Share

Bab 5. DIUSIR

Author: MN Rohmadi
last update Last Updated: 2024-12-03 13:11:31

Bab 5. DI USIR

     “Non Intan anda sudah pulang?”

Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara orang yang menyapa Intan dari balik jeruji pintu gerbang.

     “Eh pak Danang, cepat buka pintu gerbangnya.”

Bukannya menjawab sapaan penjaga rumahnya, Intan malah menyuruh Danang untuk membuka pintu gerbangnya.

      Segera saja pintu gerbang besi itu terbuka dari dalam, kemudian Intan masuk ke halaman Mansion keluarga Warsito sambil tangannya menggandeng tangan Jaka.

      Pemandangan ini tentu saja membuat Danang penasaran dengan pria yang di bawa pulang nona mudanya.

     “Siapa pemuda itu? Apakah dia pacar baru Non Intan?”

Danang hanya bisa membatin dalam hatinya, melihat pemandangan yang tidak biasa.

      Setahu Danang, Intan sama sekali belum mempunyai pacar karena selama ini dia sama sekali tidak melihat ada teman pria yang datang mengunjungi Intan.

      Dengan sangat ramah, Intan menarik tangan Jaka memasuki Mansion tiga lantai milik keluarganya.

      Jaka yang terbiasa hidup di gubuk dengan pagar kayu dan berlantai semen tampak kagum melihat kemegahan serta keindahan interior serta eksterior rumah keluarga Intan.

      Saat kakinya menginjak lantai rumah Intan yang terbuat dari marmer import, secara otomatis Jaka membuka sepatunya itu adalah sesuatu yang lumrah sebagai orang yang hidup di kampung saat memasuki rumah dengan lantai yang bersih dan mengkilat.

     “Hei, kenapa kamu melepas sepatunya?”

Intan yang melihat apa yang sedang dilakukan Jaka langsung menegurnya.

     “Sepatuku kotor, saya takut sepatuku mengotori lantai rumahmu.”

     “Heisss… kenapa kamu bicara seperti itu? Cepat pakai lagi sepatumu, rumahku ini bukan masjid tempat ibadah yang harus di lepas sepatunya setiap kali masuk rumah.”

Intan langsung meminta Jaka memakai sepatunya kembali, dengan perlahan Jaka memakai sepatunya kemudian mengikuti Intan masuk kedalam Mansion, lebih tepatnya ke ruang tamu.

      Saat ini waktu sudah tengan malam sehingga seluruh keluarga Warsito sudah tidur lelap, setelah meminta Jaka duduk di sofa, Intan segera pergi ke dapur untuk mengambil jus dingin di lemari es kemudian dibawa ke ruang tamu untuk disuguhkan kepada Jaka.

      Jaka masih mengagumi keindahan Mansion mewah tempat tinggal Intan, ketika Intan datang sambil membawa satu gelas es jus lemon segar.

      “Silahkan diminum, maaf hanya ada ini maklumlah sudah malam. Saya tidak tega membangunkan bibi pembantu untuk membuatkan makanan untuk kita.”

Intan meletakkan gelas yang berisi jus Lemon dingin di depan Jaka sambil tersenyum.       

      Jaka yang mendapatkan sambutan penuh dengan keramahan dari Intan tentu saja merasa malu, bagaimanapun juga dia anak dari kampung yang terbiasa dipandang rendah oleh semua orang. 

      Ketika kini dia mendapatkan sambutan yang sangat ramah dari Intan tentu saja Jaka merasa tidak nyaman dan tidak tahu harus bersikap seperti apa menghadapi keadaan yang belum pernah terjadi seumur hidupnya.

      “Intan, kamu sudah pulang? Ini siapa yang bertamu malam-malam begini?”

Tiba-tiba terdengar suara orang yang menyapa Intan dari nada suaranya terlihat penasaran dengan apa yang dilihatnya.

     “Ayah, kenalin ini Jaka teman kuliah Intan”

Intan segera menoleh ke arah sumber suara, ternyata yang membuat kaget Intan adalah ayahnya atau Rustam Warsito pengusaha sukses di ibukota Jakarta.

     Rustam segera memandangi Jaka dengan penuh selidik, tiba-tiba keningnya berkerut ketika dia memandangi penampilan Jaka dengan seksama.

