Share

Bab 6: Pandangan Berbeda Sang Putri

Melihat kedua penculik ini seakan ragu, Brandon yang tak sabaran langsung menendang kepala satu penculik yang dari tadi meringis kesakitan, hingga langsung jatuh tertelungkup dan pingsan seketika.

Rekannya kaget setengah mati melihat kekejaman Brandon. Dia yang juga kena tembak di bahu dan kaki kini berinsut ke tanah menjauh sambil berteriak-teriak minta ampun.

Brandon yang aslinya berdarah dingin tanpa ampun kembali menendang kepala penculik itu dan kembali sisa penculik ini pingsan seketika.

Brandon lalu masuk kedalam mobil dan melepaskan ikatan lakban dimulut Putri Zeremiah.

“Thank’s, tolong asisten saya itu, dia kedinginan di luar, bisa pingsan dia!” kata sang putri dalam bahasa Inggris yang fasih pada Brandon, Putri angkuh ini juga sangat ngeri melihat kekejaman Brandon.

Tanpa banyak tanya Brandon keluar lagi dan menarik si asisten yang ketakutan dan kehujanan di samping mobil para penculik ini.

Saat itulah datang Toni dan Jamal dengan tergopoh.

“Ada ada Brandon!” kata Toni dengan nafas memburu, tak lama datang Jamal juga bertanya yang sama.

“Putri Zeremiah hampir saja di culik, itu dua penculiknya pingsan dan ada dua orang lagi di hutan sana sudah ku buat pingsan juga!” sahut Brandon pendek, sambil menuntun Putri Zeremiah keluar dari para mobil penculik tersebut.

Lalu Brandon bergegas mengawal sang Putri dan Asistennya menuju mobil mereka yang berjarak agak jauh.

“Brandon, aku menelpon markas dulu agar membereskan para penculik itu!” kata Toni, Brandon langsung mengangguk.

Toni berbuat itu karena hatinya tak enak mendengar Putri Zeremiah memarahi sepanjang jalan sang asisten Jamal yang hilang bersamanya tadi, sementara sang Putri diculik dan untung ada Brandon yang menolongnya dan bersiaga.

Ucapan sang putri seakan ikut menyalahkan Toni yang ikutan lengah. Begitu sampai di mobil, Putri Zeremiah yang masih marah langsung melarang Jamal yang mau ikut satu mobil dan pulang bersama kembali ke hotel.

Brandon lalu meminta sopir agar segera tancap gas, begitu Putri Zeremiah dan Asistennya serta dia sendiri yang basah kuyup masuk mobil.

Si sopir yang kaget melihat ketiganya basah kuyup dan si putri yang tadi memarahi Jamal tanpa banyak tanya langsung melajukan mobilnya secepatnya, sesuai perintah Brandon.

Sebagai sopir berpengalaman, Bono cukup cekatan membawa mobil ini, sehingga dia mampu meliuk-liuk dijalanan dan akhirnya sampai ke jalan tol dan tancap gas menuju Jakarta.

Hujan masih turun dengan lebatnya, saat itulah Brandon dapat telpon dari Jack Black yang menanyakan kondisi sang putri.

“Semua aman terkendali pak, Putri Zeremiah sudah saya kawal menuju hotel kembali, sementara Toni masih di TKP untuk membereskan para penculik!” sahut Brandon singkat.  

Jack Black lalu memberi petunjuk ini dan itu pada Brandon, yang hanya disahuti siap saja oleh Brandon dan didengarkan Putri Zeremiah.

Putri Zeremiah terlihat masih kesal, dia terus memandang Brandon yang duduk dekat sopir, sementara sang asisten sibuk mengganti bajunya dengan yang kering di dalam mobil, yang dia bawa di tas kecilnya, Brandon sengaja tak memperhatikan itu, wajahnya datar dan tanpa ekspresi.

Sang Putri ini sampai lupa berganti baju, dia hanya melapisi badannya dengan jaket tebalnya, dia benar-benar masih kesal dan marah dengan penculikan yang hampir saja menimpanya.

Saking cepatnya Bono membawa mobil, merekapun kini sudah sampai dihotel kembali yang berada di Jakarta Pusat.

“Brandon, kamu ikut saya ke kamar!” perintah Putri Zeremiah begitu sampai lobby hotel, Brandon hanya mengganguk siap dan ia mengikuti langkah sang putri cantik yang angkuh ini.

