Share

Kehebohan di Kota Biramaki.

Penulis: Jimmy Chuu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-12 17:02:58

Gurun Hadarac dilanda kesunyian yang pekat setelah kejadian beberapa saat yang lalu.

Sosok yang mirip manusia, namun memiliki ciri-ciri kelelawar, melemparkan sebuah jimat ke udara. Dalam sekejap, ledakan dahsyat mengguncang wilayah itu, memecah kesunyian malam.

Tiba-tiba, dua makhluk iblis bersayap muncul dari balik debu yang beterbangan.

Mereka adalah dua burung rajawali hitam raksasa, tubuhnya kekar dengan sayap yang membentang lebar, menebarkan aura kegelapan yang menggetarkan.

“Bawa pergi semua barang jarahan itu,” perintah sosok itu dengan suara serak, menunjuk ke arah gerobak yang dipenuhi muatan berharga milik Ekspedisi Phoenix Merah.

WUSSH!

Dua rajawali hitam itu menancapkan cakar-cakar tajam mereka ke atap gerobak, lalu dengan kekuatan yang luar biasa, mereka mengangkatnya ke udara. Rajawali beserta dua gerobak itu terbang menjauh, meninggalkan jejak debu dan keheningan yang semakin dalam.

Sosok manusia kelelawar itu mendengus dingin, matanya yang merah menyala memandang ke sekeliling.

Tak ada lagi yang tersisa di sana, hanya pasir yang berterbangan dan desiran angin malam yang menusuk tulang. Dengan gerakan yang sangat mengesankan, ia melompat ke udara. WUUSH!

Sayap kelelawarnya yang lebar dan berotot langsung mengembang, mendominasi langit malam. Tubuhnya melesat cepat, menembus awan-awan gelap, menuju jantung Gurun Hadarac yang misterius.

Beberapa saat kemudian, sosok manusia kelelawar itu menukik tajam ke dalam Jurang Abyss of Suffering, jurang yang dikenal sebagai pintu menuju neraka keputusasaan.

Tubuhnya lenyap di kedalaman jurang itu, tak meninggalkan jejak apa pun selain gema kepakan sayap yang perlahan menghilang.

>>> 

Saat mendarat dengan mulus di depan pintu gua, Rong Tian, yang kini menanggalkan topeng giok hitamnya, berdiri dengan ekspresi puas. Namun, di matanya ada kilatan api ambisi yang tak terpadamkan.

“Aku tak menyangka. Hanya dua tahun pelatihan, dan aku sudah mampu menghabisi si muka codet, sosok yang paling kejam yang pernah mendera aku di malam terkutuk itu!” ujarnya dengan suara rendah.

Wajahnya mengeras seiring kenangan pahit yang muncul kembali.

Ia melangkah masuk ke dalam gua yang sederhana, hampir tak layak disebut hunian.

Dinding-dinding gua yang kasar dan peralatan seadanya menggambarkan kehidupan keprihatinan yang ia jalani dalam dua tahun terakhir.

“Tapi kekuatanku masih jauh dari memuaskan,” gumam Rong Tian, matanya menyipit penuh ketidakpuasan.

“Aku masih bisa dijerat oleh jaring spiritual yang mengandung sihir itu. Seharusnya, jika aku benar-benar kuat, mantra sekuat dan setebal apapun tidak akan mampu menghentikanku seperti malam itu!”

Ia menuang air dari teko tanah liat ke dalam mangkuk, lalu meminumnya dengan tenang.

Peralatan rumah tangga sederhana ini ia dapatkan dari sisa-sisa barang berharga di pekuburan kuno, di kaki bukit berbatu cadas yang tandus, tempat tinggalnya.

Setelah merenung sejenak, Rong Tian memutuskan.

“Sebaiknya aku berkultivasi lebih rajin lagi. Enam bulan ke depan, aku harus keluar dari persembunyian ini,” batinnya. “Bagaimanapun juga, aku harus melihat keadaan ayahku di Kota Biramaki!” Hatinya membulat, ia lalu berjalan keluar gua, dengan langkah percaya diri.

Ketika sosok Rong Tian melayang dari ketinggian gua, bayangan ayahnya tak bisa ia lupakan. Kenangan tentang sang ayah, yang tentu menderita atas kepergiannya dari kediaman Wakil Menteri Zhao Ming, terus menghantui pikirannya.

“Barangkali ayah mengiraku sudah mati!” pikirnya sambil berjalan menuju pekuburan kuno.

“Biar bagaimanapun, ada sesuatu yang ganjil! Aku merasa ini konspirasi orang-orang di kediaman wakil menteri, untuk menyingkirkanku!” bisiknya sambil mengepalkan tinju.

Pada saat Rong Tian tiba di pekuburan kuno di dasar The Abyss, fokusnya kembali tajam.

Ia melupakan masalah pribadi, lalu duduk bersila dalam posisi lotus. Ia duduk di atas satu kuburan rusak, yang terlihat sangat tua, dan kuno.

Namun ada aura berbahaya, dan sangat menakutkan keluar dari tempat itu. Namun justru kuburan mengerikan ini memiliki energi jahat yang paling kental.

