Bab Utama : 3/3 Selesai. Bab Bonus Gems : 3/3 Selesai. Bab Extra Author : 1/1 Selesai. Selamat beristirahat ...
Helena berdiri di puncak tebing batu, angin gurun berdesir tajam menerpa jubah hitamnya. Dari kejauhan, debu tebal berputar di cakrawala selatan—dan perlahan, warna putih perak mulai menerobos kabut pasir. Barisan demi barisan prajurit muncul, formasi mereka rapi seperti bilah pedang yang siap menebas langit.Di antara pasukan itu, panji-panji besar berkibar dengan gemetar angin—lambang naga melingkar berkilau di tengahnya.Helena menyipitkan mata. “Sekte Naga Putih…” suaranya terdengar serak namun dingin. “Tian Long mengirim mereka sendiri.”Cahaya petir menyambar di belakangnya, memantul di wajah Kael yang pucat. Pria itu menelan ludah, tangannya gemetar di atas kitab formasi yang mulai memancarkan garis-garis rune biru. “Dan dari timur…” katanya terputus, menunjuk ke arah cahaya merah yang muncul di balik kabut panas. “Bendera merah dengan simbol infinity hitam… itu cabang Infinity Power dari Dunia Bawah Seiryu. Mereka bergerak untuk menghabisi Arkantra Drago yang terkenal sebagai
Langit Lembah Naga meledak dalam badai petir berwarna perak dan biru. Awan berputar seperti pusaran naga surgawi, menelan seluruh cahaya matahari hingga dunia seolah tertelan kegelapan abadi. Di tengah gemuruh itu, dua sosok berdiri saling berhadapan di atas tebing hitam yang retak—Arkantra Drago dan Vandrake Kalaxis.Udara di antara mereka berdesis, seolah tak mampu menahan tekanan dua kekuatan dewa dan iblis yang bertabrakan.Vandrake mengangkat pedangnya perlahan. Bilahnya berwarna hitam kebiruan, diukir dengan simbol naga berapi yang seolah hidup, berdesis pelan seperti ular lapar. “Kau tak seharusnya ada di dunia ini, Arkantra Drago. Nama itu telah dihapus dari sejarah naga. Bagaimana mungkin legenda yang dikutuk bisa bangkit kembali?”Arkantra menatapnya dingin. “Karena kutukan itu tidak cukup kuat untuk menahan kehendak seorang yang pernah melawan surga.” Ia mengangkat tangannya—dari telapak tangannya, petir putih menyala dan membentuk pedang spiritual. Setiap kilatan cahayanya
Langit senja membakar cakrawala dengan warna merah darah saat Kevin dan rombongannya melangkah masuk lebih dalam lagi ke Desa Naga Senja. Batu-batu di bawah kaki mereka bergetar halus, seolah menyimpan ingatan masa lalu para naga purba. Di kejauhan, lonceng logam berdentang pelan dari arah kuil di puncak lembah, menandakan sesuatu yang besar baru saja berubah di dunia ini.Namun, bahkan sebelum mereka sempat menapaki lebih dalam, udara di atas lembah mendadak bergetar—gelombang energi hitam melintas seperti kilatan petir terbalik. Dari pusaran itu, muncul cahaya merah tua berbentuk segel naga dengan simbol kuno di tengahnya.Helena menatap langit, wajahnya menegang. “Itu segel kekaisaran Dunia Bawah!”Dari balik awan, terdengar suara berat bergema menembus alam. “Atas perintah Kaisar Lao Ming dari Dunia Bawah Negeri Naga Seiryu, seluruh pasukan penjaga dan pemburu diwajibkan untuk menangkap para pengkhianat berdarah naga—Ethan Drakarian, Athena Drakarian, Celine Drakarian, dan Aiden.”
Langit di atas mereka berubah perlahan menjadi jingga tembaga ketika kelompok Kevin menuruni lembah berkabut menuju wilayah yang disebut Desa Naga Senja — tempat di mana cahaya dan kegelapan bertemu, batas samar antara Dunia Bawah dan Dunia Tengah.“Aneh sekali,” gumam Valkyrie sambil memegang pedang di pinggangnya. “Langit di sini tak pernah benar-benar terang atau gelap.” Helena menjawab dengan nada waspada, “Karena kita sudah di ambang dunia. Ini tempat di mana roh naga yang gagal naik atau turun… berdiam untuk selamanya.”Kael berjalan di depan, matanya berkilat perak saat membaca formasi ilusi yang menutupi jalan. “Jebakan roh. Ada dua lapis—satu dari energi ilusi naga, satu lagi dari segel darah kuno. Siapa pun yang tak punya darah naga akan terperangkap dalam waktu tak berujung.”“Bagus,” sahut Kevin datar. “Kita punya satu.”Ia menatap gelang naga perak di pergelangan tangannya—artefak peninggalan Lao Shen yang masih memancarkan bekas energi naga abu-abu. Saat Kevin mengangkat
Kabut tebal menggantung di atas distrik bawah Seiryu, menyelimuti jalan-jalan batu giok yang lembap oleh embun malam. Lentera naga di setiap sudut berkedip samar, seolah takut menyala terlalu terang di wilayah yang dikuasai oleh bayangan. Di sinilah Kevin dan timnya menyusup ke jantung kekuasaan para naga abu-abu.Kael berjalan paling depan, matanya tajam seperti elang. Di belakangnya, Valkyrie dan Helena melangkah dengan jubah gelap, sementara Kevin mengikuti dalam diam, tangannya menggenggam gulungan kecil berisi simbol naga rahasia yang mereka temukan malam sebelumnya.“Ini wilayah tanpa hukum,” bisik Kael tanpa menoleh. “Sekali salah bicara, nyawa kita bisa digantung di gerbang selatan.” “Makanya jangan bicara duluan,” jawab Helena datar, menatap papan kayu tua dengan simbol naga yang dicoret setengah. “Lihat tanda itu — mereka tahu kita datang.”Lorong di depan mereka berakhir pada pintu batu berukir wajah naga. Dari dalam terdengar suara rendah, berat, dan bergema.“Tamu dengan
Langit malam Negeri Naga Seiryu bergemerlap oleh ribuan lentera kristal naga, melayang perlahan di udara seperti bintang yang ditarik turun ke dunia. Namun di bawah cahaya memesona itu, tersembunyi dunia lain ... pasar hitam yang berdenyut di pusat kota, tempat di mana hukum bisa diperjual belikan dengan emas dan artefak berharga.Kevin dan timnya telah menembus jantung pasar tersebut. Ia masih menyamar sebagai saudagar kaya bernama Evan Drakarian, jubah hitam menutupi tubuhnya, sementara Valkyrie mengenakan gaun bangsawan dengan cadar tipis yang menutupi wajah. Di belakang mereka, Helena sebagai adik Kevin dan Kael berperan sebagai pengawal, cukup garang untuk menimbulkan jarak, tapi cukup diam untuk tidak mencolok.Lorong-lorong sempit dipenuhi bau besi, dupa, dan darah naga yang dikeringkan. Pedagang berteriak dengan suara serak menawarkan barang-barang aneh... pil naga, sisik abadi, bahkan tulang naga muda yang diklaim berasal dari reruntuhan langit.“Negeri ini seperti dua dunia