Share

Arak Seratus Tahun.

Penulis: Jimmy Chuu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-20 18:42:00

Lin Xiaoyu dan Zhao Jingyi berjalan dengan langkah ringan menuju meja Rong Tian, meninggalkan kerumunan pengagum yang masih berbisik penuh kekaguman di belakang mereka.

Wajah mereka masih sedikit berkeringat setelah pertarungan sengit, namun senyum tulus menghiasi bibir keduanya. Beberapa luka kecil menghiasi lengan dan wajah mereka, namun tidak mengurangi keanggunan dalam gerakan mereka.

Saat tiba di hadapan Rong Tian, keduanya menangkupkan tangan di dada secara bersamaan, membungkuk dengan hormat yang tulus.

"Tuan muda, mohon maaf atas kekacauan yang terjadi," ucap Lin Xiaoyu dengan suara lembut namun tegas. Rambutnya yang panjang terikat rapi dengan pita sutra biru, beberapa helai terlepas selama pertarungan, membingkai wajahnya yang oval dengan sempurna.

"Kami harap pertarungan tadi tidak mengganggu kenyamanan Anda menikmati hidangan."

Zhao Jingyi mengangguk, menambahkan dengan suara yang sama sopannya, "Kami melihat Anda diganggu oleh murid-murid Sekte Mentari Ufuk Barat." Pemuda
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Permainan Dua Wajah Sang Kultivator.

    Mendengar penjelasan tidak lengkap itu, Rong Tian menyesap araknya perlahan, matanya yang tajam tidak lepas dari wajah kedua murid Sekte Hua San.Ada misteri di balik misi mereka, dan misteri selalu menarik perhatiannya. Terlebih lagi, mereka menuju ke tempat yang sama dengannya."Mungkin kita bisa bekerja sama," ucap Rong Tian akhirnya, keputusan terbentuk dalam benak Rong Tian."Aku juga memiliki kepentingan di Daqi, dan perjalanan bersama akan lebih aman."Lin Xiaoyu dan Zhao Jingyi saling pandang, komunikasi tanpa kata terjadi di antara mereka. Setelah beberapa saat, Lin Xiaoyu mengangguk kecil, memberikan persetujuan tanpa suara."Tuan muda benar," ucap Lin Xiaoyu, suaranya masih rendah dan penuh kehati-hatian. "Perjalanan ke Daqi tidak mudah, terutama dengan banyaknya bandit dan kultivator jahat yang mengintai di sepanjang jalan."Zhao Jingyi mendekatkan tubuhnya, menciptakan lingkaran privasi di antara mereka bertiga. Yue'er, yang menyadari pembicaraan serius ini, dengan bijak

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Sekte Hua San dan Misteri Ibukota Daqi.

    Sementara itu...Nyonya Bai, yang telah pulih dari keterkejutannya setelah insiden sebelumnya, mendekati meja mereka dengan langkah anggun. Pipinya masih sedikit memerah bekas tamparan, namun senyumnya tulus dan hangat."Izinkan saya menyajikan hidangan terbaik kami sebagai ungkapan terima kasih," ucapnya, memberi isyarat pada beberapa pelayan yang segera datang membawa nampan-nampan berisi hidangan mewah.Meja mereka segera dipenuhi berbagai hidangan lezat yang disiapkan dengan keahlian tinggi.Daging bebek panggang dengan saus plum yang mengkilap, ikan sungai yang dimasak dengan rempah langka hingga dagingnya putih dan lembut, sup jamur liar dengan aroma herbal yang menenangkan, dan berbagai hidangan lainnya disajikan dalam mangkuk dan piring porselen halus dengan ukiran naga dan phoenix."Ini terlalu berlebihan, Nyonya Bai," ucap Lin Xiaoyu, matanya melebar melihat kemewahan hidangan di hadapan mereka."Kami hanya melakukan apa yang seharusnya.""Tidak ada yang terlalu berlebihan u

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Arak Seratus Tahun.