    “Intan, kenapa kamu pulang semalam ini?”

Tanpa menghiraukan Jaka yang sudah berdiri dari tempat duduknya dan siap menjabat tangan Rustam Warsito untuk memperkenalkan diri, ketika Rustam malah bertanya kepada Intan dan terlihat jijik setelah melihat penampilan Jaka yang terlihat dengan jelas berasal dari keluarga miskin.

      Ekspresi wajah Jaka seketika menjadi jelek melihat sikap abai orang tua Intan kepada dirinya.

     “Ayah, tadi Intan habis bertemu dengan teman di Cafe.”

     “Kamu ini, kalau mau berteman itu harus lihat-lihat orangnya jangan asal berteman. Kamu jangan pernah malu-maluin keluarga kita, apa kata orang jika tahu kalau generasi muda keluarga Warsito bergaul dengan orang miskin?” 

      Perkataan Intan langsung diputus ditengah jalan sebelum dia menjelaskan alasan dia bisa bersama Jaka.

      Hal seperti ini sangatlah wajar bagi keluarga konglomerat sekelas keluarga Warsito untuk menjaga pergaulan dan pertemanannya.

       Meskipun mereka tidak pernah memandang rendah karyawan mereka saat di kantor maupun di rumah, akan tetapi mereka sangat melarang anak mereka bergaul dengan orang dari kalangan yang lebih rendah dari keluarga Warsito.

      Pikiran ini sering di lakukan seluruh keluarga kaya dimanapun tempatnya, mereka hanya akan bersikap ramah saat sedang direkam oleh wartawan maupun saat berada di situasi membutuhkan sikap baik kepada kalangan bawah.

      Seperti saat ini ketika Intan pulang bersama seorang teman pria yang terlihat dari keluarga miskin, sikap asli Rustam terlihat sangat jelas.

      Jaka yang merasa diabaikan orang tua Intan ekspresi wajahnya langsung berubah menjadi jelek. 

      Sebelumnya dia sudah merasa dan tahu kalau setiap orang kaya tidak akan suka dengan dirinya yang berasal dari keluarga miskin.

      Akan tetapi tadi dia dipaksa Intan untuk masuk kedalam rumahnya yang mewah, dengan tanpa daya dia akhirnya ikut masuk kedalam rumah Intan.

      Tapi kini setelah melihat sikap orang tua Intan yang tidak suka dengan kehadirannya di rumah mereka, membuat perasaan Jaka menjadi buruk dan perasaan rendah dirinya semakin bertambah.

      Perlahan Jaka mulai bangkit dari duduknya dan berdiri menghadap ke arah Rustam yang sedang menasehati Intan. 

     “Intan saya pamit mau pulang terlebih dahulu.”

Dengan perasaan segan Jaka berpamitan kepada Intan, dia tidak berpamitan dengan Rustam Warsito atau ayahnya Intan karena sedari awal sepertinya tidak menyukai kedatangannya bersama Intan.

     Tentu saja Jaka tahu diri kalau dia yang berasal dari keluarga miskin memang sama sekali tidak pantas bergaul dengan Intan yang berasal dari keluarga kaya.

     Tapi apa yang dilakukan Jaka semakin membuat Rustam atau ayahnya Intan semakin tidak suka dengan Jaka melihat ketidak sopanan nya yang tidak berpamitan kepada dirinya saat berpamitan mau pulang.

    “Jaka kamu istirahat sebentar habisin jusnya terlebih dahulu.”

    “Terimakasih, saya pulang saja dulu sudah malam.”

    “Kalau mau pulang cepat pulang, jangan lama-lama disini mengganggu istirahat orang saja.”

     Rustam yang mendengar Jaka berpamitan dengan Intan langsung menyahut dan memotong percakapan mereka.

      Sebagai orang tua tentu saja Rustam sangat menjaga pergaulan Intan agar jangan sampai salah pergaulan, apalagi sampai berpacaran dengan teman pria yang berasal dari keluarga miskin.

     “Om saya pamitan, maaf sudah mengganggu istirahat Om sekeluarga.”

Meskipun kesal dengan Rustam, Jaka akhirnya tetap berpamitan juga setelah diusir secara halus olehnya.

     “Pergilah, lain kali jangan pernah datang ke tempat ini lagi.”

