Share

6 Dibela Natalie

Aвтор: Heartwriter
last update Последнее обновление: 2021-11-28 23:50:21

"Heh, Natalie! Kamu itu masih baru! Bahkan kamu masih dalam status percobaan di showroom ini, jadi kamu jangan membantah kata-kata senior macam aku, tahu!!!" Yuni melotot ke arah Natalie. 

Natalie cuma bisa terdiam karena kata-kata Yuni ini mengena di hatinya, karena Natalie memang cuma seorang sales baru yang bahkan belum sebulan kerja di showroom ini, jadi tentu saja dia tidak bisa membantah perkataan senior, apalagi Yuni adalah kepala sales di counter depan di showroom ini. 

Walaupun Natalie merasa tidak puas tapi dia terpaksa berdiam diri. 

Vanda kembali berusaha menyerang Kevin. Dia berkata, "hei, lebih baik kamu itu cari kerja sana! Kamu kan baru dipecat dari Restoran Bunga Bakung, jadi, lebih baik kamu cari kerja di tempat lain daripada jalan-jalan di tempat ini! Kamu cuma bikin kerjaan buat seles-seles di tempat ini, karena kamu tidak akan mungkin membeli mobil di showroom ini!"

"Iya, betul tuh, Kevin. Cari kerja sono atau lebih baik kamu bikin konten di medsos. Bikin konten waktu kamu minum air kencing kayak waktu di restoran itu, hahaha." Arman mengejek Kevin. 

Kevin mengepalkan tangannya Kevin teringat kalau Arman juga adalah salah satu temannya Victor yang ikut-ikutan menekan Tuti, ibunya Lisa, agar menyuruh Kevin untuk meminum air kencing yang disiapkan Victor. 

"Kamu mau apa mau, hah? Mau pukul aku? Apa kamu tidak tahu siapa bapakku? Bapakku itu pengusaha besar yang bisa melaporkan kamu kalau kamu memukul aku. Aku pastikan kalau kamu akan berakhir di dalam penjara!" ancam Arman. 

Kevin menunjukkan kepalan tangannya kemudian berkata kepada Arman, "kalau kamu merasa laki-laki, seharusnya kamu tidak perlu bersembunyi di belakang ketiak ayahmu dan berani untuk bertarung secara jantan satu lawan satu denganku. Bagaimana, Arman, heh?"

Arman yang sudah pernah melihat kepalan Kevin yang walaupun hanya sendirian berhasil memukul 3 temannya sehingga membuat Arman tidak berani berhadapan dengan Kevin satu lawan satu. Tapi demi harga dirinya, dia masih mengancam. "Kamu diam disitu aja, aku akan menghabisi kamu suatu saat nanti. Tunggu saja!"

"Bagaimana kalau kita lakukan itu sekarang?" Kevin maju setindak sehingga Arman langsung mundur 5 langkah, hingga punggungnya membentur mobil dan membuat Arman jatuh tunggang langgang ke lantai. 

Melihat calon pembeli mobilnya jatuh seperti itu, membuat Yuni naik pitam. "Hei! Keluar kamu dari sini dan jangan mengganggu customerku!" Yuni menghardik Kevin sambil matanya melotot ke arah Kevin. 

Sebenarnya Kevin tidak ingin mengikuti perintah Yuni ini tetapi karena Kevin merasa kasihan akan Natalie yang bisa saja mendapatkan masalah kalau Kevin tetap ngotot berada di showroom ini, maka akhirnya Kevin mengangguk ke arah Natalie dengan maksud pamitan kepada Natalie. setelah itu Kevin membalikkan tubuhnya untuk keluar dari showroom ini. 

Baru dua langkah Kevin melangkah menuju ke arah pintu, tiba-tiba Kevin mendengar ada pertengkaran di belakangnya sehingga Kevin langsung berbalik. 

Ternyata di belakang Kevin, ada Natalie yang sedang berdebat dengan Yuni. 

"Kak Yuni, kamu jangan begitu! Kamu tidak boleh berlaku seperti ini kepada pengunjung," kata Natalie dengan nada tinggi ke arah Yuni. 

"Maksud kamu, apa?"

