Beranda / Urban / Pewaris Tunggal / Bab 5: Putri Hampir Di Culik

Share

Bab 5: Putri Hampir Di Culik

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-23 12:41:58

Diawali saat Putri Zeremiah minta jalan-jalan di kawasan puncak, sang putri yang biasa di daerah gurun ini ingin menikmati cuaca dingin puncak terkenal sudah kesohor ini.

Seperti biasa Putri Zeremiah tetap mengenakan baju santai kaos dan jeans, dipadu dengan sepatu kets, penampilan yang sang putri terlihat sangat cantik dan styles.

Seperti biasa,Toni dan Brandon dengan sigap terus mengawal.

Tanpa mereka sadari, sejak meninggalkan hotel dua mobil mereka sudah diikuti sebuah MPV warna hitam.

Insting sebagai mantan polisi Brandon sudah tak enak, namun ia diam saja, baginya selama tidak mengganggu Putri Zeremiah, ia akan mencueki semuanya.

Karena tugas utamanya bersama Toni hanya menjaga kenyamanan dan keamanan sang putri ini.

Dua mobil ini akhirnya sampai di sebuah tempat wisata ekslusif yang megah dan mewah, saat keluar dari mobil Putri Zeremiah sudah berseru wow dan berkali-kali bilang wonderful.

Tempat wisata yang terletak di kawasan Mega Mendung puncak ini benar-benar sangat indah, selain hutannya yang lebat hawanya juga sangat dingin, lama-lama Putri Zeremiah mulai kedinginan juga, tapi asistennya sigap memberikannya jaket bulu yang terlihat sangat mewah, sehingga sang putri ini tidak terlalu tersiksa kedinginan.

Sesuai julukannya, mega mendung selalu diliputi mendung dan kadang turun hujan rintik-rintik, lalu hitungan menit berubah jadi hujan yang sangat lebat.

Namun Putri Zeremiah tetap semangat jalan-jalan dan menikmati pemandangan yang dia bilang surga dunia ini.

Tanpa disadari Brandon apalagi Putri Zeremiah, Toni dan Jamal diam-diam malah jalan gandeng tangan, Putri Zeremiah kadang melengus melihat asistennya yang kemayu itu bersikap sok mesra dengan Toni sang bodyguard.

Kebalikannya dengan Brandon yang tetap cuek dan waspada, dia juga terus mengamati kemana Putri Zeremiah jalan.

Saat itulah tiba-tiba Brandon melihat sekonyong-konyong ada dua orang yang sangat mencurigakan, yakni mendekati sang Putri dan asisten wanitanya.

Tebakan Brandon tepat, begitu dia mendekati, dua orang ini terlihat menodongkan senjata ke Putri Zeremiah dan asisitennya.

“Diam kamu…jangan bergerakl!” salah seorang pria berbadan kekar menodongkan pistolnya ke arah Brandon yang datang setengah berlari.

Tak lama kemudian datang lagi dua orang, yang mendekati Brandon.

“Bukkkk…!” sebuah pukulan mereka sarangkan ke perut Brandon, hingga sang pengawal ini jatuh jongkok menahan sakit.

Putri Zeremiah dan asistennya terlihat pucat, mereka tak berdaya di kurung tiga orang penculiknya, yang rata-rata berbadan kekar dan wajah 2 orang sedikit ke Arab-araban, sedangkan dua orang lagi asli Indonesia agak ke Timur-timuran.

Satu orang yang memukul Brandon tadi masih berdiri di hadapan pengawal ini, seakan menunggu agar Brandon jangan macam-macam.

Brandon hanya diam, sambil melihat situasi, dia melihat Putri Zeremiah dan si asisten diminta jalan didepan, diiringi tiga orang itu, salah satunya memerintah dalam bahasa Arab.

Brandon menyesalkan Toni yang tak terlihat, sehingga Putri Zeremiah kini terculik, setelah Putri Zeremiah dan asistennya hilang di kerimbunan taman, penculik yang tadi menjaga Brandon bermaksud menendang tubuhnya.

Namun Brandon yang sudah siap dari tadi mendahului dengan menyapu kaki si penculik tersebut, sehingga tanpa ampun terjengkang ke tanah yang keras.

Brandon tak mau berlaku sungkan, dia harus bergerak cepat, karena khawatir dengan keselamatan Putri Zeremiah.

Begitu orang itu terhempas ke tanah, Brandon langsung bangkit dan menendang sekeras-kerasnya wajah salah satu penculik ini, hingga semaput dan pingsan seketika.

Brandon meraba pinggang si penculik tersebut dan ia menemukan sebuah pistol, Brandon lalu merampas pistol itu dan bergegas mengejar ke mana Putri Zeremiah yang tad dibawa, hujan mulai turun sesekali petir diselingi kilat menggelegar.

Brandon tak memperdulikan baju jasnya basah, ia terus mengejar ke mana sang putri dibawa tiga penculik tadi, yang utama dia harus menyelamatkan klien nya ini, karena pasti dia dan juga Toni bakal bertanggung jawab kalau sampai Putri Zeremiah diculik.

