Home / Romansa / Pewaris yang Tak Diinginkan / BAB 2 - Sebuah Undangan

Share

BAB 2 - Sebuah Undangan

Author: Saxpearls
last update Last Updated: 2024-02-03 14:58:29

Flashback

Aku membuka pintu kamarku pada ketukan yang kedua dan mendapati wajah lelah Bayu terdiam mematung di depan pintu kamarku. Tangannya menggenggam sebuah kotak obat saat menatapku dingin.

“Boleh aku masuk?” aku mengangguk. Bayu melihatku masih terdiam di ambang pintu, tentu saja karena takjub akan kedatangannya malam ini. Ia mengacungkan jari telunjuknya menyuruhku untuk duduk di tepian ranjang. Dengan kikuk aku mengikuti perintahnya, sementara ia mulai membuka kotak obat dan mengolesi semacam salep ke area luka di siku tangan kiriku. Wajahnya fokus pada luka di sikuku dan aku fokus menatap wajah Bayu yang sedingin es.

“Selesai!” ungkapnya menutup kotak obat dan menarik diriku kembali ke alam sadar.

“Terima kasih.” kataku sebelum Bayu beranjak pergi.

“Tidak perlu, aku hanya merasa bertanggung jawab atas perbuatan Safira kepadamu. Jadi, jangan berpikir aku melakukannya karena khawatir padamu.” balasnya membuatku kembali mengingat kata-katanya saat menolongku dari serangan Kevin tempo lalu setelah pemakaman mama.

End Of Flashback

“Ri-Na-Ta!” suara Dandy mengejutkanku.

“Kau melamun.” aku tersenyum kecil sambil mengedikkan bahuku saat Dandy mengambil posisi duduk di hadapanku.

“Apa yang kamu lamunkan? Mukamu memerah.” katanya membuatku spontan menyentuh pipiku dengan kedua tanganku.

“Bukan apa-apa.” kilahku menggelengkan kepalaku cepat. Tidak mungkin kan aku mengatakan bahwa aku melamunkan seorang Bayu yang bahkan tidak dikenal oleh seorang Dandy?

“Kau tidak sedang melamunkan yang jorok-jorok, kan?” ucapnya membuatku membelalakkan mata membuatnya tertawa geli.

“Tentu saja tidak!”

“Baiklah, aku percaya.” Dandy masih terkekeh geli padaku.

“Ada apa?”

“Koki di pantry menyerahkan ini padaku, mereka ingin kau mencicipinya. Mungkin ini bisa menjadi menu baru di café.” Dandy menyodorkan sepiring masakan dengan warna semerah darah padaku dengan potongan-potongan daging kecil menyerupai dadu. Aku mengambil sendok dan dengan waspada mencicipi menu di hadapanku.

“Enak?” tanya Dandy terlihat menerka-nerka reaksiku. Aku mengangguk pelan saat merasakan sensasi asam yang menyegarkan dengan rasa pedas yang menyerang kerongkonganku.

“Ini namanya ‘asam katak bumbu rempah’.” Seringainya dan dengan cepat aku terbatuk. Aku tersedak dengan pedasnya rasa rempah yang menyengat di kerongkongan dan hidungku. Dandy menyeringai sambil memukul punggungku pelan. Sebelah tangannya yang lain menyodorkan segelas minuman yang telah terisi penuh air mineral.

“Kamu terlalu kaget untuk menu baru kita.”

“Tentu saja aku kaget karena seingatku, aku tidak pernah mengizikan peredaran menu berbahan baku utama katak.” Tegasku padanya.

Chill, Rinata. Aku hanya bercanda. Koki itu bilang nama menunya adalah asam kambing bumbu rempah.” Jelasnya lagi.

“Apa kau tidak bisa merasakan tekstur dagingnya?” katanya lagi menyuap menu baru itu dengan sendok yang tadi kugunakan. Aku menggeleng.

“Aku tidak memperhatikannya tadi.” belaku cepat.

“Hmmm ini.. enak dan aku rasa kamu harus setuju untuk menambahkannya ke menu hidangan café kita.”

Begitulah Dandy, seminggu sudah ia bekerja menggantikanku dan karakternya kini terbaca dengan sangat jelas. Ia adalah tipikal yang usil dan senang bermain-main, walaupun kuakui kerjaannya sangat apik dan tanpa cela.

