Kevin mulai membuka ritsleting di belakang gaun yang dipakai Natalie. Dia membukanya sedikit demi sedikit sambil menunggu reaksi Natalie karena kalau Natalie menghalanginya, maka Kevin akan menghentikan aksinya ini.
Sementara itu, sejak sebelum menuju ke hotel ini, Natalie sudah bertekad untuk menyenangkan Kevin, karena Natalie pikir, malam ini akan menjadi malam terakhir bagi Kevin hidup dan bernafas di dunia ini. Karena kemungkinan besok atau lusa Kevin akan diambil organnya oleh orang bernama Thomas itu dan hidup Kevin akan berakhir. Karena itulah, Natalie pasrah pada Kevin. Natalie biarkan apapun yang diinginkan Kevin, Natalie biarkan Kevin berbuat apapun yang Kevin mau, karena Natalie ingin memberikan sesuatu yang indah pada Kevin di saat-saat terakhir hidup Kevin. Alasan kedua adalah untuk pertama kalinya Natalie merasa jatuh cinta kepada seorang pria, karena itu, Natalie rela memberikan apa yang ada pKevin mulai melangkah jauh. Dia menundukkan kepalanya ke bawah hingga saat ini, wajahnya sudah berada tepat di depan buah dada ranum milik Natalie yang sedari tadi dia remas-remas itu.Setelah itu, Kevin mencium buah dada itu. Dia merasakan kelembutan buah dada itu sekaligus kehangatan yang membuai jiwa Kevin, sehingga Kevin terus menyusuri buah dada ranum milik Natalie ini.Terdengar desahan lembut dari bibirnya Natalie saat akhirnya bibir Kevin hinggap di pusat buah dada milik Natalie dan mulai menghisap butir merah muda yang ada di pusat buah dada milik Natalie.Kaki Natalie mulai goyah karena merasakan serbuan kenikmatan yang luar biasa yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Saat ini, dia tidak mau berhenti merasakan ini.Karena kaki Natalie sempat agak goyah ke belakang sehingga hampir jatuh, Kevin menuntun tubuh Natalie melewati kursi, melangkah agak ke belakang hingga akhirnya tubuh Natalie tersandar p
Kevin amat sangat kaget mendengar kata-kata Natalie ini karena ternyata salah satu benda yang dia pegang yang sebelumnya dia pikir adalah miliknya di masa lalu, ternyata bukan miliknya tetapi milik Natalie."Jadi ini milikmu?" tanya Kevin sambil duduk di samping Natalie."Iya. Ini milik kakekku yang dia berikan kepadaku dan dulunya aku selalu membawanya tapi kemudian aku tidak memilikinya lagi. Aku pikir benda ini sudah hilang selamanya dariku hingga akhirnya aku melihatnya sekarang," kata Natalie sambil terus memperhatikan jam tangan ini sambil tangannya yang satu lagi mulai mengambil bajunya dan dia mulai memakai bajunya.Natalie menaruh jam tangan itu di ranjang, tapi matanya tidak pernah lepas dari benda itu. Kemudian dia mulai memakai bajunya dengan kedua tangannya.Langkah yang dilakukan Natalie ini mulai diikuti oleh Kevin. Dia juga mulai memakai bajunya dan mulai mencari benda-benda lain yang ada pad
"Aku tidak tahu siapa yang menemukanku. Pokoknya aku terbangun di ranjang sebuah rumah sakit dan ada orang tuaku yang duduk di samping kiri dan samping kanan ranjangku." Natalie memulai ceritanya."Lalu?"Natalie tidak langsung menjawab di seperti sedang mengingat-ingat sesuatu kemudian dia berkata, "saat aku terbangun itu, aku bertanya kepada orang tuaku aku di mana.""Terus?""Mereka bilang aku di rumah sakit. Kemudian aku bertanya mengapa aku di rumah sakit, kan harusnya aku menghadiri pemakaman kakekku? Terus aku baru ingat sekarang, kalau mereka kelihatan bingung dengan pertanyaanku itu.""Mereka bingung?""Iya.Mereka terlihat saling berpandangan. Kemudian mereka bertanya, apa yang diingat aku terakhir kalinya.""What? Ini misterius. Lalu apa jawabmu?""Saat itu aku bilang kalau ingatanku terakhir adalah aku sedang menuju ke acara pemakaman kakekku, setelah aku menangis semal
