Share

Mata-mata (Part 1)

Di dalam hati Rose panik, namun ia tidak memperlihatkannya secara terang-terangan. Rose sudah berlatih sekian tahun untuk menyamar. Dan mengatasi Luke seharusnya bukan hal yang sulit. Ini adalah ujian pertama yang harus dilaluinya sebagai calon pemimpin perusahaan.

"Tuan, saya minta maaf. Saya membuatkan teh itu untuk Tuan Denzel tapi saya meminumnya karena Tuan Denzel pergi meeting. Maafkan kelancangan saya," jawab Rose dengan kepala tertunduk.

Luke maju mendekat sambil memicingkan mata.

"Lain kali jangan coba berbohong padaku. Itu tidak akan berhasil."

"Sekali lagi saya minta maaf, Tuan," jawab Rose tanpa memandang Luke.

"Kenapa Denzel mempekerjakan gadis muda yang suka berbohong sepertimu? Atau mungkin dia memilihmu karena kamu dan Miss Black punya sifat yang sama. Sama-sama pintar berbohong," tukas Luke.

Perkataan pedas Luke membuat panas telinga Rose. Entah mengapa lelaki ini membenci Miss Black dan berani menuduhnya sebagai pembohong padahal mereka tidak saling kenal. Apakah mungkin Luke marah karena harus berbagi harta warisan dengannya?

"Saya permisi dulu, Tuan. Silakan duduk. Saya akan membereskan meja ini," ujar Rose menyingkirkan cangkir teh itu.

"Mau kabur setelah ketahuan berbohong?" sindir Luke. Rose berusaha tidak menghiraukannya. Ia tidak mau terpancing emosi apalagi terlibat pertengkaran yang tidak penting dengan pria sombong seperti Luke. Yang harus dia lakukan adalah pergi secepat mungkin dari ruangan itu.

Rose melangkah keluar dengan membawa cangkir di tangannya. Ia hendak menghubungi Denzel, tapi pria itu sudah muncul di depan pintu. Gurat kekhawatiran tampak jelas di wajah Denzel.

"Nona, Anda tidak apa-apa? Saya langsung kembali kesini setelah mendengar kedatangan Tuan Luke."

"Iya, dia masih ada di dalam ruang CEO. Tadi dia memergoki aku dan mencurigai aku sebagai Miss Black. Terpaksa aku harus membohonginya," jelas Rose.

"Kalau begitu Nona pulang saja. Biar saya yang menghadapi Tuan Luke."

"Terima kasih, Daddy. Pekerjaanku yang tertunda akan kuselesaikan di akhir pekan," jawab Rose.

"Hati-hati, Nona. Nanti malam saya akan menjemput Nona jam tujuh untuk makan malam."

Rose mengangguk. Tak ayal lagi Denzel adalah sang penyelamat yang selalu siap menolongnya setiap kali dibutuhkan.

***

Rose menggunakan dress pendek berwarna merah muda dan menambahkan aksesoris kalung di lehernya. Malam ini ia ingin tampil lebih cantik untuk merayakan keberhasilannya melewati audisi bersama Denzel.

"Daddy, aku sudah siap."

Denzel berdiri dan memandang Rose. Ia menekuk sebelah lengannya, mempersilakan Rose untuk menggandeng tangannya.

Rose tersenyum lalu mengikuti kemauan walinya itu. Ia sudah terbiasa memahami segala isyarat dari Denzel, begitu pula sebaliknya. Seolah pikiran mereka memang terkoneksi satu sama lain.

Denzel membawa Rose makan malam di restoran Perancis yang mewah. Ia ingin Rose menikmati suasana baru selepas semua ketegangan yang dialaminya hari ini.

"Semua makanannya kelihatan enak, Daddy. Aku jadi bingung harus pilih yang mana. Iringan musik klasiknya juga indah," puji Rose sambil membolak balik buku menu.

"Biar saya yang memilihkan menu untuk Nona. Saya pernah beberapa kali makan bersama klien penting di restoran ini. Jadi saya sudah tahu mana yang sesuai dengan selera Nona."

"Aku kira Daddy pergi berkencan bersama kekasih Daddy," celetuk Rose.

"Saya tidak punya waktu untuk itu Nona," jawab Denzel datar.

Rose pun mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Daddy apa yang Luke tanyakan setelah aku pergi?"

"Dia mengorek keterangan tentang jati diri Nona. Saya mengatakan Nona adalah mahasiswi semester akhir yang magang di kantor sebagai sekretaris."

"Apa dia menyinggung soal Miss Black?" tanya Rose.

"Iya, saya menjawab Miss Black ada di luar negri dan tidak mau diganggu oleh siapapun."

"Dia percaya begitu saja dengan penjelasan itu?" tanya Rose penasaran.

"Saya yakin tidak. Dia pasti mencari bukti-bukti tentang Nona. Nona harus lebih berhati-hati sekarang. Jangan muncul dulu di kantor untuk sementara waktu," tegas Denzel.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status