Share

Melamar Claudia

last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-25 21:37:48
Claudia tidak ingin merusak suasana makan malam romantis yang telah disiapkan Ryuga. Demikian, Claudia berusaha untuk menunda keinginannya untuk memberitahu Ryuga tentang apa yang terjadi tadi siang.

“Ryuga,” panggil Claudia selagi tangannya menaruh alat makan di piring. Claudia sudah selesai makan.

Pandangannya naik untuk menatap Ryuga yang ternyata juga tengah menatapnya. “Mmm?” sahutnya dengan suara yang dalam.

“Mau es krim untuk penutup mulut, Claudia?” tawarnya.

Ditawari makanan kesukaannya, Claudia mana mungkin menolak. Dia menganggukkan kepalanya. “Mauuuu.” Bibir cherry-nya merespons dengan sedikit maju ke depan, membuat Claudia tampak terlihat lucu.

Ryuga balas terkekeh. “Barusan ada apa memanggilku?” Dia sengaja mengalihkan topik untuk suatu hal.

“Besok malam, kamu ada kegiatan, Ryuga?” Claudia sengaja menanyakan ini untuk berjaga-jaga jika kakek dan ayahnya meminta Ryuga datang menemui keduanya.

“Apa memikirkan seseorang termasuk kegiatan, Claudia?” Alih-alih langsung
catatanintrovert

Maaf lama up-nya^^ Bab ini aku revisi dua kali wkwk moga dapet feel-nya yheaaa

| 88
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (16)
goodnovel comment avatar
Seruni Satiya
aku jdi ikut nangis.............terharu...
goodnovel comment avatar
Iezzah
baper abiss ach Thor km
goodnovel comment avatar
Scolastika Susetyani
asyiiik...seru buangeeett..q suka q suka...romantis sekali. ..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pesona Presdir Posesif   Kediaman Adiwilaga

    Keesokan hari, pagi-pagi sekali, Garvi sudah bersiap untuk menjemput Aruna di bandara nanti pukul sembilan siang. Dia tak ingin terlambat. Bahkan sarapan bersama orang tuanya pun ingin Garvi lewatkan kalau Kinara tak memanggilnya lebih dulu. “Vi, sarapan dulu. Kamu belum makan apa-apa sejak kemarin sore 'kan?” suara Mamanya–Kinara terdengar dari arah dapur. Dengan helaan napas pendek, Garvi mengangguk lalu berjalan ke meja makan. Dia memang tidak berselera untuk melakukan apa-apa semenjak kepulangannya dari kediaman Ryuga. ‘Pak Ryuga tahu bahwa aku tidak sedikitpun menyukainya.’ Ucapan Diana berhasil menghantui Garvi semalaman. “Siapa saja yang pergi? Ryuga dan Claudia ikut juga?” tanya Kinara sambil menuangkan teh untuk putranya. “Tentu saja nggak, Ma,” jawab Garvi santai, setengah malas menjawab. Bahunya mengedik pelan. “Aku dan Aland yang akan pergi.” Sebenarnya Garvi sudah menghubungi Pras, tapi belum ada jawaban. “Prasandji kekasihnya Aruna tidak ikut?” Sang Mama bertanya

  • Pesona Presdir Posesif   Perasaan Aneh

    Garvi … akan berhenti?Seharusnya Diana merasa lega. Namun, alih-alih lega, dia malah merasa sesak yang ada. Tangannya meremas sprei Gara.‘Kenapa reaksiku begini …?’ batinnya tidak mengerti.Apa ini terlalu mendadak? Dan Diana belum sempat mempersiapkan apa––Tunggu, memangnya apa yang harus dia siapkan?“Aku akan ke luar,” beritahu Garvi. Suaranya pelan, takut membangunkan Gara yang tidurnya tampak nyenyak.Lantas tangan Garvi menyentuh sisi lengan Diana. Pria itu memberikan usapan lembut. “Istirahatlah.”Tanpa menunggu balasan, Garvi turun dari ranjang tempat Gara tertidur dan melangkah keluar. Terdengar suara pintu yang dibuka lalu ditutup pelan-pelan.Diana memejamkan mata, menuruti ucapan Garvi untuk beristirahat. Namun, seberapa keras dia memaksa, rasanya tidak bisa.Embusan napasnya berat. Dia membuka mata dan menatap Gara. Dia berkata lirih, "Uncle Garvi bisa bersama seseorang yang lebih baik dari Aunty, 'kan, Gara?"Dibandingkan dirinya yang bukan siapa-siapa, Garvi pantas m

