Share

Melawan Mertua

Penulis: Madamme Yellow
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-30 00:56:04

“Mas, kamu dimana? Aku di depan rumah, tolonglah bilang dengan Ibu, Rangga itu mau tidur denganku, aku mendengar suaranya menangis, gak usah ditahan, memangnya kenapa kalau Rangga, mau sama aku?” tanya Aluna dengan suara lirihnya, sakit hati sekali Aluna dengan tingkah mertuanya ini. Seolah Rangga itu lahir dari perutnya. Aluna juga melihat ada mobil Kakak Iparnya, tambah bersorak mereka berdua melihat Aluna menderita di luar. 

“Ya sudah kamu pulang aja, ngapain juga kamu ke rumah, Rangga kalau lihat kamu pasti nangis, kenapa selalu saja membuat pusing, aku ini sedang di luar,” jawab Angkasa dengan kesalnya. Mungkin karena mengganggu hiburan nya makanya seperti itu sekali dengan Aluna. Itulah kalau tidak ada apa-apa, tidak ada arti di mata suami. Mungkin Angkasa juga sudah tidak mencintai Aluna lagi. Itu saja yang Aluna pikirkan, sejujurnya Aluna juga bukan datang untuk mengemis cinta Angkasa. Dia sudah siap lahir dan batin untuk diceraikan oleh Angkasa, biarkan Rose bahagia melihat anaknya jadi duda. 

“Aku ini kangen, Mas dengan anakku, apa salahnya kamu telepon Ibu, biarkan aku bawa Rangga, besok juga libur,” ucap Aluna menangis, tidak tega dia mendengar suara tangis anaknya yang begitu pilu, sampai melihat dari jendela berharap Aluna membawanya. 

“Ya sudah, tunggu aku sebentar lagi sampai di rumah,” ucap Angkasa. Padahal dia sedang membicarakan bisnis dengan teman-teman sekolahnya dulu. Angkasa kembali lebih cepat, dia juga tidak tahan mendengar Rangga menangis, Aluna juga menangis. Ibunya ini ngotot sekali. Rangga itu anaknya Aluna, biarkan saja bersama dengan Ibunya, tidak mungkin Aluna tidak memberi makan Rangga. 

Tiga puluh menit, Aluna menunggu di luar rumah, dia langsung mendekat saat melihat mobil Angkasa, security yang menjaga rumah memang tidak diizinkan Rose untuk membuka pintu kalau tidak mau dipecat. 

“Kenapa lagi?” tanya Angkasa melihat Aluna menggunakan jaket dengan ojek online yang masih menunggunya sedari tadi. 

“Gak tau, kamu tanya saja Ibu kamu, aku gak ngerti mau dia apa,” ucap Aluna. Tidak perlu dia sopan lagi. Capek hatinya. Angkasa masuk ke dalam rumah dan Aluna membuntuti dari belakang. Rangga sudah tidur karena kelelahan menangis. Tidur saja sampai sesegukan, Aluna tanpa permisi masuk ke kamar dan mengusap rambut Rangga. 

“Kasihan kamu, Sayang. Kangen, ya, sama Mama, Mama disini, Nak,” ucap Aluna tapi dia bukan mau membangunkan Rangga yang sudah terlelap. Hanya bicara saja sendiri dan jengkel dalam hatinya. 

“Wanita gak ada malu, masih berani masuk ke kamar, siapa yang suruh kamu masuk, keluar sana!” Siska ikut-ikutan mengusir Aluna. 

“Sudah Kak, biarkan kalau Aluna mau melihat Rangga, memang aku yang menyuruhnya,” ucap Angkasa. Entah kenapa hati Aluna sedikit senang mendapatkan pembelaan dari Rangga. Sedangkan Mertuanya bersiap mengumpat Angkasa habis-habisan. 

“Jangan dibawa-bawalah Rangga menginap, rumah kontrakannya itu kecil, kata kamu gak ada AC, Rangga ini sudah biasa tinggal di kamar sejuk, keringatan dia nanti jadi keringat malam, merah-merah badannya, memang Aluna punya uang untuk berobat, makan aja susah tahan jual nasi yang untung gak seberapa itu, lihat dia tambah jadi tulang, kelihatan kalau hidup susah, mau bawa-bawa Rangga, Ibu gak setuju, ya, Angkasa. Kalau mau menderita, menderita saja dia sendiri,” ucap Rose begitu lancarnya. 

Aluna sampai menahan dalam hati setiap ejekan yang keluar dari mulutnya. Aluna jadikan itu penyemangatnya untuk lebih giat lagi bekerja. Tidak apa sekarang dia terlihat tidak mempesona tapi nanti, suatu hari nanti. Aluna akan buktikan betapa cantiknya dirinya, betapa berhasilnya dia jadi wanita. Bukan wanita yang tidak berguna seperti yang mertuanya katakan. 

