Lilara Olivia difitnah dengan kejam oleh suami satu malamnya. Kehidupannya semakin menderita saat sang ayah meninggal karena kabar perceraiannya. Semua aset telah dikuasai oleh mantan suami. Lilara pun terpaksa bekerja menjadi seorang pembantu seorang bos kaya raya. Kisah hubungan majikan dan pembantu pun dimulai ketika Lilara bertemu dengan Davidson yang menawarkan sebuah pernikahan kontrak. Lilara menerima tawaran tersebut agar bisa membalas dendam pada mantan suaminya yang licik!
Lihat lebih banyak"Lilara Olivia, aku kecewa, kamu ternyata sudah tidak perawan!"
Ucapan itu menggema bagaikan petir yang menyambar di dalam kamar sepasang pengantin baru. Malam pertama yang seharusnya indah, panas karena mereka saling mencapai kepuasan itu justru berakhir menyakitkan bagi Lilara.
"A-apa?" tanya gadis cantik dengan rambut panjang yang sudah berantakan. “I-itu tidak mungkin, Mas!”
Tubuh polosnya kini hanya dibalut dengan selimut putih.
Sementara sang suami kini tengah berdiri tanpa sehelai benang pun, tengah menuding. "Jangan sok polos! Lihatlah, tidak ada bercak darah di sana!”
Sang pengantin pria menunjuk ke arah kasur dengan sprei putih yang sedikit terkena cairan, tetapi tidak berwarna merah.
Air mata Lila mengembun, sebab ia merasa difitnah. Dan ini sungguh fitnah yang sangat keji.
“Itu tidak mungkin, Mas! Kamulah yang pertama kali menyentuhku.”
Namun, sekuat apa pun Lila meyakinkan suami yang baru saja merenggut mahkotanya, sang pria tetap memasang wajah garang.
Sambil mengenakan pakaian yang tadi mereka lepas secara sembarang … pria itu kembali berbicara, “Aku akan memulangkanmu, Lila. Pernikahan kita cukup sampai di sini."
Saat itu, hidup Lila bagai dihantam gelombang tinggi. Baru tadi pagi senyumnya merekah sempurna karena telah menikahi pria yang dicintai, tetapi malam ini … kesedihan benar-benar meluluhlantakkan semua.
“Tapi, Mas. Aku berani bersumpah, aku belum pernah melakukannya dengan siapa pun.” Lila mencoba bersimpuh dengan membawa serta selimut yang menutupi tubuhnya. “Aku yakin, Mas Erik hanya salah paham.”
Sayang, sudah merendahkan diri pun nyatanya sang suami justru mendorongnya dengan tatapan jijik.
“Jadi, kamu mengira aku berpura-pura?” katanya dengan seringai yang menakutkan Lila. Pria itu kemudian berjongkok dan mencengkeram wajah Lila dengan kuat. “Sekarang aku tanya. Apakah kamu merasa kesakitan saat kita tadi berhubungan?"
Lila membulatkan kedua matanya. Di awal mereka bersetubuh tadi, dia memang tidak merasakan sakit luar biasa seperti yang diceritakan teman-temannya soal malam pertama.
Namun, dia kira itu terjadi karena ia menyerahkan dirinya dengan suka rela, pun dengan perlakuan Erik yang begitu memujanya.
Melihat Lila yang terdiam cukup lama, Erik pun kembali berujar, "Tidak, kan? Sudah kuduga!" Erik mendorong tubuh mantan istri satu malamnya itu lagi.
"Kamu yang tidak perawan adalah aib di keluarga Raharja! Bersiaplah, malam ini juga kupulangkan kamu ke rumah orang tuamu!”
Erik yang memang sudah siap dengan pakaiannya itu langsung mendorong koper miliknya, meninggalkan Lila sendirian di dalam kamar hotel mewah tersebut.
Tidak pernah Lila bayangkan, malam pertamanya berakhir dengan dia yang langsung menjadi janda.
**
“Ayah ….”
Lila langsung berhambur ke pelukan ayahnya, begitu pintu rumah orang tuanya terbuka.
Tangisnya terdengar begitu pilu membuat orang tua Lila yang hanya tersisa ayahnya itu bingung.
“Ada apa, Li? Kok, kamu sudah pulang?” tanya pria tua itu dengan suara menenangkan.
Rasanya, Lila tidak sanggup menjelaskan alasan dia dipulangkan di malam pertama. Namun, sejak di jalan dari hotel menuju rumah pun … nampaknya Erik telah bulat pada keputusannya.
"Ayah ... Aku ... Aku ...."
"Lila saya pulangkan kembali ke Anda.” Erik melanjutkan ucapan terpotong istrinya. “Dia sudah tidak perawan! Saya tidak mau menikah dengan barang bekas!”
"Apa? Apa maksudnya, Nak Erik?" tanya Ayah Lila dengan rasa terkejut yang tidak bisa digambarkan.