Sampai dikamar bertipe Presiden suite ini dengan tiga kamar yang besar, Putri Zeremiah tanpa banyak cakap segera berganti baju di kamarnya, diikuti asistennya yang tak banyak omong.

Brandon kebingungan sendiri, karena pakaiannya masih basah, pingin duduk di kursi tak enak kalau kursi itu ikutan basah, akibatnya dia hanya berdiri saja.

Tak lama kemudian Putri Zeremiah keluar kamarnya dan dia baru sadar sang bodyguardnya masih berbaju basah dan hanya berdiri dalam posisi siap.

“Heii Brandon, cepat ganti baju kamu itu dengan kimono dulu, itu ambil di lemari yang ada dikamar saya!” perintah sang putri ini tak dibantah Brandon, ia paham tipikal wanita seperti Putri Zeremiah ini tak suka basa-basi, langsung iyakan tanpa banyak tanya.

Tak sampai 5 menitan, Brandon sudah keluar lagi dengan menenteng bajunya yang basah, lalu dia taruh di bak khusus.

Dilihatnya Putri Zeremiah merokok dan minum wine dan kini duduk di ruang tamu sambil menyetel TV, sementara Maya, sang asistennya masih berada di dalam kamar, seperti menunggu perintah.

“Brandon…duduk sini, di depan saya, temani saya minum!”

Brandon langsung mengangguk dan kini ia duduk dan menerima dengan hormat segelas wine yang disodorkan Putri Zeremiah.

Setelah minum sampai habis, dan kini badannya mulai hangat dengan terus ditatap tajam Putri Zeremiah, Brandon pun mengambil sebatang rokok dari bajunya yang tadi basah, untung rokoknya tak basah, dia izin terlebih dahulu ingin merokok, Putri Zeremiah mempersilahkan.

Selama Brandon mengambil rokok, lalu mengisapnya pelan, tanpa Brandon sadari sang putri angkuh ini telah mulai berubah sikap dengannya.

Terlihat ada senyum misterius di bibirnya yang merah, Brandon yang bertipikal cuek tentu saja tak menyadari perubahan ini.

“Kamu mau tahu siapa dalang yang berniat menculik aku?” ucap sang putri tanpa basa-basi.

“Siap…kalau nyonyah mau cerita, saya senang sekali mendengarkan!” sahut Brandon singkat.

Terdengar dengusan dari nafas sang putri ini, dia menatap tajam wajah dingin Brandon yang tanpa ekspresi.

“Itu orang-orang suruhan istri pertama suami saya, Emir Thamrin, saya adalah istri ketiga, dia selalu berniat jahat dengan saya, penculikan ini yang ketiga, dua kali mereka gagal saat saya masih berada di Dubai, ternyata sampai ke Indonesia, mereka masih penasaran!” ceplos Putri Zeremiah sambil menuangkan wine ke gelasnya dan juga gelas Brandon.

Putri Zeremiah lalu berkisah, dia sebelumnya bekerja sebagai pramugari di sebuah maskapai di Eropa, lalu berkenalan dengan Emir Thamrin yang juga salah satu pangeran sekaligus pengusaha di Dubai.

Perkenalan itu ternyata berlanjut, sang Emir Thamrin terang-terangan bilang menyukai Putri Zeremiah ini.

“Saya dinikahinya, tapi saya belum mualaf…baru mau menuju ke sana, kami menikah beda keyakinan. Saya keturunan Arab-Yahudi Eropa, namun semenjak menikah, istri pertama suami saya tak suka, saya dianggap hanya memanfaatkan suaminya untuk meraih hartanya, apalagi ada darah Yahudi dalam darah saya!”

Putri Zeremiah kini mulai tersenyum, saat senyum itulah Brandon mengakui kalau sang putri ini sangat cantik, perpaduan Arab dan Yahudi Eropa memang kolaborasi yang sangat serasi. Tapi Brandon tahu diri, dia hanyalah seorang pengawal alias bodyguard.

Tak berani berandai-andai terlalu tinggi.

Padahal tanpa Brandon sadari, Putri Zeremiah kini telah melihat dirinya dengan pandangan berbeda…!

*****

BERSAMBUNG 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ros Rosmah
jangan saja kau terpengaru brandon sama putri ini
goodnovel comment avatar
Umira Yusmidar
emang ada seorang pangeran Arab yg rela menikahi perempuan yg bedah keyakinan? ada² saja, klw org biasa mungkin gak mekirkan tentang beda keyakinan, ni seorang pangeran loh.. yang hidupnya penuh aturan..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status