Share

Tuan Presdir?!

Penulis: Ling Ling Dee
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-07 20:42:17

Pria muda itu masuk dan langsung berjalan ke arah Ricko. Berbisik sesaat dan lalu mulai duduk di sisi kiri kursi kebesaran yang hanya ada 1 di sana.

Pria itu tak menyapa. Hanya diam dan mulai membuka dokumen yang tadi dibawanya. Tampak begitu fokus dan kembali memeriksa dokumen penting yang akan diserahkannya pada tuan Presdirnya sesaat lagi.

“Tuan, apa kita bisa mulai bahas sekarang?”

Terdengar suara Kakek Raharja. Pria tua itu bertanya dengan suaranya yang sedikit bergetar. Heran melihat orang penting yang ditunggunya tak menyapa sama sekali. Tapi, dia juga tak sabar ingin segera membahas masalah inti pertemuan malam ini.

“Tunggu sebentar lagi, Kakek Raharja. Tuan Presdir kami akan tiba sesaat lagi,” ujar pria yang baru masuk itu, yang tentu saja tak lain tak bukan adalah Leonal.

Hening.

Ternyata dugaan mereka tadi salah. Pria berjas hitam itu bukanlah Sultan yang mereka tunggu.

Semua wajah kini terlihat terdiam dan kembali tampak menegang. Jelas di dalam pikiran mereka semua isinya sama. Ternyata mereka semuanya sudah salah menduga. Kini mereka masing-masing semakin merasa penasaran ketika mendengar perkataan Leonal barusan.

‘Tuan Presdir? Artinya itu putra dari pemilik The Lion Bank itu sendiri kah?!’ batin Claudia dengan jantungnya yang semakin memompa cepat. Tak sabar ingin memenangkan hati pria yang dikatakan sebagai tuan presdir dari kedua orang penting di hadapan mereka saat ini.

Detik-detik yang dilalui menjadi semakin lama. Denting jam seakan tak ingin bergerak ketika masing-masing yang hadir di sana memiliki pemikiran yang sama. Semuanya ingin memenangkan hati pria yang dikatakan sebagai ‘tuan presdir’ oleh Leonal barusan. Terserah itu tua atau muda. Yang jelas, di mata mereka semuanya saat ini hanyalah uang, uang dan uang. Jelas mereka akan menjadi Sultan mendadak jika berhasil mendapatkan hati dari pewaris The Lion Bank  yang memiliki puluhan cabang yang tersebar di berbagai Negara.

Setelah hampir 5 menit berlalu, tiba-tiba Ricko dan Leonal langsung bangkit dari duduk mereka. Langsung berjalan cepat menuju ke arah pintu keluar yang tiba-tiba juga sudah mulai terbuka secara perlahan.

Ricko dan Leonal langsung berdiri rapi di sisi pintu bagian kiri dan kanan. Menunggu dengan penuh khidmat.

“Silakan Tuan Presdir.”

Berselang beberapa detik, kedua pria berjas hitam yang merupakan kepercayaan dari The Lion Bank itu mempersilahkan sambil menundukkan kepalanya empat puluh lima derajat ke arah pintu yang sudah terbuka lebar, sama seperti yang dilakukan oleh beberapa anggota yang sejak tadi sudah berbaris rapi menunggu di sana.

Hal itu kembali membuat seluruh keluarga Kakek Raharja terlihat terkejut besar. Sebegitu hebatkan orang yang sedang mereka tunggu saat ini. Bahkan semua kepala tampak menunduk lama belum terangkat sama sekali?!

Sebelah sepatu hitam yang terlihat begitu mengkilap terlihat menginjak masuk ke dalam ruangan itu dengan tubuh yang masih terlindung oleh tubuh Leonal yang berdiri di sisi pintu.

Keluarga Kakek Raharja menunggu dengan wajah yang terlihat tegang untuk melihat wajah pria hebat yang sebenarnya merupakan tuan presdir, yang sudah diutus oleh pemilik The Lion Bank dan memiliki wewenang dalam mengambil semua keputusan.

Deg!

Huhh?!

Semua terpaku dengan bola mata yang membola dan juga mulut yang menganga.

