Share

Mencicipi Claudia

last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-31 23:46:45
Cepat-cepat Ryuga menarik jari tangannya keluar dari mulut Claudia. Kepalanya langsung menoleh ke belakang, ke samping nakas tempat tidur, mencari air minum. Namun, nihil.

Ryuga kembali menolehkan wajah untuk menatap Claudia lagi. Pria itu berujar, “Aku akan mengambilkan air–

“T-tidak perlu, Ryuga,” cegah Claudia sambil berdehem beberapa kali. Dia hanya terbatuk kecil.

“Kamu yakin?” tanya Ryuga dengan serius. Manik hitamnya menyorot tajam. Bagaimana pun, kenyamanan Claudia nomor satu bagi Ryuga.

Claudia memberikan anggukan. “Maaf yang barusan,” ucapnya disertai ringisan. Netra matanya memandang Ryuga lamat-lamat. “Aku akan melakukannya lebih berhati-hati … pada milikmu.” Usai mengatakan itu, Claudia kembali membuang wajahnya yang sudah memerah bak kepeting rebus.

Dia tidak sanggup berlama-lama menatap Ryuga. Manik hitam tajam pria itu seolah-olah menelanjanginya. Dada Claudia semakin dibuat berdebar.

“Yang barusan baru jariku, Claudia. Dan kamu sudah tersedak,” dengus Ryuga berni
catatanintrovert

Gantung, maaf wkwk. Part lengkapnya besok ya. Aku ngantuk, takut ngaco nulisnya *kaburrrr

| 92
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (23)
goodnovel comment avatar
Venny Mayrita
yahhhhh....padahal lg seru thorrr..
goodnovel comment avatar
Nina martriana
ayo kak lanjut
goodnovel comment avatar
Mamãe Syila
MLM ini tolong dilanjutkan Thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pesona Presdir Posesif   Negosiasi Kencan

    Melihat wajah Diana yang memerah seperti tomat, Garvi tidak bisa menahan senyum kecilnya.“Jangan terlalu tegang. Rileks saja,” ujarnya pelan. Lalu tanpa banyak peringatan, dia mencondongkan tubuh, dan mendaratkan kecupan singkat di pipi kiri Diana.Rileks, apanya?!Mata Diana membola. Dia bahkan belum sempat memprotes ketika tiba-tiba ibu jari Garvi mengusap sudut bibirnya yang masih terasa hangat. Sentuhan itu terasa lembut, membuat detak jantung Diana kembali tak karuan.“Aku terbawa suasana ... maaf.”Refleks, Diana langsung menepis tangan Garvi dari bibirnya. Dia berdeham, berusaha keras mengatur napas dan menata ekspresi wajahnya agar terlihat biasa saja.“O–oke,” gumamnya pelan.Itu semua bisa dimaklumi, karena sejujurnya Diana juga terbawa suasana. Tapi, masalahnya kenapa Garvi harus meminta maaf segala?!Ditambah pria itu terang-terangan masih menatapnya. Diana merasa gila hanya dengan ditatap seintens itu.“Aku sudah memberikan jawabanku. Jadi, kamu bisa pergi, Garvi.” Nada

  • Pesona Presdir Posesif   Pemanasan

    “Diana Rachel.”Setiap kali Garvi memanggilnya seperti itu dengan suaranya yang dalam dan berat, sebagian dalam diri Diana dibuat bergidik. Dia merasa diinginkan dan dilihat … sebagai seorang wanita.Dan karena itulah Diana selalu protes ketika Garvi menyebut namanya tanpa embel-embel yang lebih formal atau sopan. Dia tidak berani menginginkan lebih.Kemudian Diana menurunkan jinjitan kakinya perlahan. Dia masih tidak percaya kalimat yang terlontar dari mulutnya barusan. “Tidak ada salahnya mencoba, ‘kan?”Sial. Itu terlalu vokal. Padahal, semalaman dia masih dibuat bimbang. Sudah lama semenjak Diana terakhir kali menangisi seorang pria.Dia banyak memikirkan tentang Garvi.Apakah dia cukup layak untuk menjadi teman kencan pria sekelas Garvi Adiwilaga? Pria itu … dua tahun lebih muda. Garvi juga berasal dari keluarga terpandang. Diana mengetahui dia sedang dipersiapkan untuk menjadi penerus dari Adiwilaga Group.Namun, di sisi lain, siapa Diana Rachel? Hanya wanita biasa tanpa keluarg