  • Pesona Presdir Posesif   Ajakan Kencan Terakhir

    “Kamu tidak perlu tahu.”Saat kalimat itu meluncur dari bibir Garvi, pria itu tersenyum ringan. Tapi senyum itu menyiratkan sesuatu. Dalam gerakan tenang, dia mengambil jaketnya, berdiri, dan menatap Karina untuk yang terakhir kalinya.“Yang perlu kamu tahu, Karina … aku tidak tertarik. Sudahi saja pertemuan ini.” Dia berucap tegas.Bukan Garvi tak menyayangi Aruna. Tapi jika dia menuruti rencana Karina, Garvi yakin dia bukan hanya akan menghancurkan adiknya, melainkan dia juga akan menyakiti seseorang yang sudah lama mengisi kekosongan di dalam dirinya.Tanpa sepatah kata lagi, Garvi melangkah pergi. Di belakangnya, Karina mengepalkan tangan. Bibirnya bergetar, menahan rasa kalah yang pahit.“Jadi karena ada wanita lain?” desisnya pelan.Suaranya terdengar hampir seperti ancaman. “Lihat saja apa yang akan aku lakukan!”****Di rumah Ryuga, suasananya mendadak sepi. Itu karena saat tidur siang tiba, Diana sudah membawa Gara ke kamar atas permintaan bocah laki-laki itu sendiri.“Ya amp

  • Pesona Presdir Posesif   Pertemuan Garvi dan Karina

    Mau bicara apa soal Aruna?”Itu bukan lagi suara Ryuga yang berada di apartemen, melainkan Garvi yang baru saja tiba di salah satu cafe. Kalau bukan karena nama Aruna disebut dalam panggilan telepon dari Karina, dia tidak akan menemuinya dan berakhir meninggalkan Diana.Sesaat Garvi merasa kesal karena tiba-tiba saja Karina bisa mendapatkan nomor ponselnya. “Duduk dulu baru kita bicara … soal Aruna,” kata Karina, mempersilakan sambil mendongakkan kepala untuk menatap pria super tinggi di hadapannya.Garvi hanya mendengus pelan tapi tak ayal duduk berhadapan dengan Karina. Tapi, sebelum itu Garvi sempat melepaskan jaket kulit yang dipakainya, memperlihatkan dia dalam balutan kaos santai.Jujur saja, penampilan Garvi tampak sesuai dengan kriteria pria yang Karina sukai. Dia nyaris tidak berkedip menonton tindakan kecil Garvi barusan.Namun, cepat Karina mengendalikan diri. “Terima kasih sudah mau datang,” ujarnya. Suaranya dikendalikan, tidak terlalu manis. Tapi, senyumnya tidak bisa

  • Pesona Presdir Posesif   Pertanyaan Iseng

    “Kita harus membahas ini dengan Aruna,” gumam Claudia. “Tapi … jangan besok, aku masih ingin melihat senyum cerah putriku.”Cepat atau lambat, persoalan ini memang harus dibahas dan menemukan jawaban. Entah itu berakhir seperti yang Ryuga dan Sandra inginkan atau justru sebaliknya.‘Apapun keputusan Aruna, aku akan mendukungnya!’Keadaan menjadi hening. Baik Ryuga maupun Claudia masih terlena oleh kejadian tadi. Tapi, Claudia tidak ingin membuat suasana tidak nyaman ini berlarut-larut.Lantas Claudia menatap Ryuga sambil mengulum senyum. Tiba-tiba melintas sebuah pemikiran di dalam kepalanya. Jari-jari tangannya masih tenggelam di antara helai rambut Ryuga.“Mas Ryuga,” panggil Claudia dengan suara yang lembut.Ryuga menyahut tak kalah lembut. “Mmm?”Biasanya Ryuga akan bersikap tak acuh, tidak peduli orang berkata apa terhadapnya. Tapi, jika itu menyangkut Aruna, semua akan terasa berbeda. Aruna … menjadi kekuatan sekaligus kelemahan baginya.Batin Ryuga bertanya-tanya, kesalahan apa

  • Pesona Presdir Posesif   Bukan Anak Kecil Lagi

    "Aku sudah memberitahu Diana, Mas Ryuga." Beberapa menit lalu, Claudia menerima balasan dari Diana. Wanita itu mengabarkan bahwa tak masalah menjaga Gara seharian, bahkan sempat menyisipkan cerita soal Gara yang sedang menyusun Lego bersama Aland. Kadang-kadang Aland bisa bersikap manis, jika sikap tengilnya tidak diaktifkan. Ryuga mengangguk. “Sebagai gantinya, besok dia aku izinkan tidak masuk bekerja.” Dia tahu hari libur Diana telah terganggu. Meskipun sudah meninggalkan kediaman Azzata, Ryuga tidak langsung pulang ke rumah. Sebaliknya, dia mengajak Claudia singgah sebentar ke apartemen. Jelas tidak ingin membawa perasaan tidak nyaman masuk ke dalam rumah. Claudia masih sibuk dengan ponselnya ketika Ryuga tiba-tiba merebahkan kepala di pahanya. “Ada apa … Mas Ryuga?” Pertanyaan itu mengudara bersamaan dengan gerak spontan tangannya yang mengusap rambut suaminya. Claudia menyingkirkan ponsel ke samping dan memilih memberi waktu sepenuhnya untuk pria di pangkuannya. Mata Ryug

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status