Rustam melambaikan tangannya untuk mengusir Jaka diikuti perkataannya yang cukup menyakitkan  di telinga.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 6. SALAH PAHAM

    Bab 6. SALAH PAHAM “Intan saya pulang dulu.” “Jaka tunggu, jangan pergi biar pak sopir mengantarmu pulang.” “Tidak perlu, saya naik taksi saja,” sahut Jaka yang sudah mulai berjalan keluar dari ruang tamu Mansion keluarga Warsito. Intan yang melihat Jaka pergi begitu saja dari rumahnya merasa sangat bersalah dan akan menyusul keluar, tapi langkahnya terhenti karena tangannya di pegang dengan kuat oleh Rustam yang menatapnya dengan mata memerah karena marah. “Diamlah, biarkan orang miskin itu pergi. Apa kamu tahu siapa kamu dan siapa dia? Lihatlah keluarga kita, apa pantas putri keluarga Warsito bergaul dengan pria miskin seperti itu?” “Ayah, ayah tidak tahu siapa Jaka itu? Kenapa ayah begitu kasar kepadanya? Apa ayah tahu kalau tidak ada Jaka yang datang menolong Intan mungkin Intan malam ini tidak bisa pulang menemui ayah. Ayah sudah memalukan Intan… hiks hiks hiks…”Intan berteriak sambil berusaha melepaskan tangannya yang dicengkram dengan erat oleh Ru

    Last Updated : 2025-01-17
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 7. PENGHINAAN DUA WANITA CANTIK

    Bab 7. PENGHINAAN DUA WANITA CANTIK Sementara itu Jaka yang ada di dalam taksi tampak tersenyum masam mengingat perlakuan orang tua Intan kepadanya. Sebelumnya dia memang sudah menolak untuk masuk kedalam Mansion keluarga Warsito yang terlihat begitu megah, karena dia yang sudah terbiasa akan hinaan dari orang-orang yang lebih kaya darinya sudah menyadari apa yang akan terjadi pada dirinya jika masuk kedalam rumah yang begitu mewah. Dan kenyataan ini benar-benar terjadi, membuat Jaka hanya bisa menghela nafas berat mengingat kejadian pahit di rumah Intan. Akhirnya taksi yang dinaiki Jaka sampai juga di gang yang menuju kontrakannya, setelah membayar ongkos taksi Jaka keluar dengan tak lupa mengucapkan terimakasih kepada sopir taksi. Kontrakan Jaka terletak dalam sebuah gang, maklumlah Jaka hanya mampu menyewa rumah di tempat ini yang harga sewanya cukup murah, yaitu satu juta rupiah satu bulannya dengan kamar mandi didalam dan listrik membayar sendiri. Sesampainya di dalam

    Last Updated : 2025-01-17
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 8. PERMINTAAN MAAF

    Bab 8. PERMINTAAN MAAF Pedagang bubur ayam tampak tersenyum masam melihat tingkah laku kedua wanita cantik ini. “Ternyata kecantikan tidak bisa membuat kedua wanita ini bersikap baik kepada orang lain, tapi kecantikannya malah di gunakan untuk menghina orang lain. Sepertinya mereka belum mendapat karma dari apa yang mereka ucapkan,” gumam pedagang bubur ayam sambil mencuci mangkuk kotor di tangannya. Tentu saja pedagang bubur ayam tidak berani menghentikan perkataan kedua wanita cantik itu yang menghina Jaka, karena dia juga orang kecil dan sedang berdagang, jadi tidak elok jika membuat keributan di tempat kerjanya. Jaka yang pergi meninggalkan lapak bubur ayam, segera berjalan dengan cepat menuju rumah kontrakannya. Jaka sudah kebal dengan segala ejekan dari orang-orang disekitarnya sehingga dia sama sekali tidak marah, yang bisa dilakukannya hanyalah menahan semua emosinya dalam hati. Waktu berjalan dengan cepat, saat ini Jaka sudah berangkat kuliah sepe

    Last Updated : 2025-01-17
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 9. ISABELLA

