Beranda / Romansa / Pesona Pembantu Tuan David / 2. Rencana Licik Erik

Share

2. Rencana Licik Erik

Penulis: Rizu Key
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-24 14:24:00

"Lila ... Kenapa ini bisa terjadi?" Ayah Lila bertanya dengan suara lemahnya.

Usai kepergian Erik, Lila buru-buru membawa ayahnya ke rumah sakit. Penyakit jantung yang dimiliki ayahnya membuat Lila ketakutan luar biasa.

"Sudah, jangan dipikirkan lagi, Yah.” Lila menggenggam tangan ayahnya dan sesekali menempelkan ke pipinya. “Percayalah bahwa kita tidak bersalah."

Air mata turun dari sudut mata sang ayah. Pria tua yang kini terpasang alat rumah sakit, juga selang oksigen di hidungnya itu menatap nanar sang putri.

“Tapi kamu akan bercerai, Lila." 

"Aku tidak apa-apa, Ayah," sahut Lila sembari menghapus lelehan air matanya. “Menjadi janda bukan masalah besar, selama Ayah di samping Lila.”

Ayah Lila mengehela napas panjang.

Sebagai anak, tentu Lila memahami kegundahan ayahnya. Melihat anak semata wayangnya menjadi janda usai malam pertama, ditambah menantunya menuntut ganti rugi di luar kepala jelas menjadi beban pikiran sendiri untuk ayahnya.

Namun, Lila mencoba bersikap tenang, setidaknya di depan sang ayah. Meski hatinya sakit, juga tidak siap menerima status barunya sebagai seorang janda muda … Lila mencoba kuat dan tegar.

"Tapi semua aset kita ...."

“Ayah, aset bisa dicari. Yang penting sekarang Ayah sembuh dulu, supaya bisa kuatin Lila menghadapi persidangan.” Lila berujar dengan senyum tipisnya.

Dalam hati, Lila bersumpah … jika dia akan berusaha mempertahankan aset milih ayahnya dari makhluk tamak nan licik bernama Erik.

**

“Sebagaimana tuntutan pelapor, maka dengan ini pengadilan mengabulkan permintaan pelapor terkait ganti rugi yang dimintanya.”

Palu hakim diketuk, tepat setelah putusan perceraian dan permohonan ‘perampasan aset’ yang dituntut Erik dikabulkan.

Meski sudah mati-matian melawan, memberikan bukti dan menggunakan pengacara yang konon tidak terkalahkan … nyatanya Lilara Olivia dinyatakan kalah di pengadilan.

Keluar dari ruang sidang dengan tertunduk lesu, Lila melangkah ke toilet. Wanita itu membasuh mukanya, melampiaskan kekecewaan sebab gagal mempertahankan hak, juga gagal membuktikan tuduhan Erik.

“Apa yang harus aku jelaskan pada Ayah?” ujarnya lemah, tertunduk di depan wastafel.

Lila takut membayangkan kemungkinan paling buruk yang bisa terjadi pada ayahnya. Padahal, kondisi ayahnya sejak terkena serangan jantung usai malam itu masih bisa dikatakan belum pulih seutuhnya.

Namun, mengingat akan kemampuannya yang telah dididik oleh ayahnya sedari kecil, Lila meneguhkan hatinya kembali.

Dia mengingat perkataannya pada sang ayah jika aset bisa dicari lagi.

‘Baiklah.’ Lila kembali menegakkan tubuhnya, menatap pantulan dirinya di kaca dengan tekad barunya. ‘Tidak ada waktu untuk menjadi lemah, Lila.’

Setelah merasa dirinya lebih baik, Lila keluar dari toilet menuju parkiran mobil.

Ketika masih di koridor pengadilan, tiba-tiba dia mendengar suara seorang wanita. "Bagaimana, Sayang? Ideku berhasil, kan?" 

‘Suara ini ….’ Lila menghentikan langkahnya kala mendengar suara yang tidak asing itu.

Tidak lama, menyusul kemudian suara tawa menggelegar seorang pria yang Lila pasti ingat sebab pria itulah yang menghancurkan hidupnya, Erik.

"Ya. Kamu memang pintar, Sayang.” Terdengar bunyi kecupan setelahnya, sebelum pria itu melanjutkan, “Wanita itu memang bodoh, dia benar-benar percaya aku mencintai dia yang tidak menarik itu.”

Di tempatnya berdiri, Lila mengepalkan tangan mendengar percakapan Erik dan wanita bernama Sandra yang merupakan sahabatnya. 

‘Berengsek kalian!’ Dalam hati Lila memaki.

"Nah, urusan dengan wanita jelek itu sudah selesai. Kamu juga sudah dapat semua hartanya, jadi … kapan dong, kamu akan menikahiku?" tanya sang wanita dengan nada manja yang dibuat-buat.

