Share

Trauma

"Tunggu ya bu, ibu harus dijahit dulu," ucap Bidan, dan wow.

Aku tidak di bisu, jarum dan benang begitu saja rasanya menyayat-nyayat bagian bawahku, aku kesakitan, air mata netes gitu aja. 

"Bu, jangan ditanah begitu, susah jahitnya, nanti ibu bisa pendarahan," pekik bidan memarahiku.

Sialan, bidan tidak berperikemanusiaan, ia tidak pernah dijarit apa begini, dijarit hidup-hidup, ini benar-benar sakit sekali, bahkan lama sekali tidak selesai-selesai, siapan. Aku mengumpat dalam hati, apa iya, orang habis melahirkan mau di jahit tidak dibius sih? Gerutuku lagi.

"Oke, sudah selesai, selamat istirahat bu," ucapnya meninggalkanku yang masih di ruang bersalin

Kok ga di bawa ke ruang rawat inap sih? Ini gimana sih? Belum lagi ruang bersalin lagi rame, banyak banget yang mau lahiran, pada teriak-teriak semua.

"Bun, anak kita sehat, dia cantik seperti bunda," ucap suamiku menghampiriku, ia baru saja melihat bayiku di ruang bayi.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status