Selalu saja, Angkasa itu mengadu hal-hal kecil seperti itu pada Ibunya. Termasuk tidak ada AC saja, Rose tahu. Tahu dari siapa kalau bukan mulut Angkasa.

“Sudahlah, Bu. Pusing kepala Angkasa, Angkasa ini baru pulang, kalian ribut terus, tiap ketemu ribut terus, apa sebenarnya yang kalian ributkan itu?” tanya Angkasa sambil melihat wajah Ibunya yang masih mengontrol nafasnya saat melihat Aluna. Aluna diam saja sambil mencium Rangga. Setelah ini kalau dia disuruh pulang, tidak masalah, dia sudah puas mencium anaknya.

Tapi, satu yang Aluna akan ingatkan saat dia punya cukup uang nanti, dia akan pasang AC di rumah kontrakannya. Itu dulu yang penting untuk memuaskan ocehan Ibu Mertuanya ini. 

“Sudah, Mas. Aku mau pulang, Rangga juga sudah tidur, jangan lupa kalau tidur begini, usap tubuhnya dengan minyak kayu putih,” ucap Aluna sambil melihat wajah Rose yang seolah jijik dengan kedatangannya. Apalagi wajah Kakak Iparnya itu. Malas Aluna lama-lama di rumah ini. 

“Tunggulah di depan, Mas gendong Rangga, biar Rangga menginap denganmu, seminggu ini aku sudah berjanji dengannya membawa dia bertemu denganmu,” ucap Angkasa dan Aluna menurut tanpa peduli setelah itu Rose berbicara apa dengan Angkasa di dalam kamar. Pada dasarnya, dia tidak pernah ada masalah dengan Angkasa, hidup rumah tangga mereka sangat harmonis. Namun, saat mertuanya datang dan mulai mengomel ini dan itu saat ke berkunjung ke rumah kita. Saat itu juga pertengkaran Angkasa dan Aluna dimulai. Aluna selalu mendapatkan fitnah keji atas hal yang tidak pernah dia lakukan. 

Angkasa menggendong Rangga dan memberikan pada Aluna. Dia membuka pintu mobil agar Aluna masuk ke dalam mobil dan juga Angkasa memberikan sejumlah uang untuk ojek yang menunggu Aluna sedari tadi. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pilih Aku Atau Ibumu   Pertengkaran Bram Dan Aluna

    Ternyata setelah dekat dengan Bram, Aluna memilih menunda pernikahan mereka karena belum yakin untuk menikah kedua kalinya. Masih ada perasaan takut dalam diri Aluna tentang kegagalan pernikahan apalagi Angkasa dan Rose sekarang semakin sering mendekatinya lagi. Angkasa lebih sering mengajak Rangga keluar dan membuat Rangga tidak mau menerima Bram sebagai Ayah tirinya karena pengaruh dari Rose. Aluna selalu membujuk Rangga agar dia paham dia dan Papanya sudah tidak bisa bersama lagi."Lun, sudah setahun lebih, kapan kita menikah?" tanya Bram. Tidak masalah menunda pernikahan tetapi Aluna jangan kembali dekat dengan mantan suaminya. Bram kurang suka melihat kedekatan Aluna."Mas Bram udah gak tahan?" "Bukan aku Lun, Mama yang gak sabar lagi, Mama bilang mungkin kamu gak suka denganku, benar begitu Lun?" Aluna diam, bukan tidak suka. Dia belum siap membangun rumah tangga baru tetapi Bram tidak mau menjauh meskipun Aluna bilang mencarilah wanita yang lain dulu. "Kalau memang Mama min

  • Pilih Aku Atau Ibumu   Pernikahan Kedua Yang Gagal

    Meskipun Rose sudah terlihat baik tetapi Aluna tidak lantas langsung jatuh hati kembali pada Angkasa. Semua sudah berlalu. Sekarang ada laki-laki dengan keluarga yang tulus mencintainya. Tidak melihat latar belakangnya seperti apa. Ibu mertua yang sangat baik. Rose pikir, Aluna yang tidak menyimpan dendam dengannya, itu karena masih mencintai Angkasa. Tidak, sama sekali tidak. Aluna hanya tidak ingin terlihat aneh saja, Rose itu Nenek dari Rangga. Sejelek apa pun Rose, dia bagian dari Keluarga Anaknya. Ikatan Aluna dan Angkasa sudah putus. Tidak ada yang namanya cinta lagi meskipun Angkasa juga begitu agresif mendekati Aluna. "Melamun apa?" tanya Bram yang tiba-tiba datang, padahal Restoran belum buka. Aluna sibuk melihat kolam ikan yang ada di restorannya sambil berpikir tentang hidupnya. "Gak ada, Mas. Pagi banget datang ke Restoran, kenapa?" "Oh, mau nunjukin contoh kartu undangan buat pernikahan kita, Lun. Coba lihat dulu, yang mana yang bagus dan cocok buat kita." Aluna sudah