Seorang pria gagah perkasa yang tampak memakai stelan jas berwarna putih dengan bawahan celana jeans hitam, tampak melangkah santai penuh wibawa. Rambut pria itu tampak disisir begitu rapi ke arah belakang, dengan kaca mata hitam yang bertengger  sempurna. Menjadi pusat perhatian dan memukau semua pasang mata yang saat ini ada di dalam ruangan itu.

Kini ada 6 orang berpakaian serba hitam yang mengikuti langkahnya di belakang sana, dan itu kembali membuat semuanya terkejut luar biasa.

“Silakan Tuan Presdir.”

Ricko yang sudah bergerak lebih cepat segera menggeser sebuah bangku khusus yang sejak tadi memang terus dikosongkan, dan berada pada bagian paling ujung meja panjang tersebut.

Leonal yang sudah menutup pintu itu kembali berjalan mendekat ke arah Ricko. Mereka berdua tampak saling melakukan transformasi.

Kini kelima anggota berjas hitam lainnya, tampak berbaris agak jauh di belakang membentuk barisan pelindung dengan tubuh tegap mereka.

Sementara itu, Ricko dan Leonal kini sudah berdiri tegak rapi di sebelah kiri dan kanan tuan Presdirnya.

“J-Jo—Joandra?!”

Sejak tadi Kakek Raharja dan yang lainnya tercekat dengan wajah mereka yang terlihat begitu tegang. Dan saat ini suara Madam Donna memecah keterpakuan keluarga besar Raharja semuanya.

Meski sedang memakai kaca mata hitamnya dan dengan pakaian mewahnya seperti saat ini, Madam Donna tentu saja tidak akan pernah lupa dengan menantu yang selama 1 bulan belakangan ini sudah menjadi budaknya yang sangat patuh dengan segala perintah semena-menanya. Madam Donna hapal sekali dengan rambut, wajah, dan juga bentuk tubuh menantu sampahnya yang tidak berguna dan sungguh tidak akan masuk ke dalam kategori menantu idamannya lagi untuk selamanya. Menantu sampah yang setiap hari mendapatkan cemoohan dan hinaannya kali ini ada di hadapannya. Dan tanpa berkata-kata, menantunya itu sudah berhasil membuat detak jantungnya hampir ingin berhenti.

Joandra melepaskan kaca mata hitamnya dan lalu menyampirkannya di tengah-tengah kerah kemeja putihnya, lalu dia mengembangkan senyum tipisnya sesaat.

Mata Joandra kini tertuju ke arah Jessica yang sejak tadi tidak berkedip menatap ke arahnya. Bukan tidak menyadari, Joandra menyadari itu. Kaca mata hitam yang digunakannya tadi begitu membantu dirinya memantau gadis belia yang sudah beberapa hari ini terus menghantui pikirannya. Ya, Joandra melihat dengan jelas jika sejak melihatnya masuk ke dalam sana, mata Jessica tidak berhenti menatap dan melihat ke arahnya. Kali ini gadis kecilnya itu juga tampak begitu terkejut luar biasa.

Tentu saja Joandra tidak memperhatikan yang lainnya, karena sejak dia melangkah masuk ke dalam ruangan khusus itu matanya sudah bertumpu pada satu tempat. Sungguh Jessica sudah menguasai hatinya, dan Joandra menyadari itu dengan sangat.

Joandra seolah menunggu bibir kecil yang tipis itu menyapanya, tapi tampaknya kali ini Jessica tak lagi bernyali. Dia tahu orang yang kali ini sedang ditunggu dan ingin ditemui oleh kakeknya adalah orang yang sangat penting. Tapi, ketika melihat abang iparnya begitu dihormati dan diagungkan di sana membuat Jessica begitu kebingungan dan tak lagi bisa berpikir.

‘Siapa Abang Ipar sebenarnya? Kenapa dia bisa ada di sini?! Bukankah semua mengatakan jika dia sudah jatuh miskin dan hidup melarat saat ini. Lalu, apa benar saat ini dia sudah menemukan pekerjaan barunya dan menjadi orang kepercayaan pemilik perusahaan raksasa ini?’