  • Pesona Presdir Posesif   Jawaban Diana

    Penampilan Argus Adiwilaga beserta sikapnya dinilai arogan dan menakutkan. Banyak kolega bisnis dan musuhnya menganggap demikian. Semua orang merasa segan saat berhadapan dengannya. Tapi, sebenarnya Argus hanya manusia biasa. Dia memiliki perasaan dan bisa berbuat kesalahan, sama seperti manusia lainnya. Dan kesalahan Argus adalah … bertemu Natasha. Namun, di sisi lain Argus tak menyalahkan atas kehadiran Aruna. Dia justru membenci dirinya sendiri dan juga membenci Natasha sebab wanita itu meninggalkan Aruna beberapa jam setelah melahirkan. Membayangkan tidak ada Ryuga saat itu, pernikahan Argus dan Kinara mungkin tidak akan bisa diselamatkan. Di usianya yang begitu muda untuk menjadi seorang ayah, Ryuga mengatakan, “Bukan Natasha ataupun kamu yang akan merawatnya. Melainkan, aku.” Siapa pula pria yang sudi bertanggung jawab untuk merawat anak yang bukan kandung bahkan menikahi gadis yang sudah mengandung anak orang lain? Ryuga Daksa … agak berbeda. Tapi, pria itu lebih pantas

  • Pesona Presdir Posesif   Kediaman Adiwilaga

    Keesokan hari, pagi-pagi sekali, Garvi sudah bersiap untuk menjemput Aruna di bandara nanti pukul sembilan siang. Dia tak ingin terlambat. Bahkan sarapan bersama orang tuanya pun ingin Garvi lewatkan kalau Kinara tak memanggilnya lebih dulu. “Vi, sarapan dulu. Kamu belum makan apa-apa sejak kemarin sore 'kan?” suara Mamanya–Kinara terdengar dari arah dapur. Dengan helaan napas pendek, Garvi mengangguk lalu berjalan ke meja makan. Dia memang tidak berselera untuk melakukan apa-apa semenjak kepulangannya dari kediaman Ryuga. ‘Pak Ryuga tahu bahwa aku tidak sedikitpun menyukainya.’ Ucapan Diana berhasil menghantui Garvi semalaman. “Siapa saja yang pergi? Ryuga dan Claudia ikut juga?” tanya Kinara sambil menuangkan teh untuk putranya. “Tentu saja nggak, Ma,” jawab Garvi santai, setengah malas menjawab. Bahunya mengedik pelan. “Aku dan Aland yang akan pergi.” Sebenarnya Garvi sudah menghubungi Pras, tapi belum ada jawaban. “Prasandji kekasihnya Aruna tidak ikut?” Sang Mama ber

  • Pesona Presdir Posesif   Perasaan Aneh

    Garvi … akan berhenti?Seharusnya Diana merasa lega. Namun, alih-alih lega, dia malah merasa sesak yang ada. Tangannya meremas sprei Gara.‘Kenapa reaksiku begini …?’ batinnya tidak mengerti.Apa ini terlalu mendadak? Dan Diana belum sempat mempersiapkan apa––Tunggu, memangnya apa yang harus dia siapkan?“Aku akan ke luar,” beritahu Garvi. Suaranya pelan, takut membangunkan Gara yang tidurnya tampak nyenyak.Lantas tangan Garvi menyentuh sisi lengan Diana. Pria itu memberikan usapan lembut. “Istirahatlah.”Tanpa menunggu balasan, Garvi turun dari ranjang tempat Gara tertidur dan melangkah keluar. Terdengar suara pintu yang dibuka lalu ditutup pelan-pelan.Diana memejamkan mata, menuruti ucapan Garvi untuk beristirahat. Namun, seberapa keras dia memaksa, rasanya tidak bisa.Embusan napasnya berat. Dia membuka mata dan menatap Gara. Dia berkata lirih, "Uncle Garvi bisa bersama seseorang yang lebih baik dari Aunty, 'kan, Gara?"Dibandingkan dirinya yang bukan siapa-siapa, Garvi pantas m

  • Pesona Presdir Posesif   Ajakan Kencan Terakhir

    “Kamu tidak perlu tahu.”Saat kalimat itu meluncur dari bibir Garvi, pria itu tersenyum ringan. Tapi senyum itu menyiratkan sesuatu. Dalam gerakan tenang, dia mengambil jaketnya, berdiri, dan menatap Karina untuk yang terakhir kalinya.“Yang perlu kamu tahu, Karina … aku tidak tertarik. Sudahi saja pertemuan ini.” Dia berucap tegas.Bukan Garvi tak menyayangi Aruna. Tapi jika dia menuruti rencana Karina, Garvi yakin dia bukan hanya akan menghancurkan adiknya, melainkan dia juga akan menyakiti seseorang yang sudah lama mengisi kekosongan di dalam dirinya.Tanpa sepatah kata lagi, Garvi melangkah pergi. Di belakangnya, Karina mengepalkan tangan. Bibirnya bergetar, menahan rasa kalah yang pahit.“Jadi karena ada wanita lain?” desisnya pelan.Suaranya terdengar hampir seperti ancaman. “Lihat saja apa yang akan aku lakukan!”****Di rumah Ryuga, suasananya mendadak sepi. Itu karena saat tidur siang tiba, Diana sudah membawa Gara ke kamar atas permintaan bocah laki-laki itu sendiri.“Ya amp

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status