Home / Urban / Pewaris Naga Majapahit / Bab 122. BERTEMU MUSUH LAMA

Share

Bab 122. BERTEMU MUSUH LAMA

Author: MN Rohmadi
last update Last Updated: 2025-03-30 09:02:15

Bab 122. BERTEMU MUSUH LAMA

“Jaka, kamu dari mana saja? Kenapa kamu baru kelihatan?” kata salah satu teman kuliah Jaka yang melihat Jaka memasuki ruang kelas semester tiga.

“Saya sedang cuti sebentar, jadi tidak bisa mengikuti pelajaran,” jawab Jaka berusaha memberi alasan yang logis.

“Tapi, bagaimana kamu bisa gabung bersama kita di semester tiga? Bukankah kamu tidak mengikuti ujian kenaikan semester?”

“Sudah, tentu saja saya sudah mengikuti ujian susulan untuk kenaikan semester. Karena itulah sekarang saya bisa berkumpul dengan kalian.”

Teman-teman Jaka masih bingung dengan apa yang terjadi dengannya, bagaimanapun juga Jaka sudah tidak mengikuti kegiatan belajar selama enam bulan lamanya. Kebingungan mereka tidak bisa mendapatkan jawaban yang cukup memuaskan, mereka berpikir apakah bisa dengan mengikuti ujian susulan, mahasiswa yang lama cuti bisa naik semester.

Hari-hari berlalu dengan tenang sejak Jaka mulai mengikuti jam kuliah di Universitas Matri
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
rayhan
thor lebihin dong bab y
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 123. SIALAN

    Bab 123. SIALAN “Hallo Boss muda, ada apa nih Boss muda menghubungi saya?” Terdengar suara seorang pria dengan suara serak dari seberang panggilan. “Gini Bang, saya sedang ada masalah sedikit. Karena itulah saya menghubungi abang,” jawab Ridwan dengan nada serius. “Ha ha ha ha… Boss muda ternyata masih mengenalku. Saya merasa tersanjung Boss muda sudi menghubungi saya. Oh iya, ada pekerjaan apa nih? Apakah saya perlu menghabisi seseorang tanpa jejak, atau cukup memberi pelajaran saja?” Suara telepon langsung hening ketika bang Sapto menebak apa yang diinginkan Ridwan dengan menghubunginya. Setelah menghela nafas berat, Ridwan melanjutkan percakapannya dengan sambil tetap fokus mengemudi. “Saya ingin abang menghabisi seseorang, kalau bisa abang mencari orang yang bisa membunuh seseorang yang mempunyai ilmu kebal.” “Apa? Ilmu kebal?” Terdengar suara bang Sapto sangat terkejut ketika mendengar perkataan Ridwan. “Maksud Boss Ridwan, sasaran kali i

    Last Updated : 2025-03-31
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 124. SAINGAN CINTA

    Bab 124. SAINGAN CINTA Ekspresi wajah sopir bajaj langsung buruk ketika mendengar alasan Jaka menemuinya. harapan yang sebelumnya muncul di binar matanya, seketika menghilang setelah mendengar perkataan pemuda di depannya. Jaka tersenyum malu mendengar perkataan sopir bajaj, kemudian Jaka berkata lagi, “Saya mau minta tolong kepada abang untuk mengganti roda mobil ku yang kempes. Abang jangan khawatir, saya akan memberi anda uang jasa atas pertolongan abang.” Begitu mendengar perkataan Jaka, sopir bajaj menatapnya dengan tatapan aneh. Siapa juga yang tidak merasa aneh, melihat ada seorang pemuda yang terlihat begitu bugar tidak bisa mengganti roda mobilnya yang kempes. Setelah menghela nafas sebentar, sopir bajaj kembali berkata sambil tersenyum penuh arti, “Apa? Mengganti roda mobil yang kempes? Memangnya anda tidak bisa mengganti sendiri?” “Maaf, saya memang tidak bisa mengganti rodanya.” “Baiklah, mari kita lihat apa yang bisa saya bantu,” ucap

    Last Updated : 2025-04-01
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 125. AKSI BANG SAPTO PEMBUNUH BAYARAN

