Bab 380. MAKAN MALAM DENGAN NILAM CAHYA “Oh iya mbak Nilam, ada apa ya?” kata Jaka kelud yang sepertinya lupa dengan apa yang tadi mereka bicarakan saat di dealer. Sementara itu Nilam Cahya yang mendengar perkataan Jaka Kelud yang sangat datar, perasaannya sangatlah kesal. Akan tetapi, meskipun hatinya kesal, dia tetap berusaha bersemangat untuk bisa dekat dengan kenal lebih dekat dengan Jaka kelud. Sebagai seorang marketing mobil mewah, tentu saja Nilam harus bisa berhubungan baik dengan para pengusaha besar maupun para Boss besar. Karena orang yang bisa membeli mobil seharga lima miliar lebih secara cash, tentu saja hanya seorang Boss besar saja. Sedangkan bagi kelas menengah,mereka hanya mampu membeli mobil di bawah harga satu miliar rupiah. “Begini pak Jaka, saya cuma mengingatkan kalau malam ini kita ada janjian makan malam.” “Janjian makan malam? Memangnya kita sudah janjian untuk makan malam?” kata Jaka Kelud dengan nada suara bin
Bab 379. RAYUAN SANG MARKETING CANTIK “Maaf pak, apa bapak nanti malam ada waktu untuk makan malam bersama saya?” Mendengar suara marketing yang menemaninya, dahi Jaka Kelud berkerut, kemudian dia menatap wanita di sampingnya dengan tatapan aneh. Marketing cantik ini bernama Nilam Cahya seperti tertera di Id Card yang tergantung di pakaiannya. “Kamu mau mengajak saya makan malam?” kata Jaka kelud sambil menatap wajah cantik Nilam Cahya. Di tanya dan di pandang dengan tatapan tajam oleh Jaka kelud, Nilam Cahya malah tersenyum manis, seakan umpan yang dipasangnya sudah di makan ikan yang sedang diincarnya. “Iya, itupun jika bapak berkenan,” kata Nilam Cahya dengan senyuman penuh arti sambil mengerlingkan matanya. “Saya tidak bisa janji, memangnya kamu mau mengajak saya makan dimana?” kata Jaka Kelud yang seperti orang bodoh. Hal ini tentu saja sangat wajar, karena Jaka kelud yang masih lugu masalah pergaulan dengan wanita. Padahal kode
Bab 378. MEMBELI LAND ROVER RANGE ROVER Intan tinggal di Mansion Buwono malam ini, paginya ketika matahari sudah menerangi alam semesta Jaka Kelud mengantar pulang Intan ke Mansion Warsito menggunakan mobil keluarganya. Maklumlah, mobil Jaka Kelud sudah ringsek dan tidak mungkin diperbaiki lagi, jadi sebelum membeli mobil lagi, dia memakai mobil keluarganya. Begitu memasuki rumah mewah keluarga Warsito, Jaka Kelud sudah disambut oleh kedua orang tua Intan dengan senyum ramah. Tentu saja orang tua Intan tidak mungkin menghina Jaka kelud lagi seperti dulu, apalagi sekarang Jaka Kelud merupakan Pewaris dari keluarga konglomerat Buwono yang merupakan calon menantu mereka. Kecelakaan yang menimpa mobil Jaka Kelud ternyata belum diketahui orang tua Intan Warsito, sehingga Jaka Kelud tidak menceritakan apa yang terjadi saat perjalanan pulang mereka dari kota Kediri. Setelah ngobrol selama satu jam di rumah Intan, Jaka Kelud segera berpamitan kepada kedua
Bab 377. DIRAWAT DI IGD “Jaka…? Dimana Jaka? Tante, dimana Jaka?” dengan nada panik, Intan Warsito memegang tangan Melati Sugiri setelah kesadarannya mulai membaik. Melati Sugiri tersenyum dan berusaha menenangkan calon menantunya ini, kemudian berkata, “Jaka baik-baik saja, sekarang dia sedang bersama ayah dan kakeknya di belakang kita.” Begitu mendengar perkataan Melati Sugiri, seketika ketegangan yang melanda hati dan pikiran Intan Warsito menjadi berkurang meskipun kegelisahan masih menghantui isi kepalanya. Apalagi saat mengingat kejadian yang begitu menyeramkan pada mobil yang dinaiki bersama Jaka kelud. Kemudian Intan Warsito kembali pingsan, saat mengingat kecelakaan yang menimpa dirinya. “Dokter, ini… kenapa dengan anak saya?” kata Melati Sugiri sambil menatap dokter yang berjaga di dekatnya. “Tenang bu, nona ini hanya shock saya saat mengingat kecelakaan yang menimpanya. Nanti juga akan baik-baik saja,” kata dokter yang merawat Intan.
Bab 376. INTAN TERSADAR Sugeng Buwono yang sedari tadi berdiri dengan tubuh gemetar, melihat mobil Jaka Kelud yang ringsek seketika bisa bernafa lega dan air mata keharuan seketika mengalis dari sepasang matanya yang tua. Dibantu sopir pribadi yang ada di dekatnya, dia mendekat ke arah kerumunan yang sedang mengelilingi Jaka Kelud. “Rangga…” tenggorokan Sugeng Buwono seakan tercekat tak mampu untuk melanjutkan perkataannya. Rasa harunya membuat dia tidak bisa berkata apa-apa, dengan dibantu sang sopir pribadi yang menggandeng tangannya, Sugeng Buwono langsung menunduk untuk memeluk tubuh cucu kesayangannya ini. Jaka Kelud yang melihat kedatangan Sugeng Buwono segera saja berdiri menyambut kedatangannya. Seketika itu juga dua orang yang berasal dari generasi yang berbeda terlihat saling berpelukan. Dengan menghiraukan pandangan semua orang, Sugeng Buwono menangis sesenggukkan sambil memeluk Jaka Kelud. Sementara itu Jaka Kelud hanya berdir
Bab 375. KEAJAIBAN “Keajaiban, ini adalah keajaiban. Lihatlah? Kedua orang itu sepertinya tidak mengalami luka meskipun mobilnya sudah hancur dan gepeng seperti tempe mendoan.” “Betul, sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana kedua orang itu tidak terluka?” “Tunggu? Apakah karena ada kantung udara yang melindungi mereka?” “Tidak mungkin. Lihatlah pria yang ada di atas wanita itu? Sepertinya dia berusaha melindungi wanita itu dari himpitan atap mobil yang ringsek.” Suara-suara orang yang mengomentari kondisi Jaka Kelud dan Intan Warsito saling silih berganti, dengan berbagai penilaian mereka masing-masing. Sementara itu Melati Sugiri dan Rustam Buwono yang melihat mobil Jaka Kelud sudah dibalik pada posisi seharusnya tampak sedikit merasa lega, akan tetapi saat melihat keadaan kedua orang didalam mobil, rasa paniknya kembali menghantui pikirannya. “Bapak-bapak, cepat tolong bantu anak saya keluar dari dalam mobil,” kata Melati Sugiri yang segera