Share

Bab 14

 Kami semua terlonjak kaget dan Dimas berteriak. Dia mengakui kemudian bahwa dia mengira, sesaat, bahwa suara itu berasal dari anak laki-laki yang sudah meninggal di depan kami.

 Di sisi terjauh dari area berawa, dari sisi tempat kami berdiri, di mana hutan menyembunyikan salah satu ujung jalan, Tomi, Sandi, Dedi dan Jarot berdiri bersama disana.

 “Sialan!” kata Sandi. “Itu adikku dan teman-temannya.”

 Rudi menatap mereka dengan mulut terbuka. Bajunya yang basah karena kehujanan masih terikat di pinggangnya. Ranselnya, yang sekarang berwarna merah tua karena hujan, tergantung di punggungnya yang telanjang.

 “Apa yang kau lakukan, Dimas? Pergilah!” teriak Sandi. "Kami yang menemukannya. Tidak akan ada masalah. Kami akan melaporkannya.”

 “Tidak! Kalian tidak bisa berbuat sesuka hati kalian.” kataku. Aku tiba-tiba marah pada mereka. Saya bertekad bahwa kali ini orang y

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status