    Bab 125. AKSI BANG SAPTO PEMBUNUH BAYARAN Jaka yang tidak tahu kalau bahaya sedang menantinya, masih asik menikmati makan malamnya. Dia sama sekali tidak peduli dengan kehadiran Intan dan Ridwan yang sedang kencan di Cafe yang sama dengannya. Bagi Jaka, Intan hanya teman satu kampusnya saja, sehingga perasaannya tidak lebih dari perasaan seorang teman saja. Tak lama kemudian Jaka menyudahi makan malamnya dan meninggalkan Cafe tanpa berpamitan dengan Intan. Tentu saja Intan tidak tahu kalau Jaka sudah meninggalkan Cafe, karena dia duduk memunggungi meja Jaka. Berbeda dengan Ridwan, dia yang duduk menghadap ke arah meja Jaka, tentu saja tahu kalau Jaka sudah meninggalkan Cafe. Diam-diam Ridwan juga memberi kabar kepada bang Sapto, kalau Target sudah meninggalkan Cafe. Jauh diluar Cafe, lebih tepatnya di pinggir jalan, terlihat dua mobil hitam yang berisi tujuh orang sedang mengawasi Cafe Bintang. “Semua bersiap, target sudah keluar da

    Last Updated : 2025-04-02
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 126. MENYELESAIKAN MISI

    Bab 126. MENYELESAIKAN MISI Jaka yang sedang melayang diatas langit segera mengikuti pergerakan mobil van yang ditumpangi sopir truk tronton yang menghilang di jalan kampung. Sementara itu bang Sapto yang mengikuti mobil Jaka tampak tersenyum gembira melihat mobil Jaka sudah gepeng seperti papan triplek di hantam truk tronton bermuatan pasir seberat tiga puluh ton. “Bagus, rencanaku sukses. Saya harus melaporkan keberhasilan ini kepada Boss muda Ridwan. Ha ha ha ha…. mana tuh yang namanya orang kebal? Sekebal apapun dia pasti akan menjadi peyek manusia setelah ditabrak truk tronton…” Tawa bahagia keluar dari bibir bang Sapto yang kemudian dia segera mengabadikan kecelakaan itu menggunakan ponselnya. Setelah merekam mobil Jaka yang sudah gepeng seperti lembaran papan kayu, terhimpit truk tronton bermuatan pasir, segera saja dia mengirimkan video serta foto itu ke ponsel Ridwan. Sementara itu Ridwan yang masih berada di Cafe Bintang bersama Intan, tampak s

    Last Updated : 2025-04-03
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 127. DIKEPUNG PULUHAN PEMBUNUH BAYARAN

    Bab 127. DIKEPUNG PULUHAN PEMBUNUH BAYARAN Jaka yang mendengar perkataan sopir truk tronton itu segera bergerak, bagaimanapun juga dia tidak akan mendapatkan informasi yang lebih lengkap jika mereka sudah pergi meninggalkan gudang tua ini. Dalam sekejap sosok Jaka sudah berdiri di tengah pintu gudang, begitu pintu gudang terbuka puluhan pria yang ada di dalam gudang tua tampak terkejut melihat kehadirannya. “Siapa kamu? Kenapa kamu berada di tempat ini?” Salah seorang pembunuh bayaran menegur Jaka dengan suaranya yang menggelegar dan penuh dengan aura intimidasi. Jaka tidak menghiraukan pria yang menegurnya, dia menatap sopir truk tronton yang ada di dalam kerumunan dengan tatapan tajam, kemudian berkata, “Kamu, kemarilah.” Semua orang langsung saling pandang mendengar perkataan Jaka Kelud, mereka cukup terkejut melihat ada seorang pemuda yang cukup berani berada di markas mereka. Keterkejutan mereka semakin bertambah, ketika mendengar perkataan

    Last Updated : 2025-04-03
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 128. MENGHADAPI PULUHAN PELURU TAJAM

    Bab 128. MENGHADAPI PULUHAN PELURU TAJAM Bugh… bugh… bugh… bugh….! “Argh…!!” Lolongan jerit kesakitan menggema saling susul menyusul, ketika tubuh puluhan pembunuh bayaran yang menyerangnya di terbangkan oleh tendangan tanpa bayangannya yang seperti baling-baling melemparkan tubuh mereka. Dalam sekejap puluhan pembunuh bayaran itu sudah bergelimpangan sejauh sepuluh meter di dalam gudang tua. Jaka menatap semua orang dengan tatapan sinis, dimata Jaka semua orang bertubuh kekar itu hanyalah boneka kayu yang tidak perlu di waspadai sedikitpun. Sementara itu sopir tronton yang masih diangkat tubuhnya oleh Jaka, wajahnya memucat melihat betapa tangguhnya pemuda kurus yang sedang menyandera dirinya. Tubuhnya gemetar ketakutan, bahkan di bagian bawah perutnya sudah ingin keluar mengeluarkan cairan berbau asam. Hanya saja sopir truk tronton masih berusaha menahannya, andai dia tidak bisa menahan keluarnya cairan pesing dari bagian bawah p

