Tidak terasa sudah 1 minggu tuan Salim dirawat dirumah sakit. Selama 1 minggu itu hanya Kania yang sering bolak-balik rumah sakit untuk menjaga papa mertuanya sedangkan Raga lebih sibuk bekerja, hanya sesekali saja pria itu menjenguk papanya. Sedangkan nyonya Anggun bahkan terakhir kali wanita paruh baya itu kerumah sakit adalah saat hari pertama tuan Salim dibawa kerumah sakit, setelah itu tidak pernah lagi kerumah sakit sama sekali.Alasan kenapa sudah 1 minggu tuan Salim dirumah sakit dan tidak kunjung dibawa pulang adalah karena pria paruh baya itu juga mengidap sakit jantung yang harus mendapatkan perawatan intensif. “Kamu mau kemana? Bukankah ini hari minggu dan kantor libur?”Pagi-pagi Kania sudah rapi dan bersiap ingin pergi. Seperti biasa, pagi ini wanita itu ingin pergi kerumah sakit untuk menjenguk papa mertuanya.“Mau kerumah sakit, mas. Semalam suster bilang papa nggak mau makan. Aku masakin bubur kesukaan papa siapa tahu papa mau makan.” Jawab Kania.Selama 1 minggu ini
“Kezia, ngapain kamu disini?”Kania yang baru saja masuk kedalam ruangan kerja suaminya dibuat terkejut saat melihat keberadaan Kezia didalam ruangan itu. Apa yang Kezia lakukan disana? Bukankah wanita itu sudah dipindahkan ke gedung kantor yang lain? Pikir Kania.Sambil menyunggingkan senyumnya Kezia yang tadinya duduk santai di kursi kerja Raga langsung bangkit berdiri dan berjalan menghampiri Kania. Wanita itu melihpat kedua tangannya didepan dada sambil berkata “Hai Kania, akhirnya kita ketemu lagi. Mulai hari ini aku akan kembali bekerja disini sebagai sekretaris Raga.”Bisa dilihat bagaimana terkejutnya Kania saat mendengar Kezia mengatakan jika wanita itu akan kembali bekerja diperusahaan yang sama dengannya sebagai sekretaris Raga. Oh bagaimana bisa? “Kalian ngapain disini?” Tiba-tiba saja Raga datang ditengah-tengah obrolan Kania dan Kezia.Melihat suaminya datang, lantas Kania langsung menanyakan kebenaran tentang Kezia yang kembali bekerja dikantor itu sebagai sekretaris R
“Untung pak Raga datang tepat waktu, bu Kania pingsan. Sekarang beliau dibawa kamar periksa.”Baru saja sampai dirumah sakit untuk menjenguk papanya, tiba-tiba Raga mendapat kabar dari salah satu pembantunya yang kebetulan berjaga dirumah sakit jika Kania pingsan. Tepat setelah mendapat kabar itu Raga pun segera menuju ruangan yang pembantunya beritahu.Begitu sampai didepan pintu kamar tempat dimana Kania dirawat, Raga berpapasan dengan dokter yang bertugas memeriksa Kania. Pria itupun segera menanyakan kondisi istrinya pada dokter itu.“Ibu Kania hanya kelelahan, setelah banyak istirahat dan minum obat pasti sembuh. Kalau begitu saya permisi, anda sudah boleh masuk kedalam.”Dokter sengaja tidak memberitahu tentang kehamilan Kania pada Raga karena sebelumnya Kania sudah meminta dokter itu untuk tidak memberitahu siapapun jika ia sedang hamil. Penyebab yang membuat Kania pingsan pun sebenarnya ada kaitannya dengan kehamilannya juga bukan sepenuhnya karena kelelahan.Didalam kamar, Ra
“Mas Raga kenapa? Aku perhatikan sejak tadi kok diam? Ada yang lagi dipikirin? Atau lagi ada masalah dikantor?”Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Sudah 3 hari sejak Kania dirawat dirumah sakit, sejak saat itu sikap Raga sangat baik padanya. Keduanya sering pergi bersama kerumah sakit untuk menjenguk tuan Salim. Raga sendiri sudah melarang Kania ikut dengannya kerumah sakit agar wanita itu bisa istirahat dirumah tapi Kania terus memaksa ikut sehingga akhirnya pria itupun mengalah. “Aku cuma kepikiran papa. Apa papa seperti ini karenaku? Sebelumnya papa tidak pernah sakit seperti ini, tapi setelah bertengkar denganku waktu itu papa langsung sakit seperti ini.”Jujur saja Raga merasa sangat bersalah atas sakit yang saat ini papanya derita. Pria itu merasa jika ialah penyebab papanya sakit.Selama beberapa hari ini tepatnya saat Raga sering menjenguk papanya, Kania juga sudah menyadari perubahan sikap suaminya itu. Raga jadi lebih sering melamun dan sedih. Ternyata penyebabnya kare
