Share

Bagian 33: Hadiah Raka

Aroma karbol menelusuk hidung. Hawa dingin terasa menusuk kulit. Aku perlahan membuka mata. Ruangan serba putih dengan berbagai mesin penyangga kehidupan tertangkap pandangan.

“Ini ... ruang ICU?” gumamku lirih.

Raka tidak menyahut, hanya menepuk bahuku pelan. Dia seperti mengisyaratkan agar mengalihkan pandangan pada sosok tergolek lemah di ranjang ruang ICU. Hati seketika mencelos. Wajah pucat tertutup masker oksigen itu sangat familiar.

Ya, itu aku.

Suara mesin EKG terasa mencekik, bagaikan alarm kematian yang siap berbunyi kapan saja. Namun, hal paling menyedihkan adalah sosok di samping ranjang pasien. Mata tua tampak lelah dan terluka. Sementara buliran bening terus mengaliri pipi tirus. Aku menghambur ke arah beliau dan mendekap erat.

“Ibu .... Aku rindu sekali, Bu.”

Namun, kenyataan pahit menghantam. Hangatnya tubuh Ibu tidak terasa. Aku memeluk lebih erat, lagi-lagi tembus pandang, seolah hanya mendekap udara.

“Maaf kamu tidak akan bisa menyentuh beliau,” bisik Raka.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status