"Sandra, sabar. Jangan tergesa-gesa.” Suara Erik terdengar lembut, sesuatu yang dulu juga diterima Lila manakala pria itu masih bersandiwara. “Beri sedikit jeda, supaya semua terlihat natural.”

Tidak tahan lagi bersembunyi karena hatinya yang sangat panas … Lila pun memutuskan untuk muncul di hadapan mereka.

Dengan cengkeraman tangan di tasnya yang kuat, serta tatapannya yang dingin menusuk, Lila berujar, "Jadi karena ini kamu menceraikanku? Dasar berengsek!" 

Baik Erik maupun Sandra sontak terkejut. 

Keduanya kehilangan kata-kata, tetapi Sandra masih sempat bersembunyi di balik tubuh Erik seolah meminta perlindungan.

"Sekarang aku mengerti, kamu memang sudah mengatur semuanya.” Lila tersenyum tipis, membuat auranya bertambah dingin. “Kamu menjebakku dalam pernikahan. Kamu juga memfitnahku tidak perawan, demi merebut seluruh aset keluargaku.” 

Pandangan Lila yang semula terfokus hanya pada Erik, kini berganti ke arah Sandra. Seringai tipis juga tatapan menjijikkan kini terlontar dari mata wanita itu.

Satu tangan Lila kemudian merogoh tasnya. Dia mengeluarkan ponsel setelah mengaktifkan kamera dengan format video.

“Apa yang kamu lakukan? Kamu mencoba merekam kami?” 

Erik mulai panik sebab kamera milik Lila menyoroti figurnya dan Sandra yang berada di balik bahunya.

“Semua orang harus tahu betapa liciknya kalian, Mas!” ucap Lila tegas. “Lihatlah, suami satu malamku ternyata sudah merencanakan perceraian, dan bahkan dibantu oleh gundiknya yang–”

Prak!

Ponsel Lila jatuh dengan kencang saat tanpa diduga Sandra menerobos dan menepis kasar sorotan kamera tersebut. Terlihat, layar yang semula menyala itu kini mati, dengan retakan yang cukup parah di atasnya.

“Dasar wanita udik! Kamu tidak akan bisa mengambil apa yang sudah kami terima!” teriak Sandra. Sejurus kemudian, dia menarik tangan Erik dan menariknya pergi. “Ayo, Sayang.”

Lagi, Lila yang ditinggal sendiri kini menatap marah kepada dua sejoli itu.

'Aku akan mengumpulkan bukti kebohongan kalian, dan bersumpah akan merebut semua yang kupunya!’ tegas Lila dengan kobaran api kebencian di kedua matanya.

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Novel Sinaga
masak semua pihak bodoohhh,,, baruu berapa bab langsung kecewa aja,, perawan BKN harus berdarah
goodnovel comment avatar
Puspa Sari
harusnya rekam tadi pembicaraan mereka baru nongol, ini kan jadi konyol sudah miskin hp pun rusak pula
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pesona Pembantu Tuan David   190. Akhirnya ... [Tamat]

    Setelah mengetahui siapa yang membuat masalah dengannya, David tentu saja tak tinggal diam. Pria itu memanggil Tristan, orang yang pernah merebut mantan kekasihnya dulu dan berhasil menghancurkan rencana pernikahannya. Dia sendiri mengenal Tristan sebagai anak seorang pemilik perusahaan yang cukup terkenal.Setelah membuat jadwal dan undangan, akhirnya David bisa menemui Tristan. David segera pergi ke Singapura. Dua orang yang sudah lama tak berjumpa itu pun kembali saling berhadapan dengan atmosfer yang penuh dengan ketegangan."Jadi, apa maksud dari semua ini, Pak Tristan?" David langsung memberikan pertanyaan inti meski masih tetap mencoba bersikap sopan pada pria di hadapannya.Tristan melihat laporan yang ditunjukkan asisten kepercayaan David padanya. Kedua alisnya pun saling bertaut. "Saha memang tidak menyukai Anda, Pak David. Tapi saya tidak punya waktu untuk melakukan tindakan kotor seperti ini." Tristan mulai berkilah."Mohon jangan berkilah, Pak Tristan," tekan David menco

