Kevin cuma bisa terdiam karena memang kata-kata
Yuni Ini mengandung kebenaran, karena tidak mungkin dia bisa membeli mobil di tempat ini, bahkan uang yang berada di kantongnya saat ini hanya berjumlah puluhan ribu, mana mungkin bisa membeli mobil di showroom mewah seperti ini.Kevin masih belum tahu dengan pasti apakah kali ini Kevin bisa selamat seperti sebelumnya, saat dia diselamatkan Harun di bank dari olok-olok orang-orang yang tahu kalau Kevin cuma seorang pelayan restoran.
"Tuh kan, kamu ngerti juga kan? Ya udah, minggir sana. Jangan menghalangi pintu, itu ada tamu yang mau membeli mobil," kata Yuni sambil menunjuk ke arah luar.
Secara refleks Kevin mengikuti pandangan Yuni ke arah luar dan karena showroom ini bagian depannya terdiri dari kaca semua, maka keadaan yang berada di luar showroom, bisa dilihat dari dalam showroom.
Di luar sana, ada sepasang laki dan perempuan yang baru saja turun dari mobil mereka dan kini sedang berjalan menuju ke arah pintu showroom.
Kebetulan Kevin mengenal mereka berdua, karena yang lelaki bernama Arman, yang juga merupakan teman se-gengnya Victor yang sering membully Kevin, sementara yang wanita adalah Vanda, pacarnya Arman yang juga merupakan temannya Lisa, karena itu, begitu melihat mereka, Kevin sudah tahu kalau olok-olok terhadapnya mungkin akan terjadi lagi.
Yuni tadi sempat menyuruh Kevin untuk keluar dari showroom ini, tapi mengingat kedatangan Arman dan Vanda yang sedang menuju ke arah pintu showroom ini, maka Kevin memilih untuk tidak keluar dulu dari showroom dan memilih untuk menghindar ke arah kiri.
Kevin berjalan melewati beberapa mobil yang dipajang di dalam showroom ini dan di situlah dia bertemu dengan seorang gadis.
"Iya, kak? Bisa aku bantu, kak? Kakak sedang mencari mobil seperti apa?" tanya gadis itu.
Kevin tertegun karena wajah gadis itu yang sangat cantik dan sikapnya yang sangat alim dan ramah, jauh berbeda dengan Lisa, bekas tunangannya yang walaupun sempat disukai Kevin tapi lebih banyak Kevin menyukainya karena memang Indro, ayahnya Lisa, yang menjodohkan Lisa dengan Kevin.
"Apa kakak mencari mobil seperti ini?" tanya gadis itu sambil membukakan pintu sebuah mobil mewah keluaran Jepang yang berada di sampingnya.
Kevin bingung mau menjawab apa karena setelah sempat bertemu dengan Yuni tadi yang menganggap remeh dirinya, maka pembicaraan dia bersama Harun tadi, dia lupakan kembali, pemikiran kalau Kevin adalah seorang pewaris keluarga kaya kembali disingkirkan Kevin dari otaknya, dia kembali mengingat keadaannya selama ini yang cuma seorang pelayan di sebuah restoran yang pasti tidak akan mampu membeli mobil seperti ini.
Karena itu Kevin cuma bisa terdiam mendengar pertanyaan dari sales di depannya ini.
"Atau kakak ini mencari mobil yang lebih mahal lagi, mungkin mobil sport keluaran Bugatti atau Lamborghini terbaru atau Ferrari. Oh iya, Perkenalkan namaku Natalie Tanjaya, kak. Aku ini sales baru di showroom ini. Semoga aku bisa membantu kakak."
Mendengar kalau gadis di depannya ini adalah sales baru di showroom ini, tiba-tiba, ada keinginan besar dalam diri Kevin untuk membeli mobil di showroom ini supaya Kevin bisa membantu gadis ini yang karena masih baru, pastilah masih belum memenuhi target yang di minta oleh pemilik showroom ini.
Untuk pertama kalinya, Kevin sangat berharap kalau identitasnya sebagai putra dari pemilik Gregorius Group adalah benar adanya, supaya Kevin bisa membantu gadis ini.
"Kakak kok diam aja, sih?"
"Eh ... oh. Kamu nanya apa ya?" Karena memikirkan gadis ini, Kevin malah tidak mendengar pertanyaan terakhir dari gadis yang bernama Natalie Tanjaya ini.
"Aku kan tanya nama dan nomor telpon kakak, supaya gampang aku kasih info soal mobil-mobil di tempat ini."
"Oh iya. Namaku Kevin."
"Nama keluarganya? Aku kan tadi sudah bilang nama keluargaku."
Mendengar pertanyaan ini Kevin bingung untuk menjawab karena Kevin belum bisa memastikan kalau Gregorius adalah nama keluarganya karena selama setahun dia tinggal di rumah Indro Lelono, yang Kevin tahu namanya hanya Kevin saja, karena itu, Kevin bingung untuk menjawabnya.
