Share

Anak haram

last update Huling Na-update: 2023-03-09 11:19:42

Rihana tidak pergi ke perusahaan karena ancaman ayahnya. Dia tidak ingin menuruti ucapan Candra, sehingga memilih melepas jabatannya, bahkan mengembalikan semua fasilitas yang diberikan Candra, sesuai dengan ancaman pria itu. Candra berpikir Rihana akan takut jika diancam seperti itu, tampaknya sang papa salah besar, karena Rihana tidak takut kehilangan harta. Dia pernah miskin dan miskin kedua kali tidak akan membuatnya takut.

Rihana duduk seharian di kafe, bingung harus melakukan apa karena tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan. Hingga wanita itu merasa bosan, lantas menghabiskan minuman yang dipesan dan berdiri dari duduknya. Rihana pergi ke kasir untuk membayar, hingga tanpa sengaja menyenggol lengan seseorang.

“Kalau jalan pakai mata!” Suara umpatan itu keluar dari wanita yang ditabrak Rihana.

Rihana melepas kacamata yang bertengger di hidung, tersenyum mencibir saat melihat Salsa marah kepadanya.

Salsa sangat terkejut melihat Rihana di sana, hingga berpura bersembunyi di belakang Adam agar mendapatkan perlindungan dari pria itu.

“Jadi pengangguran? Apa kamu yakin tetap mau membatalkan pernikahan kita?” tanya Adam dengan nada cibiran.

Adam sudah tahu kabar tentang Rihana yang hendak membatalkan pernikahan dari Candra. Dia juga bersandiwara karena tidak mengerti kenapa Rihana meminta dibatalkan, padahal dia menerima Rihana apa adanya, meski Rihana ketahuan bermain dengan pria lain. Semua dusta itu pun dipercaya oleh Candra dan kedua orangtua Adam.

“Aku lebih baik menjadi pengangguran, daripada harus menikah dengan manusia sampah sepertimu,” balas Rihana dengan nada ejekan.

Baru diejek sedikit, Adam sudah naik pitam dan murka karena ucapan Rihana.

“Kamu seharusnya bersyukur. Anak haram sepertimu, masih ada yang mau menikahi. Coba saja kalau pria lain, mereka pasti akan kabur begitu tahu kalau kamu anak di luar nikah!” Adam menghina Rihana, mengingatkan status Rihana yang sebenarnya di rumah besar Candra Hardiwinata.

Rihana mengepalkan telapak tangan, giginya bergemerutuk mendengar ucapan Adam yang secara tidak langsung sudah menghina dia dan ibunya. Hingga tanpa diduga Rihana melayangkan pukulan dan mendarat tepat di pipi Adam.

“Agh!” Adam memekik sambil memegangi pipi yang terkena pukulan dari Rihana.

Salsa juga terkejut karena Rihana memukul Adam, lantas mengusap pipi pria itu agar tidak merasa sakit.

“Jaga mulutmu! Aku bisa menghajarmu jika kamu berani bicara sembarangan lagi!” Rihana bicara sambil menunjuk wajah Adam. Tatapan matanya menunjukkan kebencian dan rasa kesal yang membuncah akibat ucapan pria itu.

Pengunjung kafe dan pelayan di sana pun sangat terkejut, tidak menyangka kalau seorang wanita akan memukul seorang pria.

“Adam hanya bicara fakta, kamu memang anak haram yang tidak tahu diri!” Salsa ikut menghina Rihana, tidak terima jika Adam dipukul oleh Rihana.

Rihana tertawa menghina, Adam dan Salsa sangat serasi karena keduanya sangat kompak dalam mengorek luka lama seseorang. Mereka tahu status asli Rihana di keluarganya, tapi siapa sangka jika itu digunakan untuk menyerang Rihana.

“Memang benar aku adalah anak haram, kalau begitu tidak ada alasan untukmu membujukku agar menikah denganmu. Jadi aku tidak akan mengubah keputusanku. Aku tetap tidak akan menikahi sampah sepertimu, meski aku harus jatuh miskin!” Rihana mempertegas keputusannya, sebelum kemudian pergi meninggalkan pasangan selingkuh yang mungkin kini sudah menjadi pasangan kekasih, semenjak Rihana memutuskan hubungan dari Adam.

Salsa menatap punggung Rihana yang berlalu pergi, menatap sinis ke wanita yang menjadi teman tapi hanya sekadar dimanfaatkannya itu. Rihana dulu sangat baik dan penuh perhatian, membuat Salsa memanfaatkan temannya itu untuk kepentingan pribadinya, lantas merayu dan merebut Adam, karena merasa dirinya lebih baik dari Rihana.

