Home / Romansa / Playboy Insyaf / Judul 4 Siasat Sang Gadis

Share

Judul 4 Siasat Sang Gadis

last update Last Updated: 2021-09-28 22:07:59

Bab 4

     *Betapa keinginan ini menyiksa, rasa hati yang telah lama tertaut pada satu hati, namun lisan tak kuasa untuk mengutarakannya*

***

"Assalamu'alaikum, Rud! Lo di mana?" tanya Fatih pada Rudi, sahabatnya melalui sambungan telepon.

"Waalaikumsalam, gue lagi di rumah"

"Gue kerumah lu, ya!"

"Ya udah, kesini aja!"

"Oke! Gue jalan sekarang, nih! Assalamu'alaikum" pungkas Fatih, seraya menutup teleponnya.

"Waalaikumsalam."

***

"Telepon dari siapa Kak?" tanya Anggi pada Rudi, Kakaknya.

"Iiihh, pengin tau aja! Nguping ya? dasar bocil!" dengus Rudi pada adiknya, yang sedang duduk tak jauh di ruang tengah rumah sambil memainkan gawai.

"Diiihh, sebal deh! Aku, kan, sudah mau lulus SMA, masa masih dipanggil bocil aja! Kakak tuh! Kakek Sugiono, hahaha" seloroh Anggi sambil terbahak.

"Biarin! Kakek Sugiono, kan, banyak Cewenya. Asyik dong! Hahaha"

"Iiihhh, najong!" ketus Anggi sambil bergidik.

"Hahahahaaa..." Rudi terbahak puas melihat tingkah Adiknya.

"Sana eh! Anak kecil masuk kamar, belajar, jangan banyak nguping orang dewasa" cetus Rudi pada Adiknya.

"Yeee..." Anggi kesal, lantas melemparkan bantal pada Kakaknya.

Buukkk! Dengan sempurna, bantal tersebut mengenai kepala Rudi, dan seketika Anggi berlari menuju kamarnya.

"Aduh! Awas! Kau, Bocil" ancam Rudi setelah kepalanya terkena lemparan bantal.

Setelah Anggi masuk ke kamar, Rudi melanjutkan kegiatannya, berselancar ria di Laptopnya.

Sekitar lima belas menit berlalu, terdengar suara bising sepeda motor yang sudah sangat familier di telinganya.

"Nah! Tuh bocah udah sampai aja!" gumam Rudi seraya beranjak, lantas Menghampiri Fatih, sahabatnya yang tampak sedang memarkirkan kuda besinya.

"Assalamu'alaikum, kakek Sugiono! Hahaha" sahut Fatih sambil terbahak, seraya mencandai sahabatnya yang dulu pernah kedapatan sedang membuka link dewasa. Padahal waktu itu Rudi tanpa disengaja membukanya, namun ternyata hal itu malah menjadi bahan olok-olok sampai sekarang.

"Waalaikumsalam, playboy kurap!" jawab Rudi tak kalah sengit mengejek sahabatnya itu.

"Suek, lo! Hahaha" tukas Fatih seraya memeluk Rudi, keduanya memang sudah berteman sejak masih SMP dan bersahabat hingga kini.

"Yuk! Masuk" ajak Rudi.

"Iyalah! Masuk dulu, sudah itu baru keluar! Hahaha" seloroh Fatih dengan terbahak.

"Huh! Dasar! Piktor lo!" dengus Rudi, lalu keduanya duduk lesehan.

"Nah! Lagi buka apaan lo?! Jangan-jangan link bok*p, ya? Hahaha" tanya Fatih meledek sohibnya itu.

"Suek, lo! Sorry ya, gak maen gue kaya gituan!"

"Nur Afiffah! Cieee mainannya Ukhti hahaha" seloroh Fatih saat melihat layar Laptop, kedapatan sahabatnya itu sedang ber-chatting ria dengan seseorang. Tampak di foto profilnya wanita menggunakan hijab dan mengenakan cadar.

"Iyalah! Nyari cewe tuh yang kaya gini! Jangan sepertu lo, apa aja di embat! Lo, sih, Kambing dibedakin aja langsung nyosor, hahaha" ejek Rudi seraya tertawa puas.

"Suek! Lo, pentul korek, hahaha" tukas Fatih balik mengejek sahabatnya itu.

Begitulah keseruan dua sahabat karib ini, kalau sudah bersua, seperti burung kicau bertemu pasangannya, ramai.

Saat dua sahabat itu sedang asyik berbincang, dengan perlahan, Anggi mengintip dari balik pintu kamarnya.

"Ooohh, Kak Fatih yang datang. Uuuhhh...gantengnya," gumam Anggi tampak terkesima.

Memang gadis itu sejak lama mengagumi sosok Fatih, selain tampan, pemuda itu humoris dan enak diajak ngobrol. Bisa bersikap lebih dewasa dan ngemong, tak seperti Rudi, Kakaknya yang datar-datar saja.

