Home / Fantasi / Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa / 32. Celestial Myrad : Varion

Share

32. Celestial Myrad : Varion

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2025-04-17 21:06:45
Kabut darah yang menggantung di udara seolah membeku. Dari arah barat, tekanan spiritual luar biasa datang menghantam seisi paviliun seperti gelombang laut yang menggulung daratan. Bukan sekadar aura… tapi kekuatan yang dasyat. Seakan langit sendiri menolak keberadaan Kevin karena dianggap telah melawan takdir langit dengan kekuatannya.

Langkah-langkah berat mengguncang paviliun, perlahan namun pasti. Setiap langkah seperti palu ilahi yang menghantam jantung siapa pun yang mendengarnya. Para anggota paviliun dari lima cultivator elite yang tewas—yang bahkan terlalu takut untuk melarikan diri—tersungkur, tubuh mereka gemetar tanpa mampu mengangkat kepala.

Lalu—dari balik kabut, muncul satu sosok ...

Tinggi. Tegar. Tak tergoyahkan. Sosok itu berdiri bagaikan pilar langit yang menjulang di tengah lautan kematian.

Ia mengenakan jubah putih panjang yang jatuh mulus hingga menyentuh lantai, dengan sulaman benang emas dan ungu yang membentuk lambang bunga lotus terbalik—simbol suci milik Cele
Zhu Phi

Bab Utama : 2/2 Selesai Bab Bonus : 0/2 Malam ini ada 2 Bab Bonus karena jumlah Gems tercapai ...

| 4
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   33. Kehebatan Serangan Varion

    Dalam sekejap yang nyaris tak terdeteksi oleh mata manusia, Varion lenyap dari tempatnya berdiri. Bukan bergerak cepat, bukan melompat—ia benar-benar menghilang dari jalinan ruang dan waktu, seolah terhapus oleh kuas takdir. Udara di sekitarnya bergolak, mencabik dirinya sendiri dalam keheningan yang mencekam. Seperti kain tua yang disobek dari tengah, ruang di sekitarnya robek, menciptakan hisapan halus yang menyakitkan telinga.Lantai marmer yang menjadi pijakannya langsung meledak—bukan hanya retak, tapi pecah dan menciptakan lubang menganga. Retakan itu menjalar seperti guratan petir di tanah tandus. Pilar batu raksasa yang berada di dekatnya tak luput dari kehancuran .. patah dengan suara gemeretak seperti tulang rapuh yang diinjak paksa, hancur oleh kekuatan yang tak dapat dijinakkan.GWAARR!!Suara menggelegar yang menggema seperti raungan naga dari kedalaman neraka mengguncang ruang aula. Dalam detik yang bahkan tak memberi waktu untuk berkedip, ujung tombak perak bercabang dua

    Last Updated : 2025-04-17
  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   34. Ratusan Pedang Spiritual

    Dari pusaran yang perlahan memudar, Varion berdiri tegak. Tombaknya diturunkan perlahan, dan napasnya terdengar berat namun terkontrol.Setetes darah merah gelap meluncur turun dari sudut bibirnya, menodai jubah putihnya yang bersimbol lotus perak. Warna merah itu mencolok, kontras di atas kain suci—sebuah luka kecil... namun bagi seorang Celestial Myrad, luka sekecil itu bisa menjadi pertanda bencana.Dia menatap Kevin dengan mata yang kini tidak lagi tenang. Ada kilatan waspada dan hormat, sesuatu yang jarang muncul dari sosok seperti dirinya.“Kau bukan lawan sembarangan…” gumam Varion. Suaranya tak setenang sebelumnya—ada nada berat yang menggantung di ujung kalimatnya, seperti beban yang baru saja ia sadari.Ia mengangkat satu tangan, menyeka darah dari bibirnya. “Ini… pertama kalinya dalam lima tahun seseorang bisa menembus pertahanan spiritualku.”Kevin tidak menjawab langsung. Ia melompat mundur dengan lincah, mendarat ringan di atas reruntuhan aula yang hancur. Debu berhambu

