Beranda / Romansa / Playboy Insyaf / Judul 3 Gebetan Baru

Share

Judul 3 Gebetan Baru

last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-26 18:32:45

Bab 3

*Bahagianya hati, saat cinta menemukan jalannya*

****

Di sebuah Cafe, dengan furniture bergaya minimalis di tengah suasana alam yang super asri dan hijau, sangat cocok untuk memanjakan mata. Tampak dua insan sedang bercengkrama, seraya duduk di bangku bagian pojok, sedikit berjauhan dengan tempat duduk lainnya.

"Ver...!" Sahut Fatih, dengan tatapan lembut. Menatap dalam-dalam mata indah Gadis yang duduk di depannya.

"I...iya. Kak!" jawab Vera, sedikit terbata. Hatinya merasa tak karuan dipandangi selembut itu, oleh Laki-laki tampan di hadapannya. Hingga pandangan keduanya beradu beberapa saat, sebelum Fatih meneruskan kata-katanya.

"Ver...! Tau gak?" Tanya Fatih, masih dengan tatapan lembut penuh arti, namun kalimatnya tak berlanjut. Membuat Vera tambah tidak karuan, apalagi baru kali ini Fatih terlihat serius.

"Ahhh...gimana ngomongnya ya?" Fatih seakan berbicara pada dirinya sendiri dan menunjukan sedikit bingung, padahal hanya trik saja, agar lawan bicaranya menjadi tambah penasaran. Hem...

Namun benar saja, melihat gerak gerik yang di tunjukan oleh Fatih, membuat Vera tak sabar menunggu kalimat berikutnya meluncur dari lisan Laki-laki itu.

Andai boleh menebak, sebenarnya di hati kecil Vera ada sedikit keyakinan, bahwa apa yang akan diungkapkan oleh Fatih, adalah tentang perasaannya. Keyakinan itu muncul, karena, dari beberapa kali bertemu dengan Fatih, pemuda itu seolah memberikan perhatian khusus padanya. Seperti minta tukar nomor handphone, lantas setelah itu sering berbalas pesan.

Bahkan pernah sekali waktu, Fatih menitip salam lewat Hendra temannya, yang kebetulan tetanggaan dengan Vera.

"Kakak! Iihhh ada apa? Kenapa jadi kaku gini sih? Tadi aja, ketawa ketiwi tanpa beban. Ada apa? Ngomong aja terus terang" ujar Vera seakan membuka jalan, agar pemuda tampan itu tak sungkan untuk berkata yang sejujurnya.

"Begini Ver! Tapi jangan marah ya?" tukas Fatih dengan mimik serius.

"Loh! Kok marah? Memangnya kenapa harus marah? Ngomong aja belum!" tukas Vera sedikit merengut terlihat seolah kesal, karena Fatih tak juga terus terang dan malah betele-tele.

"Tapi, janji ya! Jangan marah" tukas Fatih.

"Hem..."

"Gak marah, ya?"

"Iiihhh...gak!" Vera tampak makin dongkol dengan sikap Fatih yang tak juga meneruskan ucapannya.

"Yakin?"

"Yakin! Kakak"

"Kecuali kalau Kakak perkosa ayam tetangga, baru Vera marah. Karena malu-maluin, ganteng-ganteng kok perkosa ayam, hahaha" saking kesalnya dengan kekakuan Fatih. Vera malah bergurau, membuat wajah pemuda itu memerah, karena keseriusannya malah di balas candaan.

"Hem, kurang asem nih! Cewe." Bathin Fatih, seraya berusaha mengendalikan diri dan tetap tenang agar tak terpancing keadaan. Lantas pemuda itu menghela nafas dalam, sebelum meneruskan pembicaraanya.

"Terus terang Ver, sejak lama kakak memendam rasa pada Vera. Hanya saja tidak berani mengungkapkannya, baru kali ini Kakak berusaha menguatkan hati, untuk Jujur" terang Fatih dengan nada serius, seraya memandang wajah gadis depannya lekat-lekat.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, seketika dada Vera berdegup kencang, kalimat yang diungkapkan Fatih membuat hatinya melambung, tapi itu tak berlangsung lama. Karena perasaan bahagia itu bercampur dengan rasa takut.

