Home / Urban / Pewaris Naga Majapahit / Bab 29. TAWARAN DEWI

Share

Bab 29. TAWARAN DEWI

Author: MN Rohmadi
last update Last Updated: 2025-01-29 10:22:40
Bab 29. TAWARAN DEWI

Jaka duduk terdiam sambil memegangi kemudi dan sedang berpikir apa yang harus dilakukannya dengan mobil yang baru dibelinya.

Sementara itu pemilik toko dan marketing yang sebelumnya melayani Jaka, masih berdiri di depan toko menunggu Jaka pergi membawa mobilnya.

“Dewi, coba kamu lihat pelanggan kita. Coba tanya apakah ada yang perlu dibantu? Lihat sedari tadi mesin mobilnya belum juga dihidupkan?”

“Baik pak.”

Dewi segera berjalan ke arah pintu kemudi dimana Jaka berada, kemudian dia mengetuk jendela kaca ruang kemudi.

Tok tok tok

Jaka yang sedang kebingungan sangat terkejut ketika mendengar ketukan pada kaca jendela di sampingnya, dia segera menoleh ke arah sumber suara.

Seketika ekspresi wajahnya yang buruk langsung berubah cerah ketika mengetahui siapa orang yang mengetuk kaca jendela mobilnya.

Jaka segera membuka pintu, kemudian turun dari dalam mobil dan berdiri di depan Dewi sambil garuk-garuk kepalanya yang tidak gat
MN Rohmadi

Terimakasih kepada semua pembaca setia yang mengikuti novel PEWARIS NAGA MAJAPAHIT, jangan lupa follow akun penulis MN Rohmadi dan masukkan novel ini ke pustaka anda, agar memuedahkan saat akan membaca lagi dan mengetahui saat penulis membuat novel baru.

| 16
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 30. DIKIRA SELINGKUHAN DEWI

    Bab 30. DIKIRA SELINGKUHAN DEWI Begitu mendapat persetujuan dari Jaka, ekspresi wajah Dewi langsung terlihat cerah, kemudian dia minta izin untuk mengambil tasnya dan berpamitan kepada pemilik toko untuk pulang bersama Jaka. Pemilik toko tidak tahu kalau Jaka sebenarnya tidak bisa mengemudi dan Dewi pulang bersamanya dikira Jaka mengajaknya makan malam. Mobil SUV hitam milik Jaka pergi meninggalkan toko mobil bekas ketika adzan maghrib terdengar dengan dikemudikan Dewi. “Kita langsung pulang atau mau pergi kemana terlebih dahulu?”Dewi membuka percakapan sambil menoleh sebentar kearah Jaka yang duduk di kursi yang ada di samping kursi pengemudi. “Langsung pulang saja, ini sudah malam nanti kamu pulangnya kemalaman,” sahut Jaka sambil menatap keramaian lalu lintas di depannya. “Saya biasa pulang malam, apalagi kalau toko sedang ramai.” “Kerja di toko mobil senang ya kak? Bisa mengemudikan mobil berbagai type.”Jaka melirik kearah Dewi sambil mencob

    Last Updated : 2025-01-29
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 31. SALAH PAHAM PARAH

    Bab 31. SALAH PAHAM PARAH “Ha ha ha ha…. seperti inikah kelakuanmu? Kita ini sebentar lagi akan tunangan, apa kamu begitu tega berkhianat di belakangku? Kalau begini kita putus saja, selamat tinggal tunangan!” “Kak Bagas, kejadiannya tidak seperti itu. Nanti pasti akan saya jelaskan, sebaiknya kak Bagas pulang terlebih dahulu atau mencari meja yang lain saja.”Dewi yang mendengar perkataan Bagas yang mengingatkannya akan pertunangan dan mendengar ancamannya yang menginginkan memutus hubungan mereka langsung mendinginkan hatinya yang memanas. “Kak Bagas, perkenalkan ini pak Jaka Customer toko saya.” Melihat situasi semakin tidak kondusif, Dewi yang awalnya merasa terganggu dan ikut marah dengan kedatangan Bagas, setelah melihat banyak puluhan pasang mata tertuju padanya, hatinya mulai melunak dan mulai memperkenalkan Jaka kepada Bagas. “Jadi begini kelakuanmu di belakangku dan suka bermain dengan Customer kamu?”Emosi Bagas sepertinya belum menurun, dia masih t