"Sorry kalau kakak keberatan. Kakak tidak perlu memberitahu nama lengkap kakak, itu bukan keharusan di showroom ini. Bahkan aku sebelumnya tidak pernah menanyakan tamu di showroom ini tentang nama lengkap mereka. Sorry kalau kakak merasa terganggu dengan pertanyaanku itu."
"Kamu tidak mengganggu kok. Aku cuma lupa nama keluargaku.""Hah? Kok lupa sih?""Aku mengalami Amnesia. Karena itu, yang aku tahu, namaku cuma Kevin saja. Itu doang. Kevin doang."Natalie tertawa dan berkata, "kalau begitu, aku panggil kamu, Kakak Kevin Doang ya? Hihihi.""Boleh kok. Hehehe. Boleh banget."Kevin terpesona akan tawa gadis di depannya ini, tawa dan wajah gadis di depannya ini langsung membuat Kevin melupakan Lisa, gadis yang sebelumnya dia sukai tapi Lisa malah mencampakkan Kevin begitu saja.Pada saat itulah Arman, Vanda dan Yuni mendekati mobil tempat Kevin dan Natalie berada.
Arman Melihat Kevin dan langsung berkata, "ngapain nih orang ada di sini?"Arman menunjuk ke arah Kevin. "Katanya dia mau lihat mobil disini tapi mana mungkin lah dia bisa membeli mobil di sini. Bikin capek aja kalau harus melayani dia." Yuni mencibir ke arah Kevin."Iyalah. Mana mungkin orang seperti dia bisa beli mobil di sini. Tapi, mungkin kali kalau dia mau beli kaca spion mobil yang ada sini, itu masih masuk akal," Timpal Vanda.
"Atau mau beli satu baut, hahaha," tambah Arman sambil tertawa dan memegangi perutnya."Natalie, lebih baik kamu jangan melayani dia. Dia itu nggak punya duit, dia cuma bakal bikin kamu capek aja, dia itu cuma pelayan restoran, tahu!" kata Yuni kepada Natalie.
Mendengar kata-kata mereka, Kevin langsung terdiam. Wajahnya menunduk. Dia sadar diri kalau kata-kata 3 orang itu sangat benar, karena dia tidak mungkin bisa membeli mobil di sini. Dia cuma disuruh ke sini kemungkinan karena ada acara TV yang mungkin sedang tertuju ke arah dirinya, menjadikan dirinya sebagai lelucon, karena itulah dia cuma bisa berdiam diri.
Tapi Melihat Kevin direndahkan, Natalie malah naik pitam. "Please, Kak Yuni. Kita harus melayani semua orang dengan perlakuan yang sama. Kalaupun Kak Kevin ini tidak bisa tidak membeli mobil disini dan dia cuma ingin tanya-tanya, kenapa kita harus sepelekan dia? Karena nasib orang itu berputar, bisa saja nanti dia akan bisa membeli mobil di sini, jadi, kalau dia ingin melihat mobil impiannya, maka, aku bersedia mengajak dia melihat mobil di sini."
Mendengar kata-kata dari Natalie ini Kevin semakin kagum kepada Natalie.
Tiba-tiba pintu menuju ruang atap terbuka dan beberapa orang keluar dari sana sehingga membuat Kevin dan gadis yang disandera itu jadi kaget. Dari pintu yang terbuka itu, keluarlah Felix, Matias serta Tony, asisten Kevin di bagian keuangan. Bersama mereka bertiga, keluarlah sepasang suami istri berumur 40 tahunan yang begitu melihat gadis yang berada di samping Kevin, mereka langsung berteriak dan mendekati gadis itu. "Mah. Pah," kata gadis yang sempat disandera itu yang langsung menghambur ke dalam pelukan sepasang suami istri yang baru datang ini yang ternyata adalah orang tua gadis itu. Felix langsung mendekati Kevin dan bercerita secara singkat tentang mengapa John Mc Clane bisa muncul di lantai atap apartemen dan kembali menyelamatkan Kevin. Kevin cuma bisa bersyukur karena John Mc Clane bisa sadar lebih cepat dari perkiraan semula karena kalau John tidak sadar dengan cepat, mungkin Kevin akan kesulitan menyelamatkan tiga orang yang bersama dia saat ledakan bom terjadi di la
Tangga tali ini terombang-ambing di udara karena helikopter dalam keadaan hampir tidak bisa dikontrol.Helikopter yang dikemudikan oleh John Mc Clane ini berputar-putar di udara setelah terkena dampak dari ledakan yang terjadi di dekat lantai atap gedung ini.Pada saat itu, menara seluler mulai roboh dan akan segera mengenai baling-baling helikopter hingga membuat orang-orang yang berada di dalam helikopter berteriak ketakutan.Kevin yang mendengar suara teriakan orang-orang di dalam helikopter itu, sebenarnya masih dalam keadaan berbahaya karena dia sedang fokus untuk mengendalikan gadis yang sempat dia dibekukan dan sekarang ini sedang meronta-ronta karena ketakutan.Gadis ini memang mengalami trauma karena sebelumnya saat dia berada di unit apartemen milik orang tuanya, tiba-tiba ada orang-orang yang mendobrak pintu dan menculiknya.Kemudian gadis ini dibawa ke lantai 6 dan langsung dipukul oleh Benford serta dipasangkan masker dan ditodong dengan senjata api hingga membuat gadis i
