Beranda / Urban / Pewaris Naga Majapahit / Bab 6. SALAH PAHAM

Share

Bab 6. SALAH PAHAM

Penulis: MN Rohmadi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-17 14:10:39
Bab 6. SALAH PAHAM

“Intan saya pulang dulu.”

“Jaka tunggu, jangan pergi biar pak sopir mengantarmu pulang.”

“Tidak perlu, saya naik taksi saja,” sahut Jaka yang sudah mulai berjalan keluar dari ruang tamu Mansion keluarga Warsito.

Intan yang melihat Jaka pergi begitu saja dari rumahnya merasa sangat bersalah dan akan menyusul keluar, tapi langkahnya terhenti karena tangannya di pegang dengan kuat oleh Rustam yang menatapnya dengan mata memerah karena marah.

“Diamlah, biarkan orang miskin itu pergi. Apa kamu tahu siapa kamu dan siapa dia? Lihatlah keluarga kita, apa pantas putri keluarga Warsito bergaul dengan pria miskin seperti itu?”

“Ayah, ayah tidak tahu siapa Jaka itu? Kenapa ayah begitu kasar kepadanya? Apa ayah tahu kalau tidak ada Jaka yang datang menolong Intan mungkin Intan malam ini tidak bisa pulang menemui ayah. Ayah sudah memalukan Intan… hiks hiks hiks…”

Intan berteriak sambil berusaha melepaskan tangannya yang dicengkram dengan erat oleh Ru
MN Rohmadi

Selamat datang di karya terbaru MN Rohmadi PEWARIS NAGA MAJAPAHIT, selamat membaca semoga terhibur. Jangan lupa like dan beri komentar dan beri lima bintang, agar penulis bisa berkarya dengan lebih baik lagi.

| 18
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 239. PEMBANTAIAN SADIS

    Bab 239. PEMBANTAIAN SADIS Sentuhan tangan dan kaki Jaka kelud bukan sekedar sentuhan kasih sayang kepada kekasihnya. Akan tetapi sentuhan itu adalah sentuhan kematian, yang siap mengirim siapapun yang diinginkan untuk diantar ke Malaikat Maut. Pemandangan ini lebih mengejutkan daripada satu orang mafia yang pertama kali terkena tendangan tanpa bayangan Jaka kelud. Para Boss yang melihat kehebatan Jaka Kelud tampak menelan ludahnya berulang kali tanpa sadar. Kini mereka baru tahu kalau Jaka Kelud memang seorang jagoan yang benar-benar hebat, bukan hanya mendapatkan keberuntungan bisa mengalahkan Boris di arena tarung bebas bawah tanah. Akan tetapi kesombongan dan keangkuhan para Boss, tentu saja masih menutupi hatinya. Mereka tentu saja tidak mau mengakui kekalahan di hadapan pria kecil dari Indonesia ini begitu saja. Seketika itu juga para Boss memberi kode kepada anak buahnya yang tersisa untuk menggunakan senjata api. Ceklek… ceklek…Puluhan senjata ap

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 238. DIKEPUNG

    Bab 238. DIKEPUNG Jaka Kelud menatap pria yang mengaku bernama James Crown dengan perasaan bingung. Belum juga kebingungan terobati, tiba-tiba saja datang lagi beberapa Boss besar mengerubutinya dan menawarinya untuk kerjasama. “Mohon maaf bapak-bapak semua, kenapa kalian ingin merekrut saya untuk bekerja sama dengan anda? Memangnya kerjasama apa yang anda tawarkan kepada saya?” Puluhan Boss yang datang mengelilinginya malah saling pandang satu sama yang lainnya, saat ditanyai oleh Jaka Kelud. Kemudian pria perlente yang pertama kali datang menemuinya berkata, “Ha ha ha ha… sepertinya kamu belum tahu siapa kami ini, perkenalkan kami ini adalah para Boss di kota New York ini. Tadi kami melihat kamu bertanding di arena tarung bebas saat mengalahkan Boris.” Pria perlente itu menghentikan perkataannya dan menatap Jaka Kelud untuk melihat ekspresinya. Akan tetapi Jaka Kelud sama sekali tidak berubah ekspresi wajahnya, dia sudah bisa menebaknya k