    Last Updated : 2025-01-30
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 32. MENGUTUK BAGAS

    Bab 32. MENGUTUK BAGAS “Kak Bagas siapa wanita itu, kenapa dia menamparmu?”Wanita cantik yang datang bersama Bagas bertanya dengan penuh penasaran sambil menunjuk ke arah Dewi. “Jangan banyak tanya, dia hanya wanita gila yang kebetulan bertemu denganku.” Suara Bagas yang cukup keras saat menjawab perkataan wanita yang bersamanya terdengar dengan jelas, sehingga emosi yang masih mengendap di dada Dewi kembali meluap. Dengan langkah tegap dan emosi bergemuruh di dadanya, dia berbalik kembali menuju kearah Bagas. “Apa yang kamu katakan? Kamu bilang aku wanita gila? Dasar pria tidak berguna, kamu ini orang yang tidak berguna dan tidak punya pendirian! Kamu ini wanita bodoh, mau-maunya dipacari pria yang tidak bisa setia seperti dia.” Wanita yang bersama Bagas, seketika memerah wajahnya mendengar perkataan Dewi, kemudian dia membalas perkataan Dewi dengan tidak kalah pedasnya. “Kamu ini wanita gila yang sebenarnya, untuk apa kamu mengata-ngatai sa

    Last Updated : 2025-01-30
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 33. UANG TIPS

    Bab 33. UANG TIPS Tadi saat tangannya digenggam Jaka, Bagas merasa kalau tangannya sedang dijepit oleh tang besi yang sangat kuat. Kini tangannya terasa kebas, sehingga berulang kali memijatnya untuk menghilangkan rasa kakunya. Kemudian mata Bagas kembali melotot ketika Jaka dan Dewi menaiki mobil SUV hitam yang sudah di modifikasi offroad. Yang lebih membuatnya terkejut adalah ketika yang masuk ke kursi pengemudi adalah Dewi, bukannya Jaka yang seorang pria. “Aneh, kenapa Dewi yang mengemudi mobil itu? Apakah… mereka memang bukan pasangan selingkuh, tapi hanya rekan kerja saja?”Benak Bagas seketika dipenuhi dengan berbagai pikiran mengenai hubungan Dewi dan Jaka, tapi ibarat nasi sudah menjadi bubur, karena hubungan mereka sudah benar-benar putus. Apalagi Dewi juga sudah melihat sendiri dia jalan dengan wanita lain, alih-alih membuat janji dengannya atau menjemputnya sepulang kerja dan mengajaknya makan di Cafe. Nafas Bagas langsung berat menginga

    Last Updated : 2025-01-31
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 34. DIHENTIKAN SATPAM KOMPLEK

    Bab 34. DIHENTIKAN SATPAM KOMPLEK Keesokan paginya Jaka bangun ketika terdengar suara adzan subuh dari pengeras suara dari Masjid. Sudah menjadi kegiatan umum bagi Jaka, setelah bangun dan melaksanakan sholat subuh, dia segera memakai pakaian olahraga kemudian keluar dari rumah mewahnya. Penampilan Jaka yang memakai pakaian olahraga murah, menjadi perhatian warga komplek perumahan mewah yang juga sedang berolahraga di sekitar komplek perumahan mewah ini. “Lihat, siapakah dia? Apakah dia pemilik rumah baru ini?”Seorang pria paruh baya yang sedang berlari kecil bertanya kepada wanita yang juga ikut berlari disampingnya. “Kalau punya mata lihat yang betul, Mungkin dia satpam atau sopir pribadi pemilik rumah, lihat saja penampilan dan pakaian yang dikenakannya.” “Oh iya betul, sepertinya dugaanmu betul, pria itu mungkin hanya penjaga atau sopir pribadi pemilik rumah.” Jaka tiba-tiba menoleh ke arah dua orang paruh baya yang sedang berlari kecil sambi

