Share

Bab 5. DIUSIR

Author: MN Rohmadi
last update Last Updated: 2024-12-03 13:11:31

Bab 5. DI USIR

     “Non Intan anda sudah pulang?”

Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara orang yang menyapa Intan dari balik jeruji pintu gerbang.

     “Eh pak Danang, cepat buka pintu gerbangnya.”

Bukannya menjawab sapaan penjaga rumahnya, Intan malah menyuruh Danang untuk membuka pintu gerbangnya.

      Segera saja pintu gerbang besi itu terbuka dari dalam, kemudian Intan masuk ke halaman Mansion keluarga Warsito sambil tangannya menggandeng tangan Jaka.

      Pemandangan ini tentu saja membuat Danang penasaran dengan pria yang di bawa pulang nona mudanya.

     “Siapa pemuda itu? Apakah dia pacar baru Non Intan?”

Danang hanya bisa membatin dalam hatinya, melihat pemandangan yang tidak biasa.

      Setahu Danang, Intan sama sekali belum mempunyai pacar karena selama ini dia sama sekali tidak melihat ada teman pria yang datang mengunjungi Intan.

      Dengan sangat ramah, Intan menarik tangan Jaka memasuki Mansion tiga lantai milik keluarganya.

      Jaka yang terbiasa hidup di gubuk dengan pagar kayu dan berlantai semen tampak kagum melihat kemegahan serta keindahan interior serta eksterior rumah keluarga Intan.

      Saat kakinya menginjak lantai rumah Intan yang terbuat dari marmer import, secara otomatis Jaka membuka sepatunya itu adalah sesuatu yang lumrah sebagai orang yang hidup di kampung saat memasuki rumah dengan lantai yang bersih dan mengkilat.

     “Hei, kenapa kamu melepas sepatunya?”

Intan yang melihat apa yang sedang dilakukan Jaka langsung menegurnya.

     “Sepatuku kotor, saya takut sepatuku mengotori lantai rumahmu.”

     “Heisss… kenapa kamu bicara seperti itu? Cepat pakai lagi sepatumu, rumahku ini bukan masjid tempat ibadah yang harus di lepas sepatunya setiap kali masuk rumah.”

Intan langsung meminta Jaka memakai sepatunya kembali, dengan perlahan Jaka memakai sepatunya kemudian mengikuti Intan masuk kedalam Mansion, lebih tepatnya ke ruang tamu.

      Saat ini waktu sudah tengan malam sehingga seluruh keluarga Warsito sudah tidur lelap, setelah meminta Jaka duduk di sofa, Intan segera pergi ke dapur untuk mengambil jus dingin di lemari es kemudian dibawa ke ruang tamu untuk disuguhkan kepada Jaka.

      Jaka masih mengagumi keindahan Mansion mewah tempat tinggal Intan, ketika Intan datang sambil membawa satu gelas es jus lemon segar.

      “Silahkan diminum, maaf hanya ada ini maklumlah sudah malam. Saya tidak tega membangunkan bibi pembantu untuk membuatkan makanan untuk kita.”

Intan meletakkan gelas yang berisi jus Lemon dingin di depan Jaka sambil tersenyum.       

      Jaka yang mendapatkan sambutan penuh dengan keramahan dari Intan tentu saja merasa malu, bagaimanapun juga dia anak dari kampung yang terbiasa dipandang rendah oleh semua orang. 

      Ketika kini dia mendapatkan sambutan yang sangat ramah dari Intan tentu saja Jaka merasa tidak nyaman dan tidak tahu harus bersikap seperti apa menghadapi keadaan yang belum pernah terjadi seumur hidupnya.

      “Intan, kamu sudah pulang? Ini siapa yang bertamu malam-malam begini?”

Tiba-tiba terdengar suara orang yang menyapa Intan dari nada suaranya terlihat penasaran dengan apa yang dilihatnya.

     “Ayah, kenalin ini Jaka teman kuliah Intan”

Intan segera menoleh ke arah sumber suara, ternyata yang membuat kaget Intan adalah ayahnya atau Rustam Warsito pengusaha sukses di ibukota Jakarta.

