Share

23. Menjadi Ibu

Khanza masih kesal dengan suaminya. Namun, demi rasa sayang pada buah hati yang baru ia lahirkan, rasanya tidak tega harus merusak suasana. 

Dengan sabar Khanza menggendong bayinya, mesti luka di perutnya masih terasa perih. Berulang kali pula Keenan membantunya mengangkat sang bayi dekat ke Khanza, semua untuk mempermudah Khanza. 

"Anak kita haus. Disusuin dulu ya, sebelum dibawa suster ke ruangan lagi," kata Keenan lembut seraya membelai kepala bayi yang tengah menangis dalam pegangan Khanza. 

"Iya, aku tahu kok, Mas," sahut Khanza masih sewot. 

"Iya, maaf ya." Keenan tampak lesu. 

Sebenarnya Khanza sudah iba dan tidak tega memusuhi Keenan terus, tapi kalau ingat kelakuan Keenan yang menghilang di saat tergenting dalam hidupnya, api di hatinya masih membara. Suami macam apa yang tega meninggalkan istri di saat hamil tua sampai hampir meregang nyawa di jalanan bersama janin yang masih di dalam rahim?

"Za, aku minta

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status