    Last Updated : 2025-04-04
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 129. PEMBUNUH BAYARAN HANTU HITAM

    Bab 129. PEMBUNUH BAYARAN HANTU HITAM Perlahan Jaka memasuki gudang tua yang sudah dipenuhi dengan mayat pembunuh bayaran, dan mendekati sopir truk tronton yang sedang meringkuk seperti udang sambil merintih kesakitan, setelah dilempar oleh Jaka sejauh sepuluh meter. “Argh… ampun….” Dengan tubuh gemetaran dan jeritan kesakitan, karena tubuhnya diinjak kaki Jaka Kelud, sopir truk tronton yang sudah kehilangan keberaniannya memohon ampun sambil tetap berbaring di atas lantai. “Sekarang kamu mau mengganti mobil saya yang rusak atau tidak?” “Ampun, ampun Boss. Saya tidak punya uang untuk mengganti mobil anda yang rusak,” kata sopir truk tronton dengan wajah ketakutan menatap Jaka yang sedang memandangnya dengan ekspresi kejam terbayang di tatapan wajahnya. Sampai saat ini Jaka masih diselimuti euforia kekuatan dari Siluman Naga jaman Majapahit, sehingga dia belum sadar, kalau dia baru saja membunuh puluhan nyawa manusia dengan begitu mudah. Sesungguh

    Last Updated : 2025-04-04
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 130. KETERKEJUTAN BANG SAPTO

    Bab 130. KETERKEJUTAN BANG SAPTO Senyum cerah menghiasi ekspresi wajah bang Sapto begitu turun dari mobilnya, di ikuti para anak buah nya. Dengan langkah tegap, bang sapto memasuki gudang tua untuk merayakan kesuksesan misinya kali ini. Akan tetapi ketika dia baru saja memasuki pintu gudang yang terbuka, sepasang matanya yang tajam seketika membelalak tidak percaya melihat pemandangan yang ada di depannya. “Apa… apa yang terjadi? Kenapa semua orang menjadi mayat?” Bibir bang Sapto bergetar ketika dia berkata saat melihat pemandangan di depannya, keterkejutannya tidak bisa menyembunyikan ketegaran pada dirinya yang terbiasa membunuh target tanpa berkedip. “Siapa? Siapa yang sudah menyerang markas kita?!” Bang Sapto langsung berteriak dan ekspresi wajahnya dipenuhi dengan aura membunuh yang padat. Dengan cepat bang Sapto memeriksa tubuh anak buahnya yang sudah menjadi mayat, sekali lagi keterkejutannya semakin menjadi-jadi ketika dia mel

    Last Updated : 2025-04-05

Latest chapter

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 178. PRANA PENYEMBUHAN

    Bab 178. PRANA PENYEMBUHAN “Nah, sepertinya saraf kecil itu yang menyebabkan pendarahan otak dan ada memar di otaknya yang perlu disembuhkan. Dan itu juga masih ada sisa darah yang belum dibersihkan,” gumam Jaka Kelud dengan mata terus memeriksa seisi kepala Rustam Buwono. Setelah memastikan luka yang ada di dalam kepala Rustam Buwono, tangan Jaka Kelud yang menempel di ubun-ubun kepalanya segera saja menyalurkan energi Prana ke bagian kepalanya. Keajaiban segera terjadi, sesaat setelah Jaka Kelud menempelkan tangannya di kepala Rustam Buwono. Sisa-sisa darah yang belum tuntas di bersihkan di dalam otak, secara ajaib menghilang dan keluar dari batok kelapa berubah menjadi uap. Dengan Mata Prananya, Jaka Kelud bisa memastikan setiap luka di dalam kepala Rustam Buwono kembali normal dan mengalami peremajaan dengan sangat ajaib. Rasa hangat dari Prana Jaka Kelud langsung membuat kinerja saraf serta jaringan yang ada di kepala Rustam Buwono menjadi beker

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 177. MATA PRANA X RAY

    Bab 177. MATA PRANA X RAY Dokter Sasongko menatap pemuda di depannya dengan tatapan curiga sambil menanyakan profesi Jaka Kelud. “Saya bukan seorang dokter, tapi saya bisa memberi pertolongan pertama kepada seseorang yang terluka.” “Ha ha ha ha…. kamu ini lucu sekali anak muda. Memangnya Rumah Sakit ini disamakan dengan sekolahan yang hanya mengajarkan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan? Tolong anak muda, kalau bicara itu lihat situasi dan tempatnya,” kata dokter Sasongko dengan nada mengejek. Jaka kelud sama sekali tidak tersinggung ataupun marah dengan perkataan dokter Sasongko. Tentu saja dia tahu maksud dari perkataannya yang merendahkan kemampuan pengobatan yang dimilikinya. Jaka tidak menyalahkan jalan pikiran dokter Sasongko yang merupakan seorang profesor atau ahli bedah otak yang sangat terkenal. Sedangkan pada saat ini Rustam Buwono sedang di tangani olehnya, bahkan dia juga sedang berusaha dengan keras untuk menyembuhkan luka