"Baiklah. Nampaknya, itulah yang harus kamu lakukan." Kevin mengangguk menyetujui apa yang dilakukan Natalie ini.Natalie segera menelpon Norma, ibunya. "Halo, Ma.""Halo, Nat. Kamu di mana? Di tempat kos-mu ya?""Enggak, ma. Aku tadi mengikuti reuni SMA-ku. Ada yang ingin aku tanyakan kepada mama." Natalie langsung mengalihkan pembicaraan agar supaya mamanya tidak bertanya lebih lanjut, karena saat ini, Natalie sedang berada di sebuah kamar hotel bersama seorang lelaki jadi Natalie tidak mau sampai Norma bertanya terus tentang dimana Natalie berada sekarang ini."Oke, kamu ingin bertanya apa?""Ini tentang saat aku dirawat di rumah sakit tempo hari. Mama bilang kalau aku mengalami pingsan saat aku akan menghadiri pemakaman kakek, iya kan?""Iya, memang gitu. Terus?""Apakah waktunya sesingkat itu?""Apa maksud kamu, Natalie?""Karena saat ini aku merasaka
"Oke. Aku akan membawamu ke kota A karena kita harus menuju ke sana supaya kita berdua bisa tahu apa apa yang terjadi pada kita pada setahun yang lalu," tandas Kevin menyetujui ucapan Natalie.Pembicaraan keduanya terhenti karena terdengar ketukan di pintu kamar."Siapa yang mengetuk pintu malam-malam, begini?" tanya Natalie."Itu temanku. Aku memintanya membawa beberapa barang yang bisa saja adalah barang-barangmu."Kevin mendekati pintu, membuka pintu dan mengambil beberapa barang yang disodorkan Thomas di depan pintu untuknya.Setelah itu, Kevin kembali menutup pintu dan membawa barang-barang yang dibawa Thomas yang berada di dalam tas. "Aku ingin kamu mengenali barang-barang ini, siapa tahu ada barang-barang yang kamu kenal.""Oke." Natalie menunggu di ranjang, dia duduk di pinggir ranjang.Kevin mendekati ranjang dan mengeluarkan baju mirip baju Astronaut dengan in
"Benarkah? Benarkah kantor utama Jefferson Southern berada di kota A," tanya Kevin memastikan."Iya, tuan muda, karena salah satu anak perusahaan kita sering bekerjasama dengan Jefferson Southern dan aku pernah mengirimkan contoh-contoh produk dari anak perusahaan kita itu untuk Jefferson Southern di kota A," jawab Thomas."Oke. Berarti kita harus ke sana. Jangan dulu cerita apa-apa, jangan dulu cerita tentang kenalanmu di perusahaan Jefferson Southern itu, karena kita harus kesana secara rahasia. Mengerti?""Iya, tuan muda. Kapan kita akan berangkat, tuan muda?""Besok pagi sesudah makan pagi.""Iya, tuan muda. Perjalanan ke kota A bisa di lakukan dengan kereta api. Karena itu, aku usulkan kereta api sebagai perjalanan yang tidak menyolok. Tetapi aku bisa sediakan satu gerbong khusus untuk tuan muda agar tidak perlu berbaur dengan orang banyak.""Tapi kalau kita sewa 1 gerbong, itu aka
Mendengar kata-kata Derek ini, Kevin langsung menaikkan alisnya. Kevin mulai tidak suka dengan teman kuliahnya Natalie ini, karena itu, Kevin mulai memainkan handphonenya dan secara diam-diam memotret wajah Derek dan mengirimkan foto Derek itu kepada Thomas."Cari tahu orang ini. Siapa dia? Apa perusahaannya? Dan kalau dia macam-macam, siap-siaplah untuk menghabisi perusahaannya," kata Kevin lewat chat kepada Thomas.Kevin senang saat Thomas langsung menjawab kalau dia akan segera melakukan apa yang menjadi perintah Kevin itu.Sementara itu, Natalie juga mulai tidak suka dengan kata-kata Derek itu, karena itu dia berkata, "mungkin kamu tidak mengerti kata-kataku. Aku bilang, aku sudah punya kekasih dan aku aku tidak berencana untuk menerimamu. Tidak waktu dulu saat kita masih kuliah bersama dan khususnya tidak sekarang karena melihat sikapmu ini!""Kenapa dengan sikap aku ini? Ini dinamakan percaya diri. Dulu, per
"Apakah kamu ini pemilik dari Fujin mall dan juga pemilik produk makanan Camar Food?" tanya Kevin."Rupanya kamu memiliki pengetahuan juga, hah? Sebagai seorang pelayan, pasti kamu bermimpi ingin kerja di salah satu dari dua usaha besarku yaitu Fujin Mall dan Camar Food, iya kan?" Derek tertawa mengejek sambil mengerling ke arah Natalie.Derek cukup senang karena tanpa diduganya, Kevin berhasil membeberkan dua usaha besar milik Derek yang Derek yakin, pasti pernah didengar oleh Natalie, karena itu, Derek mulai membusungkan dadanya membanggakan dua perusahaan besar miliknya itu."Begini, aku tahu tentang dua perusahaanmu karena dua perusahaanmu itu baru saja ditolak permohonan pinjamannya oleh Gregorius Grup dan menurut berita, kali ini ditolak tanpa jangka waktu, alias tidak terbatas alias sampai selamanya.""What? Ini tidak mungkin. Itu berita hoax!""Berita yang kudapat bukan hoax. Perusahaan kalian, sebe