Sahabat, mohon maaf jika updatenya hanya satu bab. Sahabat bisa membaca novel yang sudah tamat karya penulis MN Rohmadi, pertama: Menantu sang Jendral besar [Tamat] kedua, Menantu sang Jendral besar S2 [Tamat]. Terimakasih atas perhatian sahabat semua.
Bab 241. SEKRETARIS MELISA Keesokan paginya seperti tidak terjadi apa-apa, Jaka kelud keluar dari dalam kamar hotel dengan tubuh segar dan pakaian rapi dengan jas baru yang baru. Di depan kamarnya sudah berdiri dua orang berpakaian rapi seperti seorang bodyguard, berdiri tegak di kanan kiri pintu kamarnya. Tentu saja Jaka Kelud terkejut, ketika mengetahui kalau di depan kamarnya ada dua orang berbadan kekar yang berjaga di depan pintu. “Selamat pagi tuan, kami diperintahkan untuk mengawal anda selama di kota New York. Dan kami juga diminta untuk mengantar anda ke perusahaan,” kata salah satu bodyguard setelah sebelumnya memberi hormat dengan cara menundukkan kepalanya kepada Jaka Kelud. “Baiklah, ayo kita berangkat,” kata Jaka Kelud yang kemudian memimpin jalan menuju lift. Jaka Kelud awalnya merasa curiga dengan kedua Bodyguard ini, akan tetapi setelah melihat sikap mereka dan perkataan mereka, kalau mereka adalah pengawal yang disuruh menjaga serta m
Bab 240. KEMBALI KE HOTEL Don King yang merupakan Boss mafia yang licik, sengaja mengatakan hal ini dengan maksud agar Jaka kelud bisa menghabisi para Boss mafia ini. Kelicikannya ini ibarat sekali tepuk dua lalat mati, atau lempar batu sembunyi tangan seperti peribahasa terkenal dari Indonesia. Don King yang masih di ruangan khusus, pura-pura tidak tertarik untuk ikut dengan mereka untuk mengejar Jaka Kelud. Padahal setelah beberapa saat dan memastikan para Boss itu keluar dari gedung tua tempat dilaksanakannya arena tarung bebas, Don King dan anak buahnya segera keluar dan mengikuti mereka dari kejauhan. Saking liciknya, Don King memerintahkan anak buahnya untuk mematikan lampu mobil ketika mengikuti mobil para Boss yang mengejar Jaka Kelud. Dan saat melihat mereka berhenti di kejauhan setelah menemukan Jaka Kelud, Don King juga segera menyuruh anak buahnya untuk berhenti dan mematikan mesin mobilnya. Dari tempatnya memarkirkan mobil, Don Ki
Bab 239. PEMBANTAIAN SADIS Sentuhan tangan dan kaki Jaka kelud bukan sekedar sentuhan kasih sayang kepada kekasihnya. Akan tetapi sentuhan itu adalah sentuhan kematian, yang siap mengirim siapapun yang diinginkan untuk diantar ke Malaikat Maut. Pemandangan ini lebih mengejutkan daripada satu orang mafia yang pertama kali terkena tendangan tanpa bayangan Jaka kelud. Para Boss yang melihat kehebatan Jaka Kelud tampak menelan ludahnya berulang kali tanpa sadar. Kini mereka baru tahu kalau Jaka Kelud memang seorang jagoan yang benar-benar hebat, bukan hanya mendapatkan keberuntungan bisa mengalahkan Boris di arena tarung bebas bawah tanah. Akan tetapi kesombongan dan keangkuhan para Boss, tentu saja masih menutupi hatinya. Mereka tentu saja tidak mau mengakui kekalahan di hadapan pria kecil dari Indonesia ini begitu saja. Seketika itu juga para Boss memberi kode kepada anak buahnya yang tersisa untuk menggunakan senjata api. Ceklek… ceklek…Puluhan senjata ap
Bab 238. DIKEPUNG Jaka Kelud menatap pria yang mengaku bernama James Crown dengan perasaan bingung. Belum juga kebingungan terobati, tiba-tiba saja datang lagi beberapa Boss besar mengerubutinya dan menawarinya untuk kerjasama. “Mohon maaf bapak-bapak semua, kenapa kalian ingin merekrut saya untuk bekerja sama dengan anda? Memangnya kerjasama apa yang anda tawarkan kepada saya?” Puluhan Boss yang datang mengelilinginya malah saling pandang satu sama yang lainnya, saat ditanyai oleh Jaka Kelud. Kemudian pria perlente yang pertama kali datang menemuinya berkata, “Ha ha ha ha… sepertinya kamu belum tahu siapa kami ini, perkenalkan kami ini adalah para Boss di kota New York ini. Tadi kami melihat kamu bertanding di arena tarung bebas saat mengalahkan Boris.” Pria perlente itu menghentikan perkataannya dan menatap Jaka Kelud untuk melihat ekspresinya. Akan tetapi Jaka Kelud sama sekali tidak berubah ekspresi wajahnya, dia sudah bisa menebaknya k
Bab 237. MENJADI REBUTAN “Untuk apa menahannya, dia adalah pemuda bebas, jadi saya tidak memaksa dia untuk mengikuti pertarungan lagi.” Semua orang semakin merasa aneh dengan perkataan Don King, akan tetapi rasa penasarannya tidak mendapatkan jawaban. “Jadi pemuda itu sekarang bebas, tidak berada di pihak manapun?” tanya salah seorang Boss sambil menatap Don King yang sedang tertawa senang setelah memenangkan taruhan ini. “Iya bebas, dia memang pemuda bebas,” kata Don King dengan nada santai. “Jadi, jika kami bisa membujuknya untuk menjadi jagoan kami, kamu tidak akan marah?” “Ha ha ha ha… untuk apa marah, silahkan saja kalau kalian bisa membujuknya.” Perkataan Don King begitu santai, seakan dia tidak peduli dengan nyawa Jaka Kelud. Padahal yang sebenarnya adalah dia tidak peduli dengan nyawa orang-orang ini dan anak buahnya yang akan membuat masalah dengan Jaka Kelud. Dia yang sudah merasakan sendiri kekuatan dan kekejaman Jaka Kelud,
Bab 236. HADIAH TARUNG BEBAS Suasana ring tinju bebas bawah tanah ini langsung riuh, para penonton merasa tidak puas dengan kekalahan Boris. Apalagi kekalahan Boris yang dijuluki sang Monster sangat aneh, karena dia dikalahkan pendatang baru yang bertubuh kecil dengan sangat mudah. Sementara itu Don King dan anak buahnya berteriak meluapkan kegembiraannya, karena orang yang menjadi bahan taruhannya memenangkan pertandingan ini. “Yes, ternyata saya memang benar-benar beruntung,” teriak Don King sambil berdiri dari tempat duduknya. Para Boss yang lainnya yang sedang merasa kesal dengan kekalahan Boris, langsung memandangi Don King dengan rasa kesal. “Don King, kamu menemukan jagoan itu dimana? Bagaimana dia bisa mengalahkan Boris dengan sangat mudah?” “Ha ha ha ha… itu rahasiaku, yang penting malam ini saya memenangkan taruhan, ha ha ha ha….!” Tentu saja Don King tidak akan mengatakan, dimana dia menemukan Jaka Kelud, karena jika dia mengataka