Agnes mengumpulkan moodnya kembali untuk bertemu seorang pria yang lagi-lagi tidak dia kenali. Hanya demi mengikuti perjodohan antara dua keluarga ini. Agnes menghela nafas dalam-dalam saat keluar dari mansion mewahnya. Gaun malam yang dipilihnya sungguh menawan, mengalir dengan sangat elegan di sepanjang tubuhnya. Gaun tersebut terbuat dari sutra merah maroon yang memeluk lekuk tubuhnya dengan sempurna, diberi sentuhan berkilauan dari batu swaroski yang memperlihatkan keanggunan dan kemewahan. Rambutnya yang indah dibiarkan tergerai dan memberikan sedikit efek wave namun mempesona, dengan beberapa helai berombak jatuh di sebelah wajahnya yang semakin memancarkan kecantikan alami dari Agnes. Wanita cantik itu memasuki mobil mewahnya, duduk di kursi belakang yang berbalut kulit kulit lembut. Karena titah Mommy nya, malam ini dia di antar oleh sopir. Begitu Agnes duduk dengan manis, sang sopir segera menyalakan mesin dan mengarahkan kendaraan menuju restaurant Ciel Bleu, sebuah tempat
Wanita cantik itu segera menggelengkan kepalanya dengan cepat, berharap ingatan itu segera terhempas.Sementara dia menunggu dengan pandangan yang tetap terfokus pada pintu masuk, Agnes membelalakkan matanya begitu menangkap sosok pria yang saat ini baru saja masuk.Agnes merasa dadanya berdebar dengan cepat. Berharap dia salah mengingat, berharap ini hanyalah halusinasinya. Namun, wajah itu terlalu jelas di dalam ingatannya. Pria yang sudah membuatnya tidak berdaya di bawah kungkungannya. Darahnya kembali berdesir melihat tubuh tegap pria itu.Saat Agnes hendak menoleh ke arah lain agar pria itu tidak menyadari kehadirannya, terlambat sudah. Tatapan mereka saling bertemu.Deg deg degJantungnya berdetak semakin cepat saat melihat senyuman pria itu, senyuman yang membuatnya tidak berdaya.Pandangan mereka saling bersikukuh, seolah tidak ada lagi yang lain di sekitar mereka. Pria itu berjalan perlahan mengarah padanya. Membuat jantungnya semakin cepat berdetak.Tinggal lima langkah lag
Beberapa menit sebelumnya. The Angel’s yang sudah mendapatkan informasi tentang Agnes tidak pernah lepas mengawasi gerak-gerik Agnes. Delta dan Zeta yang bertugas di lapangan terus mengikuti pergerakan Agnes. Sama seperti malam ini, begitu tahu Agnes akan berada di Restaurant mewah Ciel Bleu. Dua wanita cantik ini segera memberikan informasi kepada saudari mereka yang lain.Gamma yang mendapatkan informasi itu langsung mengarahkan Tuan mereka untuk langsung menuju Restaurant Ciel Bleu untuk menemui klien yang berkaitan dengan misi ini. Begitu juga dengan klien yang akan mereka temui.The Angel’s beralasan dengan menggunakan tempat umum seperti ini untuk tidak menimbulkan kecurgiaan.Tanpa curiga Brice mengiyakan perkataan Gamma. Pria berhazel biru indah itu langsung mengarahkan mobilnya untuk pergi ke Ciel Bleu.“Hah! Sudah lewat beberapa hari tapi aku belum menemukan wanita untuk di jadikan istri!” gumam Brice kesal.“Sial! Kenapa semua wanita yang aku temui akhir-akhir ini tidak ad
Agnes mengangkat alisnya bingung, “Bagaimana kamu tahu kalau aku meminum wine?” pertanyaannya yang membuat Brice semakin ingin memakannya saat ini juga.Brice merapatkan tubuh mereka kembali, pria itu berbicara tepat di depan bibir Agnes dan melumatnya sesaat lalu melepaskannya lalu berkata, “Karena bibirmu sangat manis dan…” bisik sengau Brice dan menurunkan ciumannya di tengkuk leher Agnes, membuat Agnes mendesis, meremas tangannya di lengan keras pria yang saat ini tengah merengkuhnya.“Please jangan pernah menyentuh wine milikmu, karena malam ini aku menginginkanmu seutuhnya,” ucap Brice tepat di atas leher Agnes.“Euhm…. Ah…”Brice sengaja tidak memberitahukan kepada Agnes apa niat pria yang saat ini sedang ia temui.“Bisakah kau membawaku sekarang?” Agnes merasa dirinya tidak bisa bertahan akan gairah yang mengalir di dalam tubuhnya. Dia ingin segera pergi. Pheromone dari Brice terlalu kuat. Kembali bersama pria ini, dia tidak bisa mengendalikan dirinya. Agnes membelai pipi Bri