    Bab 9. ISABELLA “Apa? Kaos polos seperti ini saja harganya lima ratus ribu rupiah? Tulisannya juga cuma sebuah simbol kecil, benar-benar mahal pakaian di tempat ini.”Jaka menghela nafas sambil menggeleng-gelengkan kepalanya setelah melihat harga yang tercantum pada setiap pakaian pria yang di pajang. Sebenarnya harga yang tercantum di setiap pakaian yang dipajang sangatlah wajar, karena pakaian yang di jual di Mall ini merupakan barang kelas menengah keatas. Berbeda dengan pakaian yang dikenakan Jaka yang dibeli dengan harga murah di pasar tradisional yang ada di desanya, yang dibuka dua kali dalam satu minggu. Jaka melihat kearah pakaian yang dikenakannya, senyumnya tampak masam setelah melihat pakaian yang dikenakannya. “Ternyata pakaianku sangatlah jelek dan sepertinya tidak pantas di pakai di tempat seperti ini,” gumam Jaka setelah melihat pakaian yang dikenakannya dari atas hingga bawah dan melihat sepatunya yang sudah butut. Rasa malu seketika

    Last Updated : 2025-01-18
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 10. TAWARAN KERJA MENGGIURKAN

    Bab 10. TAWARAN KERJA MENGGIURKAN Isabella kembali tersenyum mendengar pertanyaan Jaka, kemudian menatap Jaka dengan tatapan sendu dan matanya memerah menahan nafsunya yang mulai naik keubun-ubun setelah berdekatan dengan Jaka. Fantasi Isabella sudah mengembara kemana-mana membayangkan apa yang akan terjadi jika dia bisa menaklukkan Jaka dan bisa bermain di atas tempat tidur dengannya. “Pekerjaan yang tante tawarkan sangat mudah dan menyenangkan, jika kamu menerima tawaran ini tante bisa membelikan sepeda motor, baju bagus dan uang yang banyak.” Isabella berkata dengan senyuman penuh dengan kegembiraan menghiasi wajahnya. Jaka yang mendengar tawaran Isabella menatapnya dengan ekspresi bodoh, dalam hati dia tidak mengerti. Pekerjaan apa yang akan di berikan wanita di depannya, masa iya ada pekerjaan yang mudah dan menyenangkan dengan bayaran yang cukup menggiurkan bagi Jaka yang masih lugu ini. Otak Jaka terus bekerja memikirkan pekerjaan apa

    Last Updated : 2025-01-18
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 11. TANTE GIRANG

    Bab 11. TANTE GIRANG “Lihat tuh, ada tante Girang yang baru saja menemukan mangsanya.” “Iya, lihat juga tuh. Pria itu memang ganteng. Tapi lihat pakaian yang dikenakannya terlihat sangat jelek.” “Benar sekali, pantas saja pria itu mau dengan tante Girang itu setelah melihat pakaian yang dikenakannya.” “Maklumlah jaman sekarang sudah banyak yang meninggalkan norma-norma yang diajarkan agama.” “Memang benar, jaman ini memang jaman edan kalau tak edan tidak akan mendapatkan apa yang diinginkannya.” Darko yang sedang berjalan dengan Isabella, entah mengapa bisa mendengar bisikan pengunjung Mall yang sedang membicarakan dirinya. Awalnya Jaka tidak menyadari kalau yang sedang mereka bicarakan adalah dirinya, akan tetapi setelah mendengar tentang pria yang memakai pakaian jelek barulah dia tahu siapa yang sedang menjadi bahan pergunjingan. Saat itu juga Jaka tahu kalau yang sedang mereka bicarakan adalah dirinya, perlahan dia memandang ke sekeliling

    Last Updated : 2025-01-19
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 12. LEGENDA TANAH JAWA

    Bab 12. LEGENDA TANAH JAWA Tak lama kemudian Jaka sudah dalam sikap duduk bersila sambil memejamkan matanya, pernafasannya terlihat sangat halus, matanya terpejam. Seakan tubuh Jaka bukan miliknya lagi, dia hanya boneka yang menuruti apa perintah pemiliknya tanpa mampu membantah sedikitpun. Setelah Jaka dalam kondisi fokus dalam semedinya, tiba-tiba sebuah cahaya keemasan memasuki tubuhnya melalui ubun-ubunnya. Cahaya keemasan ini sendiri berasal dari mulut Prabu Antaboga yang sedang membuka matanya dan memindahkan semua kemampuannya yang sangat hebat kedalam tubuh Jaka seperti air bah yang memasuki jurang tanpa dasar di tubuh Jaka. Jaka tidak tahu entah berapa lama dia dalam kondisi semedi, hingga akhirnya dia muncul kembali di hutan yang ada di gunung Kelud dalam keadaan tak sadarkan diri dengan tubuh bersih tanpa ada luka sedikitpun. Jaka tidak tahu kalau dia berada di dalam gua pertapaan Prabu Antaboga selama tujuh hari lamanya. Tim SAR ya