    Lin Xiaoyu dan Zhao Jingyi berjalan dengan langkah ringan menuju meja Rong Tian, meninggalkan kerumunan pengagum yang masih berbisik penuh kekaguman di belakang mereka.Wajah mereka masih sedikit berkeringat setelah pertarungan sengit, namun senyum tulus menghiasi bibir keduanya. Beberapa luka kecil menghiasi lengan dan wajah mereka, namun tidak mengurangi keanggunan dalam gerakan mereka.Saat tiba di hadapan Rong Tian, keduanya menangkupkan tangan di dada secara bersamaan, membungkuk dengan hormat yang tulus."Tuan muda, mohon maaf atas kekacauan yang terjadi," ucap Lin Xiaoyu dengan suara lembut namun tegas. Rambutnya yang panjang terikat rapi dengan pita sutra biru, beberapa helai terlepas selama pertarungan, membingkai wajahnya yang oval dengan sempurna."Kami harap pertarungan tadi tidak mengganggu kenyamanan Anda menikmati hidangan."Zhao Jingyi mengangguk, menambahkan dengan suara yang sama sopannya, "Kami melihat Anda diganggu oleh murid-murid Sekte Mentari Ufuk Barat." Pemuda

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Kemenangan yang Dirajut dari Kegelapan.

    Saat Zhao Jingyi terpojok oleh tiga murid Sekte Mentari Ufuk Barat, Rong Tian kembali bergerak.Jari telunjuknya bergerak sedikit di bawah meja, mengirimkan tiga jarum qi hitam keemasan yang tak terlihat ke arah pedang para penyerang. Jarum-jarum itu menembus gagang pedang mereka, menciptakan getaran kecil yang membuat pegangan mereka goyah pada saat kritis.Ketiga pedang itu tiba-tiba terasa berat dan tidak seimbang di tangan pemiliknya, membuat serangan mereka meleset dan membuka celah bagi Zhao Jingyi untuk melancarkan serangan balik yang mengenai kaki salah satu dari mereka."Pedangku!" seru salah satu murid Sekte Mentari Ufuk Barat, menatap senjatanya dengan kebingungan."Ada yang aneh dengan pedangku!"Wei Cheng, yang mulai frustrasi dengan situasi yang tidak berjalan sesuai rencana, mengumpulkan energi qi untuk serangan pamungkas."Teknik Terlarang! Matahari Membakar Langit!" teriaknya, pedangnya terangkat tinggi, berkilau merah menyala oleh energi qi yang terkumpul.Rong Tian

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Darah di Aula, Bisikan di Balik Layar.

    Wei Cheng memberi isyarat, dan dua murid Sekte Mentari Ufuk Barat menyerang terlebih dahulu. Pedang mereka berkilat kemerahan oleh energi qi, menciptakan jejak cahaya saat mereka menyerang Lin Xiaoyu dan Zhao Jingyi.Lin Xiaoyu bergerak dengan keanggunan yang hampir menyerupai tarian, pedangnya berputar dalam lingkaran sempurna yang menangkis kedua serangan sekaligus. Suara dentingan logam bergema di seluruh aula saat pedang-pedang bertemu, menciptakan percikan api kecil di titik kontak.Zhao Jingyi melompat ke samping, pedangnya bergerak dalam pola horizontal yang cepat, memaksa dua penyerang lain mundur beberapa langkah. Gerakannya efisien dan terukur, tidak ada energi yang terbuang sia-sia."Teknik Pedang Bunga Hua San," gumam salah satu tamu yang menonton dari kejauhan. "Indah namun mematikan."Pertarungan segera memanas saat keenam murid Sekte Mentari Ufuk Barat lainnya bergabung dalam serangan. Pedang-pedang berkilat dalam cahaya lentera, menciptakan suara dentingan logam dan de

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Bunga Peony Menghadapi Matahari Berdarah.

    Keheningan mencekam menyelimuti aula Dragon Inn.Tamparan Wei Cheng pada Nyonya Bai masih bergema dalam ingatan setiap orang yang hadir, menciptakan ketegangan yang hampir terasa fisik di udara. Para tamu membeku di tempat mereka, tidak berani bergerak sedikit pun, seolah gerakan sekecil apa pun bisa memicu ledakan kekerasan yang lebih besar.Nyonya Bai masih memegangi pipinya yang memerah, matanya berkaca-kaca oleh rasa sakit dan penghinaan. Para pelayan berdiri tidak jauh darinya, ingin membantu namun ditahan oleh tatapan mengancam dari empat pengikut Wei Cheng yang siap mencabut pedang mereka kapan saja.Wei Cheng berdiri dengan sikap congkak, aura qi kemerahan berkobar di sekitarnya, menambah kesan mengancam pada sosoknya yang tinggi. Tatapannya beralih dari Nyonya Bai kembali ke Rong Tian, yang masih duduk tenang dengan tatapan dingin yang tak terbaca."Sekarang," Wei Cheng berkata dengan nada mengancam, "gadis ini akan ikut denganku. Dan kau, siapa pun kau, akan meninggalkan Dra

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Konflik di Dragon Inn.

