Home / Fantasi / Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa / 75. Menghina Gubernur

Share

75. Menghina Gubernur

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2025-04-28 20:23:20
Gubernur Adam Smith, yang sejak tadi menahan diri, mengertakkan giginya keras hingga suara berdecit samar terdengar dari rahangnya. Untuk pertama kalinya, kilasan keraguan melintas di matanya — ketakutan yang ia coba sembunyikan dengan memunculkan sorot benci yang membara.

Seolah baru saja dicabut dari jurang kematian, para tamu undangan mendadak tersadar. Mereka saling pandang sesaat sebelum satu demi satu mulai berteriak, lantang melontarkan hujatan kepada Gubernur Adam Smith.

"Gubernur munafik!"

"Pembantai Paviliun Drakenis tanpa sebab!"

"Biadab!"

Aula yang tadi senyap kini bergemuruh oleh suara kecaman, aliran semboyan yang dipaksakan oleh rasa takut akan kematian. Dentuman suara mereka bersatu, membanjiri ruangan seperti gelombang pasang yang tak bisa dihentikan.

Namun di balik semangat semu itu, banyak pasang mata tetap mencuri-curi pandang ke arah Kevin, penuh ketakutan membara. Aura mencekam yang melilit tubuh pemuda itu tidak berkurang — justru semakin menebal, seperti kabut
Zhu Phi

Bab Utama : 2/2 Selesai. Selamat membaca bab yang lebih panjang dari bab biasa. Tidak ada Bab Bonus Gems malam ini ... bab bonus akan digabung dengan Bab Bonus Gems besok ... Bab ini merupakan bab terakhir malam ini ... Selamat beristirahat ...

| 9
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   195. Hutan Bambu

    Langkah kaki mereka akhirnya keluar dari cengkeraman gelap Goa Kematian. Namun, bukan tanah biasa yang menyambut di bawah kaki—melainkan permukaan lembut, seperti karpet tipis dari kabut putih yang menyebar menyelimuti tanah. Kabut itu bergerak pelan, seolah memiliki kesadaran, membelai telapak kaki mereka dengan dingin yang menggigit, namun juga menenangkan.Di depan, terbentang hamparan hutan bambu—tinggi, rimbun, dan hijau zamrud. Seolah semesta tiba-tiba memberi mereka hadiah kedamaian setelah perjalanan yang menyesakkan. Pepohonan bambu berdiri seperti prajurit berjubah daun, diam namun waspada. Cahaya matahari sore tersaring lewat celah dedaunan, menciptakan pola keemasan di kabut yang bergulir perlahan.Angin semilir menyapa, menyusup lembut di antara batang bambu, membawa aroma tanah basah dan kesegaran hutan. Suara dedaunan bambu bergesekan—lirih, merdu, seperti bisikan rahasia dari masa lalu.Namun Kevin tidak tersenyum.Ia menghentikan langkahnya, pupil matanya menyempit. N

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   194. Siap Bertarung

    Valkyrie menyeringai tipis. “Jangan terlalu cepat berterima kasih. Minum dulu. Lalu kita lihat apakah pil itu benar-benar bisa menahan racun tua di tubuhmu.”Kevin mengangguk. Ia mendudukkan diri bersila, menatap pil itu sejenak, lalu menelannya. Begitu masuk, kehangatan meledak dari dalam perutnya, menjalar seperti aliran sungai panas, menyapu dingin racun yang membatu. Ia menggertakkan gigi, menggenggam lutut, menahan denyut aneh yang menjalar dari dada ke ujung saraf-sarafnya.Valkyrie berdiri di dekatnya, satu tangan memegang pedang, mata awas mengamati gua sekitar.Aura hitam yang tadinya melingkari tubuh Kevin mulai meredup, berubah menjadi bias samar yang ditahan oleh kekuatan baru—kekuatan pil itu. Racun Jiwa masih mengendap dalam aliran spiritualnya, namun kini tak lagi mengamuk. Ia ... dikurung. Untuk sementara.Kevin menghela napas lega, keringat dingin membasahi pelipisnya.“Pil ini … luar biasa. Racunnya belum hilang sepenuhnya, tapi kekuatan Qi-ku … akhirnya bisa kugunak

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   193. Kehebatan Tungku Dewa Alkemis