    Last Updated : 2025-01-19
  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 13. BRONDONG GANTENG

    Bab 13. BRONDONG GANTENG Kembali ke Jaka pada saat ini yang tidak menyadari kemampuan dirinya dan berasal darimana kemampuan ini. Saat ini pendengaran Jaka sangatlah kuat, saat ini dia bisa mendengar dengan jelas setiap bisikan pengunjung Mall dalam jarak seratus meter dengan begitu mudahnya. Jaka sebenarnya merasa risih digandeng tangannya oleh tante Isabella, tapi meskipun merasa risih dia masih diam saja karena menganggap Isabella sebagai ibunya. Maklumlah usia Isabella memang lebih tua dua puluh lima tahun daripada Jaka, sehingga Jaka menganggapnya sebagai tantenya saja. Mungkin saking lugu dan kurang berpengalamannya Jaka sehingga dia merasa biasa saja berjalan berdampingan dengan Isabella. “Jaka, coba kamu pakai baju ini.”Isabella berkata sambil menyerahkan kemeja lengan pendek dan celana panjang kain kepada kepada Jaka sambil tersenyum. Jaka merasa bingung disuruh mencoba pakaian baru oleh Isabella, dia tidak langsung pergi ke ruang ganti mes

    Last Updated : 2025-01-20

Latest chapter

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 180. MENCARI PARA PELAKU

    Bab 180. MENCARI PARA PELAKU Dalam mimpinya Jaka Kelud seakan sedang menonton sebuah adegan film action yang sangat mendebarkan. Karena setiap detail kejadian bisa dilihat dengan sangat jelas, bahkan bisa di lihat dari atas seperti dari drone atau pesawat terbang. Mata Jaka terus menatap ke arah mobil yang membawa sopir truk Box itu, hingga dia bisa melihat plat nomor mobil itu dengan sangat jelas. Setelah melihat kepergian mobil yang membawa pergi sopir truk Box itu, pandangan Jaka Kelud segera kembali ke arah mobil sedan hitam yang di tabrak truk Box itu. “Apa? Bukankah itu Om Rustam Buwono? Bagaimana bisa, saya melihat kejadian ini? Apakah ini benar, seperti kejadian yang membuat Om Rustam terluka?” Akhirnya dalam pandangan mimpi Jaka kelud, dia bisa melihat dengan jelas, ketika beberapa warga berhasil membuka pintu mobil yang ringsek. Dan mata Jaka Kelud membelalak lebar, ketika melihat pria yang dikeluarkan dari dalam mobil sedan hitam itu

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 179. MIMPI ANEH

    Bab 179. MIMPI ANEH “Pak dokter, apakah yang anda katakan ini betulan?” sambil memegangi tangan dokter Sasongko, Sugeng Buwono berkata dengan ekspresi penuh dengan tanda tanya. Dokter Sasongko tersenyum, kemudian menganggukan kepalanya alih-alih menjawab pertanyaan kakek Sugeng Buwono. Begitu mendapat jawaban dari dokter Sasongko, seketika semua orang langsung tersenyum gembira, kecuali dua orang yang sedang memasang ekspresi gembira tapi palsu. “Pak dokter, cepat antar saya ke ruang ICU untuk bertemu dengan suamiku,” dengan rasa gembira yang meluap, Melati Sugiri segera meminta dokter Sasongko untuk memimpin jalan menuju ruang ICU. Akhirnya semua orang di ruang VVIP, segera pergi ke ruang ICU untuk melihat keadaan Rustam Buwono. Karena baru saja tersadar dari komanya, sehingga Rustam Buwono masih dibiarkan tinggal di ruang ICU, agar bisa di pantau kesehatan dengan lebih intensif lagi. Seketika ruang ICU dipenuhi dengan keluarga Buwono yang me