Agnes membuka matanya, dan dia terkejut mendapati dirinya dalam keadaan polos. Tapi itu hanya sedetik saja. Kemudian dia mengingat kejadian semalam.Bagaimana dirinya menjadi wanita yang begitu liar di bawah kungkungan seorang pria. Deg!Jantung Agnes berdetak depat, dengan pelan dia menoleh ke arah pria yang saat ini memeluk pinggangnya dengan posesif.“Oh my!” Agnes terpesona melihat wajah Brice yang saat ini sedang terlelap. “Tidur saja dia masih tetap tampan!” gumam wanita cantik itu.Namun Agnes dengan cepat menyadarkan dirinya dengan menepuk-nepuk keningnya. “Tunggu!! Ini sudah jam berapa?!” paniknya. Karena hari ini dirinya ada meeting penting dengan sebuah perusahaan besar.“Sebaiknya aku pergi sebelum Brice terbangun,” gumamnya dalam hati. Tapi dirinya kembali teringat apa yang di katakan Brice semalam padanya.“Begitu matahari terbit, jangan pergi dan tinggalkan aku sendiri.”Tapi saat ini dia benar-benar terdesak, harus pergi.Agnes tidak memiliki pilihan lain saat ini. Dan
Wanita berparas cantik itu terlebih dahulu mengendarai kendaraannya menuju mansion mewah keluarga Eloise. Begitu tiba di halaman, dia merasa sedikit lega karena sudah tidak melihat kendaraan milik kedua orang tuanya.Dengan sedikit terbaru-buru. Agnes segera menuju kamarnya, dan langsung melepaskan seluruh pakaiannya.Lagi-lagi ia tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat kiss mark yang di bubuhi oleh Brice di seluruh tubuhnya. Warna merah dan kebiruan begitu terlihat jelas di atas kulitnya yang seputih susu.“Oh my…!” gumamnya dengan bulu kuduk yang meremang. Lagi-lagi tubuhnya bereaksi dengan nakal saat mengingat pria itu.Pria yang kedua kalinya menggoyahkan pertahanan kuat oleh seorang Agnes. Dan lebihnya, semalam mereka melakukannya dengan kesadaran penuh. Terutama dirinya, setiap sendi dan nadi di tubuhnya tidak dapat menolak sentuhan dari Brice.Nalurinya dan tubuhnya mengkhianati pikirannya yang masih ingin mempertahankan dirinya saat itu.Agnes segera mengambil foundatio
Brice membaca file yang ada di tangannya. Awalnya dia tercengang, kaget melihat foto Agnes berada di antara semua foto dan data-data wanita yang pernah menghabiskan satu malam dengannya.Tapi karena ingat para the angel’s mengetahui apa yang ia kerjakan jadi wajar saja Agnes masuk dalam target mereka.“Aku tidak menduga kalau dia adalah salah satu putri dari seorang pengusaha di negeri ini,” gumamnya dalam hati.Brice semakin tertarik membaca siapa Agnes sebenarnya. Di file tersebut mengatakan kalau wanita cantik itu adalah seorang CEO di sebuah perusahaan ternama.Bahkan informasi tersebut terlalu mendetail, di sebutkan bahwa Agnes sudah melakukan pertemuan perjodohan sebanyak 99 kali dengan beberapa para pengusaha muda.Brice menyeringai saat membaca kalimat yang membuat dirinya merasakan angin segar dan memiliki sebuah ide gila.“Apa ini informasi valid?” tanya Brice kepada para The Angel’s.“Iya Tuan, ini semua valid,”“Kalau begitu kalian adakan pertemuan. Sepertinya aku sudah m
Agnes saat ini berada di ruangan pakaiannya. Pertama kali dia membuat effort yang besar untuk bertemu dengan pria teman kencan butanya. Ini adalah dress ke empat yang ia pakai. Setiap kali ia mematut dirinya di depan cermin besar di depannya. Ada hal yang ia rasa kurang. Apalagi begitu banyak bercak merah yang masih terlihat jelas di bagian leher dan tulang belikatnya. Bahkan jika ia ingin memakai gaun dengan model kerah rendah. Bagian dada yang yang seputih kapas itu akan menjadi pusat perhatian karena ada 3 tanda tercetak dan begitu sulit ia tutupi dengan foundation. “Argghh! Dasar pria mesum! Karena dia aku tidak bisa memakai gaun yang cantik!” kesal Agnes melihat tanda yang ada di gundukan dadanya. Namun percayalah kekesalan itu hanya di mulut saja, karena kini sudah berganti semburat merah di wajahnya. Mengingat bagaimana Brice melahap tubuhnya dengan penuh nafsu dan begitu liar. Agnes melihat gaun hitam yang jauh lebih tertutup dengan akses sequin. “Hmm, apa ini saja?” gumam