Api semakin membesar naik ke arah atas sementara Kevin masih berjuang untuk menghancurkan tembok pembatas yang berada di sekitar tubuh gadis sandera itu, tembok pembatas yang menghalangi Ken untuk menyembuhkan gadis itu dari kebekuan.Pada saat itulah tiba-tiba terdengar suara keras di atas lantai atap apartemen ini.Suara helikopter yang datang ke atas lantai atap ini disertai dengan tangga tali yang turun ke arah bawah."Buddy, cepat naik. Waktu kalian tidak banyak lagi. Felix sudah mendeteksi ada bom yang akan segera meledak di gedung itu. Cepat naik."Itu adalah suara John Mc Clane lewat pengeras suara dari helikopter yang baru datang itu.Kevin bisa mendengarnya dan mendengar kalau ada bom di atas sini, maka dia memberi isyarat kepada Andreas dan A Hua untuk naik di tangga tali helikopter yang diturunkan oleh helikopter itu.Tangga tali itu kini sudah berhasil mencapai tempatnya Andreas. Andreas langsung naik di tangga tali itu dan langsung memanjat ke atas tanpa menunggu lagi.K
Terjadi ledakan keras yang mengguncang gedung ini pada saat Kevin sedang sibuk untuk menghidupkan kembali gadis belasan tahun yang sempat dibekukan oleh Kevin tadi.Tubuh Kevin dan gadis itu terlempar sedemikian rupa sekitar 5 meter dari posisi mereka sebelumnya.Demikian juga Andreas dan A Hua yang masih berada di jarak 10 meter dari helikopter.Helikopter itu sendiri karena guncangan yang terjadi sempat melayang ke samping sehingga pilotnya terpaksa mulai memaksa naik ke atas tanpa bisa dicegah lagi oleh Andreas dan A Hua.Ada 5 anak buahnya Andreas yang berada di helikopter ini. Mereka adalah orang-orang terakhir yang diselamatkan oleh helikopter setelah para warga di apartemen ini diselamatkan dan para pengawal Keluarga Kevin lainnya sudah naik di helikopter sebelumnya.Lima pengawal Keluarga Kevin ini sangat marah saat helikopter ini diterbangkan oleh sang pilot untuk kabur meninggalkan gedung apartemen yang bagian bawahnya meledak itu.Karena ini berarti, helikopter terakhir ini
Dengan keadaan saat ini, di mana gadis itu terancam bahaya dari semua arah, dari kiri kanan dengan senjata api dan panah, belakang dengan senjata api yang berada di tangan Benford dan satu lagi yang berasal dari bawah lantai tempat gadis itu berpijak, maka Kevin harus bergerak cepat untuk mengatasinya.Kevin harus mengusahakan keselamatan gadis ini, dia harus bertindak cepat, kalau perlu dalam satu tindakan, dia harus melindungi gadis itu dari ancaman-ancaman bahaya yang ada.Kevin tahu kalau Benford memang sudah nekat, nekat untuk mati bersama gadis itu di tempat ini.Seperti kata-kata Benford tadi, mungkin saja dia tidak akan bisa membunuh Kevin, tetapi dia ingin membunuh gadis itu di depan mata Kevin agar supaya Kevin merasa bersalah.Dan perkataan Benford itu mengandung kebenaran. Kevin pasti akan merasa bersalah kalau gadis di depannya ini tewas di depan matanya tanpa bisa dia tolong, karena itu, Kevin harus bertindak drastis.Ancaman dari bawah gadis itu bukan hanya api yang sem
Kevin melangkah masuk ke dalam ruang tamu apartemen ini. Dengan ekor matanya, dia melihat semua yang ada di dalam ruang tamu apartemen ini.Nampaknya ruang tamu apartemen ini bukanlah tempat sembarangan, bukan tempat yang dipilih secara serampangan oleh Benford untuk membawa gadis kecil ini ke lantai 8 ini.Dengan kepemilikan gedung ini, maka Kevin yakin kalau Benford sudah menyiapkan sesuatu yang tidak terduga di apartemen ini.Karena di dalam ruangan ini terdapat banyak sekali hal-hal yang mengerikan.Ada panah di dinding kiri dan kanan yang anak panahnya siap untuk terlepas dari busurnya.Kevin tidak tahu hal apa yang akan memicu anak-anak panah itu terlepas tapi yang pasti, sasaran dari anak panah itu berada di tubuh gadis belasan tahun yang memakai masker yang berada di depan Benford itu.Selain itu, di bawah panah itu, ada dua senjata api yang memakai tali temali khususnya di bagian pegangan dan juga di bagian pelatuk.Sasaran dari dua senjata api itu juga sama yaitu di kepala g