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 176. DI USIR DARI KANTOR DOKTER

    Bab 176. DI USIR DARI KANTOR DOKTER Petugas bagian Informasi itu tidak langsung menjawab pertanyaan Jaka Kelud, dia malah memandangi sosok Jaka Kelud dari atas sampai bawah dengan tatapan curiga. “Bapak ini apanya pak Rustam kalau boleh tahu?” “Saya kenalannya, kebetulan saya sedang menjenguk bersama teman saya di ruang VVIP nomor sepuluh.” “Oh, bapak beneran temannya pak Rustam?” Nada bicara karyawan bagian Informasi terdengar mulai ramah, setelah Jaka Kelud mengaku sebagai temannya Rustam Buwono. “Tentu saja benar, untuk apa saya berbohong tidak ada untungnya.” “Ha ha ha ha… maaf, saya hanya tidak ingin memberikan informasi kepada yang tidak berkepentingan saja. Tunggu sebentar biar saya cek dulu.” Kemudian petugas bagian informasi segera sibuk di depan komputernya dan terlihat sedang mengetik sesuatu di keyboardnya. Tak lama kemudian, petugas itu segera memandang kearah Jaka Kelud. kali ini tatapannya terlihat serius, sebelum akhirn

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 175. SUGENG BUWONO KEPALA KELUARGA KONGLOMERAT BUWONO

    Bab 175. SUGENG BUWONO KEPALA KELUARGA KONGLOMERAT BUWONO “Bukan gadis itu, kalau gadis itu saya sudah tahu. Maksudku siapa anak muda itu,” kata kakek Sugeng Buwono sambil menatap kearah Jaka Kelud yang sedang berdiri sambil menyandarkan punggungnya di dinding Rumah Sakit. “Oh dia. Dia itu temannya Intan,” kata Melati Sugiri sambil tersenyum ke arah Jaka kelud kemudian mengalihkan pandangannya kembali ke Sugeng Buwono atau ayah mertuanya. “Iya, saya juga tahu dia temannya nak Intan. Kan dia datang ke Rumah Sakit ini bersama nak Intan, yang saya ingin tanyakan adalah apakah kita pernah mengenal dia atau keluarganya?” Begitu mendengar perkataan Sugeng Buwono, semua orang seketika memusatkan pandangannya ke arah Jaka Kelud, dan memandangnya dengan tatapan penuh selidik. Sementara itu Jaka Kelud yang sedang menjadi pusat perhatian semua orang tampak serba salah, dan menggaruk rambutnya yang tidak gatal sambil tersipu malu. Melati Sugiri yang mendapat per

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 174. RUSTAM BUWONO KECELAKAAN

    Bab 174. RUSTAM BUWONO KECELAKAAN Dan benar saja ketika teriakan itu baru saja berhenti, tiba-tiba saja. Blar….!!Sebuah ledakan yang cukup keras terdengar di tengah jalanan, diikuti dengan terangkatnya mobil milik wanita cantik itu yang meledak seperti terkena bom mobil. Warga yang berdiri terlalu dekat dengan mobil yang meledak tersambar api yang menyambar, sehingga wajah mereka menghitam dengan rambut dan pakaian yang terbakar. Seketika itu juga kepanikan melanda di sekitar mobil yang meledak. Sementara itu Jaka Kelud tampak tersenyum senang, melihat kejahilannya membuahkan hasil. Dengan meledaknya mobil wanita cantik yang sok berkuasa dan tidak mau mengganti kerusakan mobil Intan Warsito yang ditabraknya, maka kekesalan Intan pasti akan terobati. Jaka segera menjalankan mobilnya meninggalkan tempat dia parkir, sementara itu Intan Warsito yang sudah melajukan mobilnya lebih dulu, sudah tidak terlihat. Sesampainya di kampus, tern

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 173. MEMBERI HUKUMAN WANITA CANTIK