  • Pesona Pembantu Tuan David   189. Vito Tertangkap

    Lila menaikkan kedua alisnya. "Aku nggak bentak Mas David ....""Tapi terdengar begitu. Kenapa kamu menyuruhku mandi? Padahal aku capek, Sayang. Aku hanya ingin bermanja - manja denganmu dulu," ujar David dengan ekspresi sedihnya yang berubah menjadi kesal.Lila menatap heran suaminya yang salah sangka. Melihat pertengkaran kecil tersebut, Shiro memilih pergi. Sementara Lila masih menatap suaminya. Dia merasa takut jika David kembali bersikap kasar dan dingin seperti saat mereka masih menikah kontrak."Maaf ...." David menunduk. Pria itu merasa bersalah. Dia pun memeluk sang istri."Aku seharusnya tidak bersikap seperti ini. Maafkan aku, Sayang ...." sesalnya sembari mencium kening Lila dan memeluk lembut wanitanya itu.Lila menghela napas. Sepertinya memang David terlalu banyak pikiran. Wajar saja. Pria itu bekerja tanpa henti. Apa lagi David semakin sibuk selain ikut mengurus anak pertama mereka. Sebelumnya juga dia sering menghadapi masalah dan mungkin saja David sudah jengah."Aku

  • Pesona Pembantu Tuan David   188. Mencari Pelaku yang Kabur

    Keheningan itu membuat Farhan merasa tidak nyaman. Sang bos belum memberikan respon apa pun atas pengakuannya kerena teledor. Perlahan pria itu mendongak, memberanikan diri untuk menatap dan menghadapi sang atasan.David ternyata diam sembari menatap lurus ke arahnya. Ketegangan semakin bertambah saat kedua mata Farhan bertemu dengan iris kecokelatan Davidson."Kalau kamu memang merasa bersalah dan bertanggung jawab soal masalah ini, maka cari dan tangkap karyawan itu! Kamu harus menyerahkannya padaku dan cari tahu alasannya serta pada siapa dia 'menjual' rahasia perusahaan!" David berujar tegas dan dingin saat memberikan perintah.Farhan menelan ludahnya. Sudah lama sekali dia tak diperlakukan sedingin ini oleh sang bos. Namun dia harus tetap patuh."Baik, Pak.""Aku tidak akan memecatmu. Karena bagaimana pun juga kamu telah membantuku agar aku bisa tiba di rumah sakit tepat waktu," imbuh David sembari menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kerja.Farhan lagi - lagi terkejut at

  • Pesona Pembantu Tuan David   187. Keteledoran Farhan

    Penyelidikan segera dilaksanakan. David memerintahkan anak buahnya terlebih dahulu sebelum melibatkan pihak luar. Apa lagi ini merupakan masalah internal yang memang harus diatasi oleh perusahaan.Di dalam perusahaan yang terlihat baik - baik saja dari luar, para petingginya sedang mencoba membereskan masalah yang ada. David bersama Farhan kini sedang memeriksa beberapa data yang sudah terlanjur tersebar dan sedang mencoba menghentikannya.Farhan sendiri sudah mendapatkan rekaman CCTV yang dia butuhkan. Kini pria itu memeriksa rekaman yang ada. Beberapa video dari beberapa sudut telah dia periksa. Namun tak ada yang mencurigakan. Hingga dia menemukan video di mana saat dirinya sebelum mengantarkan sang bos menuju ke rumah sakit untuk mendampingi sang istri yang melahirkan."I-ini ...." Farhan bergumam sembari membetulkan kacamatanya.Kedua alis pria itu saling bertaut. Kini memorinya tertuju pada saat dia menyerahkan hasil rapat pada salah satu karyawan pria yang dia mintai tolong unt

  • Pesona Pembantu Tuan David   186. Masalah di Perusahaan

    Farhan menarik napas sebelum menjawab. "Maaf, Pak David. Tapi data itu telah bocor."David membulatkan kedua matanya. "Apa?! Bagaimana bisa?" tanya pria itu dengan ekspresi kaget dan tak percaya.Lila pun mendongak menatap heran ke arah suaminya. Terlihat jelas bahwa David sedang terkejut."Maaf, Pak David. Saya dan juga Cindy sedang menyelidikinya. Kami sedang mencari tahu bagaimana data itu sampai bocor," jawab Farhan terdengar ketakutan.David menghela napas kasar. Pria itu kemudian duduk di samping sang istri, tepatnya pada salah satu sisi tempat tidur. Tangan kanannya menggenggam ponsel, sementara tangan kirinya menyugar rambutnya."Kalau begitu teruslah selidiki. Aku akan segera ke kantor," ucap David kemudian sembari menutup panggilan telepon.Pria itu kini menunduk. Lila yang merasa khawatir segera mendekati suaminya dan meraih lengan kekar pria itu dengan lembut."Mas ... Ada apa?" tanya wanita itu khawatir. Melihat dari respon suaminya, dia menduga adanya masalah yang sedang