    Last Updated : 2025-01-31
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 35. DOSEN KILLER YANG CANTIK

    Bab 35. DOSEN KILLER YANG CANTIK Satpam yang berjaga di pos keamanan menyapa Jaka yang sedang melintas. “Saya mau berangkat kuliah, mari pak satpam.” Jono dan Nuriman, kedua satpam ini tampak kebingungan mendengar jawaban Jaka, bagaimana mereka tidak kebingungan, pria yang mereka pikir adalah seorang sopir atau pelayan di rumah mewah yang ada di blok C no 50, ternyata adalah seorang mahasiswa. Kenyataan ini tentu saja membuat Jono dan Nuriman tampak shock dibuatnya, mereka berdua memandangi punggung Jaka hingga sosok Jaka menghilang di balik halte bus yang ada di pinggir jalan raya. Sementara itu Jaka yang sudah sampai di jalan raya, tidak langsung menaiki bus kota, akan tetapi malah berjalan mendekati gerobak bubur ayam yang terlihat tak jauh dari halte bus. “Bang minta bubur ayamnya satu,” ucap Jaka sesampainya di depan gerobak bubur ayam. “Baik Om, tunggu sebentar, silahkan duduk dulu.” Jaka segera duduk menunggu bubur ayam pesanannya datang

    Last Updated : 2025-02-01
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 36. PERMINTAAN MAAF

    Bab 36. PERMINTAAN MAAF Bisik-bisik teman Jaka terdengar bagaikan suara lebah di ruangan ini, sementara Jaka yang sedang menjadi bahan pergunjingan sama sekali tidak peduli. Sepertinya Jaka belum menyadari kalau dia sekarang sudah menjadi orang kaya dan tidak terlalu membutuhkan uang sebanyak dua puluh lima juta itu. Akan tetapi mental miskin yang selama ini dialaminya, membuat otak Jaka seakan terhipnotis dan langsung tertarik begitu saja, ketika ada sebuah pengumuman untuk mendapatkan hadiah uang sebanyak dua puluh lima juta. Jaka sama sekali tidak menyadari kalau dia belum pernah sekalipun mengikuti pelatihan Silat ataupun beladiri lainnya. Dosen Saras tersenyum ketika mendengar pertanyaan Jaka, dia segera menganggukkan kepalanya kemudian berkata,“Tentu saja, siapa saja boleh mendaftarkan diri mengikuti pertandingan persahabatan itu. Jaka kamu mau ikut mendaftar? Kalau kamu mau ikut pertandingan itu, ibu bisa mendaftarkannya.” “Terimakasih bu,

    Last Updated : 2025-02-01
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 37. HILANGNYA KESADARAN

    Bab 37. HILANGNYA KESADARAN Meskipun mengemudi dengan pelan, akhirnya sampai juga Jaka ke kampusnya. Para mahasiswa belum ada yang menyadari kalau yang membawa mobil SUV hitam ini adalah Jaka, setelah memarkirkan mobilnya di halaman, Jaka segera turun dari mobil dan berjalan santai menuju kelasnya. Beberapa teman sekelas bertemu dengan Jaka saat berjalan di lobi, seperti biasa mereka saling sapa, akan tetapi ekspresi wajah mereka tampak penuh hinaan kepada Jaka. “Wah, sepertinya hari ini Jaka baru mendapatkan rezeki nomplok, lihat aura wajahnya terlihat berbeda dengan hari-hari kemarin.” “Iya tuh lihat, dia senyum-senyum sendiri seperti orang gila baru, ha ha ha ha….” Jaka yang mendengar obrolan di belakangnya tampak cuek dan santai, bagi Jaka semua omongan itu di anggap sebagai angin yang sedang melewati telinganya saja yang masuk dari telinga kanan keluar dari telinga kiri. “Hai Jaka, kebetulan bertemu disini. Kamu bisa datang ke kantor saya?

