Share

Mencari Rihana

last update Huling Na-update: 2023-03-09 11:38:29

Setelah terus menentang, akhirnya pernikahan Rihana dan Adam pun dibatalkan, meski Rihana harus menerima amukan juga pukulan dari Candra karena tidak mau menikah dengan Adam.

Rihana dikucilkan, tidak dianggap bahkan tidak diakui keberadaannya di rumah itu. Meski begitu dia tetap bertahan, Rihana tidak ingin menjadi lemah dan mengalah begitu saja saat diperlakukan tidak adil. Dia ingat akan janji untuk bertahan di sana, serta membuktikan kalau layak berada di rumah itu.

Di bandara. Melvin baru saja kembali dari Amerika setelah satu bulan lamanya di negara itu untuk menunggu sang nenek yang sakit parah.

Melvin berjalan dengan ekspresi wajah datar, kacamata hitam bertengger di hidung dan menutupi dua bola mata hitamnya. Pria itu berjalan dengan dagu terangkat, menunjukkan betapa angkuh dan dinginnya pria itu. Itulah Melvin, semua orang sudah menganggap jika pria dengan rahang keras itu adalah pria dingin yang kejam dan juga memiliki pendirian kuat.

“Bagaimana?” tanya Melvin ke asistennya, begitu mereka berada di mobil.

“Saya sudah merangkum semua nama Rihana yang ada di kota ini. Ini adalah daftar nama Rihana yang mungkin salah satunya wanita yang Anda cari,” jawab Mario—asisten Melvin.

Melvin mengambil daftar nama yang diberikan asistennya, hingga mengerutkan dahi karena banyak sekali nama Rihana di kota itu.

“Mana mungkin nama Rihana bisa sebanyak ini dalam satu kota.” Melvin menatap tajam ke asistennya, merasa aneh karena dalam satu kota ada puluhan nama Rihana.

“Mungkin namanya pasaran,” jawab Mario tanpa dosa.

Melvin langsung melotot mendengar jawaban Mario, hingga membuat asistennya itu berdeham.

“Itu yang belum disortir, setelah dipilah dari tanggal lahirnya, hanya tinggal lima orang bernama Rihana,” ujar Mario menjelaskan.

“Apa kamu tidak bisa dengan tepat, memilih satu Rihana yang aku cari?” Melvin butuh jawaban pasti, tapi asistennya malah memberikan pilihan.

“Anda tidak memberitahu nama keluarga Rihana ini, tentu saja saya kesusahan memastikan dengan tepat. Salah satunya mengecek satu persatu dari lima Rihana itu, baru memastikan Rihana mana yang Anda cari,” ujar Maria menjelaskan dengan tenang.

Mario sangat hafal dengan sifat Melvin, sehingga meski Melvin bicara dengan nada tinggi atau membentak, baginya itu adalah hal biasa.

Melvin membuang napas kasar dan mengembalikan daftar nama itu ke Mario, hingga kemudian memalingkan wajah dan menatap jalanan yang dilewati.

“Cek satu-satu lalu pastikan mana Rihana yang aku cari!” perintah Melvin kemudian.

“Baik.” Mario mengangguk saja mendengar perintah Melvin.

Melvin terus menatap aspal jalanan, entah kenapa dirinya merasa gelisah, hingga membuat Melvin nekat kembali ke Indonesia untuk melanjutkan niatnya mencari keberadaan Rihana.

“Di mana kamu, Ana?”

**

Rihana berada di kamarnya. Sejak pagi merasa tidak enak badan, hingga membuatnya malas untuk keluar rumah. Lagi pula sudah sebulan ini dia tidak bekerja, membuatnya tidak punya alasan untuk beranjak dari kamar.

“Kenapa kepalaku sangat sakit.” Rihana memegangi kepala yang terasa berat, bahkan menekan kuat kepalanya yang pening dan terasa berputar.

Rihana hanya tiduran dari pagi karena tubuhnya terasa lemas, pusing, juga suhu tubuhnya yang berubah-ubah. Sungguh baru kali ini Rihana sakit seperti ini, seolah semua sakit menyerangnya secara bersamaan.

Rihana mencoba bangun meski kepalanya terasa pusing, saat berhasil duduk, Rihana tiba-tiba merasa mual.

“Huek ….” Rihana menutup permukaan mulut, hingga berlari ke kamar mandi sambil memegangi perutnya.

Rihana berjongkok di depan kloset, terus mual dan ingin muntah, perutnya terasa dikocok dan diaduk-aduk hingga membuat makanan dan minuman yang masuk kini mendorong untuk keluar.

“Huek … huek ….” Rihana terus berusaha agar bisa muntah, entah kenapa dia bisa masuk angin, atau begitulah yang ada dalam pikiran Rihana.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (13)
goodnovel comment avatar
Sabariah Man
wow... JAL an cerita best... watak utama tak lemah
goodnovel comment avatar
Empty Six
lagi asyik2 baca..eh mala kekunci
goodnovel comment avatar
Yoseph
sangat menarik,yg bikin kecewa knp lnjut bab harus berbayar.
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Akhir

    Melvin menunggu di depan ruang operasi dengan perasaan yang sangat cemas. Kandungan Rihana sangat baik saat pemeriksaan sebelumnya, hingga membuat Melvin tidak menyangka jika akan ada masalah seperti sekarang. “Dia pasti baik-baik saja. Mungkin Rihana hanya kelelahan sehingga bayinya sungsang dan ada pendarahan,” kata Mario mencoba menenangkan Melvin. Melvin mengusap kasar wajah. Apa pun alasannya, dia tetap saja mencemaskan kondisi Rihana, terlebih sebelumnya Rihana selalu berkata jika perasaannya sangat damai. “Berdoa agar semua berjalan lancar,” ucap Mario kemudian. Mario masih di sana menemani Melvin. Simbok juga masih di sana untuk berjaga-jaga siapa tahu Melvin membutuhkan bantuannya. Setelah menunggu lama, akhirnya seorang perawat keluar dari ruang operasi. Melvin langsung berdiri dan mendekat bersama Mario juga simbok. “Bagaimana operasinya, Sus?” tanya Melvin dengan ekspresi wajah panik. “Operasinya berjalan lancar. Ibu dan bayinya selamat. Mereka akan dipindah ke ruang

  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Mau Melahirkan

    “Tolong bawa masuk dan taruh di sini.”Rihana mengintruksi kurir yang mengantar foto keluarga dari studio. Setelah satu minggu menunggu, akhirnya foto mereka datang. Ada beberapa yang dipasang di bingkai, tapi ada pula yang dibuat album.Setelah memastikan jumlah bingakai foto yang dipesan sesuai, Rihana berterima kasih ke kurir. Dia meminta orang di rumah untuk membantu mamasang bingkai foto di kamarnya, anak-anak, juga di ruang keluarga.“Yang tiga itu nanti di kamar anak-anak,” perintah Rihana untuk memasang foto Bas, Nana, dan Nanda di kamar ketiganya.Rihana terlihat senang karena bisa memandang foto keluarga terpasang di dinding rumah.“Apa sudah pas, Nyonya? Ada yang mau disesuaikan?” tanya tukang kebun yang membantu memasang foto di ruang keluarga.“Sudah, itu sangat bagus.” Rihana tersenyum lebar, menatap bingkai foto itu. Ditatapnya foto dirinya, Melvin, Bastian, Nana, dan Nanda. Senyum mereka menunjukkan kebahagiaan.Rihana pergi ke kamar anak-anak, memastikan foto anak-ana

  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Pesan Melvin

    Weekend itu, Rihana sudah sibuk di dapur mengemas makanan yang akan mereka bawa. Simbok meminta agar dia dan pembantu lain yang menyiapkan.“Nyonya kalau capek berdiri, duduk saja,” kata simbok.“Ga papa, aku mau mastiin makanan kesukaan anak-anak tidak ada yang lupa dibawa. Simbok siap-siap sana, kita berangkat bersama,” balas Rihana.Rihana berinisiatif mengajak semua pekerja ikut, termasuk satpam dan juga pembantu. Mereka tidak pernah diajak liburan, meski dekat tapi setidaknya mereka merasakan libur kerja.“Mama, Nana boleh bawa topi ini?” tanya Nana memperlihatkan topi bulat besar, dengan pita yang melingkar di bagian atasnya.“Boleh, bawa saja,” jawab Rihana.Nana terlihat senang, dia kembali berlari untuk bersiap-siap karena akan pergi piknik.Semua orang sudah siap. Mobil yang akan membawa mereka juga siap. Makanan dan minuman untuk disantap saat piknik pun sudah masuk mobil.Setelah memastikan semua orang berkumpul dan masuk mobil, mereka pun pergi berlibur bersama.“Aku piki

  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Foto Bersama

    “Kita mau ke mana?” tanya Nana.Rihana duduk di belakang Nana, meminta gadis kecil itu berdiri, sedangkan dia sibuk menyisir rambut panjang Nana karena akan diikat.“Kita akan pergi foto bersama. Mama, papa, kamu, Bas, dan Nanda,” jawab Rihana sambil tersenyum.“Benarkah?” Nana terlihat sangat senang. “Kita akan punya foto keluarga?” tanya Nana kemudian.“Tentu saja, Nana dan Nanda adalah keluarga, jadi harus ada foto keluarga,” jawab Rihana ikut bersemangat karena Nana.Nana terlihat sangat bahagia. Dia memakai gaun berwarna merah muda dengan renda di tepian rok. Kini Rihana sedang mengikat rambut Nana, lantas memakaikan pita berwarna merah muda yang sedikit terang dari warna gaun gadis kecil itu.“Sudah selesai, coba hadap sini. Mama mau lihat secantik apa Nana.” Rihana meminta Nana berputar menghadap ke arahnya.Nana berputar, kemudian tersenyum manis ke Rihana.Rihana menatap Nana, gadis kecil cantik itu benar-benar sudah masuk ke dalam hatinya.“Nana sudah sangat cantik,” kata Ri

  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Cincin Hilang

    “Aku memiliki beberapa daftar keinginan.”Melvin menoleh Rihana, melihat sang istri yang duduk sambil mengulas senyum.“Daftar apa saja?” tanya Melvin penasaran.“Ada beberapa. Di antaranya, piknik keluarga dan foto bersama. Bagaimana menurutmu?” tanya Rihana sambil menatap Melvin.“Jika kamu ingin seperti itu, mari kita lakukan,” jawab Melvin.“Setelah Monika menikah, bagaimana?” tanya Rihana lagi.“Baiklah, nanti aku siapkan segala hal yang kamu inginkan.”“Aku ingin foto keluarga dua kali. Satu saat bayi kita dikandungan lalu kedua setelah bayi kita lahir,” ucap Rihana sambil mengusap perutnya.Melvin ikut mengusap perut Rihana, bahkan ikut membungkuk lantas mencium perut istrinya itu.“Setuju, aku akan menyiapkan studio agar kita bisa foto keluarga bersama,” ucap Melvin mengiakan apa pun permintaan Rihana.Setelah masalah Mark dan Cantika selesai, Rihana terlihat bernapas lega karena bisa melihat orang-orang baik yang menolongnya, kini bisa hidup senang dan bahagia.Asri diajak Ga

  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Hasil Tes DNA

    Setelah 3 hari menunggu, akhirnya hasil tes lab DNA keluar. Gabriella memang meminta agar hasil tes bisa dipercepat karena mereka mencoba meminimkan hal-hal yang mungkin akan terjadi.Hari itu di rumah sakit. Mark, Cantika, dan keluarga termasuk Rihana juga Melvin, ada di sana untuk mendengar hasil tes DNA. Margaretha duduk tenang di sana, seolah begitu yakin jika dia akan menang dari Cantika untuk mendapatkan Mark.Hingga perawat meminta agar Mark dan Margaretha masuk untuk mendengar dokter membacakan hasil lab, tentu saja semua orang yang masuk, bukan hanya dua orang itu saja.Margaretha masuk terlebih dahulu, memandang dokter yang sudah menunggu, lantas dia duduk di kursi yang terdapat di depan meja dokter.Mark masuk bersama Cantika dan yang lain. Dia pun duduk di samping Margaretha, siap mendengarkan hasil lab karena sangat yakin jika bukan dia ayah dari bayi itu.“Bisa saya bacakan sekarang?” tanya dokter itu.Semua orang mengangguk setuju. Dokter itu membuka amplop yang tertutu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status