Semua orang menatap Mayumi dengan iba. Tatapan mereka semua seolah tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi. Namun, dari pengakuan dan cara bicara Johny dan Rachel, membuat mereka menggelengkan kepala. Di sini, Jeff sangat percaya kalau Mayumi sudah melakukan hal itu pada Johny, tapi Sarah justru tidak terlalu percaya. Entah kenapa hati dia mengatakan, tidak.Peter yang sebenarnya tahu, dia enggan bicara. Bocah itu selalu mencari aman. Sekarang pun setelah melihat perdebatan yang belum usai itu, Pete memilih menghindar atau pergi saja. Sementara Drako, dia juga tidak sepenuhnya percaya.Sambil menatap Mayumi yang masih duduk di lantai sambil menunduk, Drako berkata, “Apa kamu benar-benar melakukan itu, Mayumi?”“Kenapa kamu harus bertanya itu?” tanya Johny dengan nada menyalak. “ Kamu tidak mempercayai ayah?”Drako mendesah lalu menatap ayahnya. “kita semua juga butuh penjelasan dari Mayumi, kan?”Ketika Jeff akan maju dan mau bicara, dengan cepat Sarah menariknya. Sarah berk
Dua hari setelah kepergian Mayumi dari rumah ini, rumah kembali terlihat seperti biasanya. Hanya sedikit terlihat berbeda antara Johny dan Rachel. Mereka berdua masih saja saling diam bahkan terlihat tidak saling menyapa. Yang lain pikir mungkin karena masalah dua hari yang lalu.“Aku tidak melihat Jessy akhir-akhir ini,” kata Sarah. “Kalian baik-baik saja kan?”Drako mengangkat wajah sambil masih mengunyah makanannya. “Aku dan dia sudah berakhir.”Mereka semua langsung tercengang kecuali Johny dan Rachel.“Kenapa? Kupikir kalian akan segera menikah?”“Aku masih belum memikirkan tentang pernikahan. Dan lagi, Jessy sepertinya kurang cocok denganku.”Saat ini Drako belum tahu hubungan antara Jessy dengan ayahnya. Drako mungkin tidak akan peduli karena pada dasarnya dia sendiri sudah bosan dengan Jessy. Wanita itu selalu hidup mewah dan kurang mandiri.Lucu sekali, dulu Drako tidak terlalu mementingkan akan hal itu. Asal cantik dan bisa memuaskan, maka itulah Wanita yang tepat. Na
Ini salah Frans karena tidak ada waktu untuk menghubungi Mayumi selama bermalam di luar kota. Terkadang sudah ingin menelpon, tapi selalu terganggu karena teman bisnisnya mengajak untuk makan atau sekedar mengobrol santai setelah membicarakan bisnis. Malam hari, harusnya bisa ia gunakan untuk menelpon, tapi raga sudah terlalu lelah. Sekarang, Frans berjalan menuju balkon dan berdiri santai di sana menikmati angin menjelang siang. Ia mengangkat ponselnya lalu menghubungi nomor seseorang yang tidak lain adalah Mayumi. Beberapa kali Frans mencoba sampai berdecak kesal, tetap saja tak kunjung mendapat balasan.“Di mana dia?” decak Frans. “Haruskah aku datang ke rumahnya?”Frans kemudian masuk, menutup pintu balkon dan menarik tirai hingga tertutup semua. Ia lantas memakai mantel panjangnya lalu beranjak meninggalkan kamar. Dia tidak akan pernah merasa tenang kalau belum bertemu Mayumi.“Apa kamu yakin bisa membayar sewa rumah ini?” tanya Hana. Dia masih terenyuh saat melihat wajah sa
Rekaman sudah di putar, semua mata menatap dengan saksama, terutama Frans yang sangat ingin tahu kenapa Mayumi sampai pindah. Awalnya mereka melihat Mayumi sedang ada di dapur mengambil minum, dan tidak lama kemudian datang Johny dan meminta sesuatu. Hingga menit berikutnya, Mayumi selesai membuat sesuatu dan membawa kek kamar Johny.Kedau tangan Frans sudah mengepal kuat dan deretan gigi di dalam mulutnya sudah saing menggertak kuat. Perasaan Frans sudah mulai tidak nyaman dan waswas pastinya menunggu apa yang akan terjadi setelah ini.Dan benar tebakan Frans, semua adalah kelakuan Johny sendiri. Dia dengan cepat menangkap Mayumi lalu mendorongnya ke atas ranjang. Jeff dan Sarah masih menatap layar monitor itu seketika membelalak dan membuka mulut masing-masing. Dan rekaman berikutnya menunjukkan di mana Johny sepeti sedang memaksa Mayumi untuk mengaku tentang sebuah kebohongan.Setelah rekaman itu berhenti, Frans berdiri tegak dan menatap wajah kedua orang tuanya. Frans tersenyum
