Share

Bagian 19: Serigala Berwujud Manusia

“Bukankah laut yang terlalu tenang, bisa mendadak mendatangkan badai?”

~Aleeya/Bawang Merah~

---

Senyum dipaksakan menghiasi wajah Ibu. Bapak-sekarang, aku memanggil ayah Bawang Putih dengan sebutan bapak-mengadakan syukuran sederhana untuk merayakan pernikahan mereka. Usaha beliau akhirnya membuahkan hasil setelah melamar Ibu dan berkali-kali ditolak.

Ah, jadi ingat Dokter Syahril! Bagaimana kabarnya sekarang, ya? Sudahlah, kenapa harus ingat hal itu?

Kembali ke usaha Bapak tadi, keberhasilan lamaran tentu saja juga tidak lepas dari omongan julid tetangga sebagai faktor pendukung. Seorang janda tinggal di rumah duda pasti akan menimbulkan komentar negatif. Ibu pun pasrah merelakan kebucinannya pada ayah kandungku sedikit tercoreng. Lagi pula, pernikahan ini hanya formalitas agar Bawang Putih ada yang menjaga selama sang ayah ke luar kota.

“Aku senang sekali, Mbakyu!” pekik Bawang Putih sambil memeluk lenganku dengan manja.

“Iya, iya.”

“Mbakyu, tidak suka?”

Sorot mata polo
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status