"Duh! Gimana, ya, caranya? Biar bisa ngobrol berdua saja dengan Kak Fatih" gumam Anggi bersiasat, agar dapat berduaan dengan pemuda yang disukainya itu.

"Yups!" tiba-tiba terfikirkan olehnya, supaya Rudi, Kakaknya bisa keluar dari Rumah, agar ia bisa ngobrol berdua saja dengan Fatih. Lantas Anggi beringsut mendekati dua sahabat itu.

"Ehhh, ada Kak Fatih" sapa Anggi sambil menyunggingkan senyum termanisnya.

"Sudah lama Kak?" lanjutnya basa-basi.

"Eeh, Nggi! Belum kok, belum lama" jawab Fatih seraya menatap ke arah gadis cantik yang menyapanya, hingga membuat Anggi salah tingkah.

"Uhhh, gantengnya Kak Fatih," bathin Anggi, nampak terkesima.

"Heh! Kebiasaan, kalau lihat Laki-laki ganteng jadi kecentilan, sana! Masuk!" seru Rudi mengagetkan Adiknya itu.

"Yeee, dasar!" Seru Anggi sambil tersungut.

"Mau ngapain coba kesini? Mau nguping lagi?" tanya Rudi.

"Gak kok, cuma mau kasih tahu, tadi Mamah telepon katanya minta dijemput,"

"Jemput? Jemput kemana?" tanya Rudi heran.

"Di rumah Tante Erni, Kak!" tukas Anggi.

"Aahhh, yang benar Kamu! Bukannya tadi Mama diantar Mang Juned?"

"Iiihhh, benar! Coba aja Telepon kalau tidak percaya!" ujar Anggi berusaha meyakinkan Kakaknya.

"Oh, ya, udah deh! Kalau begitu. Kurap! Gue tinggal dulu ya?" ucap Rudi pada Fatih.

"Ya, udah, Sana!"

"Titip Ade Gue, jangan diapa-apain loh!" seloroh Rudi seraya beranjak pergi.

"Yes, berhasil!" bathin Anggi seraya tersenyum tanda kemenangan. Kini tinggalah di rumah itu, hanya ia dan Fatih. (Hem... Ajib hahaha)

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Anquin Dienna
No!! Anggi!!! si Fatih playboy jangan mauuuuu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Playboy Insyaf   Judul 18 Asa Cita Cinta Naura (Kilas Balik)

    Sepekan setelah kepergian Uminya, hidup Naura masih terasa sangat hampa, kehilangan sosok malaikat tak bersayap yang semasa hidupnya dihabiskan dengan mengabdi pada keluarga, berbakti pada suami, mendidik dan membesarkan Naura, putri satu-satunya. Beliaulah Madrasah pertama dalam hidup Naura, darinya gadis itu belajar banyak hal. Masih terbayang nyata dalam ingatan Naura saat ia kecil dulu, setiap malam Umi membacakan kisah-kisah orang saleh dan mengajarkan banyak doa-doa sampai gadis itu terlelap. Begitu pun saat Naura beranjak remaja, sebelum matanya terpejam, Uminya selalu memberi wejangan dengan nasihat-nasihat. Setiap sepertiga malam terakhir Naura diajarkan untuk senantiasa qiyamulail sampai waktu subuh menjelang, hingga dua rakaat terakhir Umi masih melaksanakan Ibadah rutinnya, sebelum akhirnya masuk rumah sakit dan sampai kembali ke pangkuan_Nya. "Masya Allah, Umi, semoga Allah menempatkanmu di Jannah_Nya. Aamiin" ucap Naura seraya

  • Playboy Insyaf   Judul 17 Kehilangan (Kilas Balik)

    Sudah beberapa hari ini Fatih tak terlihat masuk sekolah, sehingga menimbulkan tanda tanya besar dalam benak Naura. "Kenapa ya? Ke mana dia...?" Tiba-tiba Naura merindukan sosok Fatih. Mau bertanya pada teman sekelasnya, tapi ia malu. Ada rasa yang bergelora dalam dada gadis itu, terlukis bias asa dalam hatinya, antara rindu dan menjaga marwah bergumul saling mengalahkan. "Aahh, Fatih..." batin sang gadis, ia merindukan tatapan lembut remaja tampan itu. "Yaaahhh...! Kehilangan tempat nyontek, gue!" ujar seorang siswa dari kelas 3F yang sedang kumpul di kantin. Tanpa sengaja terdengar oleh Naura yang kebetulan sedang lewat dekat kerumunan mereka. Seketika gadis itu menghentikan langkah dan memasang telinga untuk mendengar lanjutan kalimat dari sekumpulan murid laki-laki kelas 3F tersebut. "Jangan-jangan mereka sedang membicarakan Fatih?" batin Naura seraya meletakan bokongnya di kursi yang tak begitu jauh d