  • Pilih Aku Atau Ibumu   Kembalilah Dengan Angkasa

    "Kamu balik lagi aja dengan Luna, Nak?" Ada angin apa Ibunya yang dulu sangat membenci Aluna, tiba-tiba menyuruh Angkasa kembali lagi dengan Aluna. Rose tidak menyangka kalau Ulfa ternyata hanya mempermainkan Angkasa, membawa banyak harta Angkasa dan untungnya Angkasa masih bisa bertahan hingga saat ini. "Mana mau Bu, Aluna dengan Angkasa lagi. Ibu itu dulu kasar sekali dengannya, memang Ini gak dengar, Aluna sekarang sedang dekat dengan laki-laki, perhatian dan sayang dengannya, aku lihat foto mereka liburan bersama dengan Rangga, Aluna bahkan di peluk oleh Ibu kekasihnya, gak seperti Ibu yang selalu memusuhinya," ucap Angkasa dengan sinis. Karena Ibunya, rumah tangga Angkasa hancur, yang kedua juga hancur. Dia belum ingin menikah lagi, Angkasa masih senang sendiri, menikmati hari-harinya dengan bekerja dan jalan dengan Rangga. Menyesal dia meninggalkan Aluna. Untungnya bisnisnya kembali berdiri. Kali ini Angkasa tidak ingin memikirkan wanita. Hatinya masih memikirkan Aluna, Aluna

  • Pilih Aku Atau Ibumu   Lamaran Untuk Aluna

    Meskipun tidak disukai oleh orang tua Bram, Bram tetap saja membawa Aluna ke pertemuan-pertemuan keluarga. Bram tau kalau sekali bertemu belum tentu Keluarganya senang. Kali ini Aluna ikut masak-masak dirumah mewah Bram. Dia membuat ikan bakar, banyak keluarga yang akan datang nanti, Mama Bram memang tidak suka membeli makanan di restoran. Dia lebih suka masakan tangan. "Udah biasa masak?" tanya Mama Bram. "Iya, Bu. Aluna buka Restoran, ini lagi bangun juga, supaya tempatnya sedikit besar," ucap Aluna. Dia bukan mau sombong tetapi Mama Bram harus tahu kalau dia mendekati Bram bukan karena harta, dia juga punya usaha dan usahanya tidak kecil. Aluna sangat pintar mengolah masakan dan sambal buatannya juga enak, makanya rumah makannya laris. "Mama ini suka banget ikan bakar, Lun. Mama udah ngiler lihat ikan bakar kamu," ucap Mama Bram sambil melihat tetesan bumbu ikan bakar yang sedang Aluna kipas ikannya itu. Aluna membuat sendiri dengan tangannya. "Ada yang udah jadi, Bu. Aluna su

  • Pilih Aku Atau Ibumu   Karma Untuk Angkasa

    Seperti yang Aluna pikirkan, orang tua Bram tidak menyukainya. Masalahnya Aluna ini janda, Bram itu jejaka, belum pernah menikah meski mengasuh Milano. "Mas, aku bukan gak mau ikut makan malam sama Keluarga kamu, masalahnya Ibu kamu semalam telepon, habis pertemuan kita kemarin, aku sudah ceritakan." Bram sudah tahu semua itu, masalahnya Bram cocok dengan Aluna, dia sudah pernah punya anak dan pasti tidak masalah kalau Bram mengajak Milano sedangkan kalau dia mendapatkan gadis, mereka keberatan dengan adanya Milano dan sulit mencari wanita yang tulus saat ini. "Aku udah bilang dengan Ibu, aku yang jalani, aku akan terima kamu apa adanya, gak peduli kamu janda atau gak, aku yang jalani nantinya, Lun."Pernikahan tidak semudah itu, bukan masalah mereka berdua yang menjalani hubungan ini. Mereka punya keluarga yang harus disatukan. Kalau belum apa-apa saja, Aluna sudah tidak disetujui. Aluna jelas akan menyerah. "Gimana ya, Mas. Aku cerai dengan Mas Angkasa itu karena orang tuanya ti