"Ingat, di peraturan nomor 40 di perusahaan ini, kita tidak boleh sekali-sekali mengusir tamu walaupun mereka bertingkah menyebalkan, menawar mobil yang kita jaga dengan keterlaluan tapi kita tidak boleh sekali-sekali mengusir tamu yang datang ke showroom ini. Iya kan?"

"Hei kamu itu cuma pegawai baru, anak kemarin sore, jangan coba-coba mengajari aku, tau! Aku sudah 7 tahun kerja di showroom ini, jadi aku sudah tahu semuanya dan kalau soal peraturan itu, aku tidak pernah melanggarnya karena yang aku usir itu," kata Yuni sambil menunjuk ke arah Kevin. "Bukan seorang customer.  Dia tidak pernah bisa menjadi customer di sini. Dia gak bakalan mampu beli mobil disini!"

"Ingat, Kak Yuni, walaupun aku baru 1 bulan kerja di tempat ini, tapi tidak semua orang yang datang ke tempat ini, pasti akan membeli mobil. Iya kan? Tapi, selama mereka datang ke sini untuk melihat mobil maka mereka bisa dianggap customer, jadi kita tidak boleh sekali-sekali mengusir mereka."

"Tapi pelayan rumah makan itu tidak akan mungkin bisa membeli mobil di sini jadi walau bagaimanapun, dia tidak bisa dianggap sebagai customer di showroom ini!" ngotot Yuni. 

Natalie masih ingin berdebat dengan Yuni tetapi Kevin sudah mendekati Natalie dan berbisik, "sudahlah, Natalie. Jangan mendebat dia, jangan berdebat dengan seniormu. Ingat, masa depan karirmu di showroom ini."

"Aku tidak peduli, Kak Kevin. Pengusiran yang dilakukan Kak Yuni kepada Kak Kevin itu sungguh tidak bisa aku terima."

Mendengar kengototan Natalie itu, Yuni menjadi naik pitam. Dia mulai berteriak-teriak memanggil manajernya. 

Beberapa saat kemudian, seorang pria berumur 40 tahunan, berkacamata dengan kumis kebal yang merupakan manajer di showroom ini nampak muncul dari dalam. 

Orang ini bernama Ridwan. Dia terkenal merupakan orang yang keras kepada para bawahannya tetapi sangat lembut kepada para wanita cantik terutama untuk Yuni, karena menurut gosip yang sudah lama menjadi rahasia umum di showroom ini, Yuni adalah kesayangan Ridwan karena hubungan gelap yang mereka lakukan di belakang. 

Karena Ridwan juga yang membuat Yuni berhasil membukukan penjualan tinggi, karena terkadang, mobil yang seharusnya laku di sales lain, diambil alih oleh Yuni dengan bantuan Ridwan. 

"Ada apa ini?" tanya Ridwan sambil berdiri di samping Yuni. 

Yuni langsung berbisik sesuatu yang tidak bisa didengar oleh Natalie maupun Kevin. 

Arman yang juga ternyata mengenal Ridwan kini ikut-ikutan mendekati Ridwan dan berbisik ke telinga Ridwan. 

Melihat itu semua, Kevin sudah tahu kalau kemungkinan besar kedatangan manajer ini akan menyulitkan bagi Natalie. 

Karena itu, Kevin langsung maju ke depan dan berkata, "semua itu aku yang salah. Yuni tidak salah, aku yang salah. Aku yang layak diusir dari sini, karena itu akan segera pergi dari sini."

Ridwan maju selangkah setelah mendapatkan bisikan dari Yuni. Dia tahu dia harus berpihak kepada siapa saat ini.

Ridwan melotot ke arah Kevin. "Kamu itu cuma pelayan jadi sebaiknya jangan datang ke sini untuk bikin kerjaan di sini, mengerti?! Sebaiknya kamu antar pergi makanan seperti yang biasa kamu lakukan!"

"Iya, pak. Aku akan segera pergi. Dalam hal ini aku yang salah, jadi tolong Natalie jangan dimarahi, pak."