  • Pesona Pembantu Tuan David   185. Mengganggu Cuti

    Malam itu suhu cukup panas. Bayi mungil David dan Lila mulai rewel karena kegerahan. Beruntung sang ayah dengan sigap menyetel suhu dalam ruangan tersebut agar putranya kembali nyaman."Ternyata dia merasa kegerahan juga," ucap David yang kini berjalan mendekati istri dan anaknya."Iya, Mas. Sekarang cukup sejuk," sahut Lila.Bayi mungilnya masih menangis. Lalu segera saja Lila memberikan ASI padanya. Dan ternyata tak hanya kegerahan saja, bayi kecil itu juga meredakan haus dan lapar."Ternyata lapar juga Adek, ya?" Lila bertanya dengan lembut seolah sedang bertanya langsung pada putranya.David duduk di samping Lila yang sedang menyusui putranya. Tatapan pria itu tertuju pada payudara Lila yang terlihat padat dan berisi. Kini dia menelan ludahnya seolah ikut merasakan kehausan."Kenapa lihatinnya kaya gitu, Mas?" tanya Lila menatap curiga pada suaminya.David tersenyum penuh arti. Pria itu kemudian beralih menatap wajah cantik istrinya."Aku hanya penasaran bagaimana rasanya," gumam

  • Pesona Pembantu Tuan David   184. Shiro dan Bayi Kecil

    Sehari setelahnya, Lila diperbolehkan pulang. Wanita cantik itu pun berjalan dengan menggendong putranya yang tampan dan menggemaskan."Biarkan Mamah yang gendong. Kamu jalan aja duluan sama David," ujar Helena sembari mengulurkan kedua tangannya."Nggak papa, Mah?" tanya Lila merasa tak enak hati karena membiarkan ibu mertuanya yang menggendong bayinya."Nggak papa. Kamu jalan duluan aja. Mamah juga pengen gendong cucu Mamah," jawab Helena dengan senyuman senang dan terlihat jelas bahwa wanita itu tidak sabar ingin menggendong cucunya untuk pertama kali."Baiklah, Mah. Makasih, ya," ucap Lila sembari menyerahkan putranya pada sang ibu mertua.Lila pun berjalan dengan dituntun oleh suaminya. David begitu protektif pada sang istri yang baru saja melahirkan. Sementara di belakangnya ada ibu beserta salah satu asisten rumah tangga yang membantu membawakan barang - barang mereka.Selama dalam perjalanan pulang, putra kecil David tertidur lelap di pangkuan Lila. Terlihat jelas bahwa bayi m

  • Pesona Pembantu Tuan David   183. Kehangatan Menyambut Bayi yang Manis

    Semua orang yang datang ikut menatap ke arah bayi yang baru saja lahir itu. Mereka ikut penasaran karena David dan Lila tak juga memberi tahu mereka soal jenis kelamin bayinya.Lila pun melirik sang suami. Terlihat David yang sedang tersenyum karena rasa penasaran dari ibunya. Mungkin menurutnya seru merahasiakan jenis kelamin anaknya pada keluarganya sendiri, bahkan sejak kehamilan Lila yang semakin besar."Coba Mamah perhatikan dia laki - laki atau perempuan?" tanya David sengaja ingin menbuat ibunya menebak."Kok gitu? Mamah penasaran, loh. Lila juga nggak mau kasih tahu Mamah pas hamil," protes Helena."Sudahlah, Mah. Nanti kita juga akan tahu sendiri," ucap Norman sembari mengusap lembut bahu istrinya."Tapi Mamah penasaran, Pah. Mamah kan pengen manggil ganteng apa cantik gitu," protes Helena lagi. Terlihat jelas bahwa wanita itu akan sangat menyayangi cucunya."Mas David, kita kasih tahu Mamah saja kenapa, sih? Yang lainnya juga penasaran, tuh," ucap Lila ikut membujuk suaminya

  • Pesona Pembantu Tuan David   182. Welcome, Baby

    Peluh mulai membasahi dahi Lilara. Dengan sigap dan sabar David mengelapnya dengan sapu tangannya. Tak lupa pria itu terus berdoa di dalam hati agar persalinan sang istri berjalan dengan lancar.Saat ini dia semakin menyadari bahwa wanita hebatnya juga sedang berjuang untuk melahirkan anak pertama mereka. Wajah Lila yang terlihat pucat, menunjukkan bahwa wanita itu merasakan kesakitan. Jujur saja sebagai suami, David tentu merasa tak tega saat melihat kesakitan istrinya."Ughhhh." Lila kembali mengejan sesuai dengan instruksi Dokter Nimas. Tangan kanannya menggenggam erat tangan David yang duduk di sampingnya.'Kamu pasti bisa, Sayang,' bisiknya dalam hati.Lila kembali mengejan lagi. Karena pembukaan sudah lengkap, maka wanita itu siap untuk melahirkan anaknya. Suasana di dalam ruangan begitu menegangkan. Apa lagi David terus saja merasakan desiran tak mengenakkan sehingga dia terus saja berdoa untuk keselamatan anak dan istrinya. Sebagai pria yang sudah sangat mencintai mantan pemb

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status