Lila melepaskan pelukan dan menghapus air matanya yang tak mau berhenti. Wanita itu begitu takut mengecewakan ayahnya, satu-satunya pelindung yang dia punya saat ini.
"Tanyakan saja pada anak Anda yang penipu dan sok polos itu!” tuding Erik lagi.
Ayah Lila kini menatap penuh pada sang anak. “Lila, jelaskan ke Ayah!” katanya dengan tegas.
“I-ini semua salah paham, Yah.” Lila mengangkat pandangannya ke arah ayahnya. Di tengah isakan tangis yang belum reda, ia menjelaskan lagi, “Mas Erik menyangka aku sudah tidak perawan. Aku bersumpah, Mas Erik yang pertama kali menyentuhku, Yah.”
"Semua bukti sudah jelas, Lila.” Pria itu kemudian menaikkan sebelah bibirnya, sinis. “Meski selama 2 tahun pacaran kamu menunjukkan sikap alim, tidak mau disentuh … siapa yang tau, kamu menjajakkan tubuhmu pada pria lain?”
“Ya Tuhan!”
Ayah Lila langsung terduduk sambil memegangi dada kirinya.
“Ayah!” Lila spontan membantu ayahnya, membawanya duduk di sofa. “Jaga omonganmu, Mas Erik! Aku bukan wanita murahan.”
“Benar, Erik. Aku yakin, putriku selalu menjaga kehormatannya.” Meski wajahnya masih pucat, Ayah Lila mencoba membela putrinya.
“Di depan Anda, mungkin dia sok alim. Tapi, kita tidak tahu bagaimana dia di luaran sana.” Erik masih menyahut, tidak peduli pada napas Ayah Lila yang megap-megap. “Aku sudah tahu busuknya Lila. Dan aku merasa ditipu. Untuk itu, selain menggugat cerai, aku juga akan menuntut ganti rugi.”
Bertepatan dengan itu, Erik melemparkan selembar kertas ke arah Ayah Lila. Lembar kertas perjanjian pra-nikah yang dibuat pria itu, yang juga telah disetujui oleh Lila, juga ayahnya.
Dua pasang mata ayah dan anak itu memelotot kaget ketika melihat satu poin janggal …
[Seluruh aset milik keluarga Raharja, termasuk pada aset yang diatasnamakan Lilara Olivia akan jadi jaminan jika suatu saat pihak pria merasa dirugikan.]
“Apa lagi maumu, Mas? Apa kamu tidak puas sudah memfitnahku, juga menyakiti Ayah?!” teriak Lila dengan pandangan menghujam mantan suaminya.
Namun, pria yang memiliki seringai licik itu tidak gentar. Dia justru tersenyum puas melihat detik-detik kehancuran keluarga Raharja.
“Dengar, Lila. Aku ini pebisnis, ayahmu juga. Kurasa kalian paham, jika kerugian harus dibayar setimpal.”
***
Setelah mengetahui siapa yang membuat masalah dengannya, David tentu saja tak tinggal diam. Pria itu memanggil Tristan, orang yang pernah merebut mantan kekasihnya dulu dan berhasil menghancurkan rencana pernikahannya. Dia sendiri mengenal Tristan sebagai anak seorang pemilik perusahaan yang cukup terkenal.Setelah membuat jadwal dan undangan, akhirnya David bisa menemui Tristan. David segera pergi ke Singapura. Dua orang yang sudah lama tak berjumpa itu pun kembali saling berhadapan dengan atmosfer yang penuh dengan ketegangan."Jadi, apa maksud dari semua ini, Pak Tristan?" David langsung memberikan pertanyaan inti meski masih tetap mencoba bersikap sopan pada pria di hadapannya.Tristan melihat laporan yang ditunjukkan asisten kepercayaan David padanya. Kedua alisnya pun saling bertaut. "Saha memang tidak menyukai Anda, Pak David. Tapi saya tidak punya waktu untuk melakukan tindakan kotor seperti ini." Tristan mulai berkilah."Mohon jangan berkilah, Pak Tristan," tekan David menco
Lila menaikkan kedua alisnya. "Aku nggak bentak Mas David ....""Tapi terdengar begitu. Kenapa kamu menyuruhku mandi? Padahal aku capek, Sayang. Aku hanya ingin bermanja - manja denganmu dulu," ujar David dengan ekspresi sedihnya yang berubah menjadi kesal.Lila menatap heran suaminya yang salah sangka. Melihat pertengkaran kecil tersebut, Shiro memilih pergi. Sementara Lila masih menatap suaminya. Dia merasa takut jika David kembali bersikap kasar dan dingin seperti saat mereka masih menikah kontrak."Maaf ...." David menunduk. Pria itu merasa bersalah. Dia pun memeluk sang istri."Aku seharusnya tidak bersikap seperti ini. Maafkan aku, Sayang ...." sesalnya sembari mencium kening Lila dan memeluk lembut wanitanya itu.Lila menghela napas. Sepertinya memang David terlalu banyak pikiran. Wajar saja. Pria itu bekerja tanpa henti. Apa lagi David semakin sibuk selain ikut mengurus anak pertama mereka. Sebelumnya juga dia sering menghadapi masalah dan mungkin saja David sudah jengah."Aku