Tapi mendengar kata-kata pembelaan dari Kevin ini, Natalie Malah semakin meradang. Dia maju ke depan dan berkata, "Pak Ridwan, ingat semua orang itu sama, jangan ada yang dibeda-bedakan kalaupun kakak ini tidak mampu membeli mobil, dia juga tidak boleh diusir dari showroom ini."

"Natalie, jangan begitu, ingat pekerjaanmu. "Kevin menggeleng-gelengkan kepalanya ke arah Natalie, meminta Natalie untuk tenang. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Комментарии (3)
goodnovel comment avatar
Sangpemburukecil
masak amesia yampai segitunya, hingga gak igat dengan kartu kredit yang didompetnya
goodnovel comment avatar
Suhadi
Kevin yg bodoh ,kenapa gak coba aj beli mobil ,terlalu bertele tele
goodnovel comment avatar
Asep Sablon
seru mantaf
ПРОСМОТР ВСЕХ КОММЕНТАРИЕВ

Latest chapter

  • Pewaris yang Amnesia   247 Membuang Pisau (Tamat)

    Tiba-tiba pintu menuju ruang atap terbuka dan beberapa orang keluar dari sana sehingga membuat Kevin dan gadis yang disandera itu jadi kaget. Dari pintu yang terbuka itu, keluarlah Felix, Matias serta Tony, asisten Kevin di bagian keuangan. Bersama mereka bertiga, keluarlah sepasang suami istri berumur 40 tahunan yang begitu melihat gadis yang berada di samping Kevin, mereka langsung berteriak dan mendekati gadis itu. "Mah. Pah," kata gadis yang sempat disandera itu yang langsung menghambur ke dalam pelukan sepasang suami istri yang baru datang ini yang ternyata adalah orang tua gadis itu. Felix langsung mendekati Kevin dan bercerita secara singkat tentang mengapa John Mc Clane bisa muncul di lantai atap apartemen dan kembali menyelamatkan Kevin. Kevin cuma bisa bersyukur karena John Mc Clane bisa sadar lebih cepat dari perkiraan semula karena kalau John tidak sadar dengan cepat, mungkin Kevin akan kesulitan menyelamatkan tiga orang yang bersama dia saat ledakan bom terjadi di la

  • Pewaris yang Amnesia   246 Jatuh Cinta pada Penolong

    Tangga tali ini terombang-ambing di udara karena helikopter dalam keadaan hampir tidak bisa dikontrol.Helikopter yang dikemudikan oleh John Mc Clane ini berputar-putar di udara setelah terkena dampak dari ledakan yang terjadi di dekat lantai atap gedung ini.Pada saat itu, menara seluler mulai roboh dan akan segera mengenai baling-baling helikopter hingga membuat orang-orang yang berada di dalam helikopter berteriak ketakutan.Kevin yang mendengar suara teriakan orang-orang di dalam helikopter itu, sebenarnya masih dalam keadaan berbahaya karena dia sedang fokus untuk mengendalikan gadis yang sempat dia dibekukan dan sekarang ini sedang meronta-ronta karena ketakutan.Gadis ini memang mengalami trauma karena sebelumnya saat dia berada di unit apartemen milik orang tuanya, tiba-tiba ada orang-orang yang mendobrak pintu dan menculiknya.Kemudian gadis ini dibawa ke lantai 6 dan langsung dipukul oleh Benford serta dipasangkan masker dan ditodong dengan senjata api hingga membuat gadis i

  • Pewaris yang Amnesia   245 Kedatangan si Keras Kepala

    Api semakin membesar naik ke arah atas sementara Kevin masih berjuang untuk menghancurkan tembok pembatas yang berada di sekitar tubuh gadis sandera itu, tembok pembatas yang menghalangi Ken untuk menyembuhkan gadis itu dari kebekuan.Pada saat itulah tiba-tiba terdengar suara keras di atas lantai atap apartemen ini.Suara helikopter yang datang ke atas lantai atap ini disertai dengan tangga tali yang turun ke arah bawah."Buddy, cepat naik. Waktu kalian tidak banyak lagi. Felix sudah mendeteksi ada bom yang akan segera meledak di gedung itu. Cepat naik."Itu adalah suara John Mc Clane lewat pengeras suara dari helikopter yang baru datang itu.Kevin bisa mendengarnya dan mendengar kalau ada bom di atas sini, maka dia memberi isyarat kepada Andreas dan A Hua untuk naik di tangga tali helikopter yang diturunkan oleh helikopter itu.Tangga tali itu kini sudah berhasil mencapai tempatnya Andreas. Andreas langsung naik di tangga tali itu dan langsung memanjat ke atas tanpa menunggu lagi.K

