Share

5 Bertemu Natalie

Kevin cuma bisa terdiam karena memang kata-kata 

Yuni Ini mengandung kebenaran, karena tidak mungkin dia bisa membeli mobil di tempat ini, bahkan uang yang berada di kantongnya saat ini hanya berjumlah puluhan ribu, mana mungkin bisa membeli mobil di showroom mewah seperti ini. 

Kevin masih belum tahu dengan pasti apakah kali ini Kevin bisa selamat seperti sebelumnya, saat dia diselamatkan Harun di bank dari olok-olok orang-orang yang tahu kalau Kevin cuma seorang pelayan restoran. 

"Tuh kan, kamu ngerti juga kan? Ya udah, minggir sana. Jangan menghalangi pintu, itu ada tamu yang mau membeli mobil," kata Yuni sambil menunjuk ke arah luar. 

Secara refleks Kevin mengikuti pandangan Yuni ke arah luar dan karena showroom ini bagian depannya terdiri dari kaca semua, maka keadaan yang berada di luar showroom, bisa dilihat dari dalam showroom. 

Di luar sana, ada sepasang laki dan perempuan yang baru saja turun dari mobil mereka dan kini sedang berjalan menuju ke arah pintu showroom. 

Kebetulan Kevin mengenal mereka berdua, karena yang lelaki bernama Arman, yang juga merupakan teman se-gengnya Victor yang sering membully Kevin, sementara yang wanita adalah Vanda, pacarnya Arman yang juga merupakan temannya Lisa, karena itu, begitu melihat mereka, Kevin sudah tahu kalau olok-olok terhadapnya mungkin akan terjadi lagi. 

Yuni tadi sempat menyuruh Kevin untuk keluar dari showroom ini, tapi mengingat kedatangan Arman dan Vanda yang sedang menuju ke arah pintu showroom ini, maka Kevin memilih untuk tidak keluar dulu dari showroom dan memilih untuk menghindar ke arah kiri. 

Kevin berjalan melewati beberapa mobil yang dipajang di dalam showroom ini dan di situlah dia bertemu dengan seorang gadis. 

"Iya, kak? Bisa aku bantu, kak? Kakak sedang mencari mobil seperti apa?" tanya gadis itu. 

Kevin tertegun karena wajah gadis itu yang sangat cantik dan sikapnya yang sangat alim dan ramah, jauh berbeda dengan Lisa, bekas tunangannya yang walaupun sempat disukai Kevin tapi lebih banyak Kevin menyukainya karena memang Indro, ayahnya Lisa, yang menjodohkan Lisa dengan Kevin. 

"Apa kakak mencari mobil seperti ini?" tanya gadis itu sambil membukakan pintu sebuah mobil mewah keluaran Jepang yang berada di sampingnya. 

Kevin bingung mau menjawab apa karena setelah sempat bertemu dengan Yuni tadi yang menganggap remeh dirinya, maka pembicaraan dia bersama Harun tadi, dia lupakan kembali, pemikiran kalau Kevin adalah seorang pewaris keluarga kaya kembali disingkirkan Kevin dari otaknya, dia kembali mengingat keadaannya selama ini yang cuma seorang pelayan di sebuah restoran yang pasti tidak akan mampu membeli mobil seperti ini. 

Karena itu Kevin cuma bisa terdiam mendengar pertanyaan dari sales di depannya ini. 

"Atau kakak ini mencari mobil yang lebih mahal lagi, mungkin mobil sport keluaran Bugatti atau Lamborghini terbaru atau Ferrari. Oh iya, Perkenalkan namaku Natalie Tanjaya, kak. Aku ini sales baru di showroom ini. Semoga aku bisa membantu kakak."

Mendengar kalau gadis di depannya ini adalah sales baru di showroom ini, tiba-tiba, ada keinginan besar dalam diri Kevin untuk membeli mobil di showroom ini supaya Kevin bisa membantu gadis ini yang karena masih baru, pastilah masih belum memenuhi target yang di minta oleh pemilik showroom ini. 

Untuk pertama kalinya, Kevin sangat berharap kalau identitasnya sebagai putra dari pemilik Gregorius Group adalah benar adanya, supaya Kevin bisa membantu gadis ini. 