    "Hei, kau!" Wei Cheng berseru pada Yue'er, suaranya kasar dan menuntut. "Tinggalkan pemuda lemah ini dan layani aku! Apa kau tidak tahu siapa aku?"Yue'er menunduk semakin dalam, jari-jarinya mencengkeram kendi arak hingga buku-buku jarinya memutih."Ma-maaf, Tuan," ucapnya dengan suara bergetar. "Saya sudah ditugaskan melayani tamu ini malam ini."Wei Cheng mengerutkan dahi, urat-urat di pelipisnya menonjol menandakan kemarahan yang mulai memuncak. Ia mengalihkan pandangannya pada Rong Tian, mengamatinya dari atas ke bawah dengan tatapan merendahkan."Kau!" Wei Cheng menunjuk tepat ke wajah Rong Tian."Siapa kau berani menghalangi keinginanku? Apa kau tidak tahu bahwa di Kota Gerbang Naga, kata-kata murid Sekte Mentari Ufuk Barat adalah hukum?"Rong Tian tetap tidak menjawab. Ia hanya meletakkan cawan araknya dengan gerakan lambat dan anggun, lalu mengambil sepotong daging bebek panggang dengan sumpit gioknya, seolah Wei Cheng tidak lebih dari angin lalu.Pengabaian ini membuat wajah

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Anggur yang Tenang.

    Rong Tian menikmati araknya dalam diam, sesekali mengangguk saat Yue'er bercerita tentang sejarah Kota Gerbang Naga atau legenda tentang Sekte Gurun Gobi. Gadis itu cerdas dan tahu kapan harus berbicara dan kapan harus diam, membuat kehadirannya menyenangkan tanpa mengganggu.Sementara itu, di sudut lain aula yang luas, sekelompok pemuda mulai menarik perhatian dengan tingkah laku mereka yang semakin tidak terkendali.Lima orang pemuda mengenakan jubah hitam dengan sulaman matahari merah di punggung, pertanda lambang Sekte Mentari Ufuk Barat yang ditakuti. Mereka duduk mengelilingi meja yang dipenuhi kendi arak kosong.Wajah mereka memerah oleh mabuk, suara tawa mereka semakin keras dan kasar seiring bertambahnya jumlah arak yang mereka teguk.Empat dari pemuda itu tampak berusia awal dua puluhan, dengan aura qi yang menunjukkan mereka baru mencapai Tahap Fondasi level 1.Namun pemimpin mereka, seorang pemuda tinggi dengan fitur wajah tajam dan rambut hitam yang diikat tinggi, memanca

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Kemegahan Kota Gerbang Naga.

    Kota Gerbang Naga berdiri megah di perbatasan Gurun Gobi, tembok-temboknya yang tinggi berkilau keemasan di bawah cahaya obor yang menyala terang sepanjang malam.Berbeda dengan kota-kota perbatasan lainnya yang biasanya kumuh dan berbahaya, Kota Gerbang Naga memancarkan kemewahan dan keamanan berkat perlindungan Sekte Gurun Gobi yang berpusat di sana.Di jantung kota, Dragon Inn menjulang empat lantai tinggi dengan atap melengkung berwarna merah dan emas yang mencolok di antara bangunan-bangunan lain.Lampion-lampion merah bergantungan di sepanjang beranda, menyinari ukiran naga dan phoenix yang menghiasi dinding luarnya. Suara musik, tawa, dan percakapan mengalir keluar dari pintu ganda yang terbuka lebar, menyambut siapa pun yang memiliki cukup koin untuk menikmati kemewahan di dalamnya.Rong Tian dan Luo Weishan memasuki aula utama Dragon Inn yang dipenuhi kemewahan.Lantai kayu cendana yang dipoles mengkilap memantulkan cahaya dari ratusan lilin yang menyala dalam lentera kristal

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status