Share

74. Paviliun Sampah

Author: Zhu Phi
last update Huling Na-update: 2025-04-28 20:16:35
Riuh rendah ejekan memenuhi aula megah itu, bergulung seperti badai suara yang menampar dinding-dinding marmer. Semboyan yang diteriakkan oleh para tamu undangan mengalir mengikuti aba-aba Kevin Drakenis, membentuk koor nyaring penuh hinaan. Lampu-lampu kristal berkilauan di atas kepala mereka, namun hawa di dalam ruangan mendadak terasa pengap, seolah setiap ejekan membawa bara yang memperbesar ketegangan di udara.

Di tengah kerumunan yang hiruk-pikuk itu, tatapan Kevin — tajam bagaikan tombak — menembus lautan manusia dan mengunci pada satu sosok ... Gubernur Adam Smith. Pria itu berdiri di atas kursi kebesarannya, dengan dagu terangkat tinggi, tubuhnya memancarkan aura keangkuhan yang seolah menantang langit.

Kevin melangkah ke depan, suaranya keluar pelan namun tajam, seperti bilah tipis yang bisa membelah batu.

"Berlutut."

Kata itu meluncur, ringan, nyaris berbisik — tapi dampaknya seperti petir yang menggelegar di langit cerah. Suara-suara ejekan berhenti seketika, tercekik di te
Zhu Phi

Bab pertama hari ini ... Bab Utama : 1/2 Karena rilis terlambat, Author berikan bab panjang untuk dua bab utama ini ... Terima kasih sudah sabar menunggu dan membaca sampai tuntas ...

| 17
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   485. Menuju Pegunungan Abadi

    Malam itu turun perlahan seperti selimut hitam yang dibentangkan oleh langit sendiri. Bintang-bintang bermunculan satu per satu, menembus kabut qi tipis yang menyelimuti Desa Langit. Kabut itu bukan biasa—ia mengandung riak energi spiritual yang berkedip-kedip, seolah alam pun tahu bahwa malam ini bukan malam yang tenang.Di dalam ruang penyembuhan berlapis batu qi kristal, cahaya dari lentera roh menari di dinding. Suara napas Valkyrie terdengar tenang, tapi tubuhnya masih dibalut oleh pelindung qi yang terus bergelora di permukaannya—pertanda bahwa luka di dalamnya masih belum pulih seutuhnya.Kevin berdiri membelakanginya. Tubuhnya mengenakan kembali jubah hitam tempur yang sebelumnya sudah disimpan, kini beraroma kabut dan darah kering. Meski gerakan tubuhnya masih tertahan oleh nyeri, ada sesuatu yang lain di matanya—keteguhan yang tak bisa ditawar.Ia berjalan mendekat, lututnya sedikit goyah namun tegas. Cahaya dari lentera spiritual menerpa wajahnya, memperlihatkan garis kelel

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   484. Kembali Ke Desa Langit

    Langit di atas Samudera Kahyangan terbentang luas, seolah tak berbatas, namun terasa sempit bagi hati yang penuh luka. Di atas punggung Kurozan yang membentang seperti bayangan hitam melintasi cakrawala, Kevin duduk diam, tak mengucapkan sepatah kata pun.Angin lembut menyentuh wajahnya, membawa aroma garam dan partikel-partikel spiritual dari riak ombak yang berkilau seperti potongan cahaya qi. Tapi tidak satu pun dari itu mampu menenangkan gejolak yang berputar di dalam dadanya. Luka di kulitnya mungkin sudah pulih—berkat pil pemulihan langka yang ia simpan—namun luka di hatinya masih terbuka seperti goresan dari pisau tak kasatmata: perpisahan, kehancuran, dan kematian yang selalu membayangi jejaknya.Di pelukannya, Valkyrie bersandar lemah, napasnya tenang tapi berat. Ujung jubahnya menggenggam erat tangan Kevin. Tubuhnya masih memulihkan diri dari pertarungan brutal melawan Harimau Salju Bersayap Naga. Sekalipun terluka, tatapan matanya saat membuka kelopak—walau hanya sesekali—m

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   483. Keluar Dari Pulau Neraka

