Share

6 Dibela Natalie

"Heh, Natalie! Kamu itu masih baru! Bahkan kamu masih dalam status percobaan di showroom ini, jadi kamu jangan membantah kata-kata senior macam aku, tahu!!!" Yuni melotot ke arah Natalie. 

Natalie cuma bisa terdiam karena kata-kata Yuni ini mengena di hatinya, karena Natalie memang cuma seorang sales baru yang bahkan belum sebulan kerja di showroom ini, jadi tentu saja dia tidak bisa membantah perkataan senior, apalagi Yuni adalah kepala sales di counter depan di showroom ini. 

Walaupun Natalie merasa tidak puas tapi dia terpaksa berdiam diri. 

Vanda kembali berusaha menyerang Kevin. Dia berkata, "hei, lebih baik kamu itu cari kerja sana! Kamu kan baru dipecat dari Restoran Bunga Bakung, jadi, lebih baik kamu cari kerja di tempat lain daripada jalan-jalan di tempat ini! Kamu cuma bikin kerjaan buat seles-seles di tempat ini, karena kamu tidak akan mungkin membeli mobil di showroom ini!"

"Iya, betul tuh, Kevin. Cari kerja sono atau lebih baik kamu bikin konten di medsos. Bikin konten waktu kamu minum air kencing kayak waktu di restoran itu, hahaha." Arman mengejek Kevin. 

Kevin mengepalkan tangannya Kevin teringat kalau Arman juga adalah salah satu temannya Victor yang ikut-ikutan menekan Tuti, ibunya Lisa, agar menyuruh Kevin untuk meminum air kencing yang disiapkan Victor. 

"Kamu mau apa mau, hah? Mau pukul aku? Apa kamu tidak tahu siapa bapakku? Bapakku itu pengusaha besar yang bisa melaporkan kamu kalau kamu memukul aku. Aku pastikan kalau kamu akan berakhir di dalam penjara!" ancam Arman. 

Kevin menunjukkan kepalan tangannya kemudian berkata kepada Arman, "kalau kamu merasa laki-laki, seharusnya kamu tidak perlu bersembunyi di belakang ketiak ayahmu dan berani untuk bertarung secara jantan satu lawan satu denganku. Bagaimana, Arman, heh?"

Arman yang sudah pernah melihat kepalan Kevin yang walaupun hanya sendirian berhasil memukul 3 temannya sehingga membuat Arman tidak berani berhadapan dengan Kevin satu lawan satu. Tapi demi harga dirinya, dia masih mengancam. "Kamu diam disitu aja, aku akan menghabisi kamu suatu saat nanti. Tunggu saja!"

"Bagaimana kalau kita lakukan itu sekarang?" Kevin maju setindak sehingga Arman langsung mundur 5 langkah, hingga punggungnya membentur mobil dan membuat Arman jatuh tunggang langgang ke lantai. 

Melihat calon pembeli mobilnya jatuh seperti itu, membuat Yuni naik pitam. "Hei! Keluar kamu dari sini dan jangan mengganggu customerku!" Yuni menghardik Kevin sambil matanya melotot ke arah Kevin. 

Sebenarnya Kevin tidak ingin mengikuti perintah Yuni ini tetapi karena Kevin merasa kasihan akan Natalie yang bisa saja mendapatkan masalah kalau Kevin tetap ngotot berada di showroom ini, maka akhirnya Kevin mengangguk ke arah Natalie dengan maksud pamitan kepada Natalie. setelah itu Kevin membalikkan tubuhnya untuk keluar dari showroom ini. 

Baru dua langkah Kevin melangkah menuju ke arah pintu, tiba-tiba Kevin mendengar ada pertengkaran di belakangnya sehingga Kevin langsung berbalik. 

Ternyata di belakang Kevin, ada Natalie yang sedang berdebat dengan Yuni. 

"Kak Yuni, kamu jangan begitu! Kamu tidak boleh berlaku seperti ini kepada pengunjung," kata Natalie dengan nada tinggi ke arah Yuni. 

"Maksud kamu, apa?"

"Ingat, di peraturan nomor 40 di perusahaan ini, kita tidak boleh sekali-sekali mengusir tamu walaupun mereka bertingkah menyebalkan, menawar mobil yang kita jaga dengan keterlaluan tapi kita tidak boleh sekali-sekali mengusir tamu yang datang ke showroom ini. Iya kan?"