     Rustam segera memandangi Jaka dengan penuh selidik, tiba-tiba keningnya berkerut ketika dia memandangi penampilan Jaka dengan seksama.

    “Intan, kenapa kamu pulang semalam ini?”

Tanpa menghiraukan Jaka yang sudah berdiri dari tempat duduknya dan siap menjabat tangan Rustam Warsito untuk memperkenalkan diri, ketika Rustam malah bertanya kepada Intan dan terlihat jijik setelah melihat penampilan Jaka yang terlihat dengan jelas berasal dari keluarga miskin.

      Ekspresi wajah Jaka seketika menjadi jelek melihat sikap abai orang tua Intan kepada dirinya.

     “Ayah, tadi Intan habis bertemu dengan teman di Cafe.”

     “Kamu ini, kalau mau berteman itu harus lihat-lihat orangnya jangan asal berteman. Kamu jangan pernah malu-maluin keluarga kita, apa kata orang jika tahu kalau generasi muda keluarga Warsito bergaul dengan orang miskin?” 

      Perkataan Intan langsung diputus ditengah jalan sebelum dia menjelaskan alasan dia bisa bersama Jaka.

      Hal seperti ini sangatlah wajar bagi keluarga konglomerat sekelas keluarga Warsito untuk menjaga pergaulan dan pertemanannya.

       Meskipun mereka tidak pernah memandang rendah karyawan mereka saat di kantor maupun di rumah, akan tetapi mereka sangat melarang anak mereka bergaul dengan orang dari kalangan yang lebih rendah dari keluarga Warsito.

      Pikiran ini sering di lakukan seluruh keluarga kaya dimanapun tempatnya, mereka hanya akan bersikap ramah saat sedang direkam oleh wartawan maupun saat berada di situasi membutuhkan sikap baik kepada kalangan bawah.

      Seperti saat ini ketika Intan pulang bersama seorang teman pria yang terlihat dari keluarga miskin, sikap asli Rustam terlihat sangat jelas.

      Jaka yang merasa diabaikan orang tua Intan ekspresi wajahnya langsung berubah menjadi jelek. 

      Sebelumnya dia sudah merasa dan tahu kalau setiap orang kaya tidak akan suka dengan dirinya yang berasal dari keluarga miskin.

      Akan tetapi tadi dia dipaksa Intan untuk masuk kedalam rumahnya yang mewah, dengan tanpa daya dia akhirnya ikut masuk kedalam rumah Intan.

      Tapi kini setelah melihat sikap orang tua Intan yang tidak suka dengan kehadirannya di rumah mereka, membuat perasaan Jaka menjadi buruk dan perasaan rendah dirinya semakin bertambah.

      Perlahan Jaka mulai bangkit dari duduknya dan berdiri menghadap ke arah Rustam yang sedang menasehati Intan. 

     “Intan saya pamit mau pulang terlebih dahulu.”

Dengan perasaan segan Jaka berpamitan kepada Intan, dia tidak berpamitan dengan Rustam Warsito atau ayahnya Intan karena sedari awal sepertinya tidak menyukai kedatangannya bersama Intan.

     Tentu saja Jaka tahu diri kalau dia yang berasal dari keluarga miskin memang sama sekali tidak pantas bergaul dengan Intan yang berasal dari keluarga kaya.

     Tapi apa yang dilakukan Jaka semakin membuat Rustam atau ayahnya Intan semakin tidak suka dengan Jaka melihat ketidak sopanan nya yang tidak berpamitan kepada dirinya saat berpamitan mau pulang.

    “Jaka kamu istirahat sebentar habisin jusnya terlebih dahulu.”

    “Terimakasih, saya pulang saja dulu sudah malam.”

    “Kalau mau pulang cepat pulang, jangan lama-lama disini mengganggu istirahat orang saja.”

     Rustam yang mendengar Jaka berpamitan dengan Intan langsung menyahut dan memotong percakapan mereka.

      Sebagai orang tua tentu saja Rustam sangat menjaga pergaulan Intan agar jangan sampai salah pergaulan, apalagi sampai berpacaran dengan teman pria yang berasal dari keluarga miskin.