    Last Updated : 2025-04-17
  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   35. Mahadewa Pedang Tak Terkalahkan

    Langit bergetar seolah hendak runtuh. Tanah di bawah kaki Kevin pecah, membentuk retakan-retakan seperti guratan kutukan kuno.Dan saat cahaya ledakan memudar…“DEMON STRIKE SWORD!!”Suara Kevin kini berubah. Dalam gaungnya, ada murka dan penderitaan, seperti dentang lonceng terakhir bagi jiwa-jiwa tersesat.Tubuhnya memuntahkan gelombang energi hitam pekat, menjulang ke langit dan membelah udara seperti cakar iblis. Dari dalam energi itu, terdengar jeritan—lolongan menyayat dari jiwa-jiwa yang terkunci dalam penderitaan abadi.Energi itu menyapu semua pedang spiritual yang datang. Satu per satu pedang dihancurkan, meledak menjadi cahaya hitam kebiruan sebelum menghilang dalam kehampaan. Tapi teknik itu tidak tanpa harga.Tubuh Kevin terpental ke belakang. Kakinya menyeret permukaan batu keras, meninggalkan goresan panjang dan dalam. Tanah berkeping, debu mengepul liar.Ketika angin pertempuran akhirnya mereda… pelipis kirinya robek. Darah segar mengalir lambat, menuruni pipinya sepert

    Last Updated : 2025-04-18
  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   36. Mahadewa Pedang Tak Terkalahkan - II

    Langit mendadak bergemuruh. Bukan karena badai. Bukan pula karena petir yang menggelegar. Tapi karena satu sosok—sebuah entitas yang berdiri di puncak dunia dengan napas agung dan mata yang menembus lapisan realitas.Kevin Drakenis telah bangkit.Namun, ia bukan lagi manusia biasa. Bukan lagi pemuda yang berdarah dan berdaging seperti yang dikenal banyak orang. Ia kini menjelma menjadi sesuatu yang hanya pernah disebut dalam desahan doa, hanya digambarkan dalam catatan langit kuno—Mahadewa Pedang Tak Terkalahkan.Udara di sekelilingnya menjadi sunyi. Bahkan angin pun menahan napasnya, seperti makhluk kecil yang sadar sedang berada di hadapan penguasa semesta. Daun-daun yang tadinya beterbangan di udara perlahan gugur dengan tenang, seolah menghaturkan hormat.Langkahnya ringan, nyaris tanpa suara, namun setiap jejak yang ia tinggalkan membuat tanah bergetar perlahan. Aura keagungannya menjulang tak terlihat namun terasa—mendesak dan melingkupi, seperti lautan energi suci yang menguar d

    Last Updated : 2025-04-18
  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   37. Satu Jurus Lagi

    Kevin dan pedangnya... telah menyatu. Seperti kabut yang menjadi bagian dari udara, seperti nyala yang menyatu dengan api. Tak terlihat, namun terasa—mengerikan dan pasti.Dan kemudian—“HEAVEN-SUNDERING FLASH!!”Suara itu meledak dari langit, seperti tiupan sangkakala yang menggetarkan bintang-bintang. Cahaya turun dari atas, bukan sekadar terang—tapi terang yang menyayat. Sebilah pedang ilahi menyayat langit, turun bagaikan kilatan meteor surgawi yang hendak memisahkan dunia dari langit.Varion mendongak. Matanya membelalak.Terlambat.Formasi lotus mulai retak—retakan kecil, lalu menjalar, membelah, menghancurkan. Satu demi satu, lapisan perisai spiritualnya runtuh seperti kaca diserang badai bintang.“Tidak—!” seru Varion, mengangkat tombaknya.Tapi kekuatan itu… terlalu besar.Tubuhnya terpental seperti boneka, terdorong puluhan meter ke belakang. Tumitnya menggores lantai arena, menciptakan parit mendalam yang menyala dengan percikan api spiritual. Setiap gesekan membakar tanah s