Awalnya aku ingin memaki diri Anton karena mengirimkan seorang ‘Dandy’ padaku, tapi niatku kembali kuurungkan mengingat Dandy ternyata tidak seburuk penampilannya.

“Baiklah, kalian bisa memasukkannya setelah mengurangi takaran jumlah rempahnya. Hal itu yang membuatku tersedak tadi.” kilahku.

“Aku pikir kau tersedak karena kubilang menu barunya adalah katak.”

Whatever!” seruku memutar bola mataku kesal.

“Dandy, apa kamu tahu di mana keberadaan Anton? Sudah seminggu aku tidak bisa menghubunginya.” Dandy kini beralih menatapku. Mulutnya kini sudah belepotan dengan saus merah kental. Spontan aku mengambil tissue dan menyeka mulutnya.

“Kamu seharusnya menyebutku dengan panggilan Kakak, Rinata.” ia menyeringai menyentuh pergelangan tanganku dan dengan cepat aku menarik kembali tanganku darinya. Entah kenapa sesaat aku melihat ada yang berbeda dengan tatapan Dandy barusan kepadaku.

“Sayangnya aku juga tidak tahu. Setelah menyuruhku datang ke tempatmu, ia juga tidak pernah menghubungiku lagi.” Aku menghela napas pelan, sedikit kecewa dengan absennya Anton padahal banyak hal yang ingin aku ceritakan padanya.

Aku tidak mungkin menemuinya di kantor ataupun di rumahnya. Papanya membenciku karena ikut termakan hasutan orang-orang tentang diriku dan mama.

Aku bertemu Anton tepatnya lima tahun yang lalu saat kami sama-sama berkuliah di jurusan bisnis manajemen. Ia seniorku ketika itu dan berkat ia pulalah aku bisa dengan mudah membuka bisnis café-ku ini.

Anton memiliki seseorang yang ia sukai sejak lama terlepas dari karakter player yang melekat pada dirinya. Nama gadis itu Sasa, sekretaris kakakku. Aku juga baru mengetahuinya setelah tak lama bergabung di perusahaan Dirgantara.

“Ri-Na-Ta.” Aku terlonjak kaget saat Dandy kembali mengguncang pundakku.

“Kau melamun lagi! Apa itu hobimu? Melamun?” tanyanya sedikit menyindir dengan gayanya yang usil. Aku hendak menjawab ketika sebuah mobil Alpard hitam memasuki halaman parkir café.

“Hai, sweety!” sapa Anton langsung menghambur ke dalam pelukanku. Kulihat Dandy yang berada tidak jauh dari kami mengernyitkan dahi sambil menggeleng dengan sebuah senyuman yang sedikit berbeda.

“Hai, man!” Dandy dan Anton saling menubrukan badan mereka memberikan pelukan persahabatan layaknya seorang pria.

“Jadi kalian sudah saling mengenal, kan?” Anton meneguk habis sisa air mineral yang tadi disodorkan Dandy kepadaku.

“Ya.” kataku bersemangat saat kembali dapat melihat wajah player seorang Anton.

“Oh syukurlah, aku pikir kau akan memarahiku mengingat nada bicara terakhirmu di telephon.” Dandy lagi-lagi mengernyitkan dahi seolah meminta penjelasan tentang hal itu, namun aku tidak menggubrisnya.

“Jadi, ke mana saja kau selama ini?”

“Woopss.. seseorang terlihat khawatir.” Sindir Dandy meledekku saat mendengar pertanyaanku pada Anton.

“Kau pasti merindukanku, kan Sayang?” Anton meremas tanganku yang berada di atas meja.

“Maaf, belakangan ini aku sibuk sekali. Aku melakukan beberapa perjalanan ke Bangkok dan Singapore sehingga tidak sempat untuk menghubungimu." jelas Anton tulus, “kau pasti mengalami hari yang berat.” Anton terlihat bersimpati padaku. Sementara Dandy menyeringai sebelum akhirnya berkata.

“Kurasa tidak karena kehadiranku.” aku memutar mataku cepat dan meninju lengan atas Dandy dengan cukup keras.

“Awww!” ia merintih berpura-pura sakit.

“Senang rasanya mengetahui bahwa kalian cepat akrab.” Aku membelalakan mataku pada Anton.