Sejatinya Vera tahu bahwa pemuda itu sudah mempunyai pacar. Namun jujur, hatinya tak dapat di bohongi, jika ia pun sudah sejak lama memendam rasa yang sama.

"Mmmhhh..." Vera menundukan kepalanya seraya berusaha menenangkan diri.

"Ver! Kok diam?" tanya Fatih dengan raut wajah tampak cemas.

"Bukannya, Kakak sudah punya pacar?" tanya Vera dengan perlahan mengangkat kepalanya, seraya menatap lekat wajah Fatih.

"Waktu pertama kita berjumpa, Kakak sudah menggandeng cewe, siapa namanya Kak? Kak Anita ya? Kalau gak salah!" lanjut Vera balik bertanya.

"Kok Vera tau nama pacar Kakak? Ya, Anita namanya," terang Fatih.

"Tapi...,"

"Tapi apa Kak?" tanya Vera tampak penasaran.

"Tapi sudah lama putus" ujar Fatih dengan mimik wajah meyakinkan.

"Ahhh, masa sih?, Kak!" tanya Vera seolah terlihat tak percaya.

"Iya, sudah putus. Bubar!!!" Tandas Fatih meyakinkan gadis itu.

"Oh...berarti, Vera buat pelarian?" Gadis berparas cantik itu berargumen, ingin memastikan jika pemuda di hadapannya tidak main-main.

"Tidak begitu juga, Kakak memang sejak lama memendam rasa ini pada Vera. Dulu tidak berani mengungkapkan karena masih ada Anita. Sekarang sudah lama putus dengannya," terang Fatih.

"Dan itu pun tak cukup menjadi alasan Kakak untuk  berani mengungkapkan, walau kita sering kali ketemu. Maaf ya, kalau keterus terangan Kakak kali ini malah membuat Vera tersinggung" tukas Fatih seolah tampak merasa bersalah.

"Hem, tersinggung bagaimana Kak?" tanya Vera seakan terus memainkan perasaan Fatih, sebelum ia memberi jawaban baik yang sangat ditunggu pemuda tampan di hadapannya.

"Ya, tersinggung tiba-tiba Kakak ungkapkan rasa ini pada Vera, padahal sudah hampir tiga bulan kita tidak ada kontak. Sedangkan baru kali sekarang kita ketemu lagi," ujar Fatih memberi jawaban diplomatis.

"Ahhh, tidak juga" jawab Vera terlihat lebih tenang.

"Lantas Vera harus bagaimana?" lanjutnya malah balik bertanya.

Terang saja berada di situasi ini cukup membuat Fatih jemu, karena Vera tidak langsung pada jawaban inti. Yang ada malah terkesan bertele-tele.

"Ribet amat nih cewe" bathin Fatih.

"Kak! Kok diam?" tanya Vera sambil mengernyitkan dahi.

Jelas saja keadan ini membuat Fatih mulai terkikis kesabarannya, lantas pemuda itu bereaksi.

"Ya sudah! Gini aja, Vera mau gak jadi pacar Kakak!" tegas Fatih sambil tangannya meraih jemari gadis cantik itu seraya digenggamnya erat.

"Emmhh" Vera terdiam dengan raut wajah tersipu.

"Mau gak!" tanya Fatih lagi, seraya makin erat genggaman tangannya.

"Ma...mau!"

"Yes!!! Terimakasih sayang" ucap Fatih, terlihat bersemangat dan senang, mendapat jawaban baik dari Vera.

"Hehehe" Vera tertawa kecil tampak rona kebahagiaan menghiasi wajahnya.

Tangan Fatih memegang erat jemari Vera, panah cintanya sudah mengenai jantung hati gadis cantik yang selama ini di dekatinya. Lega sudah rasanya hati Fatih.

<span;>Sungguh! Hari yang sangat penuh warna dan menguras emosi bagi pemuda beralis tebal itu. Bagaimana tidak, baru tadi pagi ditinggal dua gadis sekaligus, namun di sore hari sudah mendapatkan penggantinya.