    Last Updated : 2025-04-18
  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   38. Jurus Terakhir Mahadewa Pedang

    Langit seketika berubah kelam. Bukan hanya gelap—tetapi gelap yang padat, seperti tinta ilahi tumpah menutupi kanvas dunia. Tak ada gerakan. Tak ada bisikan angin. Bahkan suara dedaunan, langkah semut, dan bisikan roh pun… lenyap.Segalanya membeku, terhenti dalam satu detik yang terlalu panjang untuk disebut waktu.Hanya satu bunyi yang tetap bertahan. Detak jantung.Detak jantung Kevin.Suara itu terdengar jelas—menggema, menggetarkan dada setiap makhluk yang menyaksikannya. Seperti dentang lonceng perang surgawi, membangkitkan rasa gentar dan takjub sekaligus. Bum… bum… bum… tiap detaknya mengandung kekuatan yang bisa membangunkan roh para leluhur atau menjatuhkan para dewa.Kevin berdiri tak bergerak. Ia menatap ke depan—mata yang dulu bersinar kini berubah menjadi galaksi kecil yang menyala, seperti ada bintang yang terbakar hidup-hidup di dalam tatapannya.Dengan suara rendah namun bergema hingga ke dasar jiwa, ia berucap:“Ini akhir dari segalanya …”Nafasnya tenang. Tapi tiap

    Last Updated : 2025-04-18
  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   39. Kekalahan Telak Varion

    “AAAAARRRGGHHH!!”Jeritan Varion melesat ke langit seperti kilat yang menusuk jantung semesta. Suaranya memecah udara, memantul di antara dinding langit spiritual yang bergemuruh, mengguncang pilar-pilar cahaya surgawi yang berdiri rapuh di kejauhan.Tubuhnya terlempar seperti meteor liar, membelah angkasa dengan jejak api spiritual yang berkelip-kelip. Dalam sekejap, ia menghantam dinding batu surgawi—benteng yang bahkan waktu segan menyentuhnya. Ledakannya mengguncang dimensi itu, memicu runtuhan dahsyat. Pilar-pilar suci hancur tak bersisa, beterbangan seperti debu emas diterjang badai. Dentuman itu menggema panjang, lalu perlahan menghilang, digantikan keheningan yang nyaris tak wajar.Tanah tempat Varion jatuh membentuk kawah dalam—sebuah bunga lotus terbalik, seolah-olah alam sendiri mengejek ironi. Ia, sang penerus teknik Lotus Spiritual, kini menjadi puing di tengah simbolnya sendiri.Partikel-partikel debu spiritual melayang di udara, mengambang lembut dalam cahaya senja yang

    Last Updated : 2025-04-18
  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   40. Clara Vesper

    “Kevin…”Suara itu datang pelan, nyaris terbisik di antara desir angin pagi yang menyisir puing-puing dan noda darah di tanah yang masih hangat oleh amarah. Suara itu tak lantang, tapi menusuk—menembus dinding waktu dan luka, langsung ke dalam relung hatinya yang paling dalam. Hanya satu suara yang bisa mengguncang hatinya sedemikian rupa, meski tahun-tahun telah berlalu dan dunia telah berubah menjadi tempat yang asing dan kejam.Tubuh Kevin bergeming sejenak. Seperti patung batu yang mulai retak, ia perlahan memutar tubuhnya. Gerakannya kaku, tertahan oleh nyeri yang menyayat dari luka-luka dalam. Darah merembes dari sudut bibirnya, menelusuri dagu, lalu menetes di atas tanah yang menghitam. Napasnya berat, berembus kasar seperti desah badai yang kehilangan arah.Dan di sana, hanya beberapa langkah dari bayangan tubuhnya yang nyaris roboh, berdirilah seseorang yang terlalu familiar untuk disebut asing.Clara Vesper.Namanya membentur benaknya seperti gema dari masa lalu yang tak pern