"Kakak kok diam aja, sih?"

"Eh ... oh. Kamu nanya apa ya?" Karena memikirkan gadis ini, Kevin malah tidak mendengar pertanyaan terakhir dari gadis yang bernama Natalie Tanjaya ini. 

"Aku kan tanya nama dan nomor telpon kakak, supaya gampang aku kasih info soal mobil-mobil di tempat ini."

"Oh iya. Namaku Kevin."

"Nama keluarganya? Aku kan tadi sudah bilang nama keluargaku."

Mendengar pertanyaan ini Kevin bingung untuk menjawab karena Kevin belum bisa memastikan kalau Gregorius adalah nama keluarganya karena selama setahun dia tinggal di rumah Indro Lelono, yang Kevin tahu namanya hanya Kevin saja, karena itu, Kevin bingung untuk menjawabnya. 

"Sorry kalau kakak keberatan. Kakak tidak perlu memberitahu nama lengkap kakak, itu bukan keharusan di showroom ini. Bahkan aku sebelumnya tidak pernah menanyakan tamu di showroom ini tentang nama lengkap mereka. Sorry kalau kakak merasa terganggu dengan pertanyaanku itu."

"Kamu tidak mengganggu kok. Aku cuma lupa nama keluargaku."

"Hah? Kok lupa sih?"

"Aku mengalami Amnesia. Karena itu, yang aku tahu, namaku cuma Kevin saja. Itu doang. Kevin doang."

Natalie tertawa dan berkata, "kalau begitu, aku panggil kamu, Kakak Kevin Doang ya? Hihihi."

"Boleh kok. Hehehe. Boleh banget."

Kevin terpesona akan tawa gadis di depannya ini, tawa dan wajah gadis di depannya ini langsung membuat Kevin melupakan Lisa, gadis yang sebelumnya dia sukai tapi Lisa malah mencampakkan Kevin begitu saja. 

Pada saat itulah Arman, Vanda dan Yuni mendekati mobil tempat Kevin dan Natalie berada. 

Arman Melihat Kevin dan langsung berkata, "ngapain nih orang ada di sini?"

Arman menunjuk ke arah Kevin. 

"Katanya dia mau lihat mobil disini tapi mana mungkin lah dia bisa membeli mobil di sini. Bikin capek aja kalau harus melayani dia." Yuni mencibir ke arah Kevin. 

"Iyalah. Mana mungkin orang seperti dia bisa beli mobil di sini. Tapi, mungkin kali kalau dia mau beli kaca spion mobil yang ada sini, itu masih masuk akal," Timpal Vanda. 

"Atau mau beli satu baut, hahaha," tambah Arman sambil tertawa dan memegangi perutnya. 

"Natalie, lebih baik kamu jangan melayani dia. Dia itu nggak punya duit, dia cuma bakal bikin kamu capek aja, dia itu cuma pelayan restoran, tahu!" kata Yuni kepada Natalie. 

Mendengar kata-kata mereka, Kevin langsung terdiam. Wajahnya menunduk. Dia sadar diri kalau kata-kata 3 orang itu sangat benar, karena dia tidak mungkin bisa membeli mobil di sini. Dia cuma disuruh ke sini kemungkinan karena ada acara TV yang mungkin sedang tertuju ke arah dirinya, menjadikan dirinya sebagai lelucon, karena itulah dia cuma bisa berdiam diri. 

Tapi Melihat Kevin direndahkan, Natalie malah naik pitam. "Please, Kak Yuni. Kita harus melayani semua orang dengan perlakuan yang sama. Kalaupun Kak Kevin ini tidak bisa tidak membeli mobil disini dan dia cuma ingin tanya-tanya, kenapa kita harus sepelekan dia? Karena nasib orang itu berputar, bisa saja nanti dia akan bisa membeli mobil di sini, jadi, kalau dia ingin melihat mobil impiannya, maka, aku bersedia mengajak dia melihat mobil di sini."

Mendengar kata-kata dari Natalie ini Kevin semakin kagum kepada Natalie. 

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Cahaya Bulan
hahahhahaha gpplah kk
goodnovel comment avatar
Wala Wunga
acara TV terus
goodnovel comment avatar
Asep Sablon
bagus lanjut
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status