"Kita pulang yuk! Sudah sore, nanti orangtua Vera nyariin" ajak Fatih saat ini perasaannya sudah tenang, karena tak butuh waktu lama telah berhasil meluluhkan hati gadis yang sekian lama diincarnya.

"Iya Kak, gak kerasa, ya, sudah sore aja" tukas Vera seraya berkemas.

"Kok, masih panggil Kakak, sih!" protes Fatih. "Sayang dong panggilnya, kan sudah jadian hehehe" lanjutnya dengan terkekeh.

"Hem...Iya, sayang, yuk! Kita pulang,"

"Nah gitu, dong!" pungkas Fatih dan langsung menggandeng tangan gebetan barunya itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Anquin Dienna
beuuh jangan mau sama Fatih Ver!!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Playboy Insyaf   Judul 18 Asa Cita Cinta Naura (Kilas Balik)

    Sepekan setelah kepergian Uminya, hidup Naura masih terasa sangat hampa, kehilangan sosok malaikat tak bersayap yang semasa hidupnya dihabiskan dengan mengabdi pada keluarga, berbakti pada suami, mendidik dan membesarkan Naura, putri satu-satunya. Beliaulah Madrasah pertama dalam hidup Naura, darinya gadis itu belajar banyak hal. Masih terbayang nyata dalam ingatan Naura saat ia kecil dulu, setiap malam Umi membacakan kisah-kisah orang saleh dan mengajarkan banyak doa-doa sampai gadis itu terlelap. Begitu pun saat Naura beranjak remaja, sebelum matanya terpejam, Uminya selalu memberi wejangan dengan nasihat-nasihat. Setiap sepertiga malam terakhir Naura diajarkan untuk senantiasa qiyamulail sampai waktu subuh menjelang, hingga dua rakaat terakhir Umi masih melaksanakan Ibadah rutinnya, sebelum akhirnya masuk rumah sakit dan sampai kembali ke pangkuan_Nya. "Masya Allah, Umi, semoga Allah menempatkanmu di Jannah_Nya. Aamiin" ucap Naura seraya

  • Playboy Insyaf   Judul 17 Kehilangan (Kilas Balik)

    Sudah beberapa hari ini Fatih tak terlihat masuk sekolah, sehingga menimbulkan tanda tanya besar dalam benak Naura. "Kenapa ya? Ke mana dia...?" Tiba-tiba Naura merindukan sosok Fatih. Mau bertanya pada teman sekelasnya, tapi ia malu. Ada rasa yang bergelora dalam dada gadis itu, terlukis bias asa dalam hatinya, antara rindu dan menjaga marwah bergumul saling mengalahkan. "Aahh, Fatih..." batin sang gadis, ia merindukan tatapan lembut remaja tampan itu. "Yaaahhh...! Kehilangan tempat nyontek, gue!" ujar seorang siswa dari kelas 3F yang sedang kumpul di kantin. Tanpa sengaja terdengar oleh Naura yang kebetulan sedang lewat dekat kerumunan mereka. Seketika gadis itu menghentikan langkah dan memasang telinga untuk mendengar lanjutan kalimat dari sekumpulan murid laki-laki kelas 3F tersebut. "Jangan-jangan mereka sedang membicarakan Fatih?" batin Naura seraya meletakan bokongnya di kursi yang tak begitu jauh d

  • Playboy Insyaf   Judul 16 Naura Ainunnisa (Romansa Belia Fatih dan Naura)

    Kilas Balik Pagi-pagi sekali Naura sudah mengakrabkan diri dengan cermin di kamar. Mengatur gaya seraya memantas-mantas diri dengan pakaian yang dikenakannya. Maklum saja, pagi ini adalah hari yang istimewa. Setelah, menanggalkan seragam putih-merah, kini saatnya ia mengenakan seragam putih-biru sebagai seragam barunya. Sebagai cucu dari pendiri Pesantren, Naura dituntut untuk hidup selayaknya santriwati dan senantiasa menjaga marwah keluarga. Oleh karena itu, sedari kecil sudah terbiasa dengan kehidupan yang agamis. Jenjang pendidikannya pun tak jauh-jauh dari yang berbasis agama. Pendidikan dasar Naura di Madrasah Ibtidaiyah, lantas saat ini, ia akan melanjutkan jenjang ke Madrasah Tsanawiyah. "Nak! Kamu sudah mulai beranjak remaja dan memasuki masa puber. Jaga diri, jaga sikap, jaga akhlaq serta tinggkah laku. Jangan biarkan mata binal lelaki memandangmu. Tutuplah aurat dengan sempurna!" Pesan uminya semalam, se