     “Om saya pamitan, maaf sudah mengganggu istirahat Om sekeluarga.”

Meskipun kesal dengan Rustam, Jaka akhirnya tetap berpamitan juga setelah diusir secara halus olehnya.

     “Pergilah, lain kali jangan pernah datang ke tempat ini lagi.”

Rustam melambaikan tangannya untuk mengusir Jaka diikuti perkataannya yang cukup menyakitkan  di telinga.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Asep
mantap...teruskan
goodnovel comment avatar
Sitie khotimah
mantap Jaka kelud anak yang baik
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 358. DIANCAM

    Bab 358. DIANCAM “Apa yang akan kalian lakukan? Apa kalian tidak sadar sekarang berada dimana?” teriak sekretaris Sulistina yang berusaha mengingatkan para pengawal Rick Geraldine. “Ha ha ha ha… untuk apa kami harus tahu? Sebentar lagi perusahaan ini akan menjadi milik kami,” kata Samuel yang mengabaikan peringatan sekretaris Sulistina. Jaka kelud masih duduk dengan santai di tempatnya, dia sama sekali tidak ketakutan maupun khawatir ketika keempat pengawal Samuel yang bertubuh besar menghampirinya. Wajah sekretaris Sulistina sudah memucat, kemudian dia mengambil ponselnya dan berniat meminta bantuan. Akan tetapi salah satu pengawal sudah merebut ponsel sekretaris Sulistina, hanya dengan satu sambaran. “Apa yang kamu lakukan? Cepat kembalikan ponselku!” teriak sekretaris Sulistina sambil melayangkan tangannya untuk merebut kembali ponsel yang ada di tangan pengawal itu. Akan tetapi apalah daya, tenaga seorang wanita biasa di hadapan pengawal berb

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 357. SIKAP TEGAS JAKA KELUD

    Bab 357. SIKAP TEGAS JAKA KELUD Dari senyuman itu, Jaka Kelud bisa melihat kalau kedua orang ini tampaknya memandang rendah dirinya. Dengan ini saja Jaka Kelud bisa menangkap maksud kedatangan mereka sepertinya tidak baik, apalagi melihat pengawal mereka yang bertubuh tinggi dan besar berjaga di pintu ruang pertemuan ini. Meskipun sudah bisa menebak maksud tidak baik dari tamu asing yang datang berkunjung, Jaka Kelud masih bisa bersikap santai seakan dia tidak menyadari maksud kedatangan mereka. “Ha ha ha ha… kebetulan CEO Jaka kelud sendiri yang menyambut kami,” kata Samuel sambi tertawa. Meskipun tertawa tapi suara tawanya bukanlah tawa ramah akan tetapi tawa penuh dengan nada merendahkan. Jaka Kelud tidak menanggapi perkataan Samuel, dia menatap ke arahnya dengan tatapan santai untuk mendengar lebih lanjut perkataannya. Kemudian Samuel melanjutkan perkataannya, “CEO Jaka, kebetulan anda bisa bertemu kami. Dengan kehadiran anda, maka urusan i

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 356. GERALDINE CORPORATION

    Bab 356. GERALDINE CORPORATION Sementara itu Jaka Kelud sudah sampai di ruangannya segera duduk di kursi CEO, sedangkan sekretaris Sulistina berdiri di depannya terhalang meja kerja. “Jam berapa mereka akan datang?” Jaka Kelud memecah kebisuan ketika dia sudah duduk di kursinya. Sekretaris Sulistina tidak langsung menjawab pertanyaan Jaka Kelud, sebaliknya mengambil ponselnya dan melihat waktu yang ada di layar. “Sebentar lagi, mereka akan datang pukul sepuluh pagi.” Jaka Kelud menganggukkan kepalanya mendengar jawaban sekretaris Sulistina, kemudian berkata, “Apa kamu tahu maksud kedatangan mereka?” “Saya tidak tahu, mereka hanya mengatakan akan datang untuk melakukan kerja sama dengan kita.” Mendengar jawaban sekretaris Sulistina, Jaka Kelud tidak bertanya lagi dia asyik memainkan ponselnya, hingga tiba-tiba ponsel sekretaris Sulistina berbunyi. Kring… kring… kring…Mata Jaka Kelud terarah ke ponsel sekretaris Sulistina yang ada dalam s