    Last Updated : 2025-02-03

Latest chapter

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 179. MIMPI ANEH

    Bab 179. MIMPI ANEH “Pak dokter, apakah yang anda katakan ini betulan?” sambil memegangi tangan dokter Sasongko, Sugeng Buwono berkata dengan ekspresi penuh dengan tanda tanya. Dokter Sasongko tersenyum, kemudian menganggukan kepalanya alih-alih menjawab pertanyaan kakek Sugeng Buwono. Begitu mendapat jawaban dari dokter Sasongko, seketika semua orang langsung tersenyum gembira, kecuali dua orang yang sedang memasang ekspresi gembira tapi palsu. “Pak dokter, cepat antar saya ke ruang ICU untuk bertemu dengan suamiku,” dengan rasa gembira yang meluap, Melati Sugiri segera meminta dokter Sasongko untuk memimpin jalan menuju ruang ICU. Akhirnya semua orang di ruang VVIP, segera pergi ke ruang ICU untuk melihat keadaan Rustam Buwono. Karena baru saja tersadar dari komanya, sehingga Rustam Buwono masih dibiarkan tinggal di ruang ICU, agar bisa di pantau kesehatan dengan lebih intensif lagi. Seketika ruang ICU dipenuhi dengan keluarga Buwono yang me

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 178. PRANA PENYEMBUHAN

    Bab 178. PRANA PENYEMBUHAN “Nah, sepertinya saraf kecil itu yang menyebabkan pendarahan otak dan ada memar di otaknya yang perlu disembuhkan. Dan itu juga masih ada sisa darah yang belum dibersihkan,” gumam Jaka Kelud dengan mata terus memeriksa seisi kepala Rustam Buwono. Setelah memastikan luka yang ada di dalam kepala Rustam Buwono, tangan Jaka Kelud yang menempel di ubun-ubun kepalanya segera saja menyalurkan energi Prana ke bagian kepalanya. Keajaiban segera terjadi, sesaat setelah Jaka Kelud menempelkan tangannya di kepala Rustam Buwono. Sisa-sisa darah yang belum tuntas di bersihkan di dalam otak, secara ajaib menghilang dan keluar dari batok kelapa berubah menjadi uap. Dengan Mata Prananya, Jaka Kelud bisa memastikan setiap luka di dalam kepala Rustam Buwono kembali normal dan mengalami peremajaan dengan sangat ajaib. Rasa hangat dari Prana Jaka Kelud langsung membuat kinerja saraf serta jaringan yang ada di kepala Rustam Buwono menjadi beker

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 177. MATA PRANA X RAY

    Bab 177. MATA PRANA X RAY Dokter Sasongko menatap pemuda di depannya dengan tatapan curiga sambil menanyakan profesi Jaka Kelud. “Saya bukan seorang dokter, tapi saya bisa memberi pertolongan pertama kepada seseorang yang terluka.” “Ha ha ha ha…. kamu ini lucu sekali anak muda. Memangnya Rumah Sakit ini disamakan dengan sekolahan yang hanya mengajarkan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan? Tolong anak muda, kalau bicara itu lihat situasi dan tempatnya,” kata dokter Sasongko dengan nada mengejek. Jaka kelud sama sekali tidak tersinggung ataupun marah dengan perkataan dokter Sasongko. Tentu saja dia tahu maksud dari perkataannya yang merendahkan kemampuan pengobatan yang dimilikinya. Jaka tidak menyalahkan jalan pikiran dokter Sasongko yang merupakan seorang profesor atau ahli bedah otak yang sangat terkenal. Sedangkan pada saat ini Rustam Buwono sedang di tangani olehnya, bahkan dia juga sedang berusaha dengan keras untuk menyembuhkan luka