“Baiklah, aku minta maaf. Sebenarnya aku ke sini, selain merindukanmu juga ingin menunjukkan ini.” Anton menyodorkan sebuah undangan dari balik jasnya ke atas meja. Undangan dengan design yang elegan, perpanduan antara warna ungu dan coklat yang mengkilap. Undangan itu sontak membuat perhatian kami teralihkan. Aku membuka undangan itu dan mendapati tulisan yang tertera di atasnya untuk kemudian membacanya dengan keras.

Dirgantara Family Welcome Party! Pekan depan?” pekikku terkejut karena tidak mengetahui barang sedikitpun tentang akan adanya undangan tersebut.

“Kau tahu undangan apa ini?” aku menggeleng cepat.

“Undangan ini baru saja sampai ke kantor Papa tadi siang.” Jelas Anton, "apa kau betul-betul tidak tahu tentang undangan ini?” Anton terlihat masih sangat penasaran dan lagi-lagi aku hanya menggeleng.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
hs020863
semakin menarik cerita
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pewaris yang Tak Diinginkan   BAB 45 - Rencana Bayu

    "BUK!"Satu pukulan telak tepat menghantam muka Bayu. Membuat sudut kiri bibirnya berdarah tapi tidak cukup kuat untuk membuatnya oleng. Rinata tersentak dan dengan cepat genggaman tangan Bayu pada tangannya terlepas. Hanya butuh waktu singkat bagi Bayu mendeteksi serangan itu dan menghantam balik wajah pelaku yang memukulnya. "Rex! Bawa Rinata pergi terlebih dahulu." Pinta Bayu cepat setelah orang yang dipukulnya tersungkur dan sebuah memar meninggalkan bekas gesekan di pipi kiri orang tersebut."Tidak! Kim!"Langkah Rex terhenti. Ia sudah merangkul Rinata tapi ia harus berhadapan dengan Kim saat ini. diiringi oleh para bodyguard Kim yang mengikuti di belakang."Tim satu! Kami membutuhkan kalian saat ini!"Dengan cepat Rex berbicara melalui earpiece-nya. Selang tak berapa lama tim satu yang merupakan tim keamanan khusus yang berada tak jauh dari sana telah hadir. Mereka saling berhadapan tapi belum mulai beradu pukulan kembali."Kau ingin pers melihat semua ini? Kau ingin mereka me

  • Pewaris yang Tak Diinginkan   BAB 44 - Racauan Penuh Cinta

    “Kim..” Dengan cepat Dandy memanggil Kim yang berdiri tidak jauh darinya untuk mendekat. “Urus para pers. Katakan bahwa waktu untuk meliput telah selesai. Rinata tidak sedang dalam kondisi yang baik.” Pinta Dandy dengan suara yang pelan namun tetap penuh wibawa. “Tapi puncak acara malam ini?” Dandy mendelik padanya dengan tajam. Pertanda bahwa keputusannya tidak bisa dibantah. Kim mengangguk dan undur diri. Berikutnya ia menemui kerumuman para pers diikuti juru bicara yang mewakili Dirgantara dan juga Pieterson. Bayu memperhatikan hal itu dan ia tidak berusaha menyela menyadari bahwa keputusan Dandy saat ini adalah yang terbaik untuk melindungi Rinata. “Nak, bukankah lidahmu tergigit?” Aryo dengan cepat menyela percakapan Rinata dan Armenita. Tidak lagi mempersoalkan masalah pers yang telah Dandy usir keluar. Pintu Gedung aula pun tertutup menyisakan hanya hingar bingar tamu undangan di tempat duduknya masing-masing. “Oh ya Papa.. kau benar.. lidahku tergigit.” Tak berapa la

  • Pewaris yang Tak Diinginkan   BAB 43 - Racauan Orang Mabuk

    Para pramusaji mulai mengeluarkan hidangan dan mulai menyuguhkannya ke meja para tamu undangan. Konsep ini sedikit berbeda dengan pesta penyambutan kemarin.Jika pesta penyambutan sebelumnya para tamu undangan dipersilakan mengambil hidangan mereka sendiri, maka untuk konsep pesta kali ini para tamu undangan dipersilakan untuk menempati meja masing-masing dan menunggu pramusaji yang menyajikan hidangan mereka.Beberapa hidangan mulai tersuguh, mulai dari seafood, daging, sup, salad, buah-buahan, dessert hingga menu-menu terbaik yang diantarkan ke meja masing-masing.Namun, sebaik apapun menu yang tersaji di sana Rinata tidak tertarik. Perutnya tidak terasa lapar dan mulutnya bahkan terasa kesulitan untuk menelan makanan-makanan tersebut."Apa yang kau lakukan belakangan, Bayu?" Tanya Aryo di sela-sela kenikmatan santapan makan malam mereka."Menculik seseorang kurasa." Sindir Dandy terkesan sarkastik dan tanpa rasa bersalah sedikitpun memakan potongan daging di piringnya.Bayu terseny