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 237. MENJADI REBUTAN

    Bab 237. MENJADI REBUTAN “Untuk apa menahannya, dia adalah pemuda bebas, jadi saya tidak memaksa dia untuk mengikuti pertarungan lagi.” Semua orang semakin merasa aneh dengan perkataan Don King, akan tetapi rasa penasarannya tidak mendapatkan jawaban. “Jadi pemuda itu sekarang bebas, tidak berada di pihak manapun?” tanya salah seorang Boss sambil menatap Don King yang sedang tertawa senang setelah memenangkan taruhan ini. “Iya bebas, dia memang pemuda bebas,” kata Don King dengan nada santai. “Jadi, jika kami bisa membujuknya untuk menjadi jagoan kami, kamu tidak akan marah?” “Ha ha ha ha… untuk apa marah, silahkan saja kalau kalian bisa membujuknya.” Perkataan Don King begitu santai, seakan dia tidak peduli dengan nyawa Jaka Kelud. Padahal yang sebenarnya adalah dia tidak peduli dengan nyawa orang-orang ini dan anak buahnya yang akan membuat masalah dengan Jaka Kelud. Dia yang sudah merasakan sendiri kekuatan dan kekejaman Jaka Kelud,

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 236. HADIAH TARUNG BEBAS

    Bab 236. HADIAH TARUNG BEBAS Suasana ring tinju bebas bawah tanah ini langsung riuh, para penonton merasa tidak puas dengan kekalahan Boris. Apalagi kekalahan Boris yang dijuluki sang Monster sangat aneh, karena dia dikalahkan pendatang baru yang bertubuh kecil dengan sangat mudah. Sementara itu Don King dan anak buahnya berteriak meluapkan kegembiraannya, karena orang yang menjadi bahan taruhannya memenangkan pertandingan ini. “Yes, ternyata saya memang benar-benar beruntung,” teriak Don King sambil berdiri dari tempat duduknya. Para Boss yang lainnya yang sedang merasa kesal dengan kekalahan Boris, langsung memandangi Don King dengan rasa kesal. “Don King, kamu menemukan jagoan itu dimana? Bagaimana dia bisa mengalahkan Boris dengan sangat mudah?” “Ha ha ha ha… itu rahasiaku, yang penting malam ini saya memenangkan taruhan, ha ha ha ha….!” Tentu saja Don King tidak akan mengatakan, dimana dia menemukan Jaka Kelud, karena jika dia mengataka

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 235. KEKALAHAN BORIS

    Bab 235. KEKALAHAN BORIS Perlahan pintu arena yang menyerupai sangkar burung di buka, Jaka Kelud dan Boris saling diperkenalkan oleh pembawa acara setelah itu pembawa acara keluar dari arena dan menguncinya dengan gembok dari luar. Dengan mengunci arena yang menyerupai sangkar burung ini, maka secara otomatis kedua pejuang tidak bisa melarikan diri dan keluar dari arena pertandingan sebelum salah satu dari mereka mati atau terluka parah. Setelah pembawa acara itu keluar dari arena pertandingan, dia segera mengumumkan kalau pertandingan di mulai. Kali ini sorak sorai para penonton kembali menggema, memberi semangat kepada Boris untuk segera menghabisi Jaka Kelud. Tidak ada satupun penonton yang menyemangati Jaka Kelud, bahkan kebanyakan berharap Jaka Kelud segera mati di hajar Boris, sehingga mereka bisa mengambil uang taruhan mereka. Sementara itu di dalam Ring, Boris sedang berdiri berhadapan dengan Jaka Kelud sambil tersenyum merendahkan. Bahka

  • Pewaris Naga Majapahit   Bab 234. MONSTER BORIS

    Bab 234. MONSTER BORIS Setelah memakai pakaian olahraga, Jaka Kelud segera melakukan peregangan ringan untuk melemaskan otot-ototnya. Sebenarnya tanpa harus melakukan pemanasan ringan, dia sudah siap untuk bertarung melawan Monster Boris. “Ladies n Gentleman, mari kita sambut sang legenda tarung bebas yang tak terkalahkan…. Boris sang Monster….!” Begitu pembawa acara mempersilahkan monster Boris untuk memasuki arena, seketika semua penonton langsung gempar. “Boris… Boris…. Boris….!” Teriakan mengelu-elukan sang Legenda tarung bebas dunia bawah, segera menggema memenuhi ruang bawah tanah ini. Sosok Boris sangatlah mengesankan dengan tinggi dua ratus tiga puluh centimeter dengan berat dua ratus tiga puluh kilogram, membuat penampilan Boris sangatlah mengesankan. Apalagi otot-otot tubuhnya melingkar-lingkar dengan perut seperti roti sobek, membuat penampilannya selalu ditunggu-tunggu semua orang. Taruhan yang diberikan panitia kepada Bori

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status