    Last Updated : 2025-04-19

Latest chapter

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   97. Api Ilahi

    “Ravena … dengarkan aku,” suara Kevin terdengar pelan, tapi ada kekuatan yang menggema di balik bisikannya. Setiap kata meluncur seperti doa yang menembus badai, menggetarkan udara yang dingin membatu. Tatapannya menancap pada gadis yang berdiri kaku di depannya, matanya yang dulu penuh cahaya kini hanya cermin gelap yang memantulkan kekuatan terkutuk. “Aku tahu kau masih ada di sana. Aku tidak datang untuk melawanmu—aku datang untuk membebaskanmu dari belenggu darah terkutuk itu.”Untuk sekejap, hanya desiran angin es yang menjawab. Tapi kemudian … AUMMM! Ravena mengaum, suara nyaringnya menggema seperti serigala salju meraung di tengah badai kutub. Napas putih menyembur dari bibirnya, dan lantai di bawahnya mulai memutih, tertutup es yang menjalar cepat, melingkar seperti ular glasial menuju kaki Kevin.Kevin mengerutkan kening, lalu BRAK! — dengan satu hentakan kaki, dia mengaktifkan Divine Flame Shield di sekeliling tubuhnya. Api ilahi menyala lembut di permukaan kulitnya, merah

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   96. Kekuatan Darah Iblis Es

    Langit di atas Nagapolis menyelubungi kota dengan kegelapan yang pekat, seakan menelan segala cahaya. Awan hitam berputar perlahan di atas, menyelimuti dunia di bawahnya dalam suasana suram yang aneh—seperti energi gelap yang meresap ke dalam langit, mengambil kekuatan dari sesuatu yang tak tampak oleh mata manusia. Suasana itu memberi kesan seolah dunia ini sedang berada di ujung kehancuran.Di dalam markas Paviliun Dracarys yang menjulang tinggi dan kokoh, sebuah aura mengerikan mulai membentuk. Ruang di salah satu kamar tamu terasa jauh lebih dingin dari biasanya, seperti es yang mengalir di udara. Gelombang energi beku menyebar, menghantam dinding-dinding dengan kekuatan luar biasa. Suhu di sekitarnya merosot dengan cepat—sungguh luar biasa—hingga es mulai menutupi permukaan dinding, membentuk lapisan tipis seperti kulit beku yang siap mencabik siapapun yang mendekat.Jendela-jendela mulai berembun, perlahan menghitam dan retak-retak, suara gemerisiknya bergetar dalam keheningan m

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   95. Kebangkitan Darah Iblis Es

    Raungan mesin mewah memecah kesunyian malam yang mencekam. Lima mobil Bentley berwarna hitam legam berhenti dalam formasi rapi di halaman depan kediaman gubernur yang kini hanya menyisakan puing dan bau gosong. Kilatan lampu mobil menyinari tubuh Kevin dan Valkyrie yang masih berdiri di tengah reruntuhan, dikelilingi abu, debu, dan bayangan kematian.Dari pintu salah satu mobil, seorang wanita turun anggun namun penuh wibawa. Gaun merah menyala dengan belahan tinggi di kaki kanannya melambai diterpa angin malam, memperlihatkan betisnya yang jenjang dan langkahnya yang mantap. Rambut hitam panjangnya terurai rapi, dan sepatu hak tingginya mengetuk aspal dengan suara menggoda.Ia langsung menunduk dalam-dalam ke arah Kevin, dengan tangan di dada, menunjukkan sikap penuh hormat dan loyalitas.“Chief … apakah peti mati spiritual yang tadinya buat Gubernur juga akan kita bawa pulang?” tanyanya, suaranya lembut namun profesional. Wajahnya tenang, tapi matanya menyorot tajam seperti selalu s