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 176. DI USIR DARI KANTOR DOKTER

    Bab 176. DI USIR DARI KANTOR DOKTER Petugas bagian Informasi itu tidak langsung menjawab pertanyaan Jaka Kelud, dia malah memandangi sosok Jaka Kelud dari atas sampai bawah dengan tatapan curiga. “Bapak ini apanya pak Rustam kalau boleh tahu?” “Saya kenalannya, kebetulan saya sedang menjenguk bersama teman saya di ruang VVIP nomor sepuluh.” “Oh, bapak beneran temannya pak Rustam?” Nada bicara karyawan bagian Informasi terdengar mulai ramah, setelah Jaka Kelud mengaku sebagai temannya Rustam Buwono. “Tentu saja benar, untuk apa saya berbohong tidak ada untungnya.” “Ha ha ha ha… maaf, saya hanya tidak ingin memberikan informasi kepada yang tidak berkepentingan saja. Tunggu sebentar biar saya cek dulu.” Kemudian petugas bagian informasi segera sibuk di depan komputernya dan terlihat sedang mengetik sesuatu di keyboardnya. Tak lama kemudian, petugas itu segera memandang kearah Jaka Kelud. kali ini tatapannya terlihat serius, sebelum akhirn

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 175. SUGENG BUWONO KEPALA KELUARGA KONGLOMERAT BUWONO

    Bab 175. SUGENG BUWONO KEPALA KELUARGA KONGLOMERAT BUWONO “Bukan gadis itu, kalau gadis itu saya sudah tahu. Maksudku siapa anak muda itu,” kata kakek Sugeng Buwono sambil menatap kearah Jaka Kelud yang sedang berdiri sambil menyandarkan punggungnya di dinding Rumah Sakit. “Oh dia. Dia itu temannya Intan,” kata Melati Sugiri sambil tersenyum ke arah Jaka kelud kemudian mengalihkan pandangannya kembali ke Sugeng Buwono atau ayah mertuanya. “Iya, saya juga tahu dia temannya nak Intan. Kan dia datang ke Rumah Sakit ini bersama nak Intan, yang saya ingin tanyakan adalah apakah kita pernah mengenal dia atau keluarganya?” Begitu mendengar perkataan Sugeng Buwono, semua orang seketika memusatkan pandangannya ke arah Jaka Kelud, dan memandangnya dengan tatapan penuh selidik. Sementara itu Jaka Kelud yang sedang menjadi pusat perhatian semua orang tampak serba salah, dan menggaruk rambutnya yang tidak gatal sambil tersipu malu. Melati Sugiri yang mendapat per

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 174. RUSTAM BUWONO KECELAKAAN

    Bab 174. RUSTAM BUWONO KECELAKAAN Dan benar saja ketika teriakan itu baru saja berhenti, tiba-tiba saja. Blar….!!Sebuah ledakan yang cukup keras terdengar di tengah jalanan, diikuti dengan terangkatnya mobil milik wanita cantik itu yang meledak seperti terkena bom mobil. Warga yang berdiri terlalu dekat dengan mobil yang meledak tersambar api yang menyambar, sehingga wajah mereka menghitam dengan rambut dan pakaian yang terbakar. Seketika itu juga kepanikan melanda di sekitar mobil yang meledak. Sementara itu Jaka Kelud tampak tersenyum senang, melihat kejahilannya membuahkan hasil. Dengan meledaknya mobil wanita cantik yang sok berkuasa dan tidak mau mengganti kerusakan mobil Intan Warsito yang ditabraknya, maka kekesalan Intan pasti akan terobati. Jaka segera menjalankan mobilnya meninggalkan tempat dia parkir, sementara itu Intan Warsito yang sudah melajukan mobilnya lebih dulu, sudah tidak terlihat. Sesampainya di kampus, tern