Tidak ada pikiran buruk saat Drako mengajak Mayumi masuk ke dalam mobil. Mayumi duduk dengan tenang sambil memangku kantong belanjaannya. Tidak lama kemudian, Drako menyusul masuk.“Di mana kita akan makan?” tanya Drako.Mayumi tersenyum kaku. “Terserah Tuan saja.”“Jangan memanggilku Tuan. Panggil saja namaku supaya lebih akrab.”Mayumi tersenyum lagi dan mengangguk. Lalu, Ketika mobil sudah melaju, Mayumi menatap lurus ke jalanan. Tidak ada percakapan Panjang lebar selain Drako bertanya dan Mayumi menjawab dengan singkat. Mungkin Mayumi merasa kaku dan gugup, apalagi mengingat kembali bagaimana kejadian hari itu. Sungguh memalukan menurut Mayumi.Mobil Frans berhenti di lampu merah. Banyak mobil-mobil yang juga berhenti di sini. Frans tidak cukup sabar untuk menunggu. Ingin sekali menerobos, tapi akan membahayakan keselamatannya. Tidak lama setelah itu, ada satu mobil yang berhenti di samping mobilnya. Frans belum menyadari mobil itu ada seseorang yang sedang ia cari. Dan Ketik
Sepanjang perjalanan Frans terus mengoceh tanpa henti, menggurui dan menyalahkan Mayumi. Frans meluapkan amarah dan rasa khawatir hingga seisi mobil hampir dipenuhi oleh udaranya. Yang Mayumi lihat dan rasakan, Frans sedang marah besar padanya, tapi percayalah, Frans hanya sedang merasakan kekhawatiran yang amat sangat. Dia juga sebetulnya sedang menyalahkan dirinya karena pergi tanpa memberi kabar.Mayumi masih sesenggukan bahkan Ketika mobil sudah melaju di jalanan hutan pinus. Mayumi ingin bicara, tapi rasa takutnya mendorongnya untuk tetap diam.Sampai di halaman rumah besar yang beberapa waktu lalu Mayumi singgahi, mobil berhenti. Frans turun lebih dulu, kemudian membukakan pintu untuk Mayumi. “Ke luar!”Dengan tubuh gemetaran, Mayumi menurunkan kedua kakinya perlahan. Saat sudah berdiri, Mayumi masih menundukkan kepala dan belum berani mengangkat wajahnya.Tanpa basa-basi, Frans menarik dan menyeret Mayumi masuk ke dalam. Seperti bocah yang mendapat hukuman dari orang tuan
Mayumi muncul dari balik lemari besar yang di dalamnya ada barang-barang milik Frans. Dia melangkah perlahan sambil mengamati tampilannya yang kini memakai baju tidur. Ini masih jam tiga sore, tapi kepalang tanggung, jadi Mayumi memutuskan untuk memakai piama saja. Mayumi wajib bersyukur karena piama yang tersedia tidak terlalu terbuka saat jubahnya ia kenakan.“Makanlah!” ucap Frans saat Mayumi sudah mendekat.Mayumi mengusap piama di bagian belakang—pada pantatnya—ke bawah, baru kemudian duduk dengan kaki rapat. “Terima kasih,” ucapannya.Mayumi mengambil satu lembar roti itu dan langsung memakannya tanpa selai. Dia lebih suka makan roti polosan, atau sebenarnya kalau bisa Mayumi lebih ingin makan buah dan daging. Sayur juga mau kalau ada.“Tidak suka?” tanya Frans.Mayumi mendongak melebarkan tatapan. “Suka, kok. Terima kasih.”Suasana kembali sunyi tak ada yang bicara lagi. Frans duduk diam membiarkan Mayumi menghabiskan rotinya lebih dulu. Sementara Mayumi, dia yang ingin s
Satu minggu kemudian, Frans kembali pulang ke rumah tanpa membawa Mayumi bersamanya. Sampai di sini, mungkin sekitar pukul tuju malam, di mana semua orang sedang berada di rumah. Kedatangan Frans sama sekali tidak disambut oleh Rahel. Wanita itu pasti menyimpan dendam karena sudah menjebloskan suami dan putranya ke dalam penjara.“Kenapa kamu baru kembali?” tanya Jeff Ketika dengan santainya Frans duduk dan langsung meneguk satu gelas jus milik Pete.Frans tidak memperhatikan pertanyaan itu, melainkan langsung menatap Pete. “Kamu baik-baik saja, kan?”Pete yang sedang mengunyah makanan mengangguk.Frans tahu kalau Pete sudah sejak lama dimusuhi oleh Rachel dan Drako. Meski mereka tidak pernah melakukan kekerasan pada Pete, tapi sikap mereka membuktikan kalau Pete tidak disambut dengan baik.“Frans, ayah sedang bicara denganmu di sini,” hardik Jeff sambil menepuk meja. “Kamu menghilang sejak seminggu dan tidak memberi kabar, tapi kamu memasukkan paman dan sepupumu ke dalam penjara