Keheningan itu membuat Farhan merasa tidak nyaman. Sang bos belum memberikan respon apa pun atas pengakuannya kerena teledor. Perlahan pria itu mendongak, memberanikan diri untuk menatap dan menghadapi sang atasan.David ternyata diam sembari menatap lurus ke arahnya. Ketegangan semakin bertambah saat kedua mata Farhan bertemu dengan iris kecokelatan Davidson."Kalau kamu memang merasa bersalah dan bertanggung jawab soal masalah ini, maka cari dan tangkap karyawan itu! Kamu harus menyerahkannya padaku dan cari tahu alasannya serta pada siapa dia 'menjual' rahasia perusahaan!" David berujar tegas dan dingin saat memberikan perintah.Farhan menelan ludahnya. Sudah lama sekali dia tak diperlakukan sedingin ini oleh sang bos. Namun dia harus tetap patuh."Baik, Pak.""Aku tidak akan memecatmu. Karena bagaimana pun juga kamu telah membantuku agar aku bisa tiba di rumah sakit tepat waktu," imbuh David sembari menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kerja.Farhan lagi - lagi terkejut at
Penyelidikan segera dilaksanakan. David memerintahkan anak buahnya terlebih dahulu sebelum melibatkan pihak luar. Apa lagi ini merupakan masalah internal yang memang harus diatasi oleh perusahaan.Di dalam perusahaan yang terlihat baik - baik saja dari luar, para petingginya sedang mencoba membereskan masalah yang ada. David bersama Farhan kini sedang memeriksa beberapa data yang sudah terlanjur tersebar dan sedang mencoba menghentikannya.Farhan sendiri sudah mendapatkan rekaman CCTV yang dia butuhkan. Kini pria itu memeriksa rekaman yang ada. Beberapa video dari beberapa sudut telah dia periksa. Namun tak ada yang mencurigakan. Hingga dia menemukan video di mana saat dirinya sebelum mengantarkan sang bos menuju ke rumah sakit untuk mendampingi sang istri yang melahirkan."I-ini ...." Farhan bergumam sembari membetulkan kacamatanya.Kedua alis pria itu saling bertaut. Kini memorinya tertuju pada saat dia menyerahkan hasil rapat pada salah satu karyawan pria yang dia mintai tolong unt
Farhan menarik napas sebelum menjawab. "Maaf, Pak David. Tapi data itu telah bocor."David membulatkan kedua matanya. "Apa?! Bagaimana bisa?" tanya pria itu dengan ekspresi kaget dan tak percaya.Lila pun mendongak menatap heran ke arah suaminya. Terlihat jelas bahwa David sedang terkejut."Maaf, Pak David. Saya dan juga Cindy sedang menyelidikinya. Kami sedang mencari tahu bagaimana data itu sampai bocor," jawab Farhan terdengar ketakutan.David menghela napas kasar. Pria itu kemudian duduk di samping sang istri, tepatnya pada salah satu sisi tempat tidur. Tangan kanannya menggenggam ponsel, sementara tangan kirinya menyugar rambutnya."Kalau begitu teruslah selidiki. Aku akan segera ke kantor," ucap David kemudian sembari menutup panggilan telepon.Pria itu kini menunduk. Lila yang merasa khawatir segera mendekati suaminya dan meraih lengan kekar pria itu dengan lembut."Mas ... Ada apa?" tanya wanita itu khawatir. Melihat dari respon suaminya, dia menduga adanya masalah yang sedang
Malam itu suhu cukup panas. Bayi mungil David dan Lila mulai rewel karena kegerahan. Beruntung sang ayah dengan sigap menyetel suhu dalam ruangan tersebut agar putranya kembali nyaman."Ternyata dia merasa kegerahan juga," ucap David yang kini berjalan mendekati istri dan anaknya."Iya, Mas. Sekarang cukup sejuk," sahut Lila.Bayi mungilnya masih menangis. Lalu segera saja Lila memberikan ASI padanya. Dan ternyata tak hanya kegerahan saja, bayi kecil itu juga meredakan haus dan lapar."Ternyata lapar juga Adek, ya?" Lila bertanya dengan lembut seolah sedang bertanya langsung pada putranya.David duduk di samping Lila yang sedang menyusui putranya. Tatapan pria itu tertuju pada payudara Lila yang terlihat padat dan berisi. Kini dia menelan ludahnya seolah ikut merasakan kehausan."Kenapa lihatinnya kaya gitu, Mas?" tanya Lila menatap curiga pada suaminya.David tersenyum penuh arti. Pria itu kemudian beralih menatap wajah cantik istrinya."Aku hanya penasaran bagaimana rasanya," gumam
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen