Share

BAB 8- New Life With You

Marta menjatuhkan tubuhnya begitu kencang ke tempat tidur, menikmati ranjang barunya yang luas serta empuk itu dengan vegas yang membuat tubuhnya serasa berayun diatasnya, dan Bedcover-nya yang tebal dan lembut didominasi warna putih yang membuatnya nyaman dinikmatinya dengan mengusap kedua tangannya diatas pembaringan itu,

Marta belum pernah memiliki tempat tidur sebagus itu dan itu berhasil membuatnya tertidur pulas dan lupa mengunci kamarnya, sehingga Leo bisa masuk dan meneliti dan menonton wajah gadis yang sudah tak ABG itu lagi.

“I still fall in love you, sama seperti pertama aku melihatmu enam tahun lalu” bisiknya di telinga gadis dalam buaian itu.

Dipandanginya guratan setiap wajah itu dan betapa cantik dan manisnya gadis itu bahkan ketika terlelap. Dibenarinya selimut gadis itu dan Leo menghidupkan lampu tidur dan mematikan lampu LED yang masih terang benderang dari tadi, dan dikecupnya bibir Marta yang kenyal itu pelan, dan berharap si empunya tetap terjaga tetapi gerakan Marta membuatnya terburu-buru meninggalkannya dalam lelapnya.

“Hi Laura, I took Marta live with me. Tolong bantu aku besok mencari kebutuhannya di butik mu. You better than me what she need” Leo mengirim pesan ke sahabatnya itu melalui applikasi Whattsap.

“Khiel udah cerita ke gue kemarin, gila loe, ya? take risk bangat loe, udah enam tahun juga , nggak bisa-bisa move on loe dari gadis kecil itu. Awas kalau di masa yang akan datang. Loe ada masalah karena kelakuan loe ini, jangan datang ke gue, udah bosan gue, loe nyampah masalah loe ke gue!” Balas Marta panjang di gawainya.

“Iya, iya, sejak loe kawin ama Khiel makin galak loe, nyesal gue ngomongin ini, boleh apa kaga nih?” Reply Leo

“Iya deh, apa sih yang nggak buat loe” jawab Laura di ikuti tanda emoticom tanda sarung tinju. Yang artinya dia malas di atur-atur Oleh Leo.

Alarm membuyarkan alam Delta Marta, itu pertanda sudah menujukkan pukul enam pagi, digulungnya rambutnya yang sebahu dan membasuh mukanya dengan air dan menyikat giginya, lalu bergegas ke arah dapur.Marta mencari bahan yang mungkin bisa digunkannya untuk membuat nasi goreng dan telor setengah matang, belum ada List contract aktifitas dari Leo sebagaimana Leo sampaikan tadi malam, yang Marta ingat salah satu tugasnya menyediakan sarapan untuk Leo.

Baru saja ia memikirkannya tapi Leo sudah muncul dari tangga dengan hanya celana Boxer yang melekat di perut six-packnya membuat Marta memutar tubuhnya ke arah wastafel dengan kilat, karena ia terlalu malu untuk melihat Leo yang bertelanjang dada hanya mengenakan Boxer seperti itu dihadapannya meski Marta sudah sering melihat pasien dalam keadaan seperti itu tapi tidak untuk Leo dia merasa malu walau sekedar untuk menatapnya.

“Kenapa?” Tanya Leo, melihat reaksi yang ditunjukan Marta

“Ini rumahku," tambah Leo.

“Aku tidak sedang telanjang, ‘kan?” katanya dingin dan dengan nada ketus.

 “Tolong buatkan Coffee Latte untukku, dan telor setengah matang dua, dan pagi hari aku tidak makan nasi goreng!” katanya pada Marta, melihat sudah ada nasi goreng didalam mangkok.

“Ini List yang aku sampaiakan kepadamu kemarin malam,” katanya seraya menyodorkan kertas diatas meja makan.

“Hei, kamu harus berbalik melihat lawanmu bicara! Aku tidak sedang telanjang, ’kan?” terangnya kepada Marta. Berlahan Marta berbalik dan menyembunyikan wajahnya yang sendu dibalik rambut dan poninyandia hanya melihat kearah jempol kakinya dan memainkan ibu jarinya untuk mengalihkan perhatiannya dari Leo yang hampir telanjang dihadapanya.

“Hal Priority yang tak bisa kamu lakukan selama kamu tanggunganku dan sebagai walimu adalah kamu tidak boleh pacaran dulu”

 “Kalau kamu ingin pergi dengan teman-teman kampusmu, kamu harus izin dulu artinya kalau tanpa seizinku dan tidak aku berikan izin kamu tidak boleh pergi dan dari sepuluh List yang ada didalam contract itu dua point itu adalah point Priority dan mutlak.

 “Setiap Point ada Penalty atau Punishment disitu kalau kamu sampai melanggarnya maka Punishment itu yang menjadi acuan untukmu” untuk tau Punishment apa yang akan kamu terima”

“Sedangkan hak Priority-mu kamu bebas mengutarakan masalahmu kepadaku dan kamu bebas dirumah ini sesukamu”

“Kamu juga berhak memiliki uang saku dariku sebesar lima juta sebulan, itu hanya uang saku, buku-buku keperluanmu tidak termasuk, jadi ketika kamu perlu membeli buku dan sebagainya kamu cukup memberitahuku!” kata Leo dengan nada yang tegas dan nge-Bossy.

“Laptop untuk keperluan kuliahmu dan Handphone-mu nanti akan dikirim Ica melalui Pak Samad driver untuk menggantikan HP-mu yang sudah tua itu, supaya kita bisa saling memberi kabar melalui W******p," tambah Leo lagi seraya tangannya bersedekap didadanya mendominasi sedangkan Marta hanya mendengarkan tak berani menatap Leo.

“Itu baru hak dan kewajibanmu, sementara tugasmu adalah bertangung jawab atas kebersihan Penth ini, menyediakan sarapan dan makan malam serta Laundry, aku rasa kamu sudah cukup paham”

“Jika belum jelas baca-baca lagi nanti”

“ Laura akan menjemputmu sebagaimana aku sampaikan tadi malam  sekalian membuka rekeningmu, agar kamu punya ATM dan uang sakumu akan aku transfer ke rekening itu,” kata Leo dengan lugas seoalah dia berbicara dengan karyawannya.

Hi, Buddy! She's birthday today, aku lihat di ID card-nya tadi pas lagi buat rekening," pesan W******p baru dibaca Leo setelah ia makan siang dengan rekan bisnisnya, karena jadwalnya yang padat dengan Meeting ia baru bisa membacanya. "

Many thanks Ra, bother you again and again you are the best ever,” balas Leo kepada Laura. "Hey don't mention it, udah berapa lama kita berteman, heh..? It's been since we are at Junior high school in S’pore,” balas Laura dengan Emoticon tanda Evil.

"Eh bud, your girl need something kayaknya, I'll text you later, bye,” tambah Laura pada Message W******p untuk Leo.

"I think maroon color is the good one and more fit for you,its look stunning ” komentar Laura pada Dress yang dicoba Marta. "So we all most done, so let's take our time for lunch,” kata Laura setelah dia memilihkan Dress yang sesuai dengan Marta.

"Makasih Kak,” kata Marta tiba-tiba kepada Laura.

"For the dress?” tanya Laura

Hei, Leo yang bayar itu, nanti Invoice masuk kekantornya," jawab laura.

“Habis Lunch kita cari pakaian kampusmu, ya?” kata Laura lagi sementara yang diajak hanya menunduk tanda mengiyakan.

 "Nggak perlu sungkan, saya sama Leo itu, udah berteman sejak SMP, awal kita ketemu di Indonesian Community, kebetulan papa saya orang Bali dan mama saya Australia,” kata Laura mencoba akrab dengan Marta, disela-disela lunch mereka.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status