Share

Tuduhan Angkasa

“Sering Anton datang kesini?” tanya Angkasa dan Aluna diam saja, dia tidak mau menjawab pertanyaan yang sedang menyudutkannya itu, sedang dia dan Anton saja tidak dekat. Aluna tidak tahu bagaimana perasaan Anton padanya dan juga tidak peduli terlebih dia punya suami dan juga anak. 

“Kenapa gak mau jawab, takut ketahuan apa yang kalian lakukan? Enak, ya, sudah pisah rumah. Jadi, bebas bisa tidur bareng kalian,” ucap Angkasa masih memojokkan Aluna, terserah Angkasa mau mengatakan apa tentangnya Aluna tidak akan peduli karena dia tidak merasa sama sekali. Semakin dia menjelaskan, semakin Angkasa katakan itu bohong. 

Jadi, untuk apa Aluna melakukannya. Angkasa mau percaya atau tidak untuk saat ini, itu Aluna sudah tidak peduli lagi. Sekarang fokus Aluna pada Rangga dan bisnisnya. Bagaimana Aluna bisa membawa Rangga untuk hidup yang layak. 

“Udah malem, Mas. Makasih udah nganter Rangga sama aku, kalau bisa seminggu ini, Rangga sama aku aja, kamu gak usah khawatir, aku gak akan kok pergi kemana-mana,” ucap Aluna. Dia dengan santai menunjuk pintu keluar, sedang tidak ingin basa-basi karena seharian ini lelah sekali ditambah drama mertua gilanya yang menghadang Rangga malam ini untuk tidur di tempatnya.

Kadang Aluna berpikir, yang gila ini dia atau mertuanya? Atau memang ada yang salah dengan otak dan jiwanya. Sehingga tidak bisa melihat sisi baik dari mertuanya karena menurut Aluna memang tidak ada yang baik. 

“Liburan aja, Rangga menginap disini. Kamu jangan pertontonkan perselingkuhan kamu dengan Anton pada Rangga, pantas dia mengerti arti selingkuh, mungkin dia pernah melihat kalian berdua,” ucap Angkasa masih menuduh Aluna. 

“Cukup, Mas! Aku gak ada waktu buat selingkuh, lagian kalau kita berpisah, aku gak akan mau menikah lagi, kamu tahu kenapa?” tanya Aluna menaikkan sebelah sudut bibirnya. 

“Pusing mengurus lelaki yang gak ngerti kalau istrinya cuma cinta sama dia,” lanjut Aluna menutup pintu rumahnya. Angkasa tidak mau menginap, sedangkan sudah malam sekali. Aluna ingin memeluk Rangga. Aluna pikir Angkasa sudah pulang, ternyata cukup lama dia menunggu di dalam mobil sambil melihat pintu yang tertutup itu. Hatinya memang tidak percaya kalau Aluna selingkuh tapi matanya melihat sendiri dan sulit mengatakan kalau itu bukan. Aluna melihat ke atas langit mobilnya. Ibunya saat ini memaksa sekali untuk Angkasa bercerai dengan Aluna. 

Gara-gara kejadian ini persahabatan antara Anton dan Angkasa putus, yang membuat Angkasa sangat yakin kalau Anton punya hubungan gelap dengan istrinya. Anton tidak mengklarifikasi masalah yang sebenarnya dan dia seolah setuju dikatakan oleh Angkasa menyukai Aluna. Kenyataannya, Pengusaha Elektronik itu memang diam-diam menyukai Aluna. 

Cukup lama Angkasa ada di depan rumah, Aluna tidak ada juga basa-basi mengajaknya untuk masuk ke dalam rumah. Angkasa akhirnya pulang. Dia pikir pulang bisa istirahat, sampai di rumah Ibunya marah besar.

“Ibu ini menginap di rumah kamu, rencana mau main dengan Rangga. Kalau Rangga kamu kasih dengan ibunya, untuk apa lagi ibu menginap, ibu sudah katakan kalau jangan berikan Rangga, kamu ngeyel, Angkasa. Aluna itu sengaja, dia itu mau balik lagi sama kamu, gak usah suruh dia masuk lagi, pasti dia itu mau mengambil perhiasannya di dalam lemari, sudah ibu lihat tadi, ibu sudah amankan,” ucap Rose dengan penuh emosi. 

“Ngapain, Bu. Itu memang punya Aluna, kalau dia mau ambil, biarkan saja,” ucap Angkasa. Ibunya sudah curiga kalau hati Angkasa pasti mudah luluh dengan wanita murahan itu. 

“Uang kamu yang beli, mending untuk usaha kamu aja daripada kasih dia, keenakan dia sama selingkuhannya nikmati kerja keras kamu.” Susah memang bicara dengan ibunya ini. 

Angkasa masuk ke kamarnya, kalau ibunya memang mau simpan, simpan sajalah daripada kepalanya pusing. Angkasa diam di dalam kamar sambil merenungi rumah tangganya. Selama Aluna pergi, hidupnya jadi tidak disiplin, makan tidak teratur dan tidak jelas. Angkasa sudah jarang mendapatkan telepon dan perhatian.

“Biasanya kamu tidur disini, Lun!” Angkasa merindukan istrinya hanya saja mengingat perselingkuhan Aluna, Angkasa lebih mementingkan harga dirinya daripada cintanya dengan Aluna.

Baru saja ingin istirahat setelah mandi dan berganti pakaian. Ibunya masuk tanpa mengetuk pintu, tersenyum aneh sambil membawa ponsel.  

“Angkasa, ibu rencana mau kenalin kamu dengan anak teman Ibu, masih single, cantik dan manager di salah satu cafe, bagus banget dia jadi istri kamu, Ibu udah janjian dengan Mamanya untuk ketemu, dia ajak anaknya, Ibu ajak kamu, gimana Angkasa?” 

Dari dulu Ibunya ini senang sekali menjodohkan dia, padahal Angkasa tidak suka perjodohan ini terlebih dia masih ada anak dan istri. 

“Nantilah, Bu, Aku dengan Aluna itu masih suami istri, Ibu suruh aku poligami?” 

“Cerai dulu kamu dengan Aluna setelah itu menikah dengan anak teman Ibu, mau ya, kamu Angkasa, malu Ibu kalau kamu nolak,” ucap Rose bertahan dan percaya kalau Angkasa akan menuruti apa yang diinginkannya.

“Gaklah, Bu! Nanti dulu.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status