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   94. Pelayan Baru

    Suara itu datang menggema dari kejauhan, bergema bagaikan petir yang merambat melalui udara meski jarak memisahkan mereka. “Kenapa kau tidak mengikutiku? Katanya mau jadi pelayanku?”Nada Kevin terdengar dingin namun tegas, seakan mengiris udara. Meski hanya berupa suara yang disalurkan melalui energi spiritual, setiap kata menyusup tajam ke telinga Valkyrie, mengguncang hatinya yang sempat tenggelam dalam keraguan.Valkyrie yang semula berdiri terpaku, mata birunya menatap kosong ke cakrawala, tiba-tiba mengerjap. Seketika wajahnya yang pucat karena kelelahan memerah, berseri-seri seperti bunga sakura yang mekar di pagi hari . Sebuah senyum kecil, pertama kali sejak pertemuan mereka, merekah di bibirnya.“Dia memanggilku …” bisiknya pelan, seakan meyakinkan dirinya sendiri. Dia sempat menyangka Kevin hanya akan menolongnya tanpa menginginkannya lebih jauh. Tapi kini—ada harapan.“Siap, Tuan Muda!” seru Valkyrie, suaranya lantang penuh semangat. Dengan gerakan cepat namun anggun, tang

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   93. Pil Elixir Jiwa

    Kevin perlahan memutar tubuhnya, derap langkahnya terhenti ketika matanya menangkap sosok yang tergeletak di balik kepulan debu. Valkyrie—Celestial Myrad yang baru saja ia kalahkan—terbaring di atas tanah yang retak, tubuhnya penuh luka, armor peraknya remuk, sayap-sayap cahayanya kini hanya kelap-kelip samar. Namun matanya… masih menyala. Masih menyimpan api yang belum padam.“Aku …” suara Valkyrie terdengar serak, tapi tegas, “aku akan menjadi pelayanmu … jika kau memulihkan kondisi tubuhku yang rusak.” Nada suara itu aneh—campuran kesombongan yang dipaksa tunduk, dan pengakuan kekalahan yang pahit.Kevin menyipitkan mata, bibirnya melengkung sinis. “Apa gunanya bagiku?” desisnya, suara rendahnya nyaris seperti geraman. “Baru beberapa saat lalu kau ingin membunuhku tanpa ampun. Dan sekarang? Kau ingin jadi pelayanku? Jangan bercanda.”Valkyrie menggigit bibirnya, darah emas menetes di dagu. “Aku hanya menjalankan perintah …” katanya, matanya menatap Kevin tanpa berkedip. “Tapi aku

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   92. Heaven's Wrath Seal

    “Cukup dengan kebohonganmu.” Suara Kevin terdengar pelan, nyaris tanpa emosi, seperti sebongkah es yang jatuh menghantam tanah, dingin dan datar. Matanya menatap kosong ke arah Adam Smith, yang kini hanya tinggal bayangan lelaki sombong yang dulu berdiri gagah sebagai Gubernur Xandaria. “Kau hanyalah makhluk rendahan …” lanjut Kevin pelan, kata-katanya menggantung tajam di udara, “yang tak berguna bagiku.”Ia menunduk perlahan, membiarkan helaan napasnya yang dingin menyapu telinga Adam yang pucat. “Kau akan mati bukan sebagai gubernur …” bisiknya, suaranya nyaris seperti suara angin yang berkesiur di sela reruntuhan. “Tapi sebagai pengkhianat … yang menjual nyawa demi kekuasaan murahan.”Tubuh Adam makin menggigil, giginya bergemeletuk tanpa kendali. Mata lebarnya memantulkan bayangan Kevin yang perlahan berdiri kembali, tegap, seolah menyerap semua kekuatan di sekitarnya. “Tidak … tidak …” gumam Adam pelan, hampir seperti doa kosong, air mata bercampur ingus mengalir di pipinya.

