Share

Panik

Bab55

Bapak hanya terdiam, dia memandangi koran di tangannya, sambil menyesap kopi buatan Ibu.

Emilia masih sibuk dengan mainannya, jika biasanya dia akan bermain dengan Mas Alif dengan ceria. 

Kini dia hanya bermain seorang diri. Kadang dia jenuh dan terdiam, bahkan kuajak main bersama pun dia tolak.

Gadis kecil itu kini sering menangis seorang diri.

Saat kami sekeluarga menunggu taksi. Mak Rokayah tetangga belakang rumah, pun menghampiri kami.

"Mau kemana?" 

"Ke kota, Bu!" jawab Bapak.

"Yah, lama nggak? Bakal kesepian aku nanti."

"Belum tahu, kalau cocok mencari rezeki di sana, mungkin akan lama."

Mak Rokayah nampak lesu, dan berjalan ke arah kami.

"Semoga kalian sukses dan selalu sehat di perantauan. Aku, pasti akan selalu rindu," ungkapnya, sembari memeluk Ibu.

Kami terharu, mereka berdua memang begitu dekat. Selama bertahun-tahun, dua sahabat ini begitu akur dan tidak pernah berselisih

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status