Share

Judul 4 Siasat Sang Gadis

Bab 4

     *Betapa keinginan ini menyiksa, rasa hati yang telah lama tertaut pada satu hati, namun lisan tak kuasa untuk mengutarakannya*

***

"Assalamu'alaikum, Rud! Lo di mana?" tanya Fatih pada Rudi, sahabatnya melalui sambungan telepon.

"Waalaikumsalam, gue lagi di rumah"

"Gue kerumah lu, ya!"

"Ya udah, kesini aja!"

"Oke! Gue jalan sekarang, nih! Assalamu'alaikum" pungkas Fatih, seraya menutup teleponnya.

"Waalaikumsalam."

***

"Telepon dari siapa Kak?" tanya Anggi pada Rudi, Kakaknya.

"Iiihh, pengin tau aja! Nguping ya? dasar bocil!" dengus Rudi pada adiknya, yang sedang duduk tak jauh di ruang tengah rumah sambil memainkan gawai.

"Diiihh, sebal deh! Aku, kan, sudah mau lulus SMA, masa masih dipanggil bocil aja! Kakak tuh! Kakek Sugiono, hahaha" seloroh Anggi sambil terbahak.

"Biarin! Kakek Sugiono, kan, banyak Cewenya. Asyik dong! Hahaha"

"Iiihhh, najong!" ketus Anggi sambil bergidik.

"Hahahahaaa..." Rudi terbahak puas melihat tingkah Adiknya.

"Sana eh! Anak kecil masuk kamar, belajar, jangan banyak nguping orang dewasa" cetus Rudi pada Adiknya.

"Yeee..." Anggi kesal, lantas melemparkan bantal pada Kakaknya.

Buukkk! Dengan sempurna, bantal tersebut mengenai kepala Rudi, dan seketika Anggi berlari menuju kamarnya.

"Aduh! Awas! Kau, Bocil" ancam Rudi setelah kepalanya terkena lemparan bantal.

Setelah Anggi masuk ke kamar, Rudi melanjutkan kegiatannya, berselancar ria di Laptopnya.

Sekitar lima belas menit berlalu, terdengar suara bising sepeda motor yang sudah sangat familier di telinganya.

"Nah! Tuh bocah udah sampai aja!" gumam Rudi seraya beranjak, lantas Menghampiri Fatih, sahabatnya yang tampak sedang memarkirkan kuda besinya.

"Assalamu'alaikum, kakek Sugiono! Hahaha" sahut Fatih sambil terbahak, seraya mencandai sahabatnya yang dulu pernah kedapatan sedang membuka link dewasa. Padahal waktu itu Rudi tanpa disengaja membukanya, namun ternyata hal itu malah menjadi bahan olok-olok sampai sekarang.

"Waalaikumsalam, playboy kurap!" jawab Rudi tak kalah sengit mengejek sahabatnya itu.

"Suek, lo! Hahaha" tukas Fatih seraya memeluk Rudi, keduanya memang sudah berteman sejak masih SMP dan bersahabat hingga kini.

"Yuk! Masuk" ajak Rudi.

"Iyalah! Masuk dulu, sudah itu baru keluar! Hahaha" seloroh Fatih dengan terbahak.

"Huh! Dasar! Piktor lo!" dengus Rudi, lalu keduanya duduk lesehan.

"Nah! Lagi buka apaan lo?! Jangan-jangan link bok*p, ya? Hahaha" tanya Fatih meledek sohibnya itu.

"Suek, lo! Sorry ya, gak maen gue kaya gituan!"

"Nur Afiffah! Cieee mainannya Ukhti hahaha" seloroh Fatih saat melihat layar Laptop, kedapatan sahabatnya itu sedang ber-chatting ria dengan seseorang. Tampak di foto profilnya wanita menggunakan hijab dan mengenakan cadar.

"Iyalah! Nyari cewe tuh yang kaya gini! Jangan sepertu lo, apa aja di embat! Lo, sih, Kambing dibedakin aja langsung nyosor, hahaha" ejek Rudi seraya tertawa puas.

"Suek! Lo, pentul korek, hahaha" tukas Fatih balik mengejek sahabatnya itu.

Begitulah keseruan dua sahabat karib ini, kalau sudah bersua, seperti burung kicau bertemu pasangannya, ramai.

Saat dua sahabat itu sedang asyik berbincang, dengan perlahan, Anggi mengintip dari balik pintu kamarnya.

"Ooohh, Kak Fatih yang datang. Uuuhhh...gantengnya," gumam Anggi tampak terkesima.

Memang gadis itu sejak lama mengagumi sosok Fatih, selain tampan, pemuda itu humoris dan enak diajak ngobrol. Bisa bersikap lebih dewasa dan ngemong, tak seperti Rudi, Kakaknya yang datar-datar saja.

"Duh! Gimana, ya, caranya? Biar bisa ngobrol berdua saja dengan Kak Fatih" gumam Anggi bersiasat, agar dapat berduaan dengan pemuda yang disukainya itu.

"Yups!" tiba-tiba terfikirkan olehnya, supaya Rudi, Kakaknya bisa keluar dari Rumah, agar ia bisa ngobrol berdua saja dengan Fatih. Lantas Anggi beringsut mendekati dua sahabat itu.

"Ehhh, ada Kak Fatih" sapa Anggi sambil menyunggingkan senyum termanisnya.

"Sudah lama Kak?" lanjutnya basa-basi.

"Eeh, Nggi! Belum kok, belum lama" jawab Fatih seraya menatap ke arah gadis cantik yang menyapanya, hingga membuat Anggi salah tingkah.

"Uhhh, gantengnya Kak Fatih," bathin Anggi, nampak terkesima.

"Heh! Kebiasaan, kalau lihat Laki-laki ganteng jadi kecentilan, sana! Masuk!" seru Rudi mengagetkan Adiknya itu.

"Yeee, dasar!" Seru Anggi sambil tersungut.

"Mau ngapain coba kesini? Mau nguping lagi?" tanya Rudi.

"Gak kok, cuma mau kasih tahu, tadi Mamah telepon katanya minta dijemput,"

"Jemput? Jemput kemana?" tanya Rudi heran.

"Di rumah Tante Erni, Kak!" tukas Anggi.

"Aahhh, yang benar Kamu! Bukannya tadi Mama diantar Mang Juned?"

"Iiihhh, benar! Coba aja Telepon kalau tidak percaya!" ujar Anggi berusaha meyakinkan Kakaknya.

"Oh, ya, udah deh! Kalau begitu. Kurap! Gue tinggal dulu ya?" ucap Rudi pada Fatih.

"Ya, udah, Sana!"

"Titip Ade Gue, jangan diapa-apain loh!" seloroh Rudi seraya beranjak pergi.

"Yes, berhasil!" bathin Anggi seraya tersenyum tanda kemenangan. Kini tinggalah di rumah itu, hanya ia dan Fatih. (Hem... Ajib hahaha)

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Anquin Dienna
No!! Anggi!!! si Fatih playboy jangan mauuuuu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status