  • Pewaris yang Amnesia   244 Tenaga Dalam yang Berbalik

    Terjadi ledakan keras yang mengguncang gedung ini pada saat Kevin sedang sibuk untuk menghidupkan kembali gadis belasan tahun yang sempat dibekukan oleh Kevin tadi.Tubuh Kevin dan gadis itu terlempar sedemikian rupa sekitar 5 meter dari posisi mereka sebelumnya.Demikian juga Andreas dan A Hua yang masih berada di jarak 10 meter dari helikopter.Helikopter itu sendiri karena guncangan yang terjadi sempat melayang ke samping sehingga pilotnya terpaksa mulai memaksa naik ke atas tanpa bisa dicegah lagi oleh Andreas dan A Hua.Ada 5 anak buahnya Andreas yang berada di helikopter ini. Mereka adalah orang-orang terakhir yang diselamatkan oleh helikopter setelah para warga di apartemen ini diselamatkan dan para pengawal Keluarga Kevin lainnya sudah naik di helikopter sebelumnya.Lima pengawal Keluarga Kevin ini sangat marah saat helikopter ini diterbangkan oleh sang pilot untuk kabur meninggalkan gedung apartemen yang bagian bawahnya meledak itu.Karena ini berarti, helikopter terakhir ini

  • Pewaris yang Amnesia   243 Menolong Sandera

    Dengan keadaan saat ini, di mana gadis itu terancam bahaya dari semua arah, dari kiri kanan dengan senjata api dan panah, belakang dengan senjata api yang berada di tangan Benford dan satu lagi yang berasal dari bawah lantai tempat gadis itu berpijak, maka Kevin harus bergerak cepat untuk mengatasinya.Kevin harus mengusahakan keselamatan gadis ini, dia harus bertindak cepat, kalau perlu dalam satu tindakan, dia harus melindungi gadis itu dari ancaman-ancaman bahaya yang ada.Kevin tahu kalau Benford memang sudah nekat, nekat untuk mati bersama gadis itu di tempat ini.Seperti kata-kata Benford tadi, mungkin saja dia tidak akan bisa membunuh Kevin, tetapi dia ingin membunuh gadis itu di depan mata Kevin agar supaya Kevin merasa bersalah.Dan perkataan Benford itu mengandung kebenaran. Kevin pasti akan merasa bersalah kalau gadis di depannya ini tewas di depan matanya tanpa bisa dia tolong, karena itu, Kevin harus bertindak drastis.Ancaman dari bawah gadis itu bukan hanya api yang sem

  • Pewaris yang Amnesia   242 Tidak Memiliki Waktu Banyak

    Kevin melangkah masuk ke dalam ruang tamu apartemen ini. Dengan ekor matanya, dia melihat semua yang ada di dalam ruang tamu apartemen ini.Nampaknya ruang tamu apartemen ini bukanlah tempat sembarangan, bukan tempat yang dipilih secara serampangan oleh Benford untuk membawa gadis kecil ini ke lantai 8 ini.Dengan kepemilikan gedung ini, maka Kevin yakin kalau Benford sudah menyiapkan sesuatu yang tidak terduga di apartemen ini.Karena di dalam ruangan ini terdapat banyak sekali hal-hal yang mengerikan.Ada panah di dinding kiri dan kanan yang anak panahnya siap untuk terlepas dari busurnya.Kevin tidak tahu hal apa yang akan memicu anak-anak panah itu terlepas tapi yang pasti, sasaran dari anak panah itu berada di tubuh gadis belasan tahun yang memakai masker yang berada di depan Benford itu.Selain itu, di bawah panah itu, ada dua senjata api yang memakai tali temali khususnya di bagian pegangan dan juga di bagian pelatuk.Sasaran dari dua senjata api itu juga sama yaitu di kepala g

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status