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 178. PRANA PENYEMBUHAN

    Bab 178. PRANA PENYEMBUHAN “Nah, sepertinya saraf kecil itu yang menyebabkan pendarahan otak dan ada memar di otaknya yang perlu disembuhkan. Dan itu juga masih ada sisa darah yang belum dibersihkan,” gumam Jaka Kelud dengan mata terus memeriksa seisi kepala Rustam Buwono. Setelah memastikan luka yang ada di dalam kepala Rustam Buwono, tangan Jaka Kelud yang menempel di ubun-ubun kepalanya segera saja menyalurkan energi Prana ke bagian kepalanya. Keajaiban segera terjadi, sesaat setelah Jaka Kelud menempelkan tangannya di kepala Rustam Buwono. Sisa-sisa darah yang belum tuntas di bersihkan di dalam otak, secara ajaib menghilang dan keluar dari batok kelapa berubah menjadi uap. Dengan Mata Prananya, Jaka Kelud bisa memastikan setiap luka di dalam kepala Rustam Buwono kembali normal dan mengalami peremajaan dengan sangat ajaib. Rasa hangat dari Prana Jaka Kelud langsung membuat kinerja saraf serta jaringan yang ada di kepala Rustam Buwono menjadi beker

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 177. MATA PRANA X RAY

    Bab 177. MATA PRANA X RAY Dokter Sasongko menatap pemuda di depannya dengan tatapan curiga sambil menanyakan profesi Jaka Kelud. “Saya bukan seorang dokter, tapi saya bisa memberi pertolongan pertama kepada seseorang yang terluka.” “Ha ha ha ha…. kamu ini lucu sekali anak muda. Memangnya Rumah Sakit ini disamakan dengan sekolahan yang hanya mengajarkan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan? Tolong anak muda, kalau bicara itu lihat situasi dan tempatnya,” kata dokter Sasongko dengan nada mengejek. Jaka kelud sama sekali tidak tersinggung ataupun marah dengan perkataan dokter Sasongko. Tentu saja dia tahu maksud dari perkataannya yang merendahkan kemampuan pengobatan yang dimilikinya. Jaka tidak menyalahkan jalan pikiran dokter Sasongko yang merupakan seorang profesor atau ahli bedah otak yang sangat terkenal. Sedangkan pada saat ini Rustam Buwono sedang di tangani olehnya, bahkan dia juga sedang berusaha dengan keras untuk menyembuhkan luka

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 176. DI USIR DARI KANTOR DOKTER

    Bab 176. DI USIR DARI KANTOR DOKTER Petugas bagian Informasi itu tidak langsung menjawab pertanyaan Jaka Kelud, dia malah memandangi sosok Jaka Kelud dari atas sampai bawah dengan tatapan curiga. “Bapak ini apanya pak Rustam kalau boleh tahu?” “Saya kenalannya, kebetulan saya sedang menjenguk bersama teman saya di ruang VVIP nomor sepuluh.” “Oh, bapak beneran temannya pak Rustam?” Nada bicara karyawan bagian Informasi terdengar mulai ramah, setelah Jaka Kelud mengaku sebagai temannya Rustam Buwono. “Tentu saja benar, untuk apa saya berbohong tidak ada untungnya.” “Ha ha ha ha… maaf, saya hanya tidak ingin memberikan informasi kepada yang tidak berkepentingan saja. Tunggu sebentar biar saya cek dulu.” Kemudian petugas bagian informasi segera sibuk di depan komputernya dan terlihat sedang mengetik sesuatu di keyboardnya. Tak lama kemudian, petugas itu segera memandang kearah Jaka Kelud. kali ini tatapannya terlihat serius, sebelum akhirn

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 175. SUGENG BUWONO KEPALA KELUARGA KONGLOMERAT BUWONO

    Bab 175. SUGENG BUWONO KEPALA KELUARGA KONGLOMERAT BUWONO “Bukan gadis itu, kalau gadis itu saya sudah tahu. Maksudku siapa anak muda itu,” kata kakek Sugeng Buwono sambil menatap kearah Jaka Kelud yang sedang berdiri sambil menyandarkan punggungnya di dinding Rumah Sakit. “Oh dia. Dia itu temannya Intan,” kata Melati Sugiri sambil tersenyum ke arah Jaka kelud kemudian mengalihkan pandangannya kembali ke Sugeng Buwono atau ayah mertuanya. “Iya, saya juga tahu dia temannya nak Intan. Kan dia datang ke Rumah Sakit ini bersama nak Intan, yang saya ingin tanyakan adalah apakah kita pernah mengenal dia atau keluarganya?” Begitu mendengar perkataan Sugeng Buwono, semua orang seketika memusatkan pandangannya ke arah Jaka Kelud, dan memandangnya dengan tatapan penuh selidik. Sementara itu Jaka Kelud yang sedang menjadi pusat perhatian semua orang tampak serba salah, dan menggaruk rambutnya yang tidak gatal sambil tersipu malu. Melati Sugiri yang mendapat per