Setelah berlari hampir 15 menitan, Brandon melihat ke tiga penculik itu ingin memasukan Putri Zeremiah ke dalam mobil MPV.

Apes bagi sang Asiten Putri Zeremiah, para penculik sengaja biarkannya di luar dan kehujanan hingga bajunya basah kuyup dan ditambah cuaca yang sangat dingin, hingga badannya mengigil kedinginan.

Brandon tahu ketiga penculik ini membawa senjata, dia sengaja menunggu saat yang tepat menyergap, dia berlindung di sebuah pohon, hujan yang makin lebat serta cuaca yang gelap menolongnya sehingga dia tak diketahui kala mengintai.

Ketiga penculik ini agaknya sedang menunggu rekan mereka yang sudah semaput di hajar Brandon.

Salah satu penculik yang berwajah ke Arab-araban agaknya tak sabar dan dia marah-marah dalam Bahasa Arab kadang campur bahasa Inggris.

Satu orang terlihat menyusul rekannya yang belum kembali tadi, dia setengah berlari-lari menuju di mana tadi mereka meninggalkan Brandon dan rekannya tersebut.

Brandon yang melihat hal ini tanpa membuang waktu mengikuti dan begitu dekat dia langsung menendang hingga si penculik ini jatuh, kembali Brandon membrondong dengan tendangan-tendangan akurat dan mematikan.

Si penculik ini jatuh pingsan di tengah taman hutan ini, tanpa di ketahui dua rekannya di mobil yang menyuruhnya menyusul tadi.

Setelah mempermak hingga pingsan dan kembali mengamankan pistol si penculik, Brandon kembali mendekati mobil para penculik, dimana Putri Zeremiah mereka sekap.

Sementara si asisten wanita sang putri terlihat makin menggigil kedinginan diluar dan tetap sengaja dibiarkan saja oleh para penculik ini.

Kedua penculik ini makin tak sabaran, karena dua rekannya belum juga kembali, mereka terlihat berdebat sebentar, lalu agaknya akan berangkat meninggalkan kedua orang yang tak kembali tersebut.

Sementara di dalam mobil para penculik, putri Zeremiah mereka ikat kedua tangannya kebelakang dan mulutnya ditutupi pakai lakban, sehingga si putri ini tak mampu berteriak.

“Duarrr…duarrrr…!” terdengar dua kali tembakan dan meletusnya dua ban depan dan belakang samping kanan mobil milik para penculik ini, siapa lagi pelakunya kalau bukan Brandon.

Dua penculik ini kelabakan dan kaget bukan main, karena mobil mereka ditembaki, bukan hanya itu Brandon juga mengarahkan tembakannya ke arah penculik yang menyopir mobil itu, untuk mencegah mobil ini kabur.

Bak jagoan, Brandon pun tanpa takut muncul dari balik rimbunya pepohonan, kedua penculik ini berteriak sambil buru-buru keluar dari mobil menyelamatkan diri, di tengah hujan lebat, Brandon terlihat bak malaikat maut mendekati mobil MPV ini.

Melihat dua penculik ini keluar dari mobil, kembali dua letusan menyalak, kali ini tepat mengenai para penculik, satu kena paha dan satunya kena bahu.

Brandon terus mendekat, begitu dekat, kembali dua letusan menyalak dan mengenai kaki penculik ini, lalu pistol itu Brandon buang ke samping dan dia mencabut lagi pistol satunya yang tadi dia ambil dari pinggang penculik, sambil menodongkan bergantian ke para penculik yang meringis-ringis kesakitan.

“A-ammmpunnn…jangan bunuh saya!” sahut salah satu penculik menggunakan bahasa Indonesia yang kaku.

“Lempar pistol kalian ke samping…cepat!” kata Brandon, suaranya agak meninggi, karena hujan makin lebat saja, kilat dan diselingi petir juga terus menggelegar memekakan telinga, tangan langsung menampar keras wajah kedua penculik ini bergantian, hingga ada satu gigi penculik rompal.

Putri Zeremiah melongo menyaksikan kekejaman pengawalnya ini, berbagai macam perasaan berkecamuk dibenaknya, antara takut dan ngeri!

*****

BERSAMBUNG

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pewaris Tunggal   Bab 992: Akhir yang Bahagia

    Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…

  • Pewaris Tunggal   Bab 991: Sempurnakan Roh Putri Ako

    Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma

  • Pewaris Tunggal   Bab 990: Ingin Hilangkan Pengaruh Putri Ako

    Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga

  • Pewaris Tunggal   Bab 989: Tante Ria Murka

    Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang

  • Pewaris Tunggal   Bab 988: Semua Ini Rencana Tasya

    Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui

  • Pewaris Tunggal   Bab 987: Kejutan di Hari Pernikahan

    Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k

  • Pewaris Tunggal   Bab 986: Lamaran di Tolak!

    Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua

  • Pewaris Tunggal   Bab 985: Rahasia Tante Ria dan Balang

    Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,

  • Pewaris Tunggal   Bab 985: Dirawat Ange

    Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status