Share

Part 25

Aku menepikan mobil di sebelah motor Imel. Dia masih nongkrong diatas motornya, tak ikut masuk ke dalam.

"Udah mau lahiran?" tanyaku yang langsung dijawab dengan toyoran kepala.

"Yakaliii udah mau lahiran. Periksa doang kali. Bener, kan, apa kata gue? Dia hamil."

"Kok, bisa dia nyuruh lo yang nganter?"

"Lo gak tahu, ya, kalo gue tuh babu dia di kantor? Jabatan gue staf administrasi, tapi semenjak tu nenek lampir dateng ke kantor, gue kudu nurut sama semua perintah dia. Lo bayangin betapa gilanya gue tiap hari ngadepin dia? Makanya gue pengen resign aja."

"Maksud gue kenapa nggak sama Bastian gitu?"

"Gue aja disuruh tutup mulut. Aneh, kan? Hamilnya nggak sama Bastian kali."

"Hust!" Sontak aku menutup mulut Imel. Mataku membelalak saat melihat Bianca sudah keluar dari klinik. Aku sontak menutup kaca mobil dan menunduk agar dia tidak melihatku.

"Langsung ke rumah Bastian aja, ya, Mel," kata Bianca.

"Siap, Bu," jawab Imel.

Saat suara motor Imel mulai menjauh, aku pun menyalakan mesin dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status