“Kamu tidak apa-apa, sayang? Apa ini sakit?” Salsa menatap Adam dengan wajah iba, meski sebenarnya itu hanya akting untuk membuat Adam semakin jatuh cinta kepadanya.

Rihan merasa emosinya kembali meluap-luap. Dia berjalan di sepanjang trotoar  tanpa arah. Hingga langkahnya terhenti dan dia duduk di salah satu bangku yang terdapat di trotoar. Rihana menghela napas kasar, mendongakkan kepala hingga kelopak mata menyipit karena sorot sinar matahari yang begitu terik.

Rihana menghela kasar, hatinya begitu sakit saat kata anak haram dilontarkan kepadanya. Ya, dia memang anak di luar nikah, tapi apakah dirinya salah dan harus menyandang status itu sampai masa tuanya. Jika bisa memilih, Rihana juga ingin lahir dengan status yang sama seperti orang lain. Namun, takdir menggariskannya harus lahir dari rahim wanita yang tidak memiliki status hubungan dengan ayah kandungnya, membuat Rihana akhirnya menjadi cibiran bagi teman-teman sebayanya saat masih kecil.

“Ma, kenapa kamu meninggalkanku sendiri dan membiarkanku menghadapi semua kehidupan berat ini sendiri?”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (7)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kmu hrs tegar Rihana g usah takut sama Adam dn Salsa s orang2 laknat itu coba kmu pergi jauh dr orang2 itu juga ayah dn ibu tirimu yg jahat itu .itu semua orang2 itu akan mendapat karma balasan nya
goodnovel comment avatar
Lautan Biru
kesian MU Adam ,Hajar cukup² biar dua duanye mengerti kok
goodnovel comment avatar
Cyya Yaya
Adam kamu itu perempuan atau laki-laki ? omongan kamu pedes banget kayak omongan perempuan julidddd
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Akhir

    Melvin menunggu di depan ruang operasi dengan perasaan yang sangat cemas. Kandungan Rihana sangat baik saat pemeriksaan sebelumnya, hingga membuat Melvin tidak menyangka jika akan ada masalah seperti sekarang. “Dia pasti baik-baik saja. Mungkin Rihana hanya kelelahan sehingga bayinya sungsang dan ada pendarahan,” kata Mario mencoba menenangkan Melvin. Melvin mengusap kasar wajah. Apa pun alasannya, dia tetap saja mencemaskan kondisi Rihana, terlebih sebelumnya Rihana selalu berkata jika perasaannya sangat damai. “Berdoa agar semua berjalan lancar,” ucap Mario kemudian. Mario masih di sana menemani Melvin. Simbok juga masih di sana untuk berjaga-jaga siapa tahu Melvin membutuhkan bantuannya. Setelah menunggu lama, akhirnya seorang perawat keluar dari ruang operasi. Melvin langsung berdiri dan mendekat bersama Mario juga simbok. “Bagaimana operasinya, Sus?” tanya Melvin dengan ekspresi wajah panik. “Operasinya berjalan lancar. Ibu dan bayinya selamat. Mereka akan dipindah ke ruang

  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Mau Melahirkan

    “Tolong bawa masuk dan taruh di sini.”Rihana mengintruksi kurir yang mengantar foto keluarga dari studio. Setelah satu minggu menunggu, akhirnya foto mereka datang. Ada beberapa yang dipasang di bingkai, tapi ada pula yang dibuat album.Setelah memastikan jumlah bingakai foto yang dipesan sesuai, Rihana berterima kasih ke kurir. Dia meminta orang di rumah untuk membantu mamasang bingkai foto di kamarnya, anak-anak, juga di ruang keluarga.“Yang tiga itu nanti di kamar anak-anak,” perintah Rihana untuk memasang foto Bas, Nana, dan Nanda di kamar ketiganya.Rihana terlihat senang karena bisa memandang foto keluarga terpasang di dinding rumah.“Apa sudah pas, Nyonya? Ada yang mau disesuaikan?” tanya tukang kebun yang membantu memasang foto di ruang keluarga.“Sudah, itu sangat bagus.” Rihana tersenyum lebar, menatap bingkai foto itu. Ditatapnya foto dirinya, Melvin, Bastian, Nana, dan Nanda. Senyum mereka menunjukkan kebahagiaan.Rihana pergi ke kamar anak-anak, memastikan foto anak-ana