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   91. Siksaan

    “Aku tak butuh bantuanmu,” gumamnya datar, seolah ucapan itu hanya fakta, bukan ancaman.Adam mengerang pelan, air mata bercucuran, tubuhnya berkelojotan seperti ikan yang dilempar ke daratan. Matanya—mata yang dulu menatap rakyat Xandaria dengan penuh arogansi—kini hanya memantulkan ketakutan murni, ketakutan seorang manusia yang tahu ajalnya sudah menjemput. “Lalu … apa yang kau mau …?” bisiknya, suara itu seperti hela nafas terakhir, hampir tak terdengar, hanya serpihan suara di tengah kehancuran.Kevin menarik napas panjang, dadanya naik turun perlahan. Aura petir yang sedari tadi menggema liar di sekeliling tubuhnya perlahan mereda, satu demi satu kilatan padam, menyisakan hanya keheningan berat. Ia memejamkan mata sesaat, mendengar debar jantungnya sendiri, mendengar suara kenangan lama berbisik di kepalanya.Saat matanya terbuka kembali, hanya ada satu hal di sana: dingin, tak berperasaan. “Aku ingin kau mati,” bisiknya pelan, “dalam ketakutan … dan keputusasaan …” Ia mengang

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   90. Akhir Sang Gubernur

    Langkah kaki Kevin menghantam tanah yang retak dan hangus, setiap jejaknya menggemakan dentuman berat seperti palu menghajar bumi. Bau logam terbakar bercampur dengan aroma tanah basah menusuk hidungnya, sisa dari kawah pertempuran mautnya dengan Valkyrie yang masih mengepulkan asap tipis ke udara. Setiap embusan angin menggiring kepulan abu, menari-nari di antara reruntuhan dinding yang setengah runtuh. Namun mata Kevin tak goyah. Fokusnya terpaku pada satu sosok yang berlutut gemetar di ujung pandangannya.Adam Smith—dulu Gubernur Xandaria yang angkuh dan berkuasa—kini tampak seperti cangkang kosong, wajahnya pucat, rambut kusut, mata membelalak sembab. Tubuhnya menggigil, satu tangannya terangkat setengah, jari-jari gemetar seperti benang rapuh yang nyaris putus.“Tung-tunggu … Kevin…” suaranya pecah, parau, lebih mirip suara pria yang depresi daripada suara seorang pria yang pernah berdiri di puncak kekuasaan. “Kita … kita bisa bicara …!”Kevin berhenti, hanya satu langkah darinya.

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   89. Bukan Iblis

    Jeritan Valkyrie memecah malam, suara itu seperti lengkingan baja yang dipanaskan, menembus kabut dan debu. Aura perak membuncah dari tubuhnya, berputar liar, menciptakan pusaran cahaya yang menyilaukan. Dari balik kilau itu, muncul wujud ilusi seekor burung langit bersayap tujuh—makhluk legendaris yang hanya bisa dipanggil lewat teknik pamungkas, Lunar Phoenix Ascension. Sayap-sayapnya terbentang, tiap helai bulunya memancarkan cahaya perak yang menusuk gelap, memantulkan bayangan di reruntuhan yang mengelilingi mereka. Pedang Valkyrie, meski retak dan nyaris patah, memancarkan cahaya terakhirnya. “Moonlight Final Art : Silver Phoenix Reversal!” teriaknya, suara itu menggema, bercampur gaung magis yang membuat udara di sekitar bergetar.Di sisi lain, Kevin mencengkeram Pedang Dewa Ilahi lebih erat. Aura hitam-putih yang menyelubunginya semakin mengerucut, seperti tombak kilat yang siap menusuk langit. Mata Kevin, yang kini sepenuhnya bersinar putih, memantulkan kilatan dewa pembal

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status