    Langit di atas Pulau Neraka tak lagi menggelegar. Tak ada dentuman petir, tak ada sorotan kilat membakar cakrawala. Yang tersisa hanyalah keheningan yang ganjil, membungkus sisa-sisa pertempuran yang baru saja mereda. Kepulan asap tipis mengepul dari tanah yang hangus, dan aroma logam bercampur belerang masih menggantung pekat di udara. Batuan retak dan tanah terbelah menandai bekas ledakan dahsyat yang telah mengguncang pulau itu seperti gempa surgawi.Di tengah kawah raksasa yang menghitam, Kevin Drakenis berdiri diam, sosoknya tegak meski tubuhnya bergetar halus. Napasnya berat, mengembuskan uap panas dari sela-sela helmnya yang retak. Darah berwarna ungu gelap—warna khas darah campuran manusia dan naga—mengalir dari luka terbuka di bahunya, menetes dari tepi pelindung dada spiritualnya yang kini penuh retakan bercahaya. Setiap tetes darahnya menyatu dengan tanah hitam, menguap perlahan dalam suara desis halus seperti bara disiram embun.Di sampingnya, Valkyrie mulai tertatih akiba

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   482. Kekalahan Telak Iblis

    “Demon Lightning Blast!”Dentuman seperti guntur abadi meledak dari langit. Petir hitam itu membentuk siluet naga dengan mulut terbuka lebar, melesat ke segala arah. Kilatan itu menyapu seluruh kabut, membakar segala yang dilewatinya. Ujung-ujung jurang bergemuruh saat energi menghantam bebatuan dan tanah, menciptakan retakan-retakan sepanjang ratusan meter.Dan di tengah-tengah kehancuran itu—muncul sesosok tubuh.Tubuh Iblis Angin Neraka.Setengah dari tubuhnya hangus. Dagingnya mengelupas seperti arang yang dibakar terlalu lama. Namun ia masih berdiri. Mata hitamnya menyala, penuh kebencian dan… rasa penasaran.“Apa… kekuatan macam ini? Ini bukan sekadar petir biasa…” Iblis itu berbisik, suaranya bergema seperti dua nada bertabrakan.Kevin tak menjawab. Ia hanya melangkah.Satu langkah ke depan.Dan dalam sekejap, Iblis Angin Neraka menghilang dari tempatnya. Angin berkecamuk. Bayangan-bayangan palsu mulai memenuhi medan perang, berkelebat ke segala penjuru seperti hantu pengembara

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   481. Melawan Iblis Angin Neraka

    Angin di medan pertempuran mendadak mencekam, berdesir kencang seolah menggigilkan udara itu sendiri. Debu dan pecahan batu melayang, terbawa pusaran tak kasatmata yang lahir dari sosok mengerikan di depan Kevin—Iblis Angin Neraka.Makhluk itu mengangkat tangan kurusnya yang dilapisi kulit bersisik hitam kehijauan. Matanya—dua cahaya kehijauan menyala dari celah helm bercula—menatap Kevin tanpa emosi.Tiba-tiba, TRAANGG!! Lima pedang hitam bergerigi di punggungnya melesat keluar, berputar seperti baling-baling maut yang haus darah. Dalam hitungan detik, pedang-pedang itu membentuk formasi mematikan... satu dari atas, satu dari bawah, dua dari sisi kanan-kiri, dan satu langsung menuju jantung Kevin.WHUUSHHH!!!“Celaka!” desis Kevin, melompat mundur dengan reflek secepat kilat. Dua dari pedang itu menyayat udara hanya sejengkal dari kakinya, menyisakan riak angin yang tajam seperti cambuk.Tak sempat berpikir panjang, Kevin mengayunkan Pedang Spiritual Dewa Ilahi ke udara. Suara deru e

  • Pewaris Ilmu Iblis dan Dewa   480. Kedatangan Iblis Angin Neraka

    Langit di atas Lembah Surgawi kembali mengalirkan warna merah gelap, seolah menyapu sisa-sisa cahaya dari dunia ini. Warna itu bukan sekadar pantulan senja—melainkan amarah langit, memucat karena menyaksikan sesuatu yang seharusnya tidak bangkit lagi.Awan-awan tipis melingkar seperti pusaran yang malas namun kejam, membentuk spiral tak berujung, seakan langit sedang menggambar ulang sejarah dengan darah dan kehancuran. Di antara pusaran itu, aroma yang pekat mulai turun—bau darah hangus, belerang tajam, dan sesuatu yang jauh lebih tua dari waktu itu sendiri... bau kehendak Tanah Terlarang, yang selama ribuan tahun hanya tertidur, kini mulai bergolak lagi.Di tepi sebuah jurang, berdiri seorang pria muda dalam diam. Kevin Drakenis. Rambutnya yang gelap berkibar pelan dalam hembusan angin yang tidak biasa—angin yang membawa desiran jeritan tak terdengar dari lembah-lembah dalam. Jubahnya robek di beberapa tempat, sebagian masih menyimpan bekas luka pertempuran melawan Raijin Serpenta.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status