    Bab 173. MEMBERI HUKUMAN WANITA CANTIK Intan warsito balas mengejek wanita cantik itu sambil melirik ke arah Jaka kelud dengan ekspresi penuh dengan kemenangan. Siapapun orangnya tentu saja sangat senang, jika dalam menghadapi suatu masalah kedatangan orang yang dikenalnya. Dengan kedatangan orang yang dikenalnya, maka urusan akan lebih mudah, karena akan ada yang mendukungnya. Demikian juga dengan Intan Warsito dalam pikirannya, keberaniannya untuk minta ganti rugi atas kerusakan mobilnya semakin menjadi-jadi saja. Brak…! “Cepat kamu ganti kerusakan mobilku, atau kita berurusan dengan pihak Polisi.”Dengan kuat Intan Warsito menggebrak kap mesin mobil wanita cantik itu, sambil memperlihatkan sikap serius kalau dia minta ganti rugi. “Ha ha ha ha… mau dibawa ke pihak Polisi? Baiklah, mari kita lapor Polisi dan lihat apakah Polisi akan membantumu? Hi hi hi hi….” Wanita cantik itu sama sekali tidak takut, saat diancam untuk dilaporkan ke piha

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 172. INTAN YANG APES

    Bab 172. INTAN YANG APES Tangan Jaka Kelud segera diangkat ke atas langit, sedangkan mulutnya terlihat sedang bergerak-gerak seperti sedang membaca mantra. Langit yang sebelumnya cerah, tiba-tiba saja dipenuhi awan hitam yang bergerak dari segala arah dan menumpuk di atas gedung PT Nusa Bangsa. Jegler…! Blarr…!Suara petir menggelegar dan saling bersahutan membuat penduduk bumi ketakutan, melihat fenomena aneh yang baru saja mereka lihat. Petir menyambar-nyambar di susul turunnya air hujan dari langit yang langsung deras begitu saja, tanpa didahului gerimis seperti biasanya. Petir yang bersahutan bahkan menghantam trafo listrik, sehingga alam seketika menjadi gelap gulita meskipun saat ini masih siang hari. Bahkan ada tiang listrik yang roboh terkena hantaman petir yang menyambar dari langit. Tubuh Jaka Kelud yang berdiri di atap gedung sudah basah kuyup, akan tetapi dia tidak memperdulikannya. Sekali lagi tangan Jaka Kelud mengibas k

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 171. MENGHILANGKAN JEJAK

    Bab 171. MENGHILANGKAN JEJAK Dalam sekejap semua orangnya Raden Tukimin yang ada di ruang meeting menghilang, demikian juga dengan para mayat yang tergeletak diatas lantai. Bahkan Jaka Kelud juga ikut menghilang dari ruang meeting, kemudian muncul lagi di sebuah lembah yang sangat dalam yang bersuhu sangat dingin. “Dimana ini?” Terdengar suara orang berteriak kebingungan dengan tubuh menggigil dan gigi bergemeletuk saking dinginnya suhu udara di tempat mereka sekarang berada. “Di pintu neraka, ha ha ha ha….” “Bocah apa yang kamu lakukan kepada kami?” teriak seorang pria yang tidak asing bagi Jaka Kelud. Rombongan orang yang sedang berdiri dengan tubuh menggigil tentu saja Raden Tukimin dan anak buahnya yang masih hidup, yaitu para pengacara dan sekretarisnya. “Saya tidak bicara apa-apa, hanya berbicara apa adanya. Sekarang lihat apa yang ada di bawah kalian,” kata Jaka Kelud dengan nada santai. Begitu mendengar perkataan Jaka Kelud, me

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 170. AKHIR DARI AKI DAWIR

    Bab 170. AKHIR DARI AKI DAWIR “Ehem, Aki Dawir ya? Maaf Aki, permintaan saya juga sama dengan kalian. Kalau kalian ingin selamat, segera pergi dari gedung ini atau nasib kalian akan sama dengan mayat-mayat itu.” “Kurang ajar, sepertinya kamu tidak bisa melihat tingginya gunung di depanmu. Baiklah, terima ini.” Wusss….Tiba-tiba saja Aki Dawir mendorong telapak tangannya ke arah Jaka Kelud, dorongan tangan Aki Dawir memunculkan desisan angin yang sangat tajam. Pakaian semua orang berkibar, ketika Aki Dawir melancarkan serangannya. Akan tetapi apa yang ada dalam pikiran Aki Dawir sepertinya meleset, karena sosok pemuda kurus yang diremehkannya ternyata masih berdiri tegak di tempatnya, tanpa kurang apapun. Jaka Kelud yang sekarang tentu saja bukan seperti Jaka Kelud yang dulu, kini dia yang sudah menyadari kekuatan yang dimiliki, tentu saja menganggap remeh serangan Aki Dawir yang melancarkan pukulan jarak jauh. Padahal pukulan jarak jauh Aki Daw

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status