Share

Bab 18

 Ketika luka-lukanya sembuh, Dimas dan Hari pergi begitu saja. Mereka telah menemukan sekelompok orang baru seusia kita yang akan melakukan apa yang mereka katakan. Mereka mulai membawa teman barunya ke markas, sedangkan Rudi dan saya mulai jarang pergi ke sana. 

 Saya ingat terakhir kali saya pergi ke sana pada akhir tahun 1996, ketika sekelompok orang dewasa menebangi pohon jati di kebun ayahku, dan menghancurkan markas kami. Ayahku menjual hampir semua pohon jati di kebunnya untuk membiayai kuliahku di tahun berikutnya. Dan juga untuk membeli tempat tinggal baru untukku di pusat kota.

 Dimas dan Hari perlahan menjadi dua wajah yang asing bagiku. Ketika bertemu dengan salah satu dari mereka, kami hanya mengangguk dan berkata 'Hai'. Itu saja. Itu benar-benar yang terjadi.

Tidak seperti yang kami harapkan sebelumnya, untuk tetap saling berbagi kisah perjuangan hingga akhir hayat kami. Tapi itulah yang terjadi, kenyataan terkadang begitu ce

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status