antusias. Bukankah sudah seharusnya dia pun harus bersemangat karena yang mereka lakukan demi kebahagiaan mereka juga.“Baiklah. Saya akan menjadwalkan waktu tesnya. Saya sangat berharap kalian bisa mendapatkan apa yang kalian hara

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 1

    Tak terasa waktu cepat berlalu. Usia Elvano sudah menginjak satu tahun. Alina dan Aksa menjaga buah hati mereka dengan sangat baik, termasuk Arlo. Tidak ada satu pun yang mereka bedakan.“Sudah tidur?” tanya Alina ketika melihat Aksa keluar dari kamar Elvano.Aksa menyentuhkan telunjuk di permukaan bibir, memberi isyarat agar Alina tidak bicara atau Elvano akan bangun. Dia menghampiri sang istri, lalu menggandeng tangan Alina dan mengajaknya naik ke lantai atas.Alina menahan senyum. Dia mengikuti langkah Aksa menuju ke kamar.“Akhirnya.” Aksa tiba-tiba menghela napas lega. Dia kemudian memeluk Alina dari belakang.Alina tersenyum sambil mengusap lengan Aksa.“Dulu merawat Arlo sendiri tidak secapek ini, kenapa sekarang capek?” tanya Alina seraya melirik pada Aksa yang bergelayut manja di pundaknya.Aksa menghela napas pelan, lalu mempererat pelukan.“Dulu aku merawat sendiri, harus kuat dan tidak boleh mengeluh. Jadi, karena sekarang ada kamu, aku ingin mengeluhkan semua lelahku pada

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status