"Hei kamu itu cuma pegawai baru, anak kemarin sore, jangan coba-coba mengajari aku, tau! Aku sudah 7 tahun kerja di showroom ini, jadi aku sudah tahu semuanya dan kalau soal peraturan itu, aku tidak pernah melanggarnya karena yang aku usir itu," kata Yuni sambil menunjuk ke arah Kevin. "Bukan seorang customer.  Dia tidak pernah bisa menjadi customer di sini. Dia gak bakalan mampu beli mobil disini!"

"Ingat, Kak Yuni, walaupun aku baru 1 bulan kerja di tempat ini, tapi tidak semua orang yang datang ke tempat ini, pasti akan membeli mobil. Iya kan? Tapi, selama mereka datang ke sini untuk melihat mobil maka mereka bisa dianggap customer, jadi kita tidak boleh sekali-sekali mengusir mereka."

"Tapi pelayan rumah makan itu tidak akan mungkin bisa membeli mobil di sini jadi walau bagaimanapun, dia tidak bisa dianggap sebagai customer di showroom ini!" ngotot Yuni. 

Natalie masih ingin berdebat dengan Yuni tetapi Kevin sudah mendekati Natalie dan berbisik, "sudahlah, Natalie. Jangan mendebat dia, jangan berdebat dengan seniormu. Ingat, masa depan karirmu di showroom ini."

"Aku tidak peduli, Kak Kevin. Pengusiran yang dilakukan Kak Yuni kepada Kak Kevin itu sungguh tidak bisa aku terima."

Mendengar kengototan Natalie itu, Yuni menjadi naik pitam. Dia mulai berteriak-teriak memanggil manajernya. 

Beberapa saat kemudian, seorang pria berumur 40 tahunan, berkacamata dengan kumis kebal yang merupakan manajer di showroom ini nampak muncul dari dalam. 

Orang ini bernama Ridwan. Dia terkenal merupakan orang yang keras kepada para bawahannya tetapi sangat lembut kepada para wanita cantik terutama untuk Yuni, karena menurut gosip yang sudah lama menjadi rahasia umum di showroom ini, Yuni adalah kesayangan Ridwan karena hubungan gelap yang mereka lakukan di belakang. 

Karena Ridwan juga yang membuat Yuni berhasil membukukan penjualan tinggi, karena terkadang, mobil yang seharusnya laku di sales lain, diambil alih oleh Yuni dengan bantuan Ridwan. 

"Ada apa ini?" tanya Ridwan sambil berdiri di samping Yuni. 

Yuni langsung berbisik sesuatu yang tidak bisa didengar oleh Natalie maupun Kevin. 

Arman yang juga ternyata mengenal Ridwan kini ikut-ikutan mendekati Ridwan dan berbisik ke telinga Ridwan. 

Melihat itu semua, Kevin sudah tahu kalau kemungkinan besar kedatangan manajer ini akan menyulitkan bagi Natalie. 

Karena itu, Kevin langsung maju ke depan dan berkata, "semua itu aku yang salah. Yuni tidak salah, aku yang salah. Aku yang layak diusir dari sini, karena itu akan segera pergi dari sini."

Ridwan maju selangkah setelah mendapatkan bisikan dari Yuni. Dia tahu dia harus berpihak kepada siapa saat ini.

Ridwan melotot ke arah Kevin. "Kamu itu cuma pelayan jadi sebaiknya jangan datang ke sini untuk bikin kerjaan di sini, mengerti?! Sebaiknya kamu antar pergi makanan seperti yang biasa kamu lakukan!"

"Iya, pak. Aku akan segera pergi. Dalam hal ini aku yang salah, jadi tolong Natalie jangan dimarahi, pak."

Tapi mendengar kata-kata pembelaan dari Kevin ini, Natalie Malah semakin meradang. Dia maju ke depan dan berkata, "Pak Ridwan, ingat semua orang itu sama, jangan ada yang dibeda-bedakan kalaupun kakak ini tidak mampu membeli mobil, dia juga tidak boleh diusir dari showroom ini."

"Natalie, jangan begitu, ingat pekerjaanmu. "Kevin menggeleng-gelengkan kepalanya ke arah Natalie, meminta Natalie untuk tenang. 

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Sangpemburukecil
masak amesia yampai segitunya, hingga gak igat dengan kartu kredit yang didompetnya
goodnovel comment avatar
Suhadi
Kevin yg bodoh ,kenapa gak coba aj beli mobil ,terlalu bertele tele
goodnovel comment avatar
Asep Sablon
seru mantaf
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status