  • Pewaris yang Tak Diinginkan   BAB 42 - Terasa Salah

    "Anakku, kau akhirnya muncul?"Aryo menyambut Dandy dan Rinata bersama. Ia terlihat begitu bahagia seakan-akan dari pelupuk matanya akan keluar air mata."Hallo, Pa."Keduanya saling memberikan pelukan rindu."Kau baik-baik saja, Nak?"Rinata mengangguk tak berani membuka suara saat tatapannya dan Bayu kembali bertemu. Rinata yang memutus terlebih dahulu kontak matanya dan Rinata tahu diam-diam Bayu menggeram marah padanya."Apa yang terjadi sebenarnya ini?" Tanya Salma. Kehadirannya selalu paling mencolok di antara keluarga Dirgantara lainnya."Kau tidak bisa lagi ditemui setelah pertemuan di kantor dan kau menghilang, huh!" Salma mendecak sinis. Menatap pada Rinata tidak suka dan meremehkan."Aku tidak peduli dengan apa yang terjadi," Sambung Radian terdengar begitu acuh, "Tapi kau menghilang begitu saja. Para dewan direksi akan menganggap kau tidak becus dalam memimpin." Tambah Radian lagi terdengar tidak suka. "Apalagi di masa-masa kepemimpinan awalmu." "Dia ada bersamaku." Se

  • Pewaris yang Tak Diinginkan   BAB 41 - Dandy yang Berbeda

    "I'm sorry to say.. Rinata menghilang!" Suara di seberang membuyarkan alur berpikir pria itu ketika sedang fokus mengerjakan tugas-tugas kantornya yang menumpuk di atas meja. Kepergiannya dari Dirgantara tak lantas membuat status kepemimpinannya lepas dari dirinya. Tidak sebagai Alexandre."Kau bilang apa El?" Pria itu menggeram marah dan bangkit dari kursi kebesarannya.Pria itu memandang pria kaku yang berdiri di sampingnya. Pria kaku itu mengangguk seolah mengerti."Bukankah aku sudah mengingatkanmu. Tetap berada di sisinya. Apa fungsinya kau dan Dion jika kalian tidak becus dengan semua tugas yang kuberikan!" maki pria itu dengan nada merendahkan yang amat kentara.Sementara suara wanita di seberang terdengar bergetar, panik, mencoba membela diri."Kami juga sedang mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi di sini. Petugas keamanan di Peferta melapor, seseorang menabrak mobil kami saat tengah terparkir di halaman Peferta. Aku pikir itu hanya kejadian biasa. Aku dan Dion mencoba me

  • Pewaris yang Tak Diinginkan   Bab 40 - Konfrontasi Ara

    "Silakan Nona, sebelah sini." Thalia wanita tinggi semampai itu mengarahkan Rinata dan Elia menuju ruangan tempat gaun itu disimpan. "Ini adalah pesanan Tuan Bayu Dirgantara dari sekitar sebulan yang lalu.""Sebulan yang lalu?" Rinata dan Elia sama-sama terperanjat."Betul. Biar saya jelaskan sedikit. Bahan utama gaun ini bermodel salur. Tuan Bayu ingin gaun ini menjadi gaun yang sopan tetapi anggun dan juga elegan serta tampak mewah bersamaan. Modelnya akan dibuat membentuk badan pada bagian pinggang ke atas tanpa mengeskpos belahan dada dan hanya terbuka pada bagian bahu saja. Sementara berlian Swarovski kecil akan membentuk pola gaun bagian atasnya."Rinata dan Elia saling mengangguk. Elia masih tampak antusias dan terlihat mengerti keinginan Bayu sementara Rinata masih takjub dengan gaun pengantin pesanan Bayu tersebut."Sementara bagian bawah gaun, dibuat mengembang dengan pola salur yang mengkilat sederhana."Sekali lagi Rinata hanya mengangguk dan mengagumi pemandangan desai

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status