Jessica tercekat tak mampu melontarkan kata-kata apa lagi menyapa abang iparnya. Terlebih lagi sejak awal dia memang di minta ibunya untuk diam dan menurut tanpa boleh berbicara sama sekali. ‘Kalau memang Abang Ipar sudah mendapatkan pekerjaan yang sangat hebat seperti ini, ini sangat bagus sekali,’ Jessica langsung mengucap syukur ketika pikirannya mengarah ke sana. Terselip rasa bahagia yang sangat membuat hatinya langsung merasa lega oleh kekhawatirannya  beberapa hari ini.

“J-Joandra?!” ucap Kakek Raharja begitu terpukau dan bagai sedang terhipnotis, apa lagi ketika melihat Joandra kini sudah melepaskan kaca mata hitamnya.

“Kakek Raharja. Selamat malam semuanya.”

Joandra mulai membuka suara dengan tanpa mengurangi kharisma dan ketegasannya. Aura kepemimpinannya begitu terpancar jelas, yang sesungguhnya selama ini tidak pernah diperlihatkan sama sekali di keluarga besar mantan istrinya. Jika saat itu dia diperlakukan seperti seorang pengemis di keluarga besar itu, kali ini dia yang memegang kendali!

**

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Gitarius
mampus kalian
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pesona Menantu 24 Karat   Merenda Hari Bahagia

    “Aku kebelet pipis. Aku ke toilet dulu bentar ya Honey,” Joandra mulai berjalan ke arah toilet yang ada di dalam kamar mewah itu, meninggalkan Jessica yang berbaring di atas pembaringan king size super mewah itu.Jessica bangkit dan duduk di sisi ranjang. Menurunkan kedua kakinya ke bawah, dan kembali melihat ke sekeliling kamar itu. Kamar yang sangat luar biasa, yang pastinya sangat disukai oleh anak-anak mereka satu saat nanti, karena kamar itu terlihat begitu indah degan nuansa yang sangat menyejukkan jiwa.Melihat ada dipenser dan kulkas di sana, Jessica mulai melangkah ke arah dispenser tersebut. Jessica yang merasa kehausan mulai menuangkan air ke dalam gelas dan menenggaknya untuk menghilangkan dahaga yang menyerangnya.Setelah menghabiskan segelas air, Jessica kembali mengisi gelasnya dan lalu berjalan ke arah ranjang.“Honey. Kamu ngapain?” tanya Joandra yang terlihat buru-buru menutup pintu toilet, dan segera menyusul Jessica.“Nggak. Aku hanya ingin minum saja Sayang. Haus

  • Pesona Menantu 24 Karat   Kejutan

    “Hehee. Sayang bisa saja. Ya sudah, Sayang hati-hati ya. Jangan kenceng-kenceng nyetirnya.”“Siap Bidadari hatiku. Muahh!” Joandra ikut meluahkan rasa di dalam benaknya saat ini, dan itu membuat Jessica terkekeh di seberang saja.“Byee.”Joandra yang merasa tersemangati segera melajukan mobilnya dengan hatinya yang merasa begitu bahagia dan berbunga-bunga.Selama hidupnya, hanya 2 wanita yang pernah membuat hatinya bahagia menggebu-gebu seperti ini, dan itu adalah ibu dan juga istri kecil kesayangannya yang begitu dicintainya.-Beberapa hari sudah terlewati, dan saat ini Joandra sedang membimbing Jessica dengan matanya yang di tutupi dengan kain.“Kita mau ngapain Sayang?”“Ada deh.”“Jangan main-main ah. Jessica jangan dikagetin pakai binatang ya. Nanti Jessica bisa pingsan loh Sayang,” sungut Jessica yang sangat takut dikerjai, apa lagi dia memang sangat takut dengan beberapa binatang.“Nggak kok Honey, tenang saja. Sebentar lagi kita sampai,” ujar Joandra hanya tersenyum mendengar