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 173. MEMBERI HUKUMAN WANITA CANTIK

    Bab 173. MEMBERI HUKUMAN WANITA CANTIK Intan warsito balas mengejek wanita cantik itu sambil melirik ke arah Jaka kelud dengan ekspresi penuh dengan kemenangan. Siapapun orangnya tentu saja sangat senang, jika dalam menghadapi suatu masalah kedatangan orang yang dikenalnya. Dengan kedatangan orang yang dikenalnya, maka urusan akan lebih mudah, karena akan ada yang mendukungnya. Demikian juga dengan Intan Warsito dalam pikirannya, keberaniannya untuk minta ganti rugi atas kerusakan mobilnya semakin menjadi-jadi saja. Brak…! “Cepat kamu ganti kerusakan mobilku, atau kita berurusan dengan pihak Polisi.”Dengan kuat Intan Warsito menggebrak kap mesin mobil wanita cantik itu, sambil memperlihatkan sikap serius kalau dia minta ganti rugi. “Ha ha ha ha… mau dibawa ke pihak Polisi? Baiklah, mari kita lapor Polisi dan lihat apakah Polisi akan membantumu? Hi hi hi hi….” Wanita cantik itu sama sekali tidak takut, saat diancam untuk dilaporkan ke piha

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 172. INTAN YANG APES

    Bab 172. INTAN YANG APES Tangan Jaka Kelud segera diangkat ke atas langit, sedangkan mulutnya terlihat sedang bergerak-gerak seperti sedang membaca mantra. Langit yang sebelumnya cerah, tiba-tiba saja dipenuhi awan hitam yang bergerak dari segala arah dan menumpuk di atas gedung PT Nusa Bangsa. Jegler…! Blarr…!Suara petir menggelegar dan saling bersahutan membuat penduduk bumi ketakutan, melihat fenomena aneh yang baru saja mereka lihat. Petir menyambar-nyambar di susul turunnya air hujan dari langit yang langsung deras begitu saja, tanpa didahului gerimis seperti biasanya. Petir yang bersahutan bahkan menghantam trafo listrik, sehingga alam seketika menjadi gelap gulita meskipun saat ini masih siang hari. Bahkan ada tiang listrik yang roboh terkena hantaman petir yang menyambar dari langit. Tubuh Jaka Kelud yang berdiri di atap gedung sudah basah kuyup, akan tetapi dia tidak memperdulikannya. Sekali lagi tangan Jaka Kelud mengibas k

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 171. MENGHILANGKAN JEJAK

    Bab 171. MENGHILANGKAN JEJAK Dalam sekejap semua orangnya Raden Tukimin yang ada di ruang meeting menghilang, demikian juga dengan para mayat yang tergeletak diatas lantai. Bahkan Jaka Kelud juga ikut menghilang dari ruang meeting, kemudian muncul lagi di sebuah lembah yang sangat dalam yang bersuhu sangat dingin. “Dimana ini?” Terdengar suara orang berteriak kebingungan dengan tubuh menggigil dan gigi bergemeletuk saking dinginnya suhu udara di tempat mereka sekarang berada. “Di pintu neraka, ha ha ha ha….” “Bocah apa yang kamu lakukan kepada kami?” teriak seorang pria yang tidak asing bagi Jaka Kelud. Rombongan orang yang sedang berdiri dengan tubuh menggigil tentu saja Raden Tukimin dan anak buahnya yang masih hidup, yaitu para pengacara dan sekretarisnya. “Saya tidak bicara apa-apa, hanya berbicara apa adanya. Sekarang lihat apa yang ada di bawah kalian,” kata Jaka Kelud dengan nada santai. Begitu mendengar perkataan Jaka Kelud, me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status