Wajah Rong Tian tersenyum tipis. “Pemilik kuburan ini pasti sosok yang tak terkalahkan di masa lalu. Ketika dia sudah mati saja, sisa-sisa rohnya masih memberikan banyak energi. Meski energi jahat penuh kebencian!”

“Tapi ini adalah energi yang aku perlukan, sebagai kultivator iblis!”

Rong Tian lalu menutup matanya, menghirup dalam-dalam semua energi di sana. Udara di sekitarnya dipenuhi energi orang mati, energi kebencian, dan kemarahan yang tak tersalurkan. Wajah Rong Tian langsung memucat.

Pada saat itu semua energi-energi jahat itu dengan rakus masuk melalui hidungnya, lalu ke paru-paru, diolah di bagian belakang kepalanya, dan disalurkan ke seluruh meridiannya.

Tak lama kemudian wajahnya memerah lagi, tanda dia menguasai semua energi jahat yang awalnya berniat mengambil tubuhnya.

“Ingin menguasai tubuh Kultivator iblis, pewaris Raja Kelelawar? Kalian terlalu naif!” bisik Rong Tian. Tak lama kemudian, setelah menaklukkan energi-energi jahat itu, dia mengolahnya di bagian internal, lalu mengubahnya menjadi kekuatan murni yang mengalir dalam tubuhnya.

Sampai pagi hari, Rong Tian baru membuka mata. “Hari ini aku masih bisa hidup, tidak gila dikuasai semua roh jahat itu,” batin Rong Tian dalam gerakan berdiri.

Ketika berjalan menuju ke kaki bukit cadas, ia meremas kalung dengan bandul berukir kelelawar, diam-diam bersyukur.

“Beruntung ada benda kuno dan aneh ini. Semua energi jahat itu berhasil aku taklukkan. Jika mengandalkan kekuatan sendiri, mungkin sejak awal aku sudah gila!”

Sementara itu, di Kota Biramaki, terjadi kehebohan.

Pemimpin Ekspedisi Phoenix Merah menghadap ke Sekte Tao – Sekte Langit Murni. Pemimpin Mao membunyikan lonceng di depan kuil, sambil bersujud berulang kali. Ia berteriak dan menangis meraung-raung.

Tidak berapa lama, orang-orang di Kota Biramaki berkumpul, ingin menyaksikan kejadian yang sudah membuat heboh di pagi-pagi benar itu.

Bersambung

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Serangan Tengah Malam – Part II.

    Zombie Zarina melayang naik, berhadapan langsung dengan Xie Tianhun di langit malam. Tangannya yang pucat bergerak dengan kecepatan luar biasa, menciptakan lima cakar energi hitam yang melesat ke arah pemimpin Sekte Mentari Ufuk Barat."Teknik Iblis, Cakar Setan," bisik zombie itu dengan suara yang terdengar seperti angin yang melewati kuburan tua.Xie Tianhun berusaha menghindar, namun hanya berhasil menghindari tiga cakar.Dua cakar lainnya menghantam tubuhnya, menciptakan luka menganga di dada dan lengannya. Ia terhuyung di atas awan hitamnya, darah segar mengalir dari luka-lukanya."Bagaimana mungkin..." ia tergagap, terkejut dengan kekuatan serangan tersebut.Zombie Zarina tidak memberinya kesempatan untuk pulih. Dengan gerakan cepat, ia melancarkan serangan kedua, pusaran energi hitam yang menarik Xie Tianhun ke dalamnya."Teknik Iblis, Pusaran Kegelapan," bisik zombie itu.Xie Tianhun berusaha melawan, menciptakan perisai api hitam di sekitar tubuhnya. Namun perisai itu hancur

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Serangan Tengah Malam.

    Rong Tian mundur ke tengah ruangan, mengamati hasil kerjanya dengan kepuasan dingin.Formasi Sembilan Lingkaran Neraka adalah salah satu formasi iblis terkuat yang ia kuasai. Siapapun yang mencoba menerobos tanpa izin akan menghadapi sembilan lapisan perlindungan, masing-masing lebih mematikan dari sebelumnya.Lapisan pertama akan menimbulkan halusinasi mengerikan. Lapisan kedua akan menyerap energi qi penyusup. Lapisan ketiga akan melumpuhkan meridian. Lapisan keempat akan menciptakan rasa sakit yang tak tertahankan.Lapisan kelima akan memanggil hantu-hantu kelaparan. Lapisan keenam akan membalikkan serangan penyusup. Lapisan ketujuh akan meracuni darah.Lapisan kedelapan akan menghisap jiwa. Dan lapisan kesembilan, yang terdalam, akan menghancurkan tubuh fisik menjadi debu."Mari kita lihat siapa yang cukup berani," gumam Rong Tian sambil duduk bersila di tengah ruangan, tepat di samping kotak berukir.Ia menutup matanya, namun kesadarannya tetap terjaga, terhubung dengan setiap la

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Penguntit dan Formasi Iblis.