  • Playboy Insyaf   Judul 16 Naura Ainunnisa (Romansa Belia Fatih dan Naura)

    Kilas Balik Pagi-pagi sekali Naura sudah mengakrabkan diri dengan cermin di kamar. Mengatur gaya seraya memantas-mantas diri dengan pakaian yang dikenakannya. Maklum saja, pagi ini adalah hari yang istimewa. Setelah, menanggalkan seragam putih-merah, kini saatnya ia mengenakan seragam putih-biru sebagai seragam barunya. Sebagai cucu dari pendiri Pesantren, Naura dituntut untuk hidup selayaknya santriwati dan senantiasa menjaga marwah keluarga. Oleh karena itu, sedari kecil sudah terbiasa dengan kehidupan yang agamis. Jenjang pendidikannya pun tak jauh-jauh dari yang berbasis agama. Pendidikan dasar Naura di Madrasah Ibtidaiyah, lantas saat ini, ia akan melanjutkan jenjang ke Madrasah Tsanawiyah. "Nak! Kamu sudah mulai beranjak remaja dan memasuki masa puber. Jaga diri, jaga sikap, jaga akhlaq serta tinggkah laku. Jangan biarkan mata binal lelaki memandangmu. Tutuplah aurat dengan sempurna!" Pesan uminya semalam, se

  • Playboy Insyaf   Judul 15 Melepas Satu Hilang Dua

    Bab 15"Ver! Ke sini dulu deh, sebentar." panggil Reni pada Vera, adik sepupunya. "Ada apa, Kak?" tanya Vera seraya menghampiri kakak sepupunya itu. "Kamu punya pacar?" tanya Reni, pada gadis cantik berkulit kuning langsat itu. "Hem, punya!" "Yang ini, bukan?" tanya Reni sambil menyodorkan foto di layar ponselnya. "Astagfirullahal'adziim..." ucap Vera, sekujur tubuhnya langsung lemas, melihat gambar yang ditunjukan oleh kakak sepupunya tersebut. Tampak di layar alat komunikasi itu, seorang pria sedang menyuapi wanita di depannya, berikut tertera waktu dan tempatnya. Vera menangis sesunggukan, badannya lemas seakan lepas tulang belulang. Pada akhirnya ia tak ingat apa-apa lagi. "Ver! Vera! Bangun Ver!" melihat adik sepupunya yang tiba-tiba pingsan, Reni jadi kebingungan. "Tlolong! Tolong!" teriaknya. Tampak dari dalam kamar, seorang wa

  • Playboy Insyaf   Judul 14 Akhir Kisah Cinta Satu Hari

    Setelah Fatih selesai membersihkan badan dari hadatsbesar usai mimpi 'basah' yang dialaminya, ia kembali menggunakan pakain lantas duduk di sofa. Dilihatnya Sarah, masih terlelap di atas ranjang. Fatih memandangi wanita itu lekat-lekat seakan ia ingin menikmati setiap inci kecantikan kekasih satu harinya tersebut. Namun ketika tatapan Fatih menjurus ke bagian bawah wanita itu, ia mulai terusik fikirannya. Manakala tubuh seksi Sarah terlihat sangat jelas yang hanya terbungkus baju tidur jenis short setmembuat hasrat kelelakiannya meronta. "Duh! Sarah, kamu cantik sekali," gumamnya seraya terus menatap lekat ke arah tubuh yang sedang terlelap itu. Fatih, mulai beringsut mendekat ke arah Sarah dan duduk di tepi ranjang. Namun, belum sempat ia berlaku lebih jauh, tiba-tiba terdengar sayup-sayup suara azan subuh, membuat lelaki itu seketika tersadar dari fikiran kotor yang merongrongnya. "Astagfirullahal'adziim," u

  • Playboy Insyaf   Judul 13 Mandi Junub

    Bab 13 Setelah keluar dari Restoran, waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam. Membuat Fatih sedikit kebingungan. Karena jika harus kembali pulang malam itu juga, ia tak cukup berani. Namun sebaliknya kalau tidak pulang, maka harus mencari penginapan, sedangkan saat ini dirinya hanya berdua dengan Sarah yang sejatinya bukan siapa-siapanya. Timbul perasaan risau di hati pemuda itu, manakala detik waktu terus berjalan dan ia harus segera ambil keputusan. Antara pulang atau mencari tempat menginap. Tampak sang pemuda mulai memutar otak. Karena Ia takut jika harus membawa Sarah ke penginapan nantinya malah mendapat kesulitan. "Yang! Sekarang kita harus gimana?" tanya Fatih seraya terlihat bingung. "Gimana apanya?" "Lah, malah balik tanya! Ya, kita gimana? Sudah malam gini, tapi kalau pulang sangat riskan diperjalanannya," "Gitu aja bingung! Tinggal cari penginapan, besok pagi kita pulang. Beres, kan?" tukas Sarah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status