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 355. DATANG KE PERUSAHAAN PT NUSA BANGSA

    Bab 355. DATANG KE PERUSAHAAN PT NUSA BANGSA Setelah sungkem dengan mencium punggung tangan Suminten, Jaka Kelud segera pergi meninggalkan Mansion Buwono. Begitu mobil Jaka Kelud meninggalkan Mansion Buwono, Melati Sugiri terlihat keluar dari dalam Mansion dan berjalan perlahan mendekati Suminten dan Ratih. “Mbakyu Suminten,” sapa Melati Sugiri begitu sudah berada di belakang Suminten. Segera saja Suminten menoleh ke sumber suara dan tampak tersenyum canggung kearah Melati Sugiri. “Eh, nyonya Melati, kenapa nyonya kemari?” kata Suminten dengan perasaan canggung didekati seorang nyonya dari keluarga konglomerat ini. Melati Sugiri yang melihat sikap kikuk dari Suminten tampak tersenyum, kemudian berkata, “Mbakyu, sebaiknya mbakyu Suminten jangan memanggil saya dengan panggilan nyonya, sebaiknya panggil nama saja. Bagaimanapun juga, kita ini mempunyai hubungan yang tidak bisa dipisahkan dengan kehadiran Rangga.” “Saya tidak berani, saya ini orang mis

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 354. TELEPON DARI SEKRETARIS SULISTINA

    Bab 354. TELEPON DARI SEKRETARIS SULISTINA “Mbok, ternyata di Jakarta ini ada rumah yang begini bagus seperti istana,” kata Ratih sambil berkata pelan di dekat Suminten begitu memasuki Mansion Buwono. “Hush… jangan keras-keras, malu didengar orang,” bisik Suminten di dekat telinga Ratih. Jaka Kelud yang mendengar pembicaraan ibunya dengan Ratih hanya bisa tersenyum, memang apa yang dikatakan Ratih tidak salah, kalau Mansion utama keluarga Buwono ini merupakan sebuah rumah mewah layaknya Istana kerajaan. Sementara itu Intan juga kembali ke Mansion keluarga Warsito setelah dilangsungkannya acara pertunangan ini. Tentu saja pertunangan tidak seperti acara pernikahan, yang pasangan pria dan wanita akan selalu bersama serta akan tinggal satu rumah bersama, bahkan satu kamar bersama. Berbeda dengan acara pertunangan ini, pasangan pria dan wanita akan kembali kerumah masing-masing setelah selesainya acara resepsI. Tapi jika pihak pria akan ikut mengantar ata

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 353. TINGGAL DI KELUARGA BUWONO

    Bab 353. TINGGAL DI KELUARGA BUWONO Hanya ada satu kekurangan dari pesta pertunangan ini, yaitu tidak adanya warga lereng gunung Kelud yang menghadiri acara ini. Hal ini tentu saja sangat wajar, karena acara ini diadakan oleh keluarga Buwono dan keluarga Warsito yang notabene adalah keluarga konglomerat. Jadi mereka sama sekali tidak memikirkan kehadiran warga desa, apalagi mereka juga sudah tahu, kalau Jaka kelud hanya hidup berdua saja dengan Suminten. Semua orang tampak memakai pakaian mewah, dari ratusan orang ini hanya satu orang yang memakai pakaian sederhana, siapa lagi kalau bukan Suminten. Meskipun Jaka Kelud sudah membelikan pakaian yang cukup bagus, akan tetapi tentu saja jauh berbeda dengan pakaian yang dikenakan keluarga Buwono maupun keluarga Warsito. Mereka memakai pakaian yang dirancang khusus oleh desainer terkenal dengan harga yang cukup mahal. Dan pada saat keluarga Buwono serta keluarga Warsito berramah tamah dengan semua tam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status