    "Tuan Rong!" sebuah suara familiar memanggil dari belakang.Rong Tian berhenti dan menoleh. Lin Xiaoyu dan Zhao Jingyi, dua murid Sekte Hua San, berlari kecil mengejarnya. Wajah mereka menunjukkan kekhawatiran yang tidak disembunyikan."Tuan Rong," Lin Xiaoyu berkata dengan suara rendah saat mereka mendekat. "Anda harus segera meninggalkan Kota Daqi malam ini juga.""Benar," tambah Zhao Jingyi, matanya bergerak waspada mengamati sekeliling."Hampir semua kultivator yang hadir di pelelangan mengincar kotak itu. Mereka tidak akan berhenti sampai mendapatkannya."Rong Tian menatap kedua pemuda itu dengan seksama. Mata mereka memancarkan ketulusan yang jarang ia temui dalam dunia kultivasi yang penuh intrik. Meski baru mengenal mereka dalam waktu singkat, ia bisa merasakan bahwa kekhawatiran mereka murni tanpa motif tersembunyi."Saya menghargai kekhawatiran kalian," Rong Tian akhirnya berkata. "Tapi saya masih memiliki urusan di Kota Daqi.""Tapi Tuan Rong," Lin Xiaoyu bersikeras, suaran

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Keping Emas dan Tatapan Lapar.

    Keheningan mencekam merayapi Aula Keberuntungan seperti kabut dingin di pagi musim gugur.Tak ada tepuk tangan, tak ada sorak-sorai, hanya tatapan terkejut dari puluhan pasang mata yang tertuju pada sosok Rong Tian.Pemuda yang tampak biasa itu baru saja menawar dua ratus ribu keping emas untuk kotak misterius berisi petunjuk Pelindung Bahu Fajar Abadi, ini adalah jumlah yang bahkan membuat Pangeran Mahkota Xiao Yunhai terdiam.Nona Murong Song berdiri di podium dengan ekspresi tenang, namun matanya menyiratkan ketertarikan mendalam."Dua ratus ribu keping emas pertama," suaranya mengalun jernih memecah keheningan. "Dua ratus ribu keping emas kedua... Dua ratus ribu keping emas ketiga! Terjual kepada Tuan Rong Tian!"Wajah Pangeran Mahkota Xiao Yunhai memerah seperti batu ruby yang terbakar matahari. Rahangnya mengeras, urat di pelipisnya berdenyut menahan amarah yang nyaris meledak. Tangannya mencengkeram lengan kursi hingga buku-buku jarinya memutih, seolah ingin meremukkan kayu ber

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Rong Tian vs Pangeran Mahkota.

    "Lot kesebelas," Nona Murong melanjutkan. "Teknik Pernapasan Sembilan Naga, metode kultivasi langka untuk meningkatkan kapasitas qi. Harga pembukaan: tujuh ribu keping emas."Rong Tian merasakan ketertarikan yang kuat dari semua orang di ruangan. Teknik pernapasan yang baik adalah fondasi kultivasi yang kuat.Penawaran meningkat dengan cepat dari berbagai pemimpin sekte hingga mencapai "Tiga puluh ribu keping emas!" dari Hai Yue dari Sekte Pulau Bunga Hay Tang.Setelah keheningan singkat, Nona Murong mengumumkan, "Terjual kepada Nyonya Hai Yue dari Sekte Pulau Bunga Hay Tang!""Dan akhirnya, lot kedua belas," lanjutnya. "Metode Kultivasi Embun Pagi, teknik langka untuk mempercepat regenerasi energi spiritual. Harga pembukaan: delapan ribu keping emas."Rong Tian tertarik. Dengan lukanya yang belum sembuh sepenuhnya, kemampuan regenerasi energi yang lebih cepat akan sangat membantu. Ia menyentuh sabuk Khong Jian di pingganggnya, tempat penyimpanan harta karun Dinasti Xi Tian yang jumla

  • Pewaris Kultivasi Iblis, Raja Kelelawar Hitam   Perebutan Senjata dan Jimat Sakti.

    "Kita lanjutkan ke senjata dan jimat," Nona Murong mengumumkan saat pelayan membawa nampan baru ke atas panggung.Di atas nampan terdapat sebilah pedang tipis dengan sarung berwarna biru langit. Ketika Nona Murong mengangkatnya, pedang itu mengeluarkan suara mendengung halus, seolah berinteraksi dengan udara di sekitarnya."Lot kelima, Pedang Angin Penyayat," Nona Murong memperkenalkan."Senjata langka yang dapat menciptakan gelombang angin tajam, mampu memotong baja dan batu dengan mudah. Ditempa oleh Pandai Besi Feng dari Lembah Angin Biru menggunakan bijih bintang jatuh. Harga pembukaan: tiga ribu keping emas.""Tiga ribu lima ratus!" seru Zhao Jian dari Perguruan Lembah Bayangan Terang."Empat ribu!" balas Ye Feng dari Aliran Sungai Bintang Jatuh.Penawaran untuk pedang ini berlangsung sengit di antara para murid inti. Rong Tian memperhatikan bahwa pedang tersebut memang cocok untuk kultivator muda yang masih mengembangkan gaya bertarung mereka."Lima ribu!" seru Bai Lian dari Per

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status