Sejak hari dimana Raga meminta izin pada Kania untuk menikahi Kezia, sikap Kania langsung berubah. Wanita itu jadi sering melamun dan bahkan beberapa kali terlihat menghindar dari suaminya. Bukan tanpa alasan kenapa Kania melakukan hal itu, selain karena masih cukup kecewa, ia juga takut ditagih jawaban oleh suaminya itu karena jujur saja sampai saat ini ia belum mempunyai jawaban. Walaupun sebenarnya ingin sekali mengatakan tidak ingin memberikan izin.Perubahan sikap Kania itu juga disadari oleh Raga. Pria itu berusaha untuk berbuat baik pada istrinya, setidaknya perbuatannya itu bisa sedikit menebus kesalahannya. “Mas pulang duluan saja, aku masih ada pekerjaan sedikit lagi.”Baru ingin diajak pulang, tiba-tiba Kania sudah mengatakan jika wanita itu masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan dan belum bisa pulang. Sebagai suami sekaligus CEO dikantor, Raga pun langsung meminta istrinya itu untuk melanjutkan pekerjaannya esok hari.“Pekerjaan apalagi? Lanjutkan besok saja. Kamu ti
“Kamu yakin ini alamatnya?”Naren mengangguk.“Kebetulan aku punya teman yang tinggal disini dan dia pernah melihat Kezia disini. Kamu masuk sendiri tak apa kan? Takutnya kalau Kezia lihat kamu datang sama aku yang ada dia bakal fitnah-fitnah kamu.”Kania mengangguk. Wanita itu segera turun dari mobil Naren dan mulai berjalan memasuki gedung apartment yang diyakini adalah tempat tinggal Kezia.Hari ini, setelah beberapa hari berpikir akhirnya Kania memberanikan diri menemui Kezia. Kania ingin memastikan apakah Kezia benar-benar hamil anak Raga atau bukan karena jujur saja ia tidak ikhlas suaminya menikahi Kezia apalagi jika terbukti Kezia tidak hamil.Setelah cukup lama mencari unit apartment yang ditinggali Kezia, akhirnya Kania menemukannya. Baru ingin berjalan menuju unit itu, tiba-tiba langkah Kania terhenti begitu melihat Kezia baru saja keluar dari apartmentnya bersama seorang wanita entah siapa Kania juga tidak kenal.Karena penasaran akhirnya Kania pun memilih untuk bersembuny
Sejak hari dimana Kania mendatanginya ke apartment dan menuduhnya berpura-pura hamil, Kezia tidak pernah lepas dari teroran Kania. Lebih tepatnya hampir setiap hari ada saja hal yang Kania lakukan demi membongkar kebohongannya. Hal itu tentunya membuat Kezia sangat merasa terancam, karena kalau sampai Kania berhasil memberikan bukti bahka Kezia tidak hamil, maka bukan hanya tidak jadi dinikahi Raga, Kezia pasti juga akan langsung dijauhi oleh Raga.“Sial*n! Wanita itu selalu saja menerorku. Aku tidak bisa tinggal diam, kalau sampai dia berhasil temuin bukti kalau aku tidak hamil, bisa mati aku nanti.”Sepulang bekerja Kezia tidak berhenti mengumpat. Wanita itu benar-benar kesal dengan Kania. Kezia juga heran memikirkan bagaimana Kania bisa tahu alamat tempat tinggalnya karena kalau saja Kania tidak tahu tempat tinggalnya pasti wanita itu tidak akan menguping obrolannya dengan sepupunya tempo hari.Saat hendak masuk kedalam lift menuju lantai tempat dimana unit apartmennya berada, Kezi
“Dimana, kenapa belum pulang jam segini?”“Aku masih lembur, kamu tidur duluan saja aku pulangnya malam.”“Lembur pekerjaan apa lemburin yang lain?”“Kania please aku lagi capek, jangan bikin aku marah. Sudah dulu, aku masih banyak pekerjaan.”Hembusan napas panjang terdengar sangat jelas keluar dari mulut seorang wanita bernama Kania. Wanita itu baru saja menghubungi suaminya yang bernama Raga guna menanyakan kenapa pria itu belum pulang sampai larut malam. Namun sayangnya belum sempat ia berbicara lebih banyak, sang suami sudah lebih dulu memutuskan sambungan teleponnya.Sebenarnya kejadian seperti ini sudah sering terjadi, bahkan hampir setiap hari. Raga, pria itu diketahui menjalin hubungan dengan sekretarisnya bernama Kezia dan Kania pun tahu hal itu. Kania tahu suaminya selingkuh dan Raga juga tahu istrinya mengetahui perselingkuhannya.Sebagian orang mungkin akan meminta Kania untuk melabrak selingkuhan suaminya atau meminta suaminya mengakhiri hubungan mereka. Sudah, Kania sud