  • Pesona Menantu 24 Karat   Jerat Rindu

    Joandra kembali mengutarakan pertanyaan pada pria itu, karena saat ini Joandra sudah mulai menguasai keadaan yang sebenarnya.Hening.Tampaknya pria itu sulit sekali menentukan keputusannya.“Jika kau mengatakan yang sebenarnya dan menceritakan seluruh kronologinya dengan jelas, aku yakin aku bisa membantu meringankan masa tahananmu. Tapi kamu harus bisa bekerja sama dengan pihak Kepolisian. Aku akan menjamin keamananmu. Setidaknya kamu masih sedikit berguna untuk keluargamu, dari pada kamu mati sia-sia oleh ancaman dari orang yang sudah memerintahkanmu.”Mendengar perkataan Joandra yang panjang lebar itu membuat pria itu kembali menangis.“Terima kasih Tuan Presdir. Terima kasih. Saya tak takut mati sama sekali. Saya akan bekerja sama dengan pihak kepolisan untuk Tuan Presdir. Saya akan menceritakan segalanya secara detail. Tapi, tolong lindungi keluarga saya,” ujar pria itu akhirnya, dan perkataannya itu membuat Joandra mengembangkan sebelah ujung bibirnya.“Tentu saja. Kamu tak per

  • Pesona Menantu 24 Karat   Trik Joandra

    “Iya suamiku. Baiklah,” Jessica langsung mengiyakan agar Joandra tak mengkhawatirkan keadaannya.Joandra terkekeh pelan dan langsung mengecup sayang bibir Jessica beberapa kali.“Aku pergi sekarang ya, Honey. Hati-hati. Ayah juga ada di rumah, Ayah tak ke mana-mana hari ini,” pesan Joandra lagi agar istrinya itu tak merasa sendiri akibat ditinggalkannya sebentar.“Oke.”Akhirnya Joandra melangkah pergi setelah dia mengecup berulang kali wanita yang begitu dicintai dan amat disayanginya.Mobil melaju membelah jalanan siang ke arah Jakarta Timur dengan tujuan Joandra yang sudah terencana sejak pagi tadi.Joandra yang sudah tiba di kantor kepolisian Jakarta Utara langsung menemui Inspektur Jenderal Mahes untuk berbincang sejenak, sebelum dia menemui anggotanya yang sudah menghianatinya dan sudah membuat masalah besar kali ini. Tentu tak ada api kalau tak ada pemantik. Dan saat ini Joandra ingin mencari tahu s

  • Pesona Menantu 24 Karat   Jilatan Pertama

    “Maaf Tuan Presdir. Saya hanya ingin mengabari jika yang menjadi dugaan Tuan Presdir semalam benar adanya. Ada orang luar yang sudah membayar orang dalam kita melakukan kecurangan. Bahkan dengan sengaja menciptakan kecelakaan besar ini.”“Maksudnya?”Joandra terlihat menajamkan pendengarannya dan memicingkan matanya.“Ada saingan bisnis kita yang sengaja menciptakan kecelakaan ini. Dia memanfaatkan orang kita untuk niatnya itu. Dengan menggunakan cairan khusus penghancur beton, kejadian semalam menjadi sangat fatal dan melibatkan begitu banyak pekerja kita.”Joandra terlihat begitu tegang. Sebenarnya Joandra sangat kaget mendengar kabar itu. Bagaimana bisa saingan bisnisnya melakukan kecurangan sefatal itu hanya untuk menghancurkan nama baik perusahaan konstruksinya?! Apakah orang itu tak punya hati dan tega hingga menghilangkan beberapa nyawa sekaligus?!Joandra yang terkejut besar menelan salivanya kasar. Rasa

  • Pesona Menantu 24 Karat   Tak Ragu

    “Semua itu kenyataan dan Faktanya, Claudia! Kamu jangan lupa dengan apa semuanya yang sudah kamu lakukan selama ini. Tunggu saja tanggal mainnya!” desis Joandra begitu geram dan langsung melangkah pergi.Panas! Joandra benar-benar merasa sangat panas dengan keadaan yang menghimpitnya saat ini. Urusannya tentang bisnisnya dan juga hal-hal yang sudah terjadi di luar sudah sangat meguras pikirannya. Kenapa saat ini ibu mertuanya dan Claudia kembali datang mengacaukan suasana hatinya! Joandra benar-benar merasa geram!Tapi, Joandra tetap berusaha sabar. Dan itu semuanya dilakukannya demi Jessica.‘Licik dan gila! Wanita ular itu memang benar-benar sudah tak waras! Kasihan anaknya nanti memiliki ibu gila seperti dia!’Joandra membatin kesal dan segera berjalan pergi mengurus segala sesuatu agar istrinya bisa keluar malam ini juga.Selesai mengurus semuanya, Joandra segera naik ke atas menuju ke ruangan Jessica. Ternyata Joandra d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status