    Sejenak, Valkyrie terdiam. Tapi hanya sejenak. Matanya bersinar penuh tekad saat ia melangkah maju dan memegang lengan Kevin.“Kalau begitu, jangan beri mereka waktu. Kita terobos saja, Tuan Muda! Kita buat pil spiritual untuk menekan racun di dantian Tuan Muda. Dengan begitu, kau bisa bertarung lagi!”Kevin memandangnya. Kilatan harapan, kecil namun tulus, muncul di matanya yang mulai memerah karena tekanan Qi. “Kenapa tidak terpikir olehku, ya?”Senyum tipis muncul di sudut bibir Kevin—senyum yang tak ia rasakan selama berhari-hari. Dengan satu gerakan cepat, ia mengangkat tangan dan cahaya keemasan memancar dari Cincin Ruang di jarinya. Dalam sekejap, Tungku Dewa Alkemis muncul di udara, perlahan turun dan mendarat di atas tanah dengan dentuman lembut, menggetarkan batu di sekeliling.Aura spiritual langsung menyembur dari tungku itu, menyelimuti udara dengan kehangatan mistis yang menenangkan sekaligus menggugah. Seperti sinar matahari yang menembus kabut.“Aku butuh bahan-bahan i

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   192. Berubah

    Valkyrie berdiri membeku, seolah waktu sendiri menahan napas bersamanya. Tatapannya menancap pada Kevin, tak berkedip. Sekilas, ia masih melihat sosok pemuda yang ia kenal—tatapan yang tenang, garis wajah yang lembut, dan keteguhan hati yang pernah ia percaya. Namun kini, sesuatu telah berubah.Di sekujur tubuh Kevin, semburat cahaya ungu mulai berkedip samar, seperti nyala roh asing yang bangkit dari dalam kulitnya. Cahaya itu tak memancar seperti cahaya suci—ia berdenyut, bergelombang, seperti kabut kutukan yang ingin melepaskan diri. Udara di sekitarnya bahkan terasa lebih dingin. Lebih berat.Wajah Kevin masih Kevin. Tapi aura yang memancar darinya ...Bukan manusia. Bukan sepenuhnya.Valkyrie menggenggam pedangnya lebih erat, suara kulit sarung tangan menggertak pelan. Ada kilatan konflik dalam matanya—sebuah peperangan batin yang tak bisa dihindari.“Jangan paksa aku …” bisiknya pelan, nyaris tak terdengar, tapi penuh luka. “Jangan paksa aku memilih antara menyelamatkanmu … atau

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   191. Bangkitnya Racun Jiwa

    Dari balik bayang-bayang, makhluk gagal pertama sudah menunggu. Ia meloncat dengan jeritan tajam—mulutnya menganga lebar, memperlihatkan gigi-gigi seperti deretan gergaji logam yang bengkok, berkilau oleh lendir hitam.Namun sebelum taring-taring itu sempat menyentuh batas formasi, pedang Valkyrie menyambut lebih dulu.SLASH!Tebasan itu bukan hanya indah, tapi mematikan. Pedang berbalut energi spiritualnya berputar seperti siklon, menghantam tepat ke arah rahang makhluk tersebut.KRAAAK!Bunyi tulang pecah menggema seperti kayu tua dipatahkan paksa. Rahang bawah makhluk itu remuk, menggantung longgar, namun tubuh busuknya masih berdiri. Bahkan... ia tertawa. Tertawa dengan suara garuk yang mengiris hati.“Makhluk ini ...” gumam Valkyrie, bibirnya menegang, “... tidak tahu rasa sakit.”Ia mundur sejenak, kedua kakinya menapak batu goa dengan ringan. Lalu, dengan sekali hembusan napas—ia meluncur kembali, tubuhnya berputar seirama dengan pedangnya. Kali ini, tak ada ampun.SREEETT!!Ca

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   190. Pertahanan Spiritual

    Cahaya biru keperakan yang menyelubungi lingkaran pertahanan spiritual mulai berkerlap-kerlip tak menentu, seperti nyala lilin di tengah badai malam yang mengamuk. Getaran halus merambat dari dalam lingkaran, nyaris tak terdengar, namun cukup untuk mengirimkan rasa ngeri ke tulang belakang. Perlahan, dari arah simbol utara, muncul retakan halus—mirip retakan kaca pada jendela yang akan runtuh kapan saja.Valkyrie memicingkan mata, tangan kanannya mengepal di sisi tubuh, menahan desakan untuk melangkah. Suaranya keluar seperti desis angin di antara gigi...“Retaknya … terlalu cepat,” bisiknya, nada cemas menyusup di balik ketenangannya yang semu. “Qi-mu, Tuan Muda … sudah menjadi umpan.”Kevin tidak menjawab segera. Ia menggigit rahang bawahnya, napasnya mulai berat. Di dadanya, energi spiritual mengamuk seperti naga luka—membelit, mencakar, dan menabrak dinding meridian dengan liar. Setiap tarikan napas seolah menambah nyeri yang menyayat dari dalam.Tangannya bergerak cepat—menusuk t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status