  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Pesan Melvin

    Weekend itu, Rihana sudah sibuk di dapur mengemas makanan yang akan mereka bawa. Simbok meminta agar dia dan pembantu lain yang menyiapkan.“Nyonya kalau capek berdiri, duduk saja,” kata simbok.“Ga papa, aku mau mastiin makanan kesukaan anak-anak tidak ada yang lupa dibawa. Simbok siap-siap sana, kita berangkat bersama,” balas Rihana.Rihana berinisiatif mengajak semua pekerja ikut, termasuk satpam dan juga pembantu. Mereka tidak pernah diajak liburan, meski dekat tapi setidaknya mereka merasakan libur kerja.“Mama, Nana boleh bawa topi ini?” tanya Nana memperlihatkan topi bulat besar, dengan pita yang melingkar di bagian atasnya.“Boleh, bawa saja,” jawab Rihana.Nana terlihat senang, dia kembali berlari untuk bersiap-siap karena akan pergi piknik.Semua orang sudah siap. Mobil yang akan membawa mereka juga siap. Makanan dan minuman untuk disantap saat piknik pun sudah masuk mobil.Setelah memastikan semua orang berkumpul dan masuk mobil, mereka pun pergi berlibur bersama.“Aku piki

  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Foto Bersama

    “Kita mau ke mana?” tanya Nana.Rihana duduk di belakang Nana, meminta gadis kecil itu berdiri, sedangkan dia sibuk menyisir rambut panjang Nana karena akan diikat.“Kita akan pergi foto bersama. Mama, papa, kamu, Bas, dan Nanda,” jawab Rihana sambil tersenyum.“Benarkah?” Nana terlihat sangat senang. “Kita akan punya foto keluarga?” tanya Nana kemudian.“Tentu saja, Nana dan Nanda adalah keluarga, jadi harus ada foto keluarga,” jawab Rihana ikut bersemangat karena Nana.Nana terlihat sangat bahagia. Dia memakai gaun berwarna merah muda dengan renda di tepian rok. Kini Rihana sedang mengikat rambut Nana, lantas memakaikan pita berwarna merah muda yang sedikit terang dari warna gaun gadis kecil itu.“Sudah selesai, coba hadap sini. Mama mau lihat secantik apa Nana.” Rihana meminta Nana berputar menghadap ke arahnya.Nana berputar, kemudian tersenyum manis ke Rihana.Rihana menatap Nana, gadis kecil cantik itu benar-benar sudah masuk ke dalam hatinya.“Nana sudah sangat cantik,” kata Ri

  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Cincin Hilang

    “Aku memiliki beberapa daftar keinginan.”Melvin menoleh Rihana, melihat sang istri yang duduk sambil mengulas senyum.“Daftar apa saja?” tanya Melvin penasaran.“Ada beberapa. Di antaranya, piknik keluarga dan foto bersama. Bagaimana menurutmu?” tanya Rihana sambil menatap Melvin.“Jika kamu ingin seperti itu, mari kita lakukan,” jawab Melvin.“Setelah Monika menikah, bagaimana?” tanya Rihana lagi.“Baiklah, nanti aku siapkan segala hal yang kamu inginkan.”“Aku ingin foto keluarga dua kali. Satu saat bayi kita dikandungan lalu kedua setelah bayi kita lahir,” ucap Rihana sambil mengusap perutnya.Melvin ikut mengusap perut Rihana, bahkan ikut membungkuk lantas mencium perut istrinya itu.“Setuju, aku akan menyiapkan studio agar kita bisa foto keluarga bersama,” ucap Melvin mengiakan apa pun permintaan Rihana.Setelah masalah Mark dan Cantika selesai, Rihana terlihat bernapas lega karena bisa melihat orang-orang baik yang menolongnya, kini bisa hidup senang dan bahagia.Asri diajak Ga

  • Presdir Dingin itu, Ayah dari Putraku    Hasil Tes DNA

    Setelah 3 hari menunggu, akhirnya hasil tes lab DNA keluar. Gabriella memang meminta agar hasil tes bisa dipercepat karena mereka mencoba meminimkan hal-hal yang mungkin akan terjadi.Hari itu di rumah sakit. Mark, Cantika, dan keluarga termasuk Rihana juga Melvin, ada di sana untuk mendengar hasil tes DNA. Margaretha duduk tenang di sana, seolah begitu yakin jika dia akan menang dari Cantika untuk mendapatkan Mark.Hingga perawat meminta agar Mark dan Margaretha masuk untuk mendengar dokter membacakan hasil lab, tentu saja semua orang yang masuk, bukan hanya dua orang itu saja.Margaretha masuk terlebih dahulu, memandang dokter yang sudah menunggu, lantas dia duduk di kursi yang terdapat di depan meja dokter.Mark masuk bersama Cantika dan yang lain. Dia pun duduk di samping Margaretha, siap mendengarkan hasil lab karena sangat yakin jika bukan dia ayah dari bayi itu.“Bisa saya bacakan sekarang?” tanya dokter itu.Semua orang mengangguk setuju. Dokter itu membuka amplop yang tertutu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status