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 174. RUSTAM BUWONO KECELAKAAN

    Bab 174. RUSTAM BUWONO KECELAKAAN Dan benar saja ketika teriakan itu baru saja berhenti, tiba-tiba saja. Blar….!!Sebuah ledakan yang cukup keras terdengar di tengah jalanan, diikuti dengan terangkatnya mobil milik wanita cantik itu yang meledak seperti terkena bom mobil. Warga yang berdiri terlalu dekat dengan mobil yang meledak tersambar api yang menyambar, sehingga wajah mereka menghitam dengan rambut dan pakaian yang terbakar. Seketika itu juga kepanikan melanda di sekitar mobil yang meledak. Sementara itu Jaka Kelud tampak tersenyum senang, melihat kejahilannya membuahkan hasil. Dengan meledaknya mobil wanita cantik yang sok berkuasa dan tidak mau mengganti kerusakan mobil Intan Warsito yang ditabraknya, maka kekesalan Intan pasti akan terobati. Jaka segera menjalankan mobilnya meninggalkan tempat dia parkir, sementara itu Intan Warsito yang sudah melajukan mobilnya lebih dulu, sudah tidak terlihat. Sesampainya di kampus, tern

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 173. MEMBERI HUKUMAN WANITA CANTIK

    Bab 173. MEMBERI HUKUMAN WANITA CANTIK Intan warsito balas mengejek wanita cantik itu sambil melirik ke arah Jaka kelud dengan ekspresi penuh dengan kemenangan. Siapapun orangnya tentu saja sangat senang, jika dalam menghadapi suatu masalah kedatangan orang yang dikenalnya. Dengan kedatangan orang yang dikenalnya, maka urusan akan lebih mudah, karena akan ada yang mendukungnya. Demikian juga dengan Intan Warsito dalam pikirannya, keberaniannya untuk minta ganti rugi atas kerusakan mobilnya semakin menjadi-jadi saja. Brak…! “Cepat kamu ganti kerusakan mobilku, atau kita berurusan dengan pihak Polisi.”Dengan kuat Intan Warsito menggebrak kap mesin mobil wanita cantik itu, sambil memperlihatkan sikap serius kalau dia minta ganti rugi. “Ha ha ha ha… mau dibawa ke pihak Polisi? Baiklah, mari kita lapor Polisi dan lihat apakah Polisi akan membantumu? Hi hi hi hi….” Wanita cantik itu sama sekali tidak takut, saat diancam untuk dilaporkan ke piha

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 172. INTAN YANG APES

    Bab 172. INTAN YANG APES Tangan Jaka Kelud segera diangkat ke atas langit, sedangkan mulutnya terlihat sedang bergerak-gerak seperti sedang membaca mantra. Langit yang sebelumnya cerah, tiba-tiba saja dipenuhi awan hitam yang bergerak dari segala arah dan menumpuk di atas gedung PT Nusa Bangsa. Jegler…! Blarr…!Suara petir menggelegar dan saling bersahutan membuat penduduk bumi ketakutan, melihat fenomena aneh yang baru saja mereka lihat. Petir menyambar-nyambar di susul turunnya air hujan dari langit yang langsung deras begitu saja, tanpa didahului gerimis seperti biasanya. Petir yang bersahutan bahkan menghantam trafo listrik, sehingga alam seketika menjadi gelap gulita meskipun saat ini masih siang hari. Bahkan ada tiang listrik yang roboh terkena hantaman petir yang menyambar dari langit. Tubuh Jaka Kelud yang berdiri di atap gedung sudah basah kuyup, akan tetapi dia tidak memperdulikannya. Sekali lagi tangan Jaka Kelud mengibas k

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status