  • Playboy Insyaf   Judul 15 Melepas Satu Hilang Dua

    Bab 15"Ver! Ke sini dulu deh, sebentar." panggil Reni pada Vera, adik sepupunya. "Ada apa, Kak?" tanya Vera seraya menghampiri kakak sepupunya itu. "Kamu punya pacar?" tanya Reni, pada gadis cantik berkulit kuning langsat itu. "Hem, punya!" "Yang ini, bukan?" tanya Reni sambil menyodorkan foto di layar ponselnya. "Astagfirullahal'adziim..." ucap Vera, sekujur tubuhnya langsung lemas, melihat gambar yang ditunjukan oleh kakak sepupunya tersebut. Tampak di layar alat komunikasi itu, seorang pria sedang menyuapi wanita di depannya, berikut tertera waktu dan tempatnya. Vera menangis sesunggukan, badannya lemas seakan lepas tulang belulang. Pada akhirnya ia tak ingat apa-apa lagi. "Ver! Vera! Bangun Ver!" melihat adik sepupunya yang tiba-tiba pingsan, Reni jadi kebingungan. "Tlolong! Tolong!" teriaknya. Tampak dari dalam kamar, seorang wa

  • Playboy Insyaf   Judul 14 Akhir Kisah Cinta Satu Hari

    Setelah Fatih selesai membersihkan badan dari hadatsbesar usai mimpi 'basah' yang dialaminya, ia kembali menggunakan pakain lantas duduk di sofa. Dilihatnya Sarah, masih terlelap di atas ranjang. Fatih memandangi wanita itu lekat-lekat seakan ia ingin menikmati setiap inci kecantikan kekasih satu harinya tersebut. Namun ketika tatapan Fatih menjurus ke bagian bawah wanita itu, ia mulai terusik fikirannya. Manakala tubuh seksi Sarah terlihat sangat jelas yang hanya terbungkus baju tidur jenis short setmembuat hasrat kelelakiannya meronta. "Duh! Sarah, kamu cantik sekali," gumamnya seraya terus menatap lekat ke arah tubuh yang sedang terlelap itu. Fatih, mulai beringsut mendekat ke arah Sarah dan duduk di tepi ranjang. Namun, belum sempat ia berlaku lebih jauh, tiba-tiba terdengar sayup-sayup suara azan subuh, membuat lelaki itu seketika tersadar dari fikiran kotor yang merongrongnya. "Astagfirullahal'adziim," u

  • Playboy Insyaf   Judul 13 Mandi Junub

    Bab 13 Setelah keluar dari Restoran, waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam. Membuat Fatih sedikit kebingungan. Karena jika harus kembali pulang malam itu juga, ia tak cukup berani. Namun sebaliknya kalau tidak pulang, maka harus mencari penginapan, sedangkan saat ini dirinya hanya berdua dengan Sarah yang sejatinya bukan siapa-siapanya. Timbul perasaan risau di hati pemuda itu, manakala detik waktu terus berjalan dan ia harus segera ambil keputusan. Antara pulang atau mencari tempat menginap. Tampak sang pemuda mulai memutar otak. Karena Ia takut jika harus membawa Sarah ke penginapan nantinya malah mendapat kesulitan. "Yang! Sekarang kita harus gimana?" tanya Fatih seraya terlihat bingung. "Gimana apanya?" "Lah, malah balik tanya! Ya, kita gimana? Sudah malam gini, tapi kalau pulang sangat riskan diperjalanannya," "Gitu aja bingung! Tinggal cari penginapan, besok pagi kita pulang. Beres, kan?" tukas Sarah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status