  • Pilih Aku Atau Ibumu   Kenalan Dengan Keluarga Bram

    Sepanjang jalan menuju Bekasi, Aluna hanya diam saja di dalam mobil, dia sedang memikirkan nasib mantan suaminya. Menyedihkan sekali kalau apa yang dikatakan oleh orang itu benar, Ulfa jalan dengan laki-laki lain, padahal Ulfa begitu dekatnya dengan Angkasa saat itu. "Kenapa, Lun?" tanya Bram sambil melirik Aluna yang melamun. Aluna terkejut mendengar suara Bram dan langsung menggeleng saja."Gak ada, Mas. Masih lama, ya?" tanya Aluna. "Sebentar lagi sampai, nanti ada orang tuaku, aku kenalkan kamu ke mereka." Aluna tidak siap, tetapi tidak apa, toh dia dan Bram tidak ada hubungan cinta apa pun, hanya teman biasa saja. Aluna sadar kalau dirinya janda, sedangkan Bram masih perjaka, Milano bukan anaknya tetapi anak Kakaknya yang meninggal dunia karena kecelakaan dengan istrinya. Bram yang menjaga Milano dari tiga tahun yang lalu. Bahkan karena itu, dia belum punya pasangan sampai sekarang. Sampai di hotel tempat acara, banyak sekali keluarga Bram. Mereka berjalan bersebelahan tetapi

  • Pilih Aku Atau Ibumu   Balasan Untuk Rose

    Percuma saja, Aluna sudah tidak ada perasaan lagi pada Angkasa. Aluna juga tidak lagi berharap kembali kepada mantan suaminya. Aluna ingat Rose saja sudah membuatnya lelah sekali. Meskipun dia sangat cinta mati dengan Angkasa, kalau ingat Rose yang selalu jahat dengannya, cinta itu perlahan sirna. "Denger-denger, Siska anak Rose, suaminya ketangkap basah di hotel selingkuh dengan teman kantornya." Aluna mendapatkan cerita ini dari tetangga mertuanya yang sedang mampir di restorannya."Kamu denger gak Aluna?" Aluna tersenyum tidak enak, masalahnya Aluna tidak lagi mengurusi masalah rumah tangga mantan suaminya, nomornya saja sudah tidak Aluna simpan demi kesehatan mental dan pikirannya. Menjadi janda tidaklah mudah bagi Aluna. Dia mendapatkan nyinyiran dari banyak pihak. Aluna terima saja, orang yang mengumpat dan menjelekkannya tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. "Gak denger, Bu. Aluna sibuk ngurus dapur," jawab Aluna masih duduk di meja kasir. Dia yang menjaga kasir. Rangga di

  • Pilih Aku Atau Ibumu   Masih Baik Aluna

    Kehidupan baru Aluna dimulai, sekarang dia mulai menutup semua kenangan indah bersama Angkasa. Memperbaiki dirinya menjadi lebih baik lagi, sebagai seorang janda yang mempesona, banyak sekali saat ini yang mendekati Aluna bahkan mantan suaminya sendiri sering mengirim pesan pada Aluna dan mengeluh tentang istri barunya. Heran saja Aluna. "Angkasa ini kenapa sih?" Aluna sedang sibuk membangun restorannya yang baru, kebetulan dia mendapatkan donatur dan ikut berbagi keuntungan dengan Aluna, orang itu tidak lain adalah Bram. Bukan hanya Bram saja yang mendekati Aluna, teman Angkasa yang merusak rumah tangganya juga gencar sekali mendekati Aluna. Hanya saja tidak ada yang Aluna tanggapi karena dia masih belum memikirkan pernikahan untuk saat ini. Baru saja Aluna sibuk membalas pesan pelanggannya, Angkasa kembali menghubunginya. "Kenapa, Mas?" Aluna masih baik, bagaimanapun Angkasa adalah Ayah dari anaknya, meskipun mereka berpisah, Aluna tidak mau putus hubungan dengan Angkasa karena

  • Pilih Aku Atau Ibumu   Mendapatkan Perjaka

    Aluna menunggu Rangga selesai dibereskan. Dia duduk di ruang tamu dan terus mendengar pertengkaran Ulfa dan Rose. Baru saja menikah sudah konflik dan itu tentang uang lagi, harusnya Rose tidak perlu ikut campur masalah mahar seperti ini tetapi seperti kata Aluna. Dia hanya ingin menonton akhir dari Mertua nerakanya dan mantan suaminya yang penurut. Sebenarnya Angkasa dulu tidak menuruti seperti ini, tidak tahu kenapa semenjak kejadian fitnah itu, Angkasa lebih percaya dengan apa yang dikatakan orang tuanya daripada istrinya sendiri. "Lun, makan dulu!" Angkasa pusing mendengar ocehan Ulfa dan Rose di dalam kamar, dia menemui Aluna yang duduk sendirian tanpa malu dicibir oleh keluarga Angkasa. Aluna mengambil anaknya, bukan main peduli urusan rumah tangga orang. Terserahlah itu! "Udah Mas tadi sama Mas Bram makan dulu," jawab Aluna bohong. Jangan sampai Angkasa ini tidak tahu kalau dia juga sudah punya lelaki yang menyukainya. "Gak